BONUS MENARIK LEXABET : Bonus extra deposit member 10% | Bonus Unlimited Cashback setiap minggu | Bonus NEW MEMBER 20k | Info lebih lanjut silahkan hubungi CS 24jam kami di BBM E3A4A978 , WHATSAPP +855975219067 atau Livechat LEXABET.COM Agen poker Agen Bola
Nama Situs Games Bank Support Minimal Deposit Pendaftaran
LEXABET SPORTBOOK - LIVECASINO - SLOTS - LIVEGAMES - POKER BCA - BNI - BRI - MANDIRI 25.000
Agen Bola
KENZO POKER POKER ONLINE - DOMINO QQ BANDAR CEME - CEME KELILING CAPSA SUSUN - LIVEPOKER BCA - BNI - BRI MANDIRI 10.000
VILA POKER POKER ONLINE - DOMINO QQ BANDAR CEME - CEME KELILING CAPSA SUSUN - LIVEPOKER BCA - BNI - BRI - MANDIRI 20.000
Agen poker

KETAGIHAN DENGAN MEMEK RAPET SEORANG KARYAWATI DI TEMPATKU BEKERJA

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum selingkuh dengan karyawati semok yang memiliki vagina rapet Dengan Judul ” Ketagihan Dengan Memek Rapet Seorang Karyawati Di Tempatku Bekerja ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

KETAGIHAN DENGAN MEMEK RAPET SEORANG KARYAWATI DI TEMPATKU BEKERJA
Kenzopoker.org - Agen Domino QQ Poker Online - BandarQQ Online - Domino99

CERITA DEWASAAku seorang manager di salah satu perusahaan besar di Jakarta. Susan adalah salah satu karyawati di tempatku bekerja, sebagai operator. Kujelaskan sekali lagi bahwa dia bukan perawan, melainkan sudah mempunyai seorang anak yang cukup besar.

Tetapi umurnya masih dibawah 30 tahun dan bodinya sangat menggiurkan, kulitnyapuN putih bersih. Rupanya Susan ada perasaan lain terhadap diriku, karena setiap kali aku melintas di depannya, dia selalu memperhatikan. Paling senang apabila mengantarkan surat-surat ke kamarku, padahal ada office boy dan office girl.

Saat itu aku ingin interlokal, dari ruanganku tidak bisa, yah terpaksa melalui operator. Aku tidak minta tolong pada dia, lalu aku duduk bersebelahan dengan dia. Dan tanpa disengaja atau tidak dia berikan pahanya untuk dilihat olehku.

Kubilang, “Sus, nanti aku pegang lho”, sambil bercanda.
Eh dia malah nantangin, “coba kalau berani”.

Perlahan kuelus mulai dari dengkul ke atas lalu kembali lagi ke dengkul. Timbul akal bulusku untuk memulai, karena pikiranku sudah tidak benar. Kubilang nanti sore kamu lembur ya biar aku yang tanda tangani surat perintah lemburnya. Setelah dengan sabar aku menunggu, akhirnya sampai juga waktu yang kutungu-tunggu. Office girl kusuruh pulang, office boy kusuruh makan sampai aku memberinya kabar melalui pager.

“Ok, Boss”, kata office boy.

Aku pura-pura minta tolong interlokal ke customer yang di luar kota dan luar negeri, ternyata orang-orangnya tidak berada di tempat. Susan menyusulku ke ruanganku. Harum parfumnya membuatku merangsang. Susan duduk di sampingku, mulai ngobrol-ngobrol sekitar kurang lebih 10 menit langsung kupegang tangannya, ternyata dia diam saja. Terus beralih ke paha, dia juga diam saja.

Ternyata aku tidak dapat menahan nafsuku, kucium dia mulai dari rambut, pipi, telinga, leher. Dia hanya melenguh kecil “Ooohh”, sambil tangannya memegang kepalaku. Ciumankupun disambut dengan gelora yang cukup tinggi. Kuberanikan tangganku mengusap buah dadanya dari luar baju, ternyata malah dia yang membukakan kancing baju seragamnya.

Terlihat BH-nya berwarna lembut, cepat-cepat kucari pengaitnya yang ada di depan. Kuremas dengan perlahan buah dadanya sambil kuciumi lehernya, “OOhh”, rintihnya lagi kemudian kuciumi buah dadanya dan kumainkan dengan lidahku serta kuhisap-hisap dengan perlahan

“OOhh teruskan, teruskan, jangan berhenti”, tangankupun tak tinggal diam kusergap selangkannya yang masih dibungkus dengan rok dan celana dalam, kutarik ritsluitingnya ke bawah dan kuberi perintah supaya membuka roknya.

“Amboi pikirku sudah punya anak satu tetapi masih ok punya, mungkin karena dia selalu minum jamu setiap pagi di dapur kantorku”. Akupun semakin bernafsu untuk membuka CD-nya yang berwarna salem itu kubelai bulu memek rapet-nya yang agak keriting, ternyata kemaluannya sudah basah. Kusingkirkan pekerjaan yang ada di atas meja tersebut, karena menghalangi untuk Susan posisi tidur di atas meja.

Cerita SeksBerselang 3 menit, kumainkan kemaluannya dengan mengusap-usap maupun dengan mencolokkan jariku ke memek rapet-nya. Dia memintaku berhenti, karena akan membuka seluruh pakaianku mulai dari dasi, kemeja, kaos dalam, celana panjang sampai celana dalam. Tersembullah penisku yang mencuat ke atas.

Dia mulai mencium kepala penisku lalu mengulum penisku. Aku menjerit kecil “Oohh Sus.., nikmat sekali”. Kuangkat kepalanya dari penisku karena aku sudah tidak tahan. Kubaringkan dia di atas mejaku dan kuciumi vaginanya, kumainkan clitorisnya dengan lidahku.

“Ohh teruskan…, teruskan…, jangan berhenti”, sambil tangannya memegang rambutku.
Sialan, pikirku karena agak sulit untuk bernafas. Sampai akhirnya dia menjambak rambutku dan berteriak, “Ooohh”, panjang sekali. Rupanya dia sudah mencapai klimaks. Lalu aku arahkan penisku ke mulut vaginanya dan, “Bleeess”, masuk sudah seluruh penisku ke lubang vaginanya. Kuayun pantatku sambil memainkan payudaranya sambil kupuntir-puntir putingnya terus tanpa berhenti, aku mendekat ke badannya, kubilang,

“Keluarnya di mana?, di dalam atau di luar”.
“Terserah aja”, katanya.

Kucabut penisku, Susan heran, “kok dicabut”, katanya.
“Putar badanmu Sus”, pintaku.

Cerita Sex - Tanpa menolak dia membalikkan badannya. Kumulai memasukkan penisku ke lubang vaginanya dari belakang seperti “doggy style” Terdengar suara angin seperti orang kentut begitu penisku menerobos vagina Susan. Kuayunkan terus pantatku sampai akhirnya aku bosan dan kubalikan lagi badannya. Dengan posisi kaki Susan di atas pundakku kuarahkan kembali penisku ke lubang vagina Susan. “Bless”, terasa nikmat.

“Ohh…, nikmat Yan…, terus jangan berhenti.., Yan”.

Tak terasa sudah 15 menit berlalu kutekan keras-keras penisku ke lubang vaginanya. Matannya merem melek, kuangkat lagi kutekan lagi, kuangkat lagi sampai akhirnya aku bilang, “Sus…, ak.., ak ssshh…, shh”, sambil menekan penisku ke dalam lubang memek rapat-nya.

Akupun lemas tetapi belum kucabut penisku dari vaginanya. Beberapa saat barulah kucabut dan kulihat maniku mengalir dari lubang memek rapat-nya.

“Thanks ya Sus”, sambil kukecup bibirnya yang merah merekah.
Dia bilang, “Sama-sama”.
“Kapan-kapan boleh lagi dong”, rayuku.
“Aku sih terserah saja”.

Setelah merapihkan pakaian, Susan membuatkan kopi untuk berdua.

“Yan sebetulnya sudah lama lho saya naksir sama kamu”.
Aku bilang, “Lho kamu kan sudah punya suami”.
“Suamiku nggak tentu pulangnya”.
“Emangnya kamu isteri ke 2 atau suami kamu punya isteri lagi”.Dia bilang,
“Nggak dia tinggal di rumah mertuanya, suamiku sibuk dengan pekerjaannya”.

Dalam hatiku kenapa tidak dari dulu saja. Sampai sekarang jika ada kesempatan Susan menelepon melalui handphone-ku dan kamipun selalu mengulangi kenikmatan yang pernah kami rasakan. END


CINTA KASIH YANG DILAMPIASKAN SECARA DIAM-DIAM DENGAN IBU VIVI

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum pereselingkuhan sang istri pengusaha yang dilakukan dengan cinta kasih Dengan Judul ” Cinta Kasih Yang Dilampiaskan Secara Diam-Diam Dengan Ibu Vivi ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

CINTA KASIH YANG DILAMPIASKAN SECARA DIAM-DIAM DENGAN IBU VIVI
Kenzopoker.org - Agen Domino QQ Poker Online - BandarQQ Online - Domino99
CERITA DEWASAKejadian ini kira-kira seminggu yang lalu. Aku bekerja di bagian EDP sebuah perusahaan swasta di daerah Kuningan, Jakarta. Untuk sambilan aku juga punya usaha kursus private komputer. Siang itu Ibu Vivi, salah satu klien telepon.

Katanya dia belum tahu juga cara mengirim e-mail. Maklum baru sekali aku mengajarinya. Dari pembicaraan disetujui untuk ketemu jam 7 malam. Karena dia sampai rumah jam 6 sore. Dia kerja jadi interpreter bahasa Jepang. Jam 18.45 aku sudah sampai di Lobby Apartemen-nya di bilangan Benhil.

Tidak lama dia nongol di Lobby dengan masih memakai pakaian kerjanya, dan segera mengajak saya naik ke Apartemennya. Tanpa ganti baju, dia langsung ke meja komputernya dan menghidupkannya. Tidak lama masalahnya beres, e-mailnya bisa terkirim semua. Dia cuma lupa tidak clik “send & receive”.

Kemudian dia minta diajari browsing memakai Explorer. Berhubung dia jarang memakai komputer, maka dia terlihat kaku cara memegang mouse-nya. Entah apa sebabnya aku bermaksud memberinya contoh, eh tangan dia masih memegang mouse. Yah tangannya keremas oleh tanganku yang kekar dan keras.

Aduh…, halus juga tangan Ibu Vivi. aku buru-buru menarik tanganku, tidak enak takut dikatakan kurang ajar. Suaminya adalah teman bosku. Kalau dilaporkan bisa-bisa aku dipecat. Dia melepaskan mouse, dan gantian aku yang memegang mouse-nya sambil memberitahu dia tentang perbedaan bentuk kursor.

Aku belum menyuruhnya mencoba, eh… tangannya langsung memegang mouse yang masih aku pegang. Yah tahu sendiri kan tanganku yang dia pegang. Aku ingin melepaskan tapi sayang karena halus sekali telapaknya. Dan bau parfumnya juga lembut, membuatku betah di dekatnya. Aku biarkan saja. Aku pikir dia akan melepaskan tanganku, eh.. ternyata tidak lepas juga tanganku dari genggamannya. Malah tanganku dielus-elus dengan cinta kasih yg lembut. Maklum tanganku bulunya juga lumayan lebat.

Aku beranikan diri untuk menegurnya, “Ibu…, sebentar lagi Bapak pulang…”. Belum sempat berkata banyak, jari telunjuk tangan satunya diletakkan di depan bibir sambil, “psst…”, dan kata dia, “Hari ini dia ke bini tuanya…”. Aduh rejeki nomplok nih, kataku dalam hati. Tapi aku pura-pura tidak berminat. Meski dalam hati sudah suka sekali.

Tanganku yang masih memegang mouse masih di elus. Kebetulan aku duduk di sebelah kanannya, jadi tangan kiriku bebas. Dan lagi kursinya tidak memakai tangan-tangan. Makin nikmat saja. Tangan kirinya mengelus tangan kiriku dan diangkatnya, dan ditaruh di atas pahanya yang putih dan mulus. Meski dia tidak memakai rok mini, tapi karena duduk, ketarik juga ke atas. Roknya yang biru tua menambah kontrasnya warna.

Setelah meletakkan tanganku, tangan Ibu Vivi bergerak lagi ke tengkukku, dan dielusnya. Wow.., kini makin panas badanku. Secara refleks tanganku juga membalas aksinya, dan kuelus pahanya pelan-pelan. Makin lama makin ke atas menuju pangkalnya. Roknya pun makin tersibak ke atas terdorong tanganku. Makin ke atas makin mulus. Kuusap pangkal pahanya dan matanya mulai nanar.

Ibu Vivi sebenarnya biasa saja, tidak terlalu istimewa. Tingginya juga tidak sampai 160 cm. Kalau berdiri dia tidak lebih tinggi dari pundakku. Cuma body-nya sungguh menggiurkan dan kulitnya juga putih mulus. Maklum dia masih keturunan Chinesse. Kasihan dia, cuma jadi istri muda. Jadi jatah batinnya tidak terima full. Padahal usianya belum sampai 30 th, hampir sebaya aku.

Kini tanganku sudah hilang di dalam rok kerjanya, mengusap-usap pangkal pahanya. Kemudian dia berdiri di depanku yang masih duduk. Lalu kancing bajunya dibuka semua. Tapi bajunya tidak dilepas. Dia tarik tanganku, dipindahkannya ke pinggangnya.

Cerita SeksKaus dalamnya kuangkat, dan perutnya yang putih bersih pun terpampang di depanku. Kuciumi perutnya dan sekeliling pusarnya kujilati. Dia menggelinjang kegelian. Kedua tangannya mengacak-acak rambutku dan kadang kala dijambaknya.

Baju dan kaus dalamnya sudah lepas dari roknya. Kaus dalamnya kuangkat lebih ke atas, dan tampak BH-nya menyangga bukit yang tidak terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil. Pokoknya bentuknya bagus dan ukurannya pas. Dan tentu saja halus. Kebetulan kancing BH-nya di depan, jadi tanpa usaha lebih keras aku sudah bisa melepas BH-nya. Bukit kembarnya tersaji jelas di depanku. Sedikit kendor, tapi masih oke.

Aku sambut salah satu putingnya yang berwarna coklat muda dengan bibir dan lidah. Sementara tangan kananku melintir putingnya yang satu lagi. Seperti mencari gelombang radio. Betul juga…, tidak beberapa lama terdengar desis seperti gelombang FM stereo. Tanganku yang satu lagi menyusup ke dalam roknya dan meremas-remas pantatnya yang juga sudah agak turun. Maklum lah sudah hampir 30 th umurnya.

Tangan Ibu Vivi (Oh ya aku tetap panggil dia Ibu karena dia customerku) yang satu lagi sudah pindah aktivitasnya ke selangkanganku. Penisku yang sudah tegang tampak jelas menonjol dari balik celanaku. Itu yang menjadi sasaran aktvitasnya. Bahkan zipperku sudah dia turunkan, jadi tampak jelas ujung moncong meriamku dari balik celana dalamku.

Karena dielus terus penisku bertambah panjang sampai ukuran maksimalnya. Kira-kira 2 centimeter di bawah pusar. Tangannya pun sudah masuk ke dalam CD-ku dan mulai mengocok-ngocoknya. Akhirnya ujung penisku keluar dengan sendirinya dari balik CD-ku.

Akupun tidak mau kalah, tanganku yang di pantatnya, aku pindah aktivitasnya ke sela-sela pahanya. Dari CD-nya sudah terasa kalau vaginanya sudah basah. Aku tarik sedikit CD-nya ke bawah, dan dengan sedikit digeser ke samping, aku sudah bisa memegang belahannya. Lalu kuusap-usap dengan cinta kasih jari tengahnya. Sementara desis FM stereonya makin keras terdengar, “Ssst…, uuhh…, uhh…, ssst”.

Dengan dibantu jari telunjuk, aku pegang clitorisnya yang kebetulan agak panjang dan kupilin nakal. Gerakan badan Ibu Vivi makin keras dan kepalanya sering ditarik ke belakang. Badannya bergetar. Suaranya makin seru, untung di apartemen, jadi tdak terlalu gaduh karena jauh dari tetangga.

“Yan…, lepasin celanaku…, aku sudah nggak tahan”, bisik Ibu Vivi. Dengan patuh secara cinta kasih aku penuhi permintaannya. Sementara tangannya sibuk melepas sabukku dan memelorotkan celanaku serta CD-ku sekaligus hingga lutut. Dia agak terkejut melihat penisku.

“Kamu punya ukuran boleh juga…, dari pertama kamu ke sini sudah kuperhatikan, makanya aku pingin”, katanya setengah sadar setengah terdengar.

Sementara CD-nya sudah tergeletak di lantai. Aku masih duduk di kursi tanpa sandaran tangan. Kuangkat roknya dan aku cium pahanya. Bahkan aku sempat kasih tanda merah di kedua pangkal pahanya. Dia sudah tidak sabar lagi, tanpa memberiku kesempatan untuk melepaskan celana secara sempurna, dia sudah memegang ujung penisku dan dibimbingnya menuju lubangnya yang basah dan hangat. Serta berbulu sedikit pada bagian atasnya saja.

Pelahan tapi pasti Ibu Vivi menurunkan pantatnya, “Blesss”. Matanya terbelalak merasakan batang penisku menyusup dengan hangat ke lubang vaginanya. Rupanya basahnya sudah sempurna hingga tanpa kesulitan sudah ¾ batang penisku masuk ke vaginanya. Tapi berhenti sampai di situ saja, tidak di terusin lagi.

“yan…, batang penismu panjang betul”, katanya sambil mulai menaik-turunkan pantatnya. Sementara aku menenangikan pikiran, ambil napas, dan kosentrasi ke tempat lain. Biar customerku puas duluan. Aku coba memperhatikan TV yang sedang menyiarkan sinetron. Jadi konsentrasiku tidak tertuju pada penisku yang sedang dikerjai habis-habisan oleh Ibu Vivi.

Naik turun, digoyang ke kiri dan ke kanan, diputar. Entah diapain lagi. Eh…, bener tidak lama badannya terasa bergetar lalu melenguh seperti sapi…, uhh…, yang lebih keras dari sebelumnya dan tiba-tiba memelukku kencang sekali dan jarinya meremas punggungku.
Untung aku masih memakai baju. Kalau tidak, bisa-bisa kuku Ibu Vivi menancap di punggungku. Keringatnya menetes ke baju kerjanya yang belum sempat dilepas, terlihat makin cantik dengan tetesan keringat di rambut dan keningnya.

Sementara biji pelirku juga terasa basah oleh cairan dari vaginanya.

“Uggghh…, gila, nikmat sekali”, katanya.
“Ibu terusin aja”, aku nimpali.
“Ah…, panggil Vivi aja, entar aku lemas banget”, jawabnya.

Batang penisku juga sudah terasa kesemutan, mau menumpahkan muatannya. Tapi aku tahan dulu. Kuangkat kedua kakinya di belakang lututnya dengan kedua tangan, sehingga seperti digendong. Tapi batang penisku masih menancap di lubang vaginanya. Lalu aku jalan menuju tembok dan aku rapatkan badannya ke tembok dengan tetap kugendong.

Cerita Sex - Bagiku tidak ada masalah mengangkatnya. Tidak percuma aku hobby olah raga. Lalu aku mulai menggoyang pinggangku maju mundur, goyang kiri, goyang kanan. Matanya sebentar-sebentar terpejam, sebentar kemudian terbuka lebar.

Sisa air yang dia keluarkan tadi menimbulkan irama yang teratur seirama dengan goyangan pantatku. Tidak lama dia keluarkan lagi muatan dari dalam vaginanya. Suara erangannya lebih seru dari yang pertama. Leherku dipeluknya kencang, didekap ke dadanya, disela-sela bukit.

“Yan, kamu sudah nyampe belum?”, tanyanya setelah berhasil mengatur nafasnya.
“Hampir Bu”.
“Turunin aku dulu”, tanpa mengiyakan, aku turunkan tubuhnya lalu melangkah ke meja tamu mengambil tisue.

Dia memasukkan tangannya ke dalam roknya dan dia mengelap vaginanya yang basah kuyup. Sementara batang penisku berdenyut-denyut semakin keras pertanda muatannya minta dibongkar. Secara cinta kasih dengan tidak sabar aku ikuti Ibu Vivi ke ruang tamu, dan dari belakang aku peluk dia.

Lalu aku minta dia menunduk dengan kaki mengangkang. Lalu aku naikkan rok kerjanya hingga pantatnya yang putih kemerahan dan vaginanya yang putih kemerahan dengan bulu yang tipis tampak menantang untuk dijamah. Dengan bepegangan pada sandaran tangan kursi tamu.

Dia menikmati lagi sentuhanku. Kali ini yang bekerja lidahku. Aku jilat sedikit clitorisnya dan di jilati agar basah lagi. Tidak sampai dua menit sudah tampak ada cairan bening lagi di vaginanya. Maklum lampunya tidak dimatikan dan terang lagi. Jadi detailnya kelihatan jelas. Aku akhiri kegiatan jilat menjilat, karena muatanku sudah meronta minta dikeluarin.

Lalu aku masukkan lagi dari belakang penisku ke vaginanya. Dia mendesis lagi demikian juga aku. Hangat dan lembab. Lalu aku mulai goyang kiri kanan, kadang-kadang aku putar. Sementara aku makin berat menahan muatanku, aku tanya dia, “Bu boleh keluari di dalam…”.

“Boleh, emang sudah hampir..”.
“Ya”.
“Kita sama-sama ya”.

Aku goyang terus sampai aku merasa sangat nikmat karena muatanku sudah sampai di dekat pintu. Lalu kupeleuk dia dari belakang sambil aku remes dadanya. Dan, “cret…, cret…, cret”, air maniku muncrat di dalam lubang vaginanya.

Dan Ibu Vivi pun merintih lalu mencengkeram tangan-tangan kursi dengan erat serta badannya bergetar dan menegang. Rupanya dia klimaks juga. Dengan penisku dan vaginanya masih bersatu aku tetap memeluknya dari belakang.

“Thanks Yan…, kamu sangat hebat. Kamu telah memberiku kenikmatan seks yang tiada”.
Cuma kujawab, “Ibu juga hebat”.

Tiba-tiba aku merasa ada cairan hangat meleleh dari vaginanya, dan jatuh ke lantai. Rupanya air maniku dan air kenikmatannya bercampur jadi satu dan jatuh. Lalu aku cabut penisku yang sudah lemas dan “pluk” suaranya seperti botol sampanye dibuka. Dengan rok kerja yang masih terangkat dan dipeganginya, dia berbalik ke arahku dengan memperlihatkan bulu kemaluannya yang tipis dan tersenyum.

Tidak lama dari vaginanya jatuh lagi campuran maniku dan air kenikmatannya di lantai dan kali ini lebih banyak. Ada juga yang meleleh di pahanya yang mulus. Rupanya dia menikmati betul air maniku. saat aku mau membersihkan dengan tisue, eh dia melarangnya.

“Biarin aja, aku ingin menikmatinya”.

Wah, erotis juga nih orang. Rupanyanya dia belum pernah merasakan klimaks sebelumnya. Hal itu aku tahu saat dia mengantarkanku turun ke lobby. Katanya, suaminya paling lama tahan cuma 3 menit. Dia kawin karena suka sama duitnya. Maklum teman bosku bisnisnya lumayan maju, eksportir hasil bumi yang tidak terkena dampak turunnya nilai rupiah terhadap dollar.

Di lift sekali lagi dia bilang thank you, dan dia berharap komputernya sering rusak. Sejak saat itu terjalinlah cinta kasih yang dilampiaskan secara sembunyi-sembunyi antara aku dengan Ibu Vivi. END

MENJILAT KLITORIS KLIENKU HINGGA DIA MENGERANG KENIKMATAN

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum skandal karyawan saat menjilat klitoris-nya hingga orgasme Dengan Judul ” Menjilat Klitoris Klienku Hingga Dia Mengerang Kenikmatan ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

MENJILAT KLITORIS KLIENKU HINGGA DIA MENGERANG KENIKMATAN
Kenzopoker.org - Agen Domino QQ Poker Online - BandarQQ Online - Domino99

CERITA DEWASAAku berkerja sebagai mekanik listrik/teknisi di suatu bank di kota Malang. Tapi sebagai sambilan, aku juga kadang-kadang mendapat order dari teman-teman karyawan untuk memperbaiki ini dan itu di rumah mereka. Lumayan untuk sambilan.

Suatu hari aku diminta memperbaiki Air Conditioner di rumah manajer personaliaku. Ketika aku menekan bel rumahnya, dia muncul dengan mengenakan daster tipis warna putih. Dia mempersilakan aku masuk dan membawa aku ke kamar tidurnya.

Dia menunjukkan tempat AC yang rusak. Aku sudah bernafsu melihat dadanya yang putih. Dia meninggalkan aku dan terus ke kamar mandi. Aku lihat beberapa helai celana dalam dan “kaca mata” seksi di atas kasurnya. Aku makin berahi dan membayangkan payudaranya yang besar dan tegang itu.

Tidak lama kemudian dia muncul dengan masih memakai daster tipis dan mini yang lain. Dia sudah mandi. Dia duduk di tepi kasur sambil mengusap rambutnya dengan handuk. Bayangkan apabila dia duduk di tepi kasur dengan memakai daster mini? Sesekali aku mengerling dan terlihat sesuatu yang hitam di celah selangkangannya. Aku terus membaiki AC di kamar itu.

“Mana keluarga Mbak Lia”, tanyaku karena tidak ada orang lain di rumah itu.
“Sedang ada urusan di luar kota, mungkin baru kembali besok pagi Pak”, beritahunya.
Kemudian aku tanya, “Kalau hari minggu, dia sering ke mana”.
Katanya tinggal di rumah saja.

Cerita Seks - Setelah selesai memperbaiki Ac tersebut, dia mengajak aku duduk di tepi ranjang untuk bercakap-cakap. Dia tanya aku tentang teman wanita. Aku berkata belum ada yang khusus. Dia tanya pula aku menilai kecantikan wanita dari mana. Aku jawab badan dan muka. Dia kata, dia suka lelaki yang kekar dan kuat seksnya.

Aku sudah tidak tahan melihat dadanya. Dia bangun dan memasang VCD porno di dalam kamar tidur itu. Ketika itu aktor lelaki sedang menjilat klitoris artis wanita. Aku merasa penisku sudah berlendir. Kemudian dia melucuti dasternya dan telentang di atas kasur. Aku memegang payudaranya sambil meremas dengan rakus.

Aku lihat puting payudaranya mulai tegang. Aku mengerling ke arah bulu kemaluannya. Berbulu tipis tapi brewok. Dia membuka kancing bajuku. Kemudian kancing celana jeans-ku. Kini tinggal hanya celana dalam. Dia mengusap-usap batang penisku yang tegang di bawah celana dalam.

“Pisangmu besar”, katanya sambil melucuti celana dalamku.

Dia bermain-main dengan kepala penisku dan sesekali mengusap batangnya.

“Aku pingin menghisap boleh tidak?”, pintanya.

Aku terus mendekatkan penisku dengan mulutnya dan dia terus menghisap dan mengulum dengan rakus. Aku merasa geli sekali apabila lidahnya bermain-main dengan kepala penisku. Sesekali tangannya mengusap buah pelir dan buluku. Aku mengusap bulu vaginanya dan terus ke celah yang berlendir. Lendirnya telah melimpah membasahi sprei yang putih itu. Ketika jariku memainkan klitoris-nya, dia mengerang kenikmatan.

Kemudian dia melepaskan penisku. Aku membuka selangkangannya dan nampak bibir vaginanya yang berlendir dan merah. klitoris-nya terjulur keluar. Aku memasukkan jariku dan menggerak-gerakkannya di dalamnya. Dia mengerang dengan kuat.

Cerita Sex - Dan aku merasa jariku disedot kuat. Dia terengah-engah sambil mengoyang-goyangkan punggungnya. Dia terus mengelepar. Kemudian aku mencium vaginanya. Berbau wangi karena dia baru mencucinya dengan sabun. Aku terus menjilat bibir kemaluan dan menghisap clitoris-nya.

Dia mengerang lagi sambil mengusap-usap kepalaku. Aku menelan lendirnya. Aku lihat tubuhnya berkeringat luar biasa. Payudaranya tegang. Matanya tertutup dan mulutnya ternganga. Dia banyak sekali mengeluarkan lendir. Sesekali aku menghisap puting susunya.

“Cepat masukkan aku tak tahan nih…, cepat…, ohh.., ahh”, pintanya dengan bernafsu.

Aku duduk di celah selangkangannya dan mengusapkan kepala penisku ke arah bibir vaginanya. Kemudian aku menekan perlahan-lahan hingga ke pangkalnya, dan terasa penisku disedotnya dengan kuat dan hebat. Selepas itu aku mengerakkan punggungku ke atas dan bawah. Kakinya menyilang ke pinggangku. Aku berkeringat dan dia juga berkeringat.

Setelah lebih 20 menit aku meng”hajar”nya dengan cepat, dia menjerit lagi.

“Aku mau keluar…, ohh cepat”, dia menggelepar dan kemudian terasa batang penisku disedot dengan kuat sekali. Selepas beberapa saat, longgar dan dia lunglai. Kaki dan tangannya melemas. Aku terus menghajar tanpa ampun, lubang vaginanya mulai longgar dan berbunyi karena banyak lendir.

Tidak lama kemudian aku merasa air maniku hendak keluar. Aku tanya dia mau dikeluarkan di dalam atau di luar. Dia terus mengambil penisku dan memasukkan ke mulutnya. Dia mengisap dan aku memancurkan air maniku dalam mulut dan mukanya. Setelah itu kami mengulangi hingga beberapa kali hingga penisku terasa pedih. Selepas itu kami mencuri kesempatan untuk melakukan hubungan seks (AC-nya jadi sering “rusak” sejak itu).

Paling tidak dia akan meng”karaoke” aku. Yang paling aku suka ialah menjilat klitoris-nya dan dia akan mengerang kenikmatan. Sungguh fantastik sekali. END


PELAJARAN SEKS YANG KUPRAKTEKKAN DENGAN ISTRI

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum mempraktekkan pelajaran seks dengan istri tercinta Dengan Judul ” Pelajaran Seks Yang Kupraktekkan Dengan Istri Setelah Membaca Cerita Dewasa ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

PELAJARAN SEKS YANG KUPRAKTEKKAN DENGAN ISTRI
Kenzopoker.org - Agen Domino QQ Poker Online - BandarQQ Online - Domino99

CERITA DEWASADalam kehidupan keluargaku, pelajaran seks sangat ditabukan. Sehingga saya tidak pernah mendapatkan pelajaran seks yang baik dan benar. Yang saya tahu hanyalah dari mata pelajaran biologi di sekolah yang menyebutkan adanya perbedaan alat kelamin antara pria dan wanita.

Karena kami hanya berdua, pria, anak orang tua. Saya baru mengetahui bagaimana bentuk luarnya kemaluan seorang wanita setelah ada balita sepupuku sewaktu saya di kelas 5 SD dan saya di minta untuk memomongnya. Saat akan mengganti celananya saya berusaha melihat sejelas mungkin.

Setelah saya bekerja, saya mempunyai teman wanita, namun tidak sekota denganku. Walaupun saya sudah meminta kesediaannya menjadi pendamping hidupku dan ternyata dia bersedia demikian juga dengan kedua orang tua kami, bila ada kesempatan untuk bertemu hanya satu kali saya berkesempatan untuk mencium keningnya dan satu kali mencium pipinya.

Saya sudah berusaha membawanya berduaan saja ke taman rekreasi dan kolam renang, tetapi untuk menjamah daerah sensitifnya saja saya sudah dag…, dig…, dug. Paling jauh kami hanya berdempetan dan saling pegang tangan padahal sekeliling kami banyak yang lebih dari itu.

Sampai pada saat pernikahan, saya lebih dag…, dig…, dug lagi. Bisakah terjadi persetubuhan pada malam pertama nanti? Karena sampai pada hari H-nya, belum pernah kami membicarakan untuk masalah itu. Bolak-balik saya membaca arsip ceritaseks15.com untuk mencari jalan keluarnya, untuk cerita yang mirip tidak ada tetapi saya mendapat gambaran untuk membuat masing-masing relaks dan mengikuti dorongan hati.

Cerita SeksKarena upacara adat kami sampai sore dan pada malam pertama kami harus kembali ke rumah orang tuaku dimana keluarga dari pihakku baru pulang keesokan harinya, kami sangat risih untuk memasuki kamar pengantin kami. Kami berdua tetap duduk di ruang tengah bercakap-cakap dengan keluarga.

Sekitar jam 21.00 WIB Ibuku dan diikuti oleh Ibu-ibu yang lain menyuruh menantunya untuk istirahat saja ke kamar. Hampir tengah malam saya pun memasuki kamar pengantin kami dengan perasaan entah bagaimana, sukar untuk diungkapkan.

Saat saya merebahkan badan, istriku seperti ketakutan bergerak ke tepi ranjang yang lain. Dengan jantung dag…, dig…, dug, saya beranikan diri untuk memeluknya dari belakang. Setelah sekian lama kami benar-benar relaks dan mengajaknya berbincang-bincang. Tetapi tetap dengan nada ketakutan istriku minta jangan diganggu dan mau tidur. “Memang siapa yang mau ganggu kamu…”, jawabku sambil tetap memeluknya tambah erat dan mulai mengusap tangannya.

“Pa…(kami sudah komitmen bila sudah menikah akan memanggil dengan Papa-Mama)…, jangan ganggu dong, Mama mau tidur dulu…, sudah capek”, sambil membalikkan badan. Saya bukannya berhenti malah mengambil kesempatan itu untuk mengulum bibirnya.

 Awalnya istriku kaget, tetapi karena saya tidak melepaskan bibirnya yang terdengar hanya ugh…, ugh…, ugh saja. Setelah agak lama istriku membalas dengan memain-mainkan lidahnya, dan kami saling bertukar memasukkan lidah. Saya makin berani untuk mengusap punggung dan pantatnya.

Karena kami makin relaks, saya beranikan untuk menggapai bukit kembarnya. Istriku tersentak tetapi makin memagut bibirku, maka saya meloloskan baju dan BH-nya. Gantian saya kulum bukit kembarnya dengan gemas.

Tangan sayapun makin bergerilya ke pangkal pahanya, akhirnya kami sama-sama berbugil ria di cuaca yang cukup dingin. Dengan deg…, deg…, plas saya coba arahkan penisku memasuki liang senggamanya, dibantu oleh istri ku akhirnya masuklah penisku dengan lengkap. “Uphh… “, istriku mengulum bibirku agar suaranya tidak terdengar keluar kamar.

Cerita SexDi cuaca yang makin dingin itu kami makin kepanasan, makin bersemangat untuk menuntaskan impian. “Ughh…”, terpancarlah cairan dari penisku memenuhi liang kenikmatannya. Saya tidak merasa adanya dorongan cairan orgasme dari istriku seperti isi dari ceritaseks15.com.

Hal ini tetap saya rasakan sampai saat ini, tidak ada dorongan cairan orgasme dari istri walaupun mengaku sudah orgasme. Walaupun saya tidak mengeluarkan sperma, liang kewanitaan istriku hanya becek saja dan sering kami keringkan dengan lap untuk menambah terasanya gesekan penisku dengan liang kewanitaannya.

Masa kehamilan istriku kami makin sering bersetubuh, bahkan saya sudah selesai berpakain untuk bekerja masih dipaksa untuk “bermain” lagi (istilah kami untuk bersetubuh). Sekali waktu kami sedang berbincang-bincang di peraduan, istriku bercerita pernah membaca buku Enny Arrow dan minta dibelikan yang ada gambar bersetubuhnya. Saya beritahu ada yang lebih dari itu dan saya bukakan situs ceritaseks15.com.

“Ihh.. Papa, masa ada yang begini…”, bisiknya.
“Kan Mama yang minta…”, jawabku sambil memeluknya dari belakang dan langsung merangsang gairahnya dengan usapan-usapan di dadanya.
“Ushh…, baca dulu…”, katanya sambil melepaskan tanganku dari dadanya.
“Kan bisa sambil baca…”, gantian pangkal pahanya yang menjadi sasaran tanganku.

Akhirnya selesai membaca seluruh konten dari ceritaseks15.com kami mempraktekkannya dan gaya-gaya yang baru di situs ini selalu kami usahakan untuk mempraktekkannya. END


DUKUN CABUL YANG MEMASANG SUSUK PADAKU DENGAN CARA BERSENGGAMA

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum aku yang janda ngesex dengan dukun cabul Dengan Judul ” Dukun Cabul Yang Memasang Susuk Padaku Dengan Cara Bersenggama ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

DUKUN CABUL YANG MEMASANG SUSUK PADAKU DENGAN CARA BERSENGGAMA
Kenzopoker.org - Agen Domino QQ Poker Online - BandarQQ Online - Domino99

CERITA DEWASASekitar setahun setelah saya bercerai, ada teman yang mengajakku pasang susuk. Katanya sudah banyak teman-temannya yang kesana. Pertama-tama saya tidak berminat, terus dia pergi sendiri. Seminggu kemudian kami ketemu lagi, langsung saja saya bertanya bagaimana susuknya.

Dia cuma tersenyum sambil berkata, “kamu kesana deh, cocok buat yang sudah lama tidak begitu”. Saya heran lalu saya tanya lagi apaan, tapi dia tetap saja tersenyum. Karena penasaran, akhirnya saya juga kesana. Ternyata dukunnya tidak jelek-jelek amat (seperti di film-film kurus dan tua), malah cenderung ganteng walau agak berumur.

Waktu saya beri tahu maksud kedatanganku, dia bertanya-tanya banyak hal, seperti status saya, jadwal mens, dll. Sedikit heran, tapi saya jawab. Terakhir akhirnya dia bilang, kalau pemasangan susuk yang saya minta harus dilakukan lewat cara bersenggama. Mukaku langsung merah padam (maklum, waktu itu saya baru menjanda, dan hubungan badan terakhir cuman sama eks-suamiku).

Tapi saya lihat, pak dukun justru tenang-tenang saja, mukanya tidak berubah, tidak tahu apa dia punya ilmu hipnotis yang bisa mempengaruhiku atau kepercayaanku bahwa dia betul-betul profesional (sekedar ingin bersetubuh denganku), akhirnya saya setuju.

Lalu dia melakukan perhitungan berdasarkan jadwal mensku, terus dia mencari tanggal yang tepat dimana saya lagi tidak subur. Pada hari yang ditentukan, saya kembali lagi ke sana. Lalu saya dibawa ke belakang, ke sebuah ruangan khusus (seperti ruang praktek dokter), terus disuruh minum segelas minuman (spertinya itu obat perangsang, sebab tidak lama saya langsung merasa relax dan panas).

Sekitar setengah jam kemudian, pak dukun masuk lalu mengambil topeng dari lemari. Saya lalu berbaring diatas ranjang. Pelan-pelan pak dukun membuka kancing blusku. Setelah terbuka semua blus itu disibakkannya ke pinggir (tidak dilepas). Mulutnya komat-kamit membaca mantra lalu kepalanya mulai menunduk di atas dadaku.

Cerita Seks - Tak lama lidahnya mulai bergerak-gerak diatas putingku, sambil tangannya mengelus-elus pahaku. Pengaruh obat dan rangsangan itu membuatku melayang-layang. Tidak berapa lama saya sudah basah (kelewat basah malah, karena saya sempat orgasme sama jari pak dukun). Lalu pak dukun pindah di kakiku.

Rokku dibuka, celana dalam juga. Terus dia meniup-niup liang kewanitaanku sambil komat-kamit. Putingku rasanya dingin karena BH yang saya pakai basah oleh ludah pak dukun (kebetulan saya pakai BH yang renda-renda dan cupnya cuma sepotong).
Setelah ditiup-tiup, kakiku mulai dilebarkan. Lalu pak dukun menurunkan celananya. Penis pak dukun panjangnya biasa-biasa saja (seperti eks-suamiku) tapi punya dia lebih gemuk (sangat gemuk) dan melebar ke samping. Di sini saya belajar bahwa panjang penis cowok tidak begitu berpengaruh terhadap kenikmatan, tapi lebarnya yang berpengaruh.

Pak dukun ngocok-ngocok penisnya sambil komat-kamit membaca mantra. Terus dia mulai memasukkan penisnya ke dalam liang senggamaku. Waduh, rasanya…, tidak tahu apakah karena saya sudah lama tidak mendapat service, atau memang nikmat, tapi yang jelas waktu itu saya sampai berteriak keenakan.

Pak dukun juga seingat saya cukup ahli memuaskan wanita, sebab dengan goyangan-goyangan pantatnya itu saya sampai dua kali orgasme. Dia sendiri sepertinya enjoy juga (jelas, liang kewanitaanku termasuk rapat dan diantara pasien-pasiennya saya termasuk paling muda). Saya tidak peduli lagi, pokoknya kami berdua enjoy banget.

Ketika saya memasuki orgasme yang ketiga, pak dukun juga sudah mau orgasma. Penis gemuknya dihunjamkan sedalam-dalamnya ke dalam liang senggamaku. Wah, saya langsung meledak sambil menjepit erat-erat pantatnya. Bersamaan denganku, pak dukun juga meledak.

Yang paling saya ingat waktu itu, sambil merem-melek dan meringis keenakan, pak dukun masih sempat mengucapkan mantera seperti, “Aahh…, ss…, blablabla…, ss…, hh…, blabla…, hh… ooh…, mm..”, Terus dia membantuku melepaskan rasa nyaman dengan menciumiku sambil mengelus-elus dadaku.

Cerita Sex - Setelah saya kembali sadar, dia juga mulai bangkit. Penisnya masih menggelantung mengkilat, dia nmengambil tissue buatku. Lalu dia menunjukkan pintu kamar mandinya. Wah, pakaianku berantakan dan kusut (habis tidak dibuka sih).

Akhirnya saya cuma pipis dan mencuci kemaluanku sedikit saja. Waktu keluar pak dukun sudah pakai baju. Terus dia bilang susuknya sudah masuk, dibawa oleh spermanya katanya. Terus dia pesan saya jangan takut hamil, karena sudah dihitung baik-baik harinya. Setelah menerima amplop dariku (sesuai pesan teman 50.000 cukup), lalu saya disuruh pulang.

Sampai sekarang saya tidak tahu apa benar saya punya susuk, ataukah itu cuma alasan dukun cabul untuk meniduri perempuan. Yang jelas waktu itu saya merasa puas juga, dan syukur sampai hari ini saya tidak kena penyakit kelamin atau sejenisnya. Saya pikir biarlah, hitung-hitung sama saja dengan menyewa bebek.

Kabar terakhir tentang pak dukun, kata temanku dia pindah ke Ambon. Saya tidak tahu di sana dia praktek juga atau tidak lagi. END


BERSETUBUH DENGAN TEMAN APARTMENKU YANG SAMA-SAMA HIPERSEX

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum ngewe dengan teman kamar yang sama-sama hipersex Dengan Judul ” Bersetubuh Dengan Teman Apartmenku Yang Sama-Sama HiperSex ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

BERSETUBUH DENGAN TEMAN APARTMENKU YANG SAMA-SAMA HIPERSEX
Kenzopoker.org - Agen Domino QQ Poker Online - BandarQQ Online - Domino99
CERITA DEWASASaya tinggal disebuah apartment bersama dengan 3 orang teman sekuliahan, namanya Widya, Yudha, dan Tom. Hampir setiap malam kami berempat selalu nonton film porno sama-sama. Pukul 8 malam tiba saatnya saya mandi, segera kubuka kran air panas dan dingin dalam sebuah bath tub, setelah itu kubuka semua bajuku,

sehingga telanjang bulat lalu aku menghadap ke arah sebuah cermin besar, terlihatlah seluruh bentuk tubuhku, kulihat kedua payudaraku yang ukurannya cukup besar, kuremas-remas dan kuputar-putar puting payudaraku sehingga timbullah keinginan untuk melakukan masturbasi.

Lalu aku duduk di atas kloset sambil mengangkangkan kedua kaki dan kuraih selang yang ada di sampingku, kuarahkan selang itu tepat pada vaginaku lalu kubuka kran air itu dengan volume sedang, “Hmm.., ehmm” nikmatnya.

Kira-kira 2 menit kemudian kutambah lagi volume air pada tahap maksimal, semburan air yang begitu kencang menerjang dengan keras ke arah vaginaku, aku merasakan bagaikan penis yang menerobos masuk ke dalam vaginaku.

Guyuran air selang yang sangat kencang itu membuat saya lunglai di atas kloset, mulai kurasakan bagian dalam vaginaku berdenyut-denyut, badanku serasa mendidih, pikiranku seakan-akan melayang tinggi, antara setengah sadar saya mendesah karena nikmatnya, ” hmm.., mm.., hsss.., hhsss.., oh.., oh.., oh.., yes.., yeah.., yeaaahh” dan akhirnya saya mengerang kuat, “Aaakkhh.., ah.., ah.., aaah.., hmm” tanda saya sudah mencapai klimaks.

Air selang itu teteap kuarahkan ke vaginaku agar mencapai orgasme-orgasme yang berikutnya, setelah mencapai beberapa orgasme, segera kuakhiri masturbasi itu, lalu aku melangkah masuk ke dalam bath tub kemudian berendam sejenak, tiba-tiba Tom membuka pintu kamar mandi. Dengan spontan aku menjerit kencang, Tom hanya terpaku melihat keadaanku yang telanjang bulat, sehingga handuk yang dipegangnya jatuh ke atas lantai dengan segera Tom langsung menutup pintu.

“Maafin gue Yas, gue gak tau kalo lu ada di dalem, lagian loe gak ngunci pintu sih!”
“Perasaan tadi udah gue kunci kok”, sahutku.
“Ya, udah. Lain kali kalo mau mandi pintunya dikunci, Yas, tolong ambilin handuk gue dong”, perintah Tom dari balik pintu.

Cerita SeksSegera kuambil handuk Tom yang jatuh di lantai, tiba-tiba sebuah benda aneh terjatuh dari selipan handuk kepunyaan Tom, segera kuraih dan ternyata benda aneh itu adalah sebuah alat vibrator yang berupa penis tiruan yang terbuat dari plastik dan bisa bergetar jika di masukkan ke dalam vagina.

“Nih handuknya, yang ini aku pinjam bentar yah”, sambil menunjukkan penis tiruan itu. “Kamu mau ngapain ama benda itu”, Tanya Tom. “Buat ngedapetin sesuatu yang nikmat”, jawabku sambil tersenyum nakal kepada Tom, lalu kututup kembali pintu itu.

Aku masuk kembali ke dalam bath tub yang sudah tidak ada airnya, segera kumasukkan perlahan-lahan penis plastik itu ke dalam vaginaku lalu kutekan tombolnya agar benda itu dapat bergetar, vaginaku serasa digelitik karena gelinya, lalu kutekan lagi tombol alat itu sampai kecepatan maksimum, kini penis plastik itu bergetar dengan cepat sekali. Kurasakan kenikmatan yang luar biasa.

Setelah 5 menit berlalu kurasa aku sudah mau mencapai klimaks lalu kumainkan penis plastik itu dengan menarik keluar dari vaginaku kemudian kumasukkan kembali, dengan gerakan yang lebih cepat dan agak kasar kusodok-sodok penis plastik itu ke dalam vaginaku,

kulihat puting payudaraku mulai menegang diikuti dengan badanku yang mulai menegang, tanda aku sudah mencapai klimaks, kemudian aku berdiri dan cairan yang berupa lendir putih mengalir dari vaginaku. Setelah aku selesai mandi kulihat 3 orang temanku sedang asyik nonton film porno di ruang tamu.

Kemudian aku duduk di samping Tom, kira setengah jam kemudian aku merasa leherku sakit, segera kubaringkan kepalaku di pangkuan Tom, tiba-tiba kurasakan ada sesuatu yang mengganjal di telingaku, ternyata penis Tom sudah tegang dan tepat mengenai telingaku. Tapi aku cuek aja lagian itu hal yang wajar kalau seorang cowok lagi horny. Kudengar napas Tom yang mulai tidak beraturan, badannya agak menggigil sedikit mngkin karena menahan nafsu yang begitu tinggi.

Tom mulai membelai rambutku, lalu ke arah pundakku, karena aku juga menikmati belaian halus tangan Tom, maka aku tidak menolak ketika Tom memasukkan tangannya di sela-sela kimonoku, kemudian buah dadaku diremas-remasnya aku segera mengambil posisi duduk membelakangi Tom, kemudian Tom melanjutkan meremas-remas buah dadaku sambil menciumi leherku dan sesekali mencupangi leherku.

Ternyata kedua temanku si Widya dan Yudha sadar dengan apa yang aku lakukan dengan Tom lalu si Widya bilang, “Lanjutinnya di kamar aja gih, biar lebih nikmat ” lalu Tom segera menggendongku, dibawanya aku ke kamarnya, kami berdua berbaring di tempat tidurnya.

Tom mulai membuka kimonoku dan menjilat-jilat kedua buah dadaku, tangannya mulai membuka celana dalamku kemudian Tom kembali menciumiku. Tom berada di atas tubuhku sementara penisnya digesek-gesekan di bagian luar vaginaku.

Buah dadaku otomatis tersandar pada dada Tom yang lapang. Agar Tom lebih mudh menggesek-gesekkan senjatanya ke liang kewanitaanku, kukangkangkan kedua kakiku, hal itu membuat Tom semakin bersemangat. Kami saling berciuman dengan begitu liarnya, sesekali kugigit pelan lidah Tom namun Tom membalas gigitanku dengan mengulum lidahku.

Cerita Sex - Setelah puas berciuman Tom mulai mengelus-ngelus vaginaku, lalu kubuka bibir vaginaku supaya terlihat clitorisnya. Tom langsung menjilat-jilat bagian luar organ kewanitaan dan memainkan ujung lidah di sekitarnya. Kemudian Tom memasukkan jari telunjuknya ke dalam vaginaku dan dikocok-kocok sehingga aku mengerang karena nikmat.
Setelah vaginaku sudah cukup basah, gantian aku yang mengocok penis Tom dengan tangan. Pertama Tom hanya menikmati kocokan tanganku, lalu kumasukkan penis Tom ke dalam mulutku, mulai kuhisap-hisap, kukulum ujung penisnya berkali-kali hingga Tom mengerang keenakan dia menutup matanya.

Kuulangi terus mengulum penisnya sampai penisnya berdiri tegak, karena gemasnya dengan penis Tom yang sudah mengeras lalu kugigit penisnya pelan-pelan, saat itu mengatakan, “Yeah sayang.., ayo kamu pasti bisa, gigit yang keras sayang”. Karena merasa ditantang kukulum lebih lama penisnya agar Tom merasakan kenikmatan itu. Karena penis Tom sudah cukup tegang, Tom langsung memelukku dan dibaringkan aku di tempat tidurnya.

Segera dia mengambil ancang-ancang untuk memasukkan penisnya di vaginaku, tapi sebelum itu Tom menyarungi penisnya dengan kondom “tiger type”. Luar kondom itu bergerigi halus dan ekstra panjang, kelihatan penis Tom menjadi besar dan panjang.

Lalu dengan perlahan-lahan Tom mulai memasukkan ujung penisnya ke dalam vaginaku hingga penisnya masuk seluruhnya, saat itu aku yang hipersex ini berteriak karena terasa agak sakit, mungkin gara-gara kondom yang dipakai Tom, tapi rasa sakit itu hanya permulaannya saja setelah itu dapat kurasakan kocokan penis Tom dalam vaginaku begitu hebat,

Tom mendengar desahanku begitu juga dengan napasku yang membuat Tom semakin bergairah, Tom menambah kecepatan kocokannya sehingga aku kewalahan dan hanya bisa menaik-turunkan badanku sementara kedua tanganku berpegangan kuat pada kain sprei.

“Tom, ganti posisi yah”, pintaku.
“Up to you darling”, balas Tom sambil mengelarkan penisnya dari vaginaku.

Kemudian aku yang hipersex ini menungging di depan Tom (doggy style) sementara itu Tom melepaskan kondom yg dipakainya sambil mangatakan, “Nggak usah pakai kondom yah, biar lebih licin”, aku hanya menganggukkan kepala tanda setuju.

Lalu Tom mulai memasukkan kembali penisnya dalam vaginaku, dan kedua tangannya memegang pantatku. Gerakan Tom mulai dipercepat dan semakin cepat, “Oh yeahh.., ayo Tom goyang saya, lebih cepat sayang.., hsss.. hs.., hhsss.., oh.., ohh.., yeahh right now.., akkkhh”, aku berteriak sejadi mungkin, namun Tom belum mencapai orgasme lalu kecepatannya ditambah lagi dengan agak kasar.

Aku yang hipersex hanya menahan kedua payudaraku agar tidak berguncang-guncang, baru kali ini kurasakan kenikmatan yg begitu dahsyat, sampai akhirnya aku mencapai orgasme yang ke empat kalinya diikuti dengan Tom. Kami berdua mencapai orgasme secara bersamaan.

Kurasakan vaginaku mulai menghangat karena sperma Tom tercurah di dalam vaginaku, seluruh badanku menegang begitu juga dengan puting payudaraku yang menegang, lalu Tom segera mengeluarkan penisnya dan langsung memelukku sambil megulum puting payudaraku yang menegang.

“Gimana, hebat kan”, Tanya Tom sambil menatapku, aku hanya tersenyum sambil memeluknya lebih erat.
“Penisku lebih nikmat dari pada penis tiruan yang kamu pinjam itu kan”, goda Tom kepadaku.
“Penis mainan itu punya siapa?”, Tanyaku.
“Itu punyanya Widya dia juga sering masturbasi pake itu kok, makanya kalo kamu mau masturbasi lagi gak usah pake itu lagi yah, kan ada aku”, goda Tom kepadaku.

Sejak saat itu kami berdua selalu melakukan hubungan badan rutin setiap hari, kadang-kadang kalau lagi horny banget aku bisa 3 kali bersetubuh dengan Tom, mungkin karena aku ini jenis cewek yang hipersex begitu juga dengan Tom. END


NGENTOT DENGAN JANDA KAMPUNG SAAT BERTEDUH KARENA HUJAN DERAS

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum dapat kesempatan ngesex dengan janda kampung dirumahnya Dengan Judul ” Ngentot Dengan Janda Kampung Saat Berteduh Karena Hujan Deras ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

NGENTOT DENGAN JANDA KAMPUNG SAAT BERTEDUH KARENA HUJAN DERAS
Kenzopoker.org - Agen Domino QQ Poker Online - BandarQQ Online - Domino99
CERITA DEWASA 18+Telah belasan tahun berpraktek aku di kawasan kumuh ibu kota. Pasienku lumayan banyak, namun rata-rata dari kelas menengah ke bawah. Jadi sekalipun telah belasan tahun aku berpraktek dengan jumlah pasien lumayan, aku tetap saja tidak berani membina rumah tangga, sebab aku benar-benar ingin membahagiakan isteriku, bila aku memilikinya kelak, dan kebahagiaan dapat dengan mudah dicapai bila kantongku tebal, simpananku banyak di bank dan rumahku besar.

Namun aku tidak pernah mengeluh akan keadaanku ini. Dengan pekerjaanku yang melayani masyarakat kelas bawah, yang sangat memerlukan pelayanan kesehatan yang terjangkau, aku memperoleh kepuasan secara batiniah, karena aku dapat melayani sesama dengan baik. Namun, dibalik itu, aku pun memperoleh kepuasan yang amat sangat di bidang non materi lainnya.

Suatu malam hari, aku diminta mengunjungi pasien yang katanya sedang sakit parah di rumahnya. Seperti biasa, aku mengunjunginya setelah aku menutup praktek pada sekitar setengah sepuluh malam. Ternyata sakitnya sebenarnya tidaklah parah bila ditinjau dari kacamata kedokteran, hanya flu berat disertai kurang darah, jadi dengan suntikan dan obat yang biasa aku sediakan bagi mereka yang kesusahan memperoleh obat malam malam, si ibu dapat di ringankan penyakitnya.

Saat aku mau meninggalkan rumah si ibu, ternyata tanggul di tepi sungai jebol, dan air bah menerjang, hingga mobil kijang bututku serta merta terbenam sampai setinggi kurang lebih 50 senti dan mematikan mesin yang sempat hidup sebentar. Air di mana-mana, dan aku pun membantu keluarga si ibu untuk mengungsi ke atas, karena kebetulan rumah petaknya terdiri dari 2 lantai dan di lantai atas ada kamar kecil satu-satunya tempat anak gadis si ibu tinggal.

Karena tidak ada kemungkinan untuk pulang, maka si Ibu menawarkan aku untuk menginap sampai air surut. Di kamar yang sempit itu, si ibu segera tertidur dengan pulasnya, dan tinggallah aku berduaan dengan anak si ibu, yang ternyata dalam sinar remang-remang, tampak manis sekali, maklum, umurnya aku perkirakan baru sekitar awal dua puluhan.

“Pak dokter, maaf ya, kami tidak dapat menyuguhkan apa apa, agaknya semua perabotan dapur terendam di bawah”, katanya dengan suara yang begitu merdu, sekalipun di luar terdengar hamparan hujan masih mendayu dayu.

“Oh, enggak apa-apa kok Dik”, sahutku.

Dan untuk melewati waktu, aku banyak bertanya padanya, yang ternyata bernama Sri.

Ternyata Sri adalah janda kampng tanpa anak, yang suaminya meninggal karena kecelakaan di laut 2 tahun yang lalu. Karena hanya berdua saja dengan ibunya yang sakit-sakitan, maka Sri tetap menjanda. Sri sekarang bekerja pada pabrik konveksi pakaian anak-anak, namun perusahaan tempatnya bekerja pun terkena dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan.

Saat aku melirik ke jam tanganku, ternyata jam telah menunjukkan setengah dua dini hari, dan aku lihat Sri mulai terkantuk-kantuk, maka aku sarankan dia untuk tidur saja, dan karena sempitnya kamar ini, aku terpaksa duduk di samping Sri yang mulai merebahkan diri.

Tampak rambut Sri yang panjang terburai di atas bantal. Dadanya yang membusung tampak bergerak naik turun dengan teraturnya mengiringi nafasnya. Ketika Sri berbalik badan dalam tidurnya, belahan bajunya agak tersingkap, sehingga dapat kulihat buah dadanya yang montok dengan belahan yang sangat dalam. Pinggangnya yang ramping lebih menonjolkan busungan buah dadanya yang tampak sangat menantang. Aku coba merebahkan diri di sampingnya dan ternyata Sri tetap lelap dalam tidurnya.

Pikiranku menerawang, teringat aku akan Wati, yang juga mempunyai buah dada montok, yang pernah aku tiduri malam minggu yang lalu, saat aku melepaskan lelah di panti pijat tradisional yang terdapat banyak di kawasan aku berpraktek. Tapi Wati ternyata hanya nikmat di pandang, karena permainan seksnya jauh di bawah harapanku.

Waktu itu aku hampir-hampir tidak dapat pulang berjalan tegak, karena burungku masih tetap keras dan mengacung setelah ‘selesai’ bergumul dengan Wati. Maklum, aku tidak terpuaskan secara seksual, dan kini, telah seminggu berlalu, dan aku masih memendam berahi di antara selangkanganku.

Aku mencoba meraba buah dada Sri yang begitu menantang, ternyata dia tidak memakai beha di bawah bajunya. Teraba puting susunya yang mungil. dan ketika aku mencoba melepaskan bajunya, ternyata dengan mudah dapat kulakukan tanpa membuat Sri terbangun. Aku dekatkan bibirku ke putingnya yang sebelah kanan, ternyata Sri si janda kampung tetap tertidur.

Aku mulai merasakan kemaluanku mulai membesar dan agak menegang, jadi aku teruskan permainan bibirku ke puting susu Sri yang sebelah kiri, dan aku mulai meremas buah dada Sri yang montok itu. Terasa Sri bergerak di bawah himpitanku, dan tampak dia terbangun, namun aku segera menyambar bibirnya, agar dia tidak menjerit.

Aku lumatkan bibirku ke bibirnya, sambil menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Terasa sekali Sri si janda kampung yang semula agak tegang, mulai rileks, dan agaknya dia menikmati juga permainan bibir dan lidahku, yang disertai dengan remasan gemas pada ke dua buah dadanya.

Setalah aku yakin Sri tidak akan berteriak, aku alihkan bibirku ke arah bawah, sambil tanganku mencoba menyibakkan roknya agar tanganku dapat meraba kulit pahanya. Ternyata Sri sangat bekerja sama, dia gerakkan bokongnya sehingga dengan mudah malah aku dapat menurunkan roknya sekaligus dengan celana dalamnya, dan saat itu kilat di luar membuat sekilas tampak pangkal paha Sri yang mulus, dengan bulu kemaluan yang tumbuh lebat di antara pangkal pahanya itu.

Kujulurkan lidahku, kususupi rambut lebat yang tumbuh sampai di tepi bibir besar kemaluannya. Di tengah atas, ternyata clitoris Sri sudah mulai mengeras, dan aku jilati sepuas hatiku sampai terasa Sri si janda kampung agak menggerakkan bokongnya, pasti dia menahan gejolak berahinya yang mulai terusik oleh jilatan lidahku itu.

Sri membiarkan aku bermain dengan bibirnya, dan terasa tangannya mulai membuka kancing kemejaku, lalu melepaskan ikat pinggangku dan mencoba melepaskan celanaku. Agaknya Sri mendapat sedikit kesulitan karena celanaku terasa sempit karena kemaluanku yang makin membesar dan makin menegang.

Sambil tetap menjilati kemaluannya, aku membantu Sri si janda kampung melepaskan celana panjang dan celana dalamku sekaligus, sehingga kini kami telah bertelanjang bulat, berbaring bersama di lantai kamar, sedangkan ibunya masih nyenyak di atas tempat tidur.

Mata Sri tampak agak terbelalak saat dia memandang ke arah bawah perutku, yang penuh ditumbuhi oleh rambut kemaluanku yang subur, dan batang kemaluanku yang telah membesar penuh dan dalam keadaan tegang, menjulang dengan kepala kemaluanku yang membesar pada ujungnya dan tampak merah berkilat.
Kutarik kepala Sri agar mendekat ke kemaluanku, dan kusodorkan kepala kemaluanku ke arah bibirnya yang mungil. Ternyata Sri tidak canggung membuka mulutnya dan mengulum kepala kemaluanku dengan lembutnya. Tangan kanannya mengelus batang kemaluanku sedangkan tangan kirinya meremas buah kemaluanku.

Aku memajukan bokongku dan batang kemaluanku makin dalam memasuki mulut Sri. Kedua tanganku sibuk meremas buah dadanya, lalu bokongnya dan juga kemaluannya. Aku mainkan jariku di clitoris Sri, yang membuatnya menggelinjang, saat aku rasakan kemaluan Sri mulai membasah, aku tahu, saatnya sudah dekat.

Kulepaskan kemaluanku dari kuluman bibir Sri, dan kudorong Sri hingga telentang. Rambut panjangnya kembali terburai di atas bantal. Sri mulai sedikit merenggangkan kedua pahanya, sehingga aku mudah menempatkan diri di atas badannya, dengan dada menekan kedua buah dadanya yang montok, dengan bibir yang melumat bibirnya, dan bagian bawah tubuhku berada di antara kedua pahanya yang makin dilebarkan.

Aku turunkan bokongku, dan terasa kepala kemaluanku menyentuh bulu kemaluan Sri, lalu aku geserkan agak ke bawah dan kini terasa kepala kemaluanku berada diantara kedua bibir besarnya dan mulai menyentuh mulut kemaluannya.

Kemudian aku dorongkan batang kemaluanku perlahan-lahan menyusuri liang sanggama Sri si janda kampung . Terasa agak seret majunya, karena Sri telah menjanda dua tahun, dan agaknya belum merasakan batang kemaluan laki-laki sejak itu. Dengan sabar aku majukan terus batang kemaluanku sampai akhirnya tertahan oleh dasar kemaluan Sri.

Ternyata kemaluanku cukup besar dan panjang bagi Sri, namun ini hanya sebentar saja, karena segera terasa Sri mulai sedikit menggerakkan bokongnya sehingga aku dapat mendorong batang kemaluanku sampai habis, menghunjam ke dalam liang kemaluan Sri.

Aku membiarkan batang kemaluanku di dalam liang kemaluan Sri sekitar 20 detik, baru setelah itu aku mulai menariknya perlahan-lahan, sampai kira-kira setengahnya, lalu aku dorongkan dengan lebih cepat sampai habis.

Gerakan bokongku ternyata membangkitkan berahi Sri yang juga menimpali dengan gerakan bokongnya maju dan mundur, kadangkala ke arah kiri dan kanan dan sesekali bergerak memutar, yang membuat kepala dan batang kemaluanku terasa di remas-remas oleh liang kemaluan Sri yang makin membasah.

Tidak terasa, Sri terdengar mendasah dasah, terbaur dengan dengusan nafasku yang ditimpali dengan hawa nafsu yang makin membubung. Untuk kali pertama aku menyetubuhi Sri si janda kampung, aku belum ingin melakukan gaya yang barangkali akan membuatnya kaget, jadi aku teruskan gerakan bokongku mengikuti irama bersetubuh yang tradisional, namun ini juga membuahkan hasil kenikmatan yang amat sangat.

Sekitar 40 menit kemudian, disertai dengan jeritan kecil Sri, aku hunjamkan seluruh batang kemaluanku dalam dalam, kutekan dasar kemaluan Sri dan seketika kemudian, terasa kepala kemaluanku menggangguk-angguk di dalam kesempitan liang kemaluan Sri dan memancarkan air maniku yang telah tertahan lebih dari satu minggu.

Terasa badan Sri melamas, dan aku biarkan berat badanku tergolek di atas buah dadanya yang montok. Batang kemaluanku mulai melemas, namun masih cukup besar, dan kubiarkan tergoler dalam jepitan liang kemaluannya. Terasa ada cairan hangat mengalir membasahi pangkal pahaku.

Sambil memeluk tubuh Sri si janda kampung yang berkeringat, aku bisikan ke telinganya, “Sri, terima kasih, terima kasih…” .. END




TANTE YANG SUDAH MERENCAKAN NIATNYA UNTUK NGEWE DENGANKU

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum ngesex dengan tante lela yang berstatus janda muda bertoket gede Dengan Judul ” Tante Yang Sudah Merencanakan Niatnya Untuk Ngesex Denganku ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

TANTE YANG SUDAH MERENCAKAN NIATNYA UNTUK NGEWE DENGANKU
Kenzopoker.org - Agen Domino QQ Poker Online - BandarQQ Online - Domino99
CERITA DEWASA 18+ini bermula ketika tetangga di dekat kostku, Tante Lela, yg berstatus janda beranak satu, memintaku untuk memberikan private Matematika kepada Rere, anak perempuannya yang waktu itu duduk di kelas 3 SMA, karena katanya, anaknya memiliki kelemahan di dalam mata pelajaran Matematika, ditambah lagi dengan kekhawatiran akan tidak lulus dalam ujian nasional

Permintaan tersebut aku tanggapi dengan baik, dan lebih pada keinginan untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari sebagai seorang mahasiswa yang hidup jauh dari keluarga Apalagi pelajaran yang diminta juga memang sesuai dengan jurusan yang kuambil di kampus, jadi tidak jadi masalah bagiku

Sesuai dengan jadwal private yang telah disepakati, yaitu jam 08 00 malam, dua kali seminggu, aku datang ke rumah tetanggaku tersebut Karena jaraknya yang hanya terhalang oleh beberapa rumah saja dari kostku, maka aku hanya mendatanginya dengan jalan kaki, itung-itung ngirit bensin… Lumayan lah! dengan gaji 50ribu – per pertemuan, aku bisa menghitung berapa penghasilanku per bulan

Pada awalnya semua berjalan lancar, seperti layaknya private pada umumnya Sekitar pukul 09 30 atau kadang molor sampai jam 10 00 malam, barulah aku minta izin pulang Sampai pada suatu malam, sesuai dengan jadwal, aku datang ke rumah tetanggaku tersebut, dengan maksud memberikan private pada anaknya, tetapi ternyata yang ada hanya Tante Lela Katanya sih si Rere keluar dengan temannya karena suatu keperluan

Kata tante Lela, mungkin sebentar lagi juga pulang Sementara menunggu, Tante Lela menyuguhkan secangkir teh hangat dan sedikit makanan kering kepadaku Dalam selang waktu itu terjadi percakapan kecil antara aku dan tante Lela

“Silahkan diminum airnya, nak Rey!” kata tante Lela
“Iya, Tante!” jawabku sambil mengambil gelas berisi teh hangat yang ada di depanku
“Sudah semester berapa sekarang?” tanya Tante Lela memulai percakapan
“Sudah semester akhir sih, Tante! cuman… Skripsi saya belum selesai ” jawabku agak malu-malu sambil meletakkan kembali gelas teh ke atas meja

“Wah… hampir selesai dong! Kalau sudah lulus, nggak ada lagi dong ngasih private buat Rere…” kata Tante Lela
“Ah, masih lama juga sih, Tante! Mungkin duluan Rere lulus ketimbang saya…” jawabku merendah
“Hahaha… kerasan kuliah ya? nggak kepingin merit?” Tanya Tante Lela yg lumayan mengagetkanku

“Hehehe… pingin sih, Tante! Tapi kerja aja belum, masa dah mikir merit…!?” Jawabku
“Kamu itu gimana sih? ntar nyesel nunda-nunda kawin…” kata Tante Lela menggodaku “nyesel kenapa, Tante?” tanyaku
“Dasar anak muda! Kawin itu enak lho…!!” kata tante Lela
“Hahaha… kalau mikir gitu2nya aja sih memang enak, Tante! tapi tanggung jawabnya kan besar kan, Tante!?” Jawabku

Tiba-tiba Tante bangkit dari tempat duduknya, lalu ia duduk di sampingku Aku terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Tante Lela, tetapi tiba-tiba ia berbisik di telingaku…

“kalau kamu mau, kamu nggak perlu mikir masalah tanggung jawab, nak Rey!” begitu bisik Tante Lela di telingaku

Seketika itu juga, tiba-tiba tangannya menyentuh kemaluanku yang tidur di balik celana jeans yang ku kenakan

“Tante! kalau Rere datang gimana?” tanyaku akan gugup dengan aksi Tante Lela terhadapku Mendengar pertanyaanku itu, Tante Lela mendorong tubuhku hingga terbaring di Sofa, dan menindih tubuhku lalu kembali berbisik

“Tenang saja! Semua sudah tante rencanakan Rere tidak akan pulang ke rumah malam ini, karena ia sedang ada kegiatan Camping di sekolahnya Tadi sore, Rere pesan sama tante, minta tolong menyampaikan ke kamu bahwa private malam ini ditiadakan dulu…” Penjelasan tante itu cukup mengagetkanku

Dalam perasaan gugup bercampur birahi yang menggoda, tiba-tiba tante Lela yang duduk di atas tubuhku yang terbaring di sofa ruang tamu itu, tante melepaskan bajunya sehingga payudara putih besar yang tertampung dalam Bra putih menjadi pemandangan langka di hadapanku Seterusnya tante Lela melepaskan rok panjang yang ia kenakan, sehingga sesosok tubuh wanita yang hanya tertutup oleh BH dan CD menjadi pemandangan nyata di depan mata

Sejujurnya, aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan langka ini, tapi rasa gugup dan terkejut masih menyelimuti hatiku Di saat itulah, tiba-tiba tante Lela berusaha membuka kancing celanaku dan menurunkan reslitingku

Dia tersenyum padaku, lalu berkata: “Burungmu pasti sulit bernafas kalau tidak dikeluarkan… ” katanya Mendengar kata-kata itu, akupun berusaha melempar senyumku dan seketika itu juga ku turunkan celana jeansku dan ku biarkan tante Lela yang mengeluarkan penis dari celana dalamku

Batang penisku yang sudah tegang, langsung menyembul keluar setelah tante Lela menurunkan CDku Beberapa saat tante memandangi dan meremas batang penisku, lalu ia menunduk dan memasukkan penisku ke dalam mulutnya sebuah kenikmatan yang tak tertahan saat lidah tante Lela membelai kepala penisku

Sepertinya, aku tidak mampu menahan punjak birahi yang sudah berada di ubun-ubun Akibatnya, spermaku pun keluar dengan kencang mengisi mulut tante yang sedang asyik memainkan lidahnya di kepala penisku

Melihat cepatnya aku mencapai puncak, tante Lela bukannya kecewa Ia malah tersenyum dengan lelehan sperma di bibirnya Tante Lela mengeluarkan sisa sperma yang masih berada di mulutnya dan meludahkannya ke batang penisku Kemudian ia kembali mengulum penisku yang mulai melemah selama beberapa saat

Dengan bibir yang masih berlumuran sperma, tante Lela kembali menjatuhkan tubuhnya di atas tubuhku, lalu mencium bibirku ku coba untuk membalas reaksinya dengan menyambut lidahnya yang masuk ke mulutku Ku rasakan sebuah sensasi yang luar biasa ketika tante Lela seakan mengajak berbagi sperma di mulutku Aku tidak perduli dengan bau sperma yang kecut harus masuk ke tenggorokanku, yang ku pikirkan hanyalah bagaimana caranya agar penisku bisa kembali bangkit dari kematiannya

Ku ku coba meremas-remas payudara besar yang masih terbungkus BH, sebuah hal yang luar biasa yang tidak pernah ku mimpikan sebelumnya Ternyata menjadi guru private anak tetangga merupakan awal hilangnya keperjakaanku

Tante Lela telah merencanakan ini secara sempurna tanpa ku ketahui sebelumnya Mungkin sebagai seorang janda, ia juga merindukan nikmatnya saat melakukan hubungan dengan suaminya yang telah meninggal dunia sekitar setahun yang lalu

Setelah puas berciuman mesra di sofa, Tante Lela bangkit dari tubuhku Ia kemudian menarik celana Jeans dan CDku sampai terlepas dan memintaku untuk melepaskan baju juga ku turuti saja keinginannya, hingga aku menjadi sesosok laki-laki bugil dengan penis yang mati tergantung

Tante Lela memegang tanganku dan menarikku menuju sebuah kamar yang bisa dipastikan adalah kamar tidurnya Setelah berada di dalam kamar, tante Lela melepaskan BH dan CD putih yang ia kenakan Kemudian ia berdiri di hadapanku dengan tubuh bugil Dalam posisi berdiri, kami kembali berciuman Lalu ia berkata padaku:

“Rey! jika kamu sudah siap, lakukan saja yang ingin kau lakukan dengan tante… Tante akan menunggu…” demikian perkataannya yang dipenuhi dengan birahi indah Ia kemudian berjalan meninggalkanku dan menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur empuk yang ada di kamarnya itu Ajakan itu tak ingin ku sia-siakan dan hilang begitu saja Sesosok tubuh wanita yang siap untuk dinikmati, kenapa tidak ku manfaatkan…!?

Tanpa pikir panjang, ku dekati tubuh tante Lela yang telah terhidang siap saji untuk disantap Lalu ku mulai aksiku dari menaiki tubuh tante Lela dan mencium bibirnya Bibir dan lidah kami saling beradu dalam suasana yang penuh birahi Sambil terus berciuman, ku remas salah satu payudara Tante Lela yang lumayan besar dan lembek, dengan salah satu tangan menopang berat tubuhku agar tidak menindih sempurna tubuh tante Lela

Aktivitas itu terus ku lakukan, hingga akhirnya batang penisku kembali terjaga dari tidurnya Dalam suasana penuh nafsu yang tak tertahan, ku sentuh selangkangan tante Lela yang ditumbuhi oleh bulu yang lebat Ku coba untuk merayap dan memasukkan jariku ke belahan di pangkal paha tante Lela
Tidak terlalu sulit untuk mendapatkannya, hingga dalam beberapa detik, aku telah berhasil menenggelamkan jari tengahku di lobang vagina tante Lela Sesaat kemudian, ku mainkan jariku di lobang yang basah itu, sehingga membuat tante Lela mendesah Sepertinya dia mulai merasakan kenikmatan bercinta denganku

Sebagai seorang yang tidak pernah melakukan hubungan seks layaknya suami istri, aku tidak begitu mengerti apa yang harus ku lakukan pada tubuh bugil yang saat itu telah siap untuk ku nikmati Yang ada dalam pikiranku hanyalah menikmati, dan bukan memberi kenikmatan

Tanpa terlalu lama bermain dengan benda yang juga baru pertama kali ku sentuh, aku mulai berpikir untuk memasukkan penisku yang sudah cukup keras ke dalam lobang vagina tante Lela yang kenyal dan dikelilingi oleh bulu yang lebat

Aku merubah posisi ku, lalu mengarahkan kepala penisku ke belahan di sela paha tante dengan tanganku Mungkin karena statusnya yang janda beranak satu, alias sudah bukan perawan, batang penisku tidak terlalu sulit untuk menerobos masuk ke vagina tante Lela

Rasa yang ku dapatkan saat menggenjot lobang vagina tante Lela yang lembat sungguh tidak bisa ku lukiskan dengan kata-kata Batang penisku yang terjepit oleh dinding vagina yang kenyal benar-benar memaksaku untuk menuju puncak birahi Tidak seberapa lama aku melakukan hal tersebut, dapat ku rasakan bahwa desiran darahku seakan berkumpul di pangkal penisku

Saat itulah, aku semakin meningkatkan tempo permainanku, hingga akhirnya aku tidak tahan lagi Ku hentakkan pantatku sekeras mungkin, sehingga penisku tenggelam sempurna di dalam lobang vagina tante Lela dan ku rasakan spermaku keluar dan mengisi lobang vagina tante Lela

Aku sama sekali tidak berpikir akan akibat yang mungkin terjadi dengan tertanamnya sperma di rahim tante Lela, kecuali setelah batang penisku kembali melemah dan ku jatuhkan tubuhku di samping tubuh tante Lela yang basah bermandikan keringat Tante Lela tersenyum padaku, lalu berkata:

“Nggak perlu belajar lama, ya?” kata tante sambil bangkit dari posisinya Entah apa yang akan dia lakukan, ia berdiri di atas tempat tidur lalu ia duduk di atas dadaku sambil mengarahkan vaginanya yang masih basah tersebut ke daerah wajahku

“Mainkan lidahmu, Rey!” Kata tante kemudian

Tanpa pikir panjang dan banyak tanya, ku turuti saja keinginannya, ku jilati belahan vagina tante Lela yang duduk di atas wajahku Dengan bantuan jariku, ku buka belahan vagina tante yang kenyal itu lalu ku masukkan lidahku sedalam-dalamnya ke lobang vagina tante Lela

Tiba-tiba ku rasakan cairan putih kental yang tidak lain adalah spermaku keluar dari lobang vagina tante Lela dan masuk ke mulutku Meskipun agak jijik, tapi aku tidak berani memuntahkannya dari mulutku Aku hanya menahannya di mulutku sambil terus memainkan lidahku di lobang vagina yang terbuka lebar itu

Beberapa saat setelah aktivitas menjilat itu ku lakukan untuk tante Lela, ku coba untuk kembali menjatuhkan tubuh tante Lela ke tempat tidur Saat itulah, kembali ku cium bibir tante Lela sambil mengeluarkan sperma yang ada di mulutku dan memasukkannya ke mulut tante Lela Tante Lela bukannya menolak, ia malah menerima dan bahkan menelat sperma yang ku keluarkan di mulutnya

Malam itu, aku tidak pulang ke kostku Aku tidak bisa meninggalkan indahnya bercinta dengan tante Lela, Ibu dari siswa privateku, karena ia adalah wanita yang telah merampas keperjakaanku, sekaligus orang yang pertama memberiku kenikmatan bercinta Malam itu, aku tidak dapat tertidur

Meskipun aku tahu tante begitu lelah dan mengantuk, tetapi aku terus mengulangi hubungan seks dengan tante Beberapa kali ku paksakan untuk memasukkan penisku ke vagina tante Lela saat ia tertidur, tetapi gesekan batang penisku di dinding vaginanya selalu membuatnya terbangun dan kembali memberikan respon untuk aksi ajakanku

Seingatku, malam itu aku melakukan hubungan seks dengan tante Lela lebih dari 10 kali Karena setiap kali penisku bangun, aku langsung memasukkan ke lobang vagina tante Dari pelajaran malam itu, yang ada di pikiranku hanyalah keinginan untuk terus bisa merasakan vagina, hingga akhirnya aku berhasil merenggut keperawanan Rere, putri tante Lela sendiri

Karena seringnya bercinta dengan Tante Lela, Ibu dari siswa privateku, Rere, hubungan gelap tanpa komitmen yang selama ini terjalin antara kami, tercium oleh Rere Hal ini terjadi ketika suatu malam, setelah aku memberikan private di rumah Rere, hujan turun dengan lebatnya Tante Lela menyarankan, agar aku tidak usah pulang dulu sebelum hujan reda Tetapi ternyata hujan tidak berhenti hingga lewat jam 11 malam Tante Lela menyarankan untuk bermalam saja

Meskipun dengan sedikit basa-basi penolakan, tetapi tawaran itu ku terima dengan senang hati, dan memang itu harapanku, berharap dinginnya malam dengan suasana hujan lebat, akan menambah indah nuansa pencapaian puncak birahi dalam bercinta dengan janda beranak satu itu

Malam itu, aku hanya tidur di sofa ruang tamu, karena memang hanya ada 2 kamar di rumah tante Lela Mungkin hanya sekedar mengelabui Rere yang belum tahu hubungan gelap yang ku jalin dengan Ibunya Di sofa itu, aku terus memainkan jariku di HPku yang hanya bergetar jika ada SMS atau panggilan masuk, karena memang aku sedang SMSan dengan tante Lela yang ada di kamarnya Saling merayu di udara dengan bahasa yang mengoda birahi

Setelah memastikan Rere tertidur di kamarnya, sekitar pukul 12 30 malam, tante Lela mengirinkan SMS yang berbunyi:

“Rey! kKmr Tante dong skrg, Tante dah pngin bgt nch!”

Menerima SMS itu, dengan penuh semangat, aku keluar dari selimutku dan bangkit dari sofa lalu melangkah perlahan ke kamar tante Lela Suasana hujan yang masih sangat lebat memberikan keleluasaan bagiku, karena suara langkahku tidak akan memecah heningnya malam

Saat aku membuka pintu kamar tante Lela, tiba-tiba Rere keluar dari kamarnya Hal tersebut tentu saja sangat mengejutkanku Apalagi melihat ekspresi keterkejutan Rere melihat gelagatku

“Kaka! itu kamar Mama! Kaka mau apa?” begitulah kata yang terucap dari gadis muda berusia 15 tahun, utri tunggal tante Rere Aku yang terkejut karena nyaris tertangkap basah dengan dorongan birahiku, langsung berusaha mencari alasan yang tepat untuk jawaban untuk pertanyaannya tersebut

“Eeee… ” jawabku seraya tanganku melepas gagang pintu kamar tante Lela yang kebetulan telah terlanjur terbuka, sambil terus berpikir keras untuk mencari alasan

“Begini Win! tadi Kaka kira ini kamar kamu… Kata Mama kamu, Kaka disuruh membangunkan kamu Kamu disuruh Mama kamu tidur dengan Mama, Kaka di suruh tidur di kamar kamu… Gitu, Win! Jawabku dengan bahasa yang agar berbelit-belit Rere mengerutkan keningnya beberapa saat, lalu kemudian melempar senyumnya

“Oo Iya, Kak! Kamar Rere di sini… Kakak tidur aja di sini… biar Rere tidur di kamar Mama” begitu jawab Rere sambil masuk kembali ke kamarnya dengan maksud mungkin mengambil keperluan tidurnya

Ku tutup kembali pintu kamar tante Lela dengan segudang kekecewaan, karena hasrat yang memuncak tidak bisa terlampiaskan di malam yang begitu mendukung ini Dengan langkah lemas, ku beranjak ke kamar Rere, dan ku lihat Rere telah siap meninggalkan kamarnya menuju kamar Mamanya

“Silahkan, Ka!” sapa Rere mempersilahkan aku untuk tidur di kamarnya

“Makasih, ya Win!” sapaku saat ia ke luar dari kamarnya Rere hanya melempar senyum saat berlalu dari hadapanku Ku lihat dengan selimut di tangannya, ia membuka kamar Mamanya, kemudian masuk dan menutup pintu kamar Mamanya tersebut Dengan tertutupnya pintu kamar tante Lela, maka pupuslah harapan untuk bisa kembali bercinta dengan tante Lela

Malam terus berlalu, tetapi aku tetap tidak bisa tertidur karena gagalnya mencuri kesempatan indah untuk bercinta jam 1 malam, hujan telah berhenti, tiba-tiba HPku bergetar, dan ku lihat ada SMS masuk ku buka dan ku baca, ternyata tante Lela yg mengirimnya

“Rey! kmu psti blm tdur kn?” itulah bunyi SMSnya dengan masuknya SMS itu, aku merasa ada secercah harapan baru untuk kembali bisa melepas hasrat yang tertunda langsung ku balas SMS tante Lela:

“blm, tnte? gimana nih? sy udah gak tahan mo nancepin lgi ” jawabku via SMS tak seberapa lama, masuk lagi balasan dari tante Lela “iya, tnte jg nch” begitu jawab tante Lela singkat Dengan gesit ku mainkan jariku merangkai SMS balasan, dengan maksud menyusun strategi untuk bisa memadu hasrat tanpa diketahui Rere, anak perempuannya “Rere dah bobo ya tante?” bgitu isi SMSku “Iya!” jawab tante Lela dengan singkat

“Tnte, kontolku dah bngun nch, tnte! udh ga thn mo ngntot memek tnte!” bgitu rayuanku dalam SMS berusaha mengajak tante Lela untuk kembali melakukan hubungan seks denganku “Rey! kmu tljg dlu, ya! nnti tnte ksana” bgitulah balasan tante dengan girang ku balas SMS tante Lela dengan dua kata

“OK!” Dengan semangat menggebu, ku lepaskan sluruh pakaianku dan ku baringkan tubuhku di atas tempat tidur di kamar Rere, putri semata wayangnya Dengan rasa tidak sabar, kembali ku berniat untuk mengirim SMS ke tante Lela, tetapi tiba-tiba ku dengar pintu kamar di buka dengan hati-hati, dan ku dengan suara pintu itu kembali di tutup dengan hati-hati

Dalam senyapnya malam yang di hiasi suara titik-titik air sisa hujan lebat, tak ku dengar adanya langkah yang datang menuju kamar dimana aku terbaring menunggu saat-saat indah menikmati vagina tante Lela yang lembek dan basah

Tiba-tiba gagang pintu kamar mulai bergerak dan pintupun mulai terbuka perlahan Tetapi aku sangat terkejut, karena yang datang bukan tante Lela, melainkan Rere, putrinya yang baru kelas 3 SMA Rere meletakkan jari telunjuknya di bibir sebagai isyarat agar aku tidak bicara Aku yang sudah terlanjur telanjang, tidak mampu berbuat apa-apa kecuali menutupi batang penisku yang sudah keras dengan guling yang ada di sampingku

Setelah kembali menutup pintu kamar dengan hati-hati, Rere melangkah ke arahku, dan duduk di sampingku lalu menarik guling yang menutup kemaluanku Ia kemudian menggenggam batang penisku dengan kencang, sehingga hampir membuatku berteriak Rere mendekatkan wajahnya ke hadapanku dan dengan nada berbisik, Rere berkata:

“Jadi selama ini, Kaka dibayar bukan hanya untuk ngasih private aku ya?”“Maaf, Win! Kaka… bukan begitu! kamu tidak mengerti…” “Kaka nggak usah bohong! Rere sudah baca semua SMS Kaka di HP Mama…”

“Apa? jadi yang… ”
“Iya! yang balas SMS Kaka itu Rere, Ka!”
“Maafkan Kaka, Win! Kaka nggak ada maksud begitu…”
“Udah deh! Kaka nggak usah bohong… Kenapa Kaka melakukan ini dengan Mamaku!?”
“Win! bukan kemauan Kaka, Win! Kaka juga nggak tahu kenapa ini sampai terjadi…!!” “Kak! Mulai hri ini, Rere nggak mau private lagi sama Kaka… Rere kecewa sama Kaka!”

Mendengar kekecewaan Rere itu, ku peluk tubuh Rere dan ku ciumi bibirnya, tetapi Rere tidak bereaksi melawan, apalagi berteriak Ku jatuhkan tubuhnya ke tempat tidur sambil terus ku ciumi bibirnya Ku tahan gerakan kedua tangannya dengan kedua tanganku, dan ku tindih tubuhnya agar dia tidak lagi mampu bergerak

Merasakan Rere yang tidak bereaksi melawan terhadap aksiku, dan cenderung pasrah, aku menghentikan ciumanku dan ku tatap wajah Rere Tetapi yang terlihat dari wajahnya bukan kekecewaan Rere justru melemparkan senyumannya kepadaku “Ada apa ini?” pikirku dalam hati…

“Perawani Rere, Ka! tapi jangan hamili Rere!” itulah kalimat yang terucap dibalik senyumnya Aku pun senang mendengar kalimat itu Tanpa pikir panjang, ku lepaskan seluruh pakaian yang menutup tubuhnya, mulai dari babydol yang dikenakannya, hingga BH dan CDnya

Tampak dihadapanku sesosok tubuh kecil yang lumayan langsung dengan buah dada kecil yang montok Selangkangan Rere yang cembung dengan rambut ikal tipis yang tumbuh dipermukaannya, merupakan sebuah pemadangan baru yang sangat indah bagiku

Aku tidak mau melewatkan kesempatan untuk merasakan bagaimana nikmatnya vagina seorang perawan berusia 15 tahun Tanpa menunggu lebih lama, langsung ku angkat kedua kakinya, sehingga selangkangannya terbuka lebar Terlihat jelas belahan vagina Rere yang hanya seperti lipatan kulit berbentuk garis lurus Tidak terlihat disana ada lobang untuk masuknya penisku yang sudah siap tempur

Tanpa pikir panjang, langsung ku arahkan kepala penisku ke belahan yang masih sangat rapat itu Dengan kedua tangannya, Rere memegang kakinya yang terbuka lebar ke atas Dengan bantuannya itu, aku bisa menggunakan jariku untuk membuka belahan vagina Rere

Bisa ku lihat di dalamnya daging yang agak basah berwarna merah muda, dan langsung ku tancapkan kepala penisku di sela belahan yang terbuka itu Dengan sedikit memaksa, kepala penisku berhasil menerobos lobang vaginanya yang terasa sangat sempit

Aku terus menekan agar penisku bisa masuk sempurna ke dalam vagina Rere, namun usaha itu harus ku lakukan dengan perlahan Aku harus tarik ulur agar cairan vaginanya membasahi seluruh batang penisku Tanpa cara itu, Penisku tidak bisa dipaksa masuk

Sedikit demi sedikit, batang penisku semakin dalam masuk ke lobang vagina Rere yang sangat sempit, sampai akhirnya setengah batang penisku telah berhasil masuk Dalam posisi penis yang setengah menancap di selangkangannya, ku jatuhkan tubuhku di dadanya

Ku raih bibirnya dan mencoba menciuminya, ku remas payudara montok yang masih ranum itu, sesekali ku jilati pipi, kuping, leher dan terkadang turun ke payudaranya Rere terpejam dan sesekali berdesis, sepertinya ia menikmati sentuhan yang lidahku di leher dan payudaranya

Bahkan mungkin ia melupakan bahwa penisku baru setengah masuk ke lobang vaginanya Melihat keadaan itu, ku tumpukan tubuhku di atas siku yang berada di kedua sisi tubuhnya dan ku pegang erat bahunya Dengan terus menjilati payudaranya dan sesekali mengecup puting susunya, kembali ku genjot lobang vaginanya yang sangat rapat dan kesat Terus ku coba dan ku coba, meski kedua bahunya telah ku pegang erat, tetapi tetap saja genjotan yang ku lakukan untuk menerobos lobang vaginanya hanya bisa masuk dengan perlahan

Akhirnya ku putuskan untuk fokus pada usaha untuk memasukkan penis ke lobang vaginanya Aku turun dari tempat tidur, dan menarik tubuh Rere ke sisi tempat tidur itu Dengan posisi berdiri di sisi tempat tidur, kembali ku arahkan penisku yang sedikit ku basahi dengan air liurku ke lobang vaginanya

Penisku kembali hanya bisa masuk setengah ke dalam lobang vagina Rere, namun dengan posisi berdiri, aku bisa menahan kedua pahanya agar tubuhnya tidak bergerak mengikuti tiap genjotanku Usahaku akhirnya tidak sia-sia, karena dengan posisi itu, aku bisa lebih cepat menerobos lobang vagina Rere dengan sempurna

Dalam posisi tenggelam sempurna, aku mjatuhkan tubuhku ke dada Rere dan berguling agar posisi Rere di atas Ku peluk tubuh Rere dan ku coba menarik keluar penisku dari lobang sempit yang basah itu, lalu mendorongnya masuk kembali

Beberapa kali ku lakukan itu, aku kembali berguling, sehingga posisiku mebali di atas Saat itulah permainan sesungguhnya di mulai Vagina Rere sepertinya telah mampu beradaptasi dengan benda tumpul yang menerobos lobang vaginanya

Rapatnya lobang vagina Rere memberikan kenikmatan yang luar biasa yang tidak pernah ku rasakan saat bercinta dengan tante Lela dinding vagina Rere seakan mencengkram erat batang penisku, persis seperti saat pertama Rere mencengkar penisku dengan tangannya

Kenikmatan itu pulalah yang mungkin membuatku tidak bertahan lebih lama untuk menahan muncratnya sperma Karena pertimbangan tidak untuk menghamili, tetapi hanya memerawai, maka penisku ku cabut dan spermaku pun hanya membuahi bulu-bulu lembut yang tumbuh di atas permukaan vagina Rere. END


Agen Poker Terbesar - Mertua Ngentot Menantu Sampai Puas

Agen Poker Terbesar - Mertua Ngentot Menantu Sampai Puas Hari sudah mulai malam, aku baru saja selesai mandi dan duduk di meja rias dadan ...