BONUS MENARIK LEXABET : Bonus extra deposit member 10% | Bonus Unlimited Cashback setiap minggu | Bonus NEW MEMBER 20k | Info lebih lanjut silahkan hubungi CS 24jam kami di BBM E3A4A978 , WHATSAPP +855975219067 atau Livechat LEXABET.COM Agen poker Agen Bola
Nama Situs Games Bank Support Minimal Deposit Pendaftaran
LEXABET SPORTBOOK - LIVECASINO - SLOTS - LIVEGAMES - POKER BCA - BNI - BRI - MANDIRI 25.000
Agen Bola
KENZO POKER POKER ONLINE - DOMINO QQ BANDAR CEME - CEME KELILING CAPSA SUSUN - LIVEPOKER BCA - BNI - BRI MANDIRI 10.000
VILA POKER POKER ONLINE - DOMINO QQ BANDAR CEME - CEME KELILING CAPSA SUSUN - LIVEPOKER BCA - BNI - BRI - MANDIRI 20.000
Agen poker

PENGALAMANKU MENJADI SEORANG CEWE BOKINGAN KELAS PROFESIONAL

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum tentang cewe bokingan yang cantik dan seksi Dengan Judul ” Pengalamanku Menjadi Seorang Cewe Bokingan Kelas Profesional ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

PENGALAMANKU MENJADI SEORANG CEWE BOKINGAN KELAS PROFESIONAL
Kenzopoker.org - Agen Domino QQ Poker Online - BandarQQ Online - Domino99
CERITA DEWASA 18+Kenalkan namaku Kirana. Umurku 24 tahun. Statusku bersuami dengan 2 orang anak. Pekerjaanku cewe bokingan. Tetapi nanti dulu, jangan mencemoohku dulu. Saya bukan cewe bokingan kelas Kramat Tunggak apalagi Monas di Jakarta atau Gang Dolly di Surabaya.

Saya seorang cewe bokingan profesional. Oleh karena itu tarip pemakaian saya juga tidak murah. Untuk “short play” sebesar US$ 200, dengan uang muka US$ 100 dibayar saat pencatatan pesanan dan kekurangannya harus dilunasi sebelum pengguna jasa saya sebelum menaiki tubuh saya.

Jelasnya, sebelum kunci kamar tempat berlangsungnya permainan dikunci. “Short play” berlangsung 1 jam, paling lama 3 jam, tergantung stamina customer. Kalau sesudah 1 jam, sudah merasa capai, dan tidak memiliki lagi kekuatan untuk ereksi, apalagi untuk ejakulasi, artinya permainan sudah usai.

Semua kesepakatan ini tertulis dalam tata cara pemakaian tubuh atau jelasnya lagi tata cara persewaan kemaluan saya. Ini sudah penghasilan bersih, sudah merupakan “take home pay”. Saya tidak mau tahu soal sewa kamar, minum, makan malam dan sebagainya.

Semua aturan ini saya buat dari hasil pengalaman menjadi cewe bokingan selama 3 tahun (saya berniat berhenti menjadi cewe bokingan dua tahun lagi, bila modal saya sudah cukup). Saya tidak pernah diskriminasi, apakah pembeli saya itu seorang pejabat atau konglomerat. Pokoknya ada uang kemaluan saya terhidang, tak ada uang silakan hengkang.

More money more service, no money no service. Biasanya para langganan yang sudah ngefans betul pada saya masih memberi tips. Setelah persetubuhan selesai, saya akan menanyakan, “Bapak (atau Mas) puas dengan layanan saya?” Jawabnya bisa macam-macam. “Luar biasa!” mengatakan demikian sambil menggelengkan kepalanya.

Atau ada yang menganggukkan kepala, “Biasa!”. Tetapi ini yang sering, tanpa berkata sepatahpun memberikan lembaran ratusan ribuan dua atau tiga lembar. Untuk tarip “long-play</i> atau “all night</i>, tergantung kesepakatan saja, namun tidak akan kurang dari enam ratus dolar. Itu tentang tarip.

Sekarang tentang service. Saya akan menuruti apa saja yang diminta oleh pelanggan (customer) selama hal itu tidak merusak atau menyakiti tubuh saya atau tubuh pelanggan. Dengan mulut, oke, begitu juga mandi kucing atau mandi susu yaitu memijati tubuh pelanggan dengan buah dada saya yang putih dan montok, juga oke-oke saja. Tetapi bersetubuh sambil disiksa, atau saya harus menyiksa pasangan saya, saya akan menolak.

Tiga tahun menjadi cewe bokingan telah memberikan pengalaman hidup yang besar sekali dalam diri saya. Saya mempunyai buku catatan harian tentang hidup saya. Saya selalu menulis pengalaman persetubuhan saya dengan bermacam-macam orang, suku bangsa bahkan dengan laki-laki dari bangsa lain (Afrika, India, Perancis, dan lain-lain).

Tetapi kalau selama tiga tahun saya menggeluti profesi saya itu lahir dua orang anak manusia, (masing-masing berumur 2 tahun 3 bulan dan satunya lagi 1 tahun), tentunya saya tidak bisa bahkan tidak mungkin mengetahui siapa bapak masing-masing anak itu. Cobalah dihitung, kalau dalam seminggu saya disetubuhi oleh minimal 10 orang, dalam 1 bulan ada 30 orang yang memarkir kemaluannya di kemaluan saya (1 minggu saat menstruasi, saya libur).
Tetapi ini tidak berarti anak itu tanpa bapak. Resminya anak itu adalah anak Pak Hendrik (nama samaran). Dia adalah boss tempat saya secara resmi bekerja. Seorang notaris dan sekarang sedang merintis membuka kantor pengacara. Pekerjaan resmi (pekerjaan tidak resmi saya adalah cewe bokingan) ini cocok dengan pendidikan saya. Saya, mahasiswa tingkat terakhir Fakultas Hukum salah satu universitas swasta, jurusan hukum perdata.

Tetapi nantinya saya kepingin menjadi notaris, seperti Pak Hendrik ini. Sebetulnya saya ditawari Pak Hendrik untuk menangani kantor pengacara yang akan didirikannya tadi. Tetapi saya tidak mau. Menurut persepsi saya (mudah-mudahan persepsi saya salah) dunia peradilan di negeri kita masih semrawut.

Mafia, nepotisme, sogok, intimidasi masih kental mewarnai dunia peradilan kita. Dari yang di daerah sampai ke Mahkamah Agung (ini kata majalah Tempo loh). Tetapi sudahlah itu bukan urusan saya. Lalu darimana saya kenal dengan Pak Hendrik? Itu terjadi pada tahun pertama saya menjadi cewe bokingan.

Waktu itu saya hamil 2 bulan. Kebetulan Pak Hendrik mem-booking saya. Setelah selesai menikmati tubuh dan kemaluan saya sepuasnya, saya muntah-muntah. Itu terjadi waktu saya bangun pagi. Dia bertanya apa saya hamil. Saya jawab iya. Lalu dia bertanya siapa bapaknya. “Ya entahlah”, jawab saya. Waktu itulah dia menawari pekerjaan untuk saya, kesediaan untuk secara resmi menjadi suami saya dan tentunya melegalisir bayi yang akan saya lahirkan.

Saya tidak tahu bagaimana dia mengurus tetek bengeknya di kantor catatan sipil dan bagaimana dia dapat menjinakkan isterinya. Yang jelas setelah itu tiap hari Selasa dan Kamis saya berkantor di kantor Pak Hendrik. Lalu apa keuntungan Pak Hendrik? Ya pasti ada. Tiap hari Selasa dan Kamis, dia akan sarapan kedua.

Mulai dari menciumi, meraba-raba badan dan buah dada, dan terakhir menyutubuhi. Kadang-kadang saya malah tidak sempat bekerja karena selalu dikerjai oleh suami saya tersebut. (Bangunan yang dipakai sebagai kamar kerja Pak Hendrik dan saya terpisah dengan bangunan untuk ruang kerja stafnya).

Wajah saya memang cantik. Tinggi dan berat serasi, bahkan berat badan di atas angka ideal, namun terkesan seksi. Buah dada cukup besar, tetapi tidak kebesaran seperti perempuan yang menjalani operasi plastik dengan mengganjal buah dadanya dengan silikon.

Kata orang saya cukup seksi tetapi dari sikap dan penampilan sehari-hari juga terkesan cerdas. Singkat kata, kalau ada perempuan laku disewa Rp 1,6 juta sekali pakai, bayangkan sendiri bagaimana penampilan, penghidangan dan rasanya. Baiklah terakhir saya ceritakan tentang pengawal saya, atau bodyguard saya.

Namanya Mulyono. Saya biasa memanggilnya Dik Mul, karena memang usianya baru 21 tahun, tiga tahun lebih muda dari saya. Orangnya tinggi, atletis dengan potongan rambut cepak, dan penampilannya seperti militer.

Konon katanya, sehabis lulus SLTA Mulyono pernah mengikuti tes masuk di AKMIL, tetapi jatuh pada tes psikologi tahap 2. Orangnya sopan (asli dari Klaten, Jawa Tengah) dan disiplin, dia juga sangat loyal pada saya (saya sudah sering mengetes kesetiaannya tersebut). Mulyono sudah saya anggap adik sendiri.

Menjadi sopir pribadi, mengurus pembayaran kontrak, mengatur waktu kerja, melindungi dari berbagai pemerasan oknum keamanan dan sebagainya, pokoknya seperti sekretaris pribadi. Hanya saja dia tidak tinggal serumah dengan saya. Saya kontrakkan dekat dengan rumah saya. Selain itu dia masih mengikuti kuliah di Universitas Terbuka, Fakultas Hukum. Lalu berapa gajinya? Itu rahasia perusahaan.

Tetapi yang jelas, sebagai seorang penjaga putri cantik, atau penjaga “kebun wisata”, sekali waktu dia saya beri kesempatan untuk mencicipi atau menikmati keKiranaan “kebun” itu. Mula-mula dia memang menolak.

Itu terjadi pada suatu malam minggu di rumah. Dia saya panggil, saya minta dia memijati badan saya. Dia menurut. Saya hanya mengenakan gaun malam tipis dengan celana dalam dan BH yang siap dilepas. Mula-mula kaki saya dipijatnya pelan-pelan, enak sekali rasanya.

Rasanya tangannya berbakat untuk memijit. Kemudian naik ke betis, yang kiri kemudian yang kanan. “Dasternya ditarik ke atas saja Dik Mul”, kata saya waktu dia mulai memijat bokong. Saya sengaja memancing nafsu seksnya sedikit demi sedikit.

Sementara nafsu saya sudah mulai terbangun dengan pemijatan pada bokong tadi. Bokong saya diputar-putar, dan nafsu seks saya semakin bertambah. Terus pemijatan pada pinggang, lalu punggung. Pada pemijatan di punggung kancing BH saya lepas, sehingga seluruh punggung dapat dipijat secara merata tanpa ada halangan.

Waktu Mulyono memijat leher, dia terlhat sangat berhati-hati. Setelah saya membalikkan badan, Mul akan memulai memijat dari kaki. Tetapi saya mengatakan agar dari atas dulu. Rupanya dia bingung juga kalau dari atas mulai darimana kepala atau leher, padahal dada saya sudah terbuka sehingga kedua bukit kembar yang putih dan kekar itu terbuka dan merangsang yang melihatnya. Belum sampai dia menjawab pertanyaan saya, saya sudah mengatakan,

“Dik Mul, Mbak Kirana dicium dulu yach!”
“Ach enggak Mbak jangan.”
“Lho kenapa? Dik Mul nggak sayang sama Mbak ya?”

Tanpa menunggu jawaban, saya sambar leher Mul, saya peluk kuat-kuat, saya cium bibirnya. Dengan kedua kaki saya, tubuhnya saya telikung, saya sekap. Dia terlihat gelagapan juga. Lama leher dan kepala Dik Mul dalam dekapan saya. Rasanya seperti mengalahkan anak kecil dalam pergulatan karena Dik Mul ternyata diam saja. Baru setelah lima menit, Dik Mul memberikan perlawanan. Pelukan saya lepaskan.

Dia mulai mencium lembut pipi saya, turun ke dagu, lalu dada, di antara kedua buah dada saya. Disapunya dengan bibirnya semua daerah sensitif di sekitar mulut, dada dan leher. Saya menikmati benar ciuman ini. Apalagi setelah bibirnya turun ke bawah di sekitar pusat, pangkal paha dan sekitar kemaluan saya.

Tanpa saya sadari tubuh saya meliuk-liuk, mengikuti dan menikmati rangsangan erotis yang mengalir di seluruh tubuh. Kemaluan saya mulai basah, menanti sesuatu yang akan masuk. Setelah puas diciumi, saya berbisik, “Dik Mul, masukkan sekarang kemaluannya ya! Saya sudah nggak tahan…” Dia lalu berdiri dan mulai melepaskan, baju, celana, kaus baju dan terakhir celana dalamnya.

Kini penisnya terlihat utuh putih kehitaman, dengan semburat urat-urat kecil di sekitar pangkalnya. Ujungnya seperti ujung bambu runcing, lebih panjang bagian bawah. Penis itu mencuat ke atas, membentuk sudut lebih kurang 30 derajat dengan bidang horisontal.

Pelan-pelan penis itu mulai ditelusupkan di antara bibir kemaluan saya. Setelah itu ditarik secara pelan-pelan. Kemaluannya dan kemaluan saya dapat diibaratkan dua kutub magnit, pergesekannya membangkitkan arus listrik yang merambat dari kemaluan keseluruh tubuh, juga dari kemaluannya dan memberikan rasa nikmat yang sangat kepada pasangan yang sedang ber-charging tersebut. Gosokan kemaluan Mulyono yang semakin cepat membuat seluruh tubuh saya seperti terkena listrik.

Kemaluan saya terasa berdenyut meremas kemaluan Mulyono. Saya orgasme, dan ini terulang lagi beberapa kali, multi orgasme. Makin lama rangsangan itu semakin meningkat. Bersetubuh dengan Mulyono memang saya rasakan agak lain.

Biasanya saya bersikap meladeni kepada para pelanggan, tetapi dengan Mulyono saya seperti diladeni, dipuaskan rasa haus saya. Gerakan keluar-masuk kemaluannya yang lambat, ciuman disekitar buah dada yang terkadang diselingi dengan menghisap-hisap putingnya, dan reaksi menggeliat-geliatnya tubuh saya, seperti suatu pertunjukkan “slow motion” yang mengasyikkan.

Dan ketika saraf tubuh saya tak lagi kuat menampung muatan listrik itu, saya berbisik, “Dik Mul, tembak sekarang ya!” Dan Mulyono mempercepat gesekan kemaluannya, sampai pada puncaknya kakinya mengejang. Bersama itu pula saya peluk kuat-kuat tubuh Mulyono.

Inilah puncak persetubuhanku dengan Mulyono. Teman-teman, sekian dulu perkenalan saya yang panjang lebar. END


SITUASI ROMANTIS DENGAN GADIS SEKSI YANG SEDANG LES PRIVAT DI RUMAHKU

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum gadis cantik dan seksi terbuai situasi romantis rela melepas keperawanannya Dengan Judul ” Menjadi Sange Saat Melihat Tubuh Mantan Pengasuhku Yang Seksi ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

SITUASI ROMANTIS DENGAN GADIS SEKSI YANG SEDANG LES PRIVAT DI RUMAHKU
Kenzopoker.org - Agen Domino QQ Poker Online - BandarQQ Online - Domino99
CERITA DEWASA 18+ - Fanny, adalah seorang gadis dengan wajah cantik, alis matanya melengkung, dan mata indah serta jernih, dilindungi oleh bulu mata lentik, hidung mancung serasi melengkapi kecantikannya, ditambah dengan bibir mungil merah alami yang serasi pula dengan wajahnya.

Rambutnya yang hitam dan dipotong pendek menjadikannya lebih menarik, kulitnya putih mulus dan terawat, badannya mulai tumbuh begitu indah dan seksi. Dia tumbuh di kalangan keluarga yang cukup berada dan menyayanginya. Sobat pembaca, usianya baru 17 tahun, kadang sifatnya masih kekanakan. Badannya tidak terlalu tinggi berkisar 155 cm, badannya ideal dengan tinggi badannya, tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus.

Seminggu yang lalu Fanny mulai rutin mengikuti les privat Fisika di rumahku, Renne, aku seorang duda. Aku mempunyai sebuah rumah mungil dengan dua buah kamar, diantaranya ada sebuah kamar mandi yang bersih dan harum. Kamar depan diperuntukkan ruang kerja dan perpustakaan, buku-buku tersusun rapi di dalam rak dengan warna-warna kayu, sama seperti meja kerja yang di atasnya terletak seperangkat komputer.

Sebuah lukisan yang indah tergantung di dinding, lukisan itu semakin tampak indah di latar belakangi oleh warna dinding yang serasi. Ruang tidurnya dihiasi ornamen yang serasi pula, dengan tempat tidur besar dan pencahayaan lampu yang membuat suasana semakin romantis. Ruang tamu ditata sangat artistik sehingga terasa nyaman.

Rumahku memang terkesan romantis dengan terdengar pelan alunan lagu-lagu cinta, Fanny sedang mengerjakan tugas yang baru kuperintahkan. Dia terlalu asyik mengerjakan tugas itu, tanpa sengaja penghapusnya jatuh tersenggol. Fanny berusaha menggapai ke bawah bermaksud untuk mengambilnya, tapi ternyata dia memegang tanganku yang telah lebih dulu mengambilnya.

Fanny kaget melihat ke arahku yang sedang tersenyum padanya. Fanny berusaha tersenyum, saat tangan kirinya kupegang dan telapak tangannya kubalikkan dengan lembut, kemudian kutaruh penghapus itu ke dalam telapak tangannya.

Aku sebagai orang yang telah cukup berpengalaman dapat merasakan getaran-getaran perasaan yang tersalur melalui jari-jari gadis itu, sambil tersenyum aku berkata, “Fan, kamu tampak lebih cantik kalau tersenyum seperti itu”. Kata-kataku membuat gadis itu merasa tersanjung, dengan tidak sadar Fanny mencubit pahaku sambil tersenyum senang.

“Udah punya pacar Fan?”, godaku sambil menatap Fanny.“Belum, Kak!”, jawabnya malu-malu, wajahnya yang cantik itu bersemu merah.“Kenapa, kan temen seusiamu sudah mulai punya pacar”, lanjutku.“Habis mereka maunya cuma hura-hura kayak anak kecil, caper”, komentarnya sambil melanjutkan menulis jawaban tugasnya.

“Ohh!”, aku bergumam dan beranjak dari tempat duduknya, mengambil minuman kaleng dari dalam kulkas.“Minum Coca Cola apa Fanta, Fan?”, lanjutku.“Apa ya! Coca Cola aja deh Kak”, sahutnya sambil terus bekerja.

Aku mambawa dua kaleng minuman dan mataku terus melihat dan menelusuri tubuh Fanny yang membelakangi, ternyata menarik juga gadis ini, badannya yang semampai dan bagus cukup membuatku bergairah, pikirku sambil tersenyum sendiri.

“Sudah Kak”, suara Fanny mengagetkan lamunanku, kuhampiri dan kusodorkan sekaleng Coca-Cola kesukaan gadis itu. Kemudian aku memeriksa hasil pekerjaan itu, ternyata benar semua.“Ahh, ternyata selain cantik kamu juga pintar Fan “, pujiku dan membuat Fanny tampak tersipu dan hatinya berbunga-bunga.

Aku yang sengaja duduk di sebelah kanannya, melanjutkan menerangkan pemecahan soal-soal lain, Bau wangi parfum yang kupakai sangat lembut dan terasa nikmat tercium hidung, mungkin itu yang membuatnya tanpa sadar bergeser semakin dekat padaku.

Pujian tadi membuatnya tidak dapat berkonsentrasi dan berusaha mencoba mengerti apa yang sedang dijelaskan, tapi gagal. Aku yang melihatnya tersenyum dalam hati dan sengaja duduk menyamping, agak menghadap pada gadis itu sehingga instingku mengatakan hatinya agak tergetar.

“Kamu bisa ngerti yang baru kakak jelaskan Fan”, kataku sambil melihat wajah Fanny lewat sudut mata.Fanny tersentak dari lamunannya dan menggeleng, “Belum, ulang dong Kak!”, sahutnya. Kemudian aku mengambil kertas baru dan diletakkan di depannya, tangan kananku mulai menuliskan rumus-rumus sambil menerangkan, tangan lainnya diletakkan di sandaran kursi tempatnya duduk dan sesekali aku sengaja mengusap punggungnya dengan lembut.

Fanny semakin tidak bisa berkonsentrasi, saat merasakan usapan lembut jari tanganku itu, jantungnya semakin berdegup dengan keras, usapan itu kuusahakan senyaman dan selembut mungkin dan membuatnya semakin terlena oleh perasaan yang tak terlukiskan. Dia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi lagi. Tanpa terasa matanya terpejam menikmati belaian tangan dan bau parfum yang lembut.

Dia berusaha melirikku, tapi aku cuek saja, sebagai perempuan yang selalu ingin diperhatikan, Fanny mulai mencoba menarik perhatianku. Dia memberanikan diri meletakkan tangan di atas pahaku. Jantungnya semakin berdegup, ada getaran yang menjalar lembut lewat tanganku.

Selesai menerangkan aku menatapnya dengan lembut, dia tak kuasa menahan tatapan mata yang tajam itu, perasaannya menjadi tak karuan, tubuhnya serasa menggigil saat melihat senyumku, tanpa sadar tangan kirinya meremas lembut pahaku, akhirnya Fanny menutup mata karena tidak kuat menahan gejolak didadanya.

Aku tahu apa yang dirasakan gadis itu dengan instingku. “Kamu sakit?”, tanyaku berbasa basi. Fanny menggelengkan kepala, tapi tanganku tetap meraba dahinya dengan lembut, Fanny diam saja karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. Aku genggam lembut jari tangan kirinya.

Udara hangat menerpa telinganya dari hidungku, “Kamu benar-benar gadis yang cantik, dan telah tumbuh dewasa Fan”, gumamku lirih. pujian itu membuat dirinya makin bangga, tubuhnya bergetar, dan nafasnya sesak menahan gejolak di dadanya. Dan Fanny ternyata tak kuasa untuk menahan keinginannya meletakkan kepalanya di dadaku, “Ahh..”, Fanny mendesah kecil tanpa disadari.

Aku sadar gadis ini mulai menyukaiku, dan berhasil membangkitkan perasaan romantis nya. Tanganku bergerak mengusap lembut telinga gadis itu, kemudian turun ke leher, dan kembali lagi naik ke telinga beberapa kali. Fanny merasa angan-angannya melambung, entah kenapa dia pasrah saja saat aku mengangkat dagunya, mungkin terselip hatinya perasaan ingin terus menikmati belaian-belaian lembut itu.

“Kamu memang sangat cantik dan aku yakin jalan pikiranmu sangat dewasa, Aku kagum!”, kataku merayu.Udara hangat terasa menerpa wajahya yang cantik, disusul bibir hangatku menyentuh keningnya, lalu turun pelan ke telinga, hangat dan lembut, perasaan nikmat seperti ini pasti belum pernah dialaminya. Anehnya dia menjadi ketagihan, dan merasa tidak rela untuk cepat-cepat mengakhiri semua kejadian itu.

“Ja.., jangan Kak”, pintanya untuk menolak. Tapi dia tidak berusaha untuk mengelak saat bibir hangatku dengan lembut penuh perasaan menyusuri pipinya yang lembut, putih dan halus, saat merasakan hangatnya bibirku mengulum bibirnya yang mungil merah merekah itu bergeter, aku yakin baru pertama kali ini dia merasakan nikmatnya dikulum dan dicium bibir laki-laki.

Jantung di dadanya berdegup makin keras, perasaan nikmat yang menyelimuti hatinya semakin membuatnya melambung. “Uuhh..!”, hatinya tergelitik untuk mulai membalas ciuman dan kuluman-kuluman hangatku.

“Aaahh..”, dia mendesah merasakan remasanku lembut di payudara kiri yang menonjol di dadanya, seakan tak kuasa melarang. Dia diam saja, remasan lembut menambah kenikmatan tersendiri baginya.“Dadamu sangat indah Fan”, sebuah pujian yang membuatnya semakin mabuk, bahkan tangannya kini memegang tanganku, tidak untuk melarangnya, tapi ikut menekan dan mengikuti irama remasan di tanganku. Dia benar-benar semakin menikmatinya. Serdadukupun mulai menegang.

“Aaahh”, Fanny mendesah kembali dan pahanya bergerak-gerak dan tubuhnya bergetar menandakan vaginanya mulai basah oleh lendir yang keluar akibat rangsangan yang dialaminya, hal itu membuat vaginanya terasa geli, merupakan kenikmatan tersendiri. Dia semakin terlena diantara degup-degup jantung dan keinginannya untuk mencapai puncak kenikmatan. Diimbanginya kuluman bibir dan remasan lembut di atas buah dadanya.

Saat tanganku mulai membuka kancing baju seragamnya, tangannya mencoba menahannya.“Jangan nanti dilihat orang”, pintanya, tapi tidak kupedulikan. Kulanjutkan membuka satu persatu, dadanya yang putih mulus mulai terlihat, buah dadanya tertutup bra warna coklat.

Seakan dia sudah tidak peduli lagi dengan keadaannya, hanya kenikmatan yang ingin dicapainya, dia pasrah saat kugendong dan merebahkannya di atas tempat tidur yang bersprei putih. Di tempat tidur ini aku merasa lebih nyaman, semakin bisa menikmati cumbuan, dibiarkannya dada yang putih mulus itu makin terbuka.

“Auuuhh”, bibirku mulai bergeser pelan mengusap dan mencium hangat di lehernya yang putih mulus. “Aaaahh”, dia makin mendesah dan merasakan kegelian lain yang lebih nikmat. Aku semakin senang dengan bau wangi di tubuhnya. “Tubuhmu wangi sekali”, kembali rayuan itu membuatnya makin besar kepala.

Tanganku itu dibiarkan menelusuri dadanya yang terbuka. Fanny sendiri tidak kuasa menolak, seakan ada perasaan bangga tubuhnya dilihat dan kunikmati. Tanganku kini menelusuri perutnya dengan lembut, membuatnya menggelinjang kegelian. Bibir hangatku beralih menelusuri dadanya.

“Uhh.!”, tanganku menarik bajunya ke atas hingga keluar dari rok abu-abunya, kemudian jari-jarinya melepas kancing yang tersisa dan menari lembut di atas perutnya. “Auuuhh” membuatnya menggelinjang nikmat, perasaannya melambung mengikuti irama jari-jariku, sementara serdaduku terasa makin tegang.

Dia mulai menarik kepalaku ke atas dan mulai mengimbagi ciuman dan kuluman, seperti caraku mengulum dan mencium bibirnya. “Ooohh”, terdengar desah Fanny yang semakin terlena dengan ciuman hangat dan tarian jari-jariku diatas perutnya, kini dada dan perutnya terlihat putih, mulus dan halus hanya tertutup bra coklat muda yang lembut.

Aku semakin tegang hingga harus mengatur gejolak birahi dengan mengatur pernafasanku, aku terus mempermainkan tubuh dan perasaan gadis itu, kuperlakukan Fanny dengan halus, lembut, dan tidak terburu-buru, hal ini membuat Fanny makin penasaran dan makin bernafsu, mungkin itu yang membuat gadis itu pasrah saat tanganku menyusup ke belakang, dan membuka kancing branya.

Tanganku mulai menyusup di bagian dada yang menonjol di bawah bra gadis itu, terasa kenyal dan padat di tanganku.“Aaahh.. Uuuhh. ooohh”, Fanny menggelinjang gelinjang geli dan nikmat, jemari itu menari dan mengusap lembut di atas buah dadanya yang mulai berkembang lembut dan putih, seraya terus berpagutan. Dia merasa semakin nikmat, geli dan melambungkan angan-angannya.

Ujung jariku mulai mempermainkan puting susunya yang masih kecil dan kemerahan itu dengan sangat hati-hati. “Kak.. Aaahh.. uuhh.. ahh”. Fanny mulai menunjukkan tanda-tanda terangsang hingga berusaha ikut membuka kancing bajuku, agak susah, tapi dia berhasil.

Tangannya menyusup kebalik baju dan mengelus dadaku, sementara birahinya makin memuncak. “Ngghh.. “, vaginanya yang basah semakin membuatnya nikmat, pikirku. Fanny menurut ketika badannya diangkat sedikit, dibiarkannya baju dan branya kutanggalkan, lalu dilempar ke samping tempat tidur.

Sekarang tubuh bagian atasnya tidak tertutup apapun, dia tampak tertegun dan risih sejenak, saat mataku menelusuri lekuk tubuhnya. Di sisi lain dia merasa kagum dengan dua gunung indah yang masih perawan yang menyembul di atas dadanya, belum pernah terjamah oleh siapapun selain dirinya sendiri.

Sedangkan aku tertegun sejenak melihat pemandangan di depan mataku, birahiku bergejolak kembali, aku berusaha mengatur pernafasan, karena tidak ingin melepaskan nafsu binatangku hingga menyakiti perasaan gadis cantik yang tergolek pasrah di depanku ini.

Aku mulai mengulum buah dada gadis itu perlahan, terasa membusung lembut, putih dan kenyal. Diperlakukan seperti itu Fanny menggelinjang, “Ahh.. uuuhh.. aaahh”. Pengalaman pertamanya ini membuat angan-angannya terbang tinggi. Buah dadanya yang putih, lembut, dan kenyal itu terasa nikmat kuhisap lembut, tarian lidah diputing susunya yang kecil kemerahan itu mulai berdiri dan mengeras.
“Aaahh..!”, dia merintih geli dan makin mendekap kepalaku, vaginanya mungkin kini terasa membanjir. Birahinya semakin memuncak. “Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. Uhh”, rintihnya makin panjang. Aku terus mempermainkan buah dada gadis lugu itu dengan bibir dan lidahku, sambil membuka kancing bajuku sendiri satu persatu, kemudian baju itu kutanggalkan, terlihat dadaku yang bidang dan atletis.

Kembali ujung bibirnya kukulum, terasa geli dan nikmat. Saat Fanny akan membalas memagutnya, telapak tangannya kupegang dan kubimbing naik ke atas kepalanya. Aku mulai mencium dan menghisap lembut, dan menggigit kecil tangan kanannya, mulai dari pangkal lengan, siku sampai ujung jarinya diisap-isap. Membuatnya bertambah geli dan nikmat.

“Geli.. ahh.. ohh!”Perasaannya melambung kembali, ketika buah dadanya dikulum, dijilati dan dihisap lembut. “Uuuhh.!”, dia makin mendekapkan kepalaku, itu akan membuat vaginanya geli, membuat birahinya semakin memuncak.“Kak.. ahh, terus kak.. ahh.. ssst.. uhh”, dia merintih rintih dan menggelinjang, sesekali kakinya menekuk ke atas, hingga roknya tersingkap.

Sambil terus mempermainkan buah dada gadis itu. aku melirik ke paha mulus, indah terlihat di antara rok yang tersingkap. Darahku berdesir, kupindahkan tanganku dan terus menari naik turun antara lutut dan pangkal paha putih mulus, masih tertutup celana yang membasah, Aku merasakan birahi Fanny semakin memuncak.

Aku terus mempermainkan buah dada gadis itu.“Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh”, terdengar gadis itu merintih panjang. Aku dengan pelan dan pasti mulai membuka kancing, lalu menurunkan retsleting rok abu-abu itu, seakan Fanny tidak peduli dengan tindakanku itu. Rangsangan yang membuat birahinya memuncak membuatnya bertekuk lutut, menyerah.

“Jangan Kak.. aahh”, tapi aku tidak peduli, bahkan kemudian Fanny malah membantu menurunkan roknya sendiri dengan mengangkat pantatnya. Aku tertegun sejenak melihat tubuh putih mulus dan indah itu. Kemudian badan gadis itu kubalikkan sehingga posisinya tengkurap, bibirku merayap ke leher belakang dan punggung.

“Uuuhh”, ketika membalikkan badan, Fanny melihat sesuatu yang menonjol di balik celana dalamku. Dia kaget, malu, tapi ingin tahu. “Aaahh”. Fanny mulai merapatkan kakinya, ada perasaan risih sesaat, kemudian hilang kalah oleh nafsu birahi yang telah menyelimuti perasaannya.

“Ahh..”, dia diam saja saat aku kembali mencium bibirnya, membimbing tangannya ke bawah di antara pangkal paha, dia kini memegang dan merasakan serdadu yang keras bulat dan panjang di balik celanaku, sejenak Fanny sejenak mengelus-elus benda yang membuat hatinya penasaran, tapi kemudian dia kaget dan menarik tangannya.

“Aaahh”, Fanny tak kuberikan kesempatan untuk berfikir lain, ketika mulutku kembali memainkan puting susu mungil yang berdiri tegak dengan indahnya di atas tonjolan dada. Vaginanya terasa makin membanjir, hal ini membuat birahinya makin memuncak. “Ahh.. ahh.. teruuus.. ahh.. uhh”,

sambil terus memainkan buah dadanya, tanganku menari naik turun antara lutut dan pangkal pahanya yang putih mulus yang masih tertutup celana. Tanpa disadarinya, karena nikmat, tanganku mulai menyusup di bawah celana dalamnya dan mengusap-usap lembut bawah pusar yang mulai ditumbuhi rambut, pangkal paha, dan pantatnya yang kenyal terbentuk dengan indahnya bergantian.

“Teruuuss.. aaahh.. uuuhh”, karena geli dan nikmat Fanny mulai membuka kakinya, jari-jari Rene yang nakal mulai menyusup dan mengelus vaginanya dari bagian luar celana, birahinya memuncak sampai kepala.“Ahh.. terus.. ahh.. ohh”, gadis itu kaget sejenak, kemudian kembali merintih rintih.

Melihat Fanny menggelinjang kenikmatan, tanganku mencoba mulai menyusup di balik celana melalui pangkal paha dan mengelus-elus dengan lembut vaginanya yang basah lembut dan hangat. Fanny makin menggelinjang dan birahinya makin membara. “Ahh.. teruusss ooh”, Fanny merintih rintih kenikmatan.

Aku tahu gadis itu hampir mencapai puncak birahi, dengan mudah tanganku mulai beraksi menurunkan celana dalam gadis itu perlahan. Benar saja, Fanny membiarkannya, sudah tidak peduli lagi bahkan mengangkat pantat dan kakinya, sehingga celana itu terlepas tanpa halangan.

Tubuh gadis itu kini tergolek bugil di depan mataku, tampak semakin indah dan merangsang. Pangkal pahanya yang sangat bagus itu dihiasi bulu-bulu lembut yang mulai tumbuh halus. Vaginanya tampak kemerahan dan basah dengan puting vagina mungil di tengahnya. Aku terus memainkan puting susu yang sekarang berdiri tegak sambil terus mengelus bibir vagina makin membanjir. “Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh”.

Vagina yang basah terasa geli dan gatal, nikmat sampai ujung kepala. “Kak.. aahh”, Fanny tak tahan lagi dan tangannya menyusup di bawah celana dalamku dan memegang serdadu yang keras bulat dan panjang itu. Fanny tidak merasa malu lagi, bahkan mulai mengimbangi gerakanku.

Aku tersenyum penuh kemenangan melihat tindakan gadis itu, secara tidak langsung gadis itu meminta untuk bertindak lebih jauh lagi. Aku melepas celana dalamku, melihat serdaduku yang besar dan keras berdiri tegak dengan gagahnya, mata gadis itu terbelalak kagum.

Sekarang kami tidak memakai penutup sama sekali. Fanny kagum sampai mulutnya menganga melihat serdadu yang besar dan keras berdiri tegak dengan gagahnya, baru pertama kali dia melihat benda itu. Vaginanya pasti sudah sangat geli dan gatal, dia tidak peduli lagi kalau masih perawan, kemudian telentang dan pelan-pelan membuka leber-lebar pahanya.

Sejenak aku tertegun melihat vagina yang bersih kemerahan dan dihisi bulu-bulu yang baru tumbuh, lubang vaginanya tampak masih tertutup selaput perawan dengan lubang kecil di tengahnya. Fanny hanya tertegun saat aku berada di atasnya dengan serdadu yang tegak berdiri. Sambil bertumpu pada lutut dan siku, bibirku melumat, mencium, dan kadang menggigit kecil menjelajahi seluruh tubuhnya.

Kuluman di puting susu yang disertai dengan gesekan-gesekan ujung burung ke bibir vaginanya kulakukan dengan hati-hati, makin membasah dan nikmat tersendiri. “Kak.. ahh, terus ssts.. ahh.. uhh”, birahinya memuncak bisa-bisa sampai kepalanya terasa kesemutan, dipegangnya serdaduku. “Ahh” terasa hangat dan kencang.

“Kak.. ahh!”, dia tak dapat lagi menahan gejolak biraninya, membimbing serdaduku ke lubang vaginanya, dia mulai menginginkan serdaduku menyerang ke lubang dan merojok vaginanya yang terasa sangat geli dan gatal. “Uuuhh.. aaahh”, tapi aku malah memainkan topi baja serdaduku sampai menyenggol-nyenggol selaput daranya. “Ooohh Kak masukkan ahh”, gadis itu sampai merintih rintih dan meminta-minta dengan penuh kenikmatan.

Dengan hati-hati dan pelan-pelan aku terus mempermainkan gadis itu dengan serdaduku yang keras, hangat tapi lembut itu menyusuri bibir vagina.“Ooohh Kak masukkan aaahh”, di sela rintihan nikmat gadis itu, setelah kulihat puting susunya mengeras dan gerakannya mulai agak lemas, serdadu mulai menyerang masuk dan menembus selaput daranya, Sreetts “Aduuhh.. aahh”, tangannya mencengkeram bahuku.

Dengan begitu, Fanny hanya merasa lubang vaginanya seperti digigit nyamuk, tidak begitu sakit, saat selaput dara itu robek, ditembus serdaduku yang besar dan keras. Burungku yang terpercik darah perawan bercampur lendir vaginanya terus masuk perlahan sampai setengahnya, ditarik lagi pelan-pelan dan hati-hati. “Ahh”, dia merintih kenikmatan.

Aku tidak mau terburu-buru, aku tidak ingin lubang vagina yang masih agak seret itu menjadi sakit karena belum terbiasa dan belum elastis. Burung itu masuk lagi setengahnya dan.. Sreeets “Ohh..”, kali ini tidak ada rasa sakit, Fanny hanya merasakan geli saat dirasakan burung itu keluar masuk merojok vaginanya. Fanny menggelinjang dan mengimbangi gerakan dan mendekap pinggangnya.

“Kak.. ahh, terus Kak.. ohh.. uhh”, serdaduku terus menghunjam semakin dalam. Ditarik lagi, “Aaahh”, masuk lagi. “Ahh, terus… ahh.. uhh”, lubang vagina itu makin lama makin mengembang, hingga burung itu bisa masuk sampai mencapai pangkalnya beberapa kali.

Fanny merasakan nikmat birahinya memuncak di kepala, perasaannya melayang di awan-awan, badannya mulai bergeter getar dan mengejang, dan tak tertahankan lagi. “Aaahh, ooohh, aaahh” vaginanya berdenyut-denyut melepas nikmat. Dia telah mencapai puncak orgasme, kemudian terlihat lega yang menyelimuti dirinya.

Melihat Fanny sudah mencapai orgasme, aku kini melepas seluruh rasa birahi yang tertahan sejak tadi dan makin cepat merojok keluar masuk lubang vagina Fanny, “Kak.. ahh.. ssst.. ahh.. uhh”, Fanny merintih dan merasakan nikmat birahinya memuncak kembali. Badannya kembali bergetar dan mengejang, begitu juga denganku.

“Ahh.. oohh.. ohh.. aaaahh!”, kami merintih rintih panjang menuju puncak kenikmatan. Dan mereka mencapai orgasme hampir bersamaan, terasa serdadu menyemburkan air mani hangat ke dalam vagina gadis itu yang masih berdenyut nikmat.

Aku mengeluarkan serdadu yang terpercik darah perawan itu pelan-pelan, berbaring di sebelah Fanny dan memeluknya supaya Fanny merasa aman, dia tampak merasa sangat puas dengan pelajaran tahap awal yang kuberikan.“Bagaimana kalau Fanny hamil Kak”, katanya sambil sudut matanya mengeluarkan air mata.

Sesaat kemudian aku dengan sabar menjelaskan bahwa Fanny tidak mungkin hamil, karena tidak dalam masa siklus subur, berkat pengalamanku menganalisa kekentalan lendir yang keluar dari vagina dan siklus menstruasinya.

Fanny semakin merasa lega, aman, merasa disayang. Kejadian tadi bisa berlangsung karena merupakan keinginan dan kerelaannya juga. Diapun bisa tersenyum puas dan menitikkan air mata bahagia, kemudian tertidur pulas dipelukanku yang telah menjadikannya seorang perempuan.

Bangun tidur, Fanny membersihkan badan di kamar mandi. Selesai mandi dia kembali ke kamar, dilepasnya handuk yang melilit tubuhnya, begitu indah dan menggairahkan sampai-sampai aku tak berkedip memandangnya. Diambilnya pakaian yang berserakan dan dikenakannya kembali satu persatu.

Kemudian dia pamit pulang dan mencium pipiku yang masih berbaring di tempat tidur. END


MENJADI SANGE SAAT MELIHAT TUBUH MANTAN PENGASUHKU YANG SEKSI

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum ngesex dengan mantan pengasuh yang seksi dan ber-toket gede Dengan Judul ” Menjadi Sange Saat Melihat Tubuh Mantan Pengasuhku Yang Seksi ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

MENJADI SANGE SAAT MELIHAT TUBUH MANTAN PENGASUHKU YANG SEKSI
Kenzopoker.org - Agen Domino QQ Poker Online - BandarQQ Online - Domino99
CERITA DEWASA 18+ Kisah ini bercerita tentang aku dan keluargaku yang dulu memiliki pengasuh namun kini telah resign.Tetapi pada suatu hari, keluarga kami kedatangan tamu dan ternyata dia adalah bekas pengasuhku dulu. Ia pun telah tumbuh menjadi sorang wanita muda yang matang dengan postur tubuhnya yang mempesona.

Meskipun wajahnya tidak begitu cantik, tapi kemulusan dan kehalusan kulitnya dapat menambah nilai kecantikannya tersebut, maklum saja karena ia berasal dari desa yang berhawa dingin. “Permisi.., Bu…”, sapanya kepada ibuku.

“Oh.. kamu.. Sari… Kok sekarang sudah segede ini. mana suami kamu?”, tanya ibuku.
“Sudah pisah kok Bu”.
“Lho, kenapa?”.
“Itu Bu…, dia kawin sama perempuan lain”.
“Oh ya Bu…., mana Den Rully?”.
“Lha itu dia di sebelah kamu….”.

Memang dari tadi aku terus memperhatikannya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Buah dadanya yang besar dibalut dengan baju lengan panjang warna biru tua, pinggulnya yang bulat dibungkus dengan rok warna cream dibawah lutut. Ck…, ck…, bukan main mantan pengasuhku ini…, pikirku.

“Aduh Deen…., kok sudah besar gini toch, mana ganteng lagi”, sapanya.
“Lha iya wong diberi makan tiap hari kok”, jawabku.
“Wah kalo gini sich, kalo ketemu di jalan, saya pasti pangling lho”.
“Aku juga gitu.. kok Mbak… pangling sama Mbak. Udah punya anak belum?”.
“Belum Den”.

“Jangan panggil Den ach…, Mas aja gitu lho. Kan Mbak sudah bukan pengasuhku lagi. Jadi hubungan kita seperti temen aja, ya khan”.

“Iya deh Mas”.
“Udah sana istirahat dulu”, kata ibuku menyela.
“Terima kasih…, Bu”.

Kemudian Sari pergi ke belakang mencari kamarnya yang dulu untuk tidur. Sejak kepergian Sari dulu, kamar tersebut hanya dijadikan tempat untuk menyeterika pakaian. Dan sejak aku dan saudaraku sudah berangkat remaja, Ibu tidak lagi mempekerjakan pembantu, sehingga kamar tersebut dapat digunakan lagi oleh Sari.

Pada suatu hari, Ibu sedang ke pasar, saudaraku sedang kuliah, dan karena aku perlu pakaian untuk pergi ke rumah teman, maka aku menyeterika baju di ruang seterika. Di situ kebetulan tidak ada Sari, entah kemana. Tetapi tiba-tiba Sari masuk kamar dengan rambut yang masih basah. Kelihatannya dia baru saja selesai mandi dan keramas.

“Oh ada mas Rully toch”.
“Maaf ya Mbak ngganggu, sebentar kok, cuman satu baju”.
“Kalo boleh saya bantu Mas…, biar cepat selesai”.
“Ah.. nggak usah. Makin lama di sini makin seneng kok..”, godaku.
“Ah.. Mas bisa aja”.
“Mbak sekarang kerjanya di mana?”.
“Nggak ada Mas, makanya saya mau minta tolong sama Ibu”.
“Aku dukung dech Mbak, biar nanti bisa mandiin aku lagi”, godaku lagi.
“Kan udah nggak bisa lagi”.

“Kenapa? Apa karena saya sudah besar?”, suaraku sudah mulai terbata-bata menahan nafsu yang sudah mulai datang. Kulihat mukanya memerah. Dadanya turun naik, sehingga semakin terlihat menonjol di balik blusnya yang agak tipis.

“Kan malu Mas..”.
“Ya kalo dilihat orang sich malu, tapi kalo cuma berdua kan enggak”, pancingku.

Tanganku mulai mencoba memegang tangan kirinya. Ia diam saja. Tangan kiriku menarik bahunya yang kanan untuk mendekatkannya ke tubuhku. “Jangan Mas…, nanti dilihat orang… nanti Ibu datang”, katanya bergetar. Tampaknya ia juga sudah mulai merasakan rangsanganku.

Aku sudah tidak peduli, kutarik dengan perlahan-lahan wajahnya ke wajahku, dan dengan lembut kucium bibirnya…., “Uuch…, ehm…., ja…, ngan.., Maass…, ach..”, dan dengan perlahan-lahan lidahku kumasukkan ke mulutnya dan kumainkan, “Aach…, saya mohon Mas…, jangan….”, dengan lemah lembut didorongnya tubuhku untuk menjauhi dirinya.
Tapi nafsuku pada saat itu seakan-akan sudah tidak mau diajak kompromi lagi. Kutarik lagi dengan agak memaksa tubuhnya kedalam pelukanku, dan kucium lehernya yang mulus…, kubuka kancing blusnya yang paling atas, sehingga tonjolan buah dadanya yang besar sedikit terlihat sehingga membuatku semakin benafsu…, “Aduh.., Mas…, jangan Mas…”, pintanya.

Namun tiba-tiba pintu diketuk dari luar…, “Tok…, tok…, Rully.., tolong bukain pintunya..”, Ibu datang…, waduh.., aku menggumam dalam hati… “Mas, itu ibu datang…”, kata Sari si pengasuh binal sambil membenahi dirinya yang agak kusut karena ulahku tadi.

Siang itu nafsuku belum tercapai. Baru pertama kali itu aku melakukan hal-hal seperti di atas dengan seorang wanita. Selama seharian aku tidak dapat memejamkan mata. Pikiranku terus melayang-layang sampai beberapa hari. Kupikir betapa nikmatnya apabila aku dapat menyelesaikan permainan diatas sampai tuntas. Kesempatan lain ternyata masih ada, ketika itu seisi rumah sedang keluar dan cuaca di luar agak dingin, karena hari menjelang sore. Saat itu Sari sedang menyapu ruang tengah.

Dengan hanya mengenakan kaos oblong berwarna putih agak longgar, bercelana pendek jeans, Sari si pengasuh montok tampak seperti bukan bekas seorang pengasuh. Kulitnya yang putih bersih, dengan rambut tergerai sebahu dan buah dada yang besar membuat jantungku berdegup tidak karuan.

Aku sudah tidak tahan lagi, kutubruk tubuh Sari, kupeluk, kucium bibir, leher dan kembali lagi ke bibirnya. Kulumat bibirnya, meskipun dia sedikit agak meronta, tetapi tidak sekeras pada saat sebelumnya. Tanganku mulai beraksi, meraba pinggangnya, kemudian menyibakkan kaos oblongnya ke atas sehingga sampailah pada kaitan tali BH yang berada di belakangnya.

Kubuka kaitannya, kemudian tanganku merayap ke depan hingga tersentuhlah buah dadanya yang masih padat, meskipun agak turun sedikit saking besarnya. Kuremas dengan perlahan sekali…, kupilin putingnya yang sudah berdiri tegak. “Ach…, ach…”, desah Sari. Sekarang dia sudah tidak meronta lagi, tetapi bahkan terlihat menikmati apa yang kulakukan.

Kusibak lebih keatas lagi kaosnya dan kuturunkan mulutku ke putingnya, kucium…, kemudian kusedot dengan perlahan sekali…., “Ach…, aduh mas…., aduh Mas…, Maas… Kepalanya menengadah seakan-akan menyodorkan buah dadanya untuk lebih dimainkan olehku.

Lama mulutku bermain di buah dadanya sampai akhirnya tangannya memegang tanganku dan membimbingnya ke bawah untuk menjamah kewanitaannya. Aku turuti keinginannya dan kugosok vaginanya dari luar celananya…., “Auh.., auh… nikmat.. Mas”. Sekarang posisi tangan kananku sedang menggosok kemaluannya dan mulutku terus mempermainkan buah dadanya.

Kemudian tanganku masuk ke dalam celana jeansnya, dan…., aduh mak…, tersentuhlah rambut halus yang telah lembab. “Uuch.., uch…”, dia mendesah. Sambil terpejam menikmati apa yang kulakukan, tanganku mulai menyibak rambut kemaluannya tadi dan tersentuhlah olehku klitnya… dan “Aauch…, auch… Mas.. nikmat sekali”.

Beberapa saat lamanya ia si pengasuh seksi jadi pasrah dan diam tanpa reaksi. Lama kelamaan, mungkin ia sendiri tidak tahan, hingga ia pun mulai menggerakkan tangannya mula-mula membelai dadaku kemudian turun ke perut dan akhirnya ke celana dalamku. pada saat itu aku mengenakan celana pendek olah raga, dengan kaus singlet diatasnya.

Dia menyentuh penisku, diremasnya dengan lembut, dikocoknya dari luar… “Uugh.., ugh…”, aku merintih kenikmatan “Aadduhh Mbak…, Mbak pintar deh…”, “Ah, Mas juga pintar kok…, malah terlalu pintar dibandingkan usia Mas sendiri…”, desahnya. Kemudian kuseret dia masuk ke dalam kamarku, dan kurebahkan di atas dipanku. Dia kemudian membalikkan tubuhnya sehingga berada diatasku.. aduh mak, buah dadanya betul-betul indah menggantung di atas hidungku.

Kucium dengan gemas dan kumainkan putingnya dengan mulutku, “Aaacchh…, auch Mas…, auch.., auch..”, sementara itu kulepaskan celana jeans dan celana dalamnya, sambil tangan kiriku terus memeluk pinggangnya dan tangan kananku meremas pantatnya yang masih bulat segar, dan mulutku tetap berada di putingnya. Sementara itu tangannya meremas penisku dengan sedikit mengocok.

Tiba-tiba dia membalikkan tubuhnya sehingga kami berada pada posisi 69. Dengan nafsu dimasukkannya penisku ke dalam mulutnya “Aach…, ach..”, bandel juga Mbak ini batinku, tapi tentu saja aku juga menikmatinya. Dikocoknya penisku dengan mulutnya. Tampaknya ia sudah berpengalaman dengan gaya-gaya yang aduhai.

Aku tidak mau kalah, kubuka kewanitaannya dengan tangan, kemudian kujulurkan lidahku dan mulailah aku menjilati bagian yang paling terlarang itu, “Uuch…, uch…”. Kami berpagut lama sekali hingga rasa-rasanya aku ingin segera memasukkan alatku ke liang surgawinya.

“Maaas…”. “Ya, Mbak…”. “Tolong dong dimasukin…, saya udah nggak tahan nih…. udah lama saya nggak disentuh, tolong dong mas….”. Aku berpikir sejenak…, bagaimana kalau nanti dia hamil, bagaimana nanti kalau ketahuan oleh Ibu, dll. Tapi aku sendiri sebetulnya juga sudah tidak tahan…, dan akhirnya, “Baik Mbak, ta.. pi…, kalau Mbak hamil gimana dong…” “Saya pakai KB kok mas….”, katanya.

“Baik Mbak…”, kemudian tubuhnya membalik kembali, tetapi posisinya masih di atas. Ia pegang penisku dengan lembut dan menuntunnya memasuki liang surgawinya, dan., “Aachhh.., sshhh…, sshh..”. Penisku serasa dijepit oleh sesuatu yang berdenyut-denyut lembut, dan itu adalah kewanitaannya.

Dia memompa dari atas naik turun beberapa kali, kemudian akhirnya dia merebahkan dirinya ke samping saya, dan meminta saya untuk menyetubuhinya dari atas. Aku naik ke tubuhnya dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya dan mulailah aku memompa dari atas, “Aauch…, auucchhh, Mass.., saya mau pipiss…, aachh…, aachhhh…”, dijepitnya pinggangku dengan kedua kakinya.

Penisku serasa akan pecah disedot oleh vaginanya yang bersamaan dengan keluarnya “pipis”nya dan akhirnya akupun tidak tahan, dan, “Aach..”, maniku muncrat di dalam kewanitaannya, “Heh.., heh.”, kamipun lunglai ngos-ngosan. Sambil saling tersenyum, kucium bibirnya, kupeluk, dan sambil berkata, “Terima kasih ya Mbak pengasuh..”, “Malah aku yang harus berterima kasih sama Mas, karena Mas telah memberi saya kenikmatan yang sudah lama tidak saya peroleh”.

Pada hari-hari selanjutnya, aku dan mantan pengasuh ku itu bersikap biasa saja seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa. END


TAK LUPA MEMAKAI KONDOM SAAT AKU NGESEK DALAM KEADAAN TELER

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum ngesex dengan memakai kondom saat dalam keadaan teler Dengan Judul ” Tak Lupa Memakai Kondom Saat Aku Ngesex Dalam Keadaan TELER ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

TAK LUPA MEMAKAI KONDOM SAAT AKU NGESEK DALAM KEADAAN TELER
Kenzopoker.org - Agen Domino QQ Poker Online - BandarQQ Online - Domino99
CERITA DEWASA 18+Sebelum aku memulai pengalamanku ini, aku akan memperkenalkan diri. Panggil saja aku Clara dan berumur 21 tahun. Sekarang aku kuliah di negara Australia, tepatnya di kota Perth yang sangat sepi dan indah. Kisah ini dimulai ketika aku diperkenalkan oleh teman akrab sekaligus teman baikku dengan seorang Pemuda tampan yang berasal dari Jakarta.

Sebut saja namanya Paul. Setelah kami berkenalan, Paul, serta dan teman-temanku mengajak pergi ke daerah pelabuhan di Perth yang dikenal dengan nama Fremantle. Kami bersama-sama makan Fish and Chip di sana. Paul kelihatan tertarik padaku dan secara jujur, aku juga tertarik pada Paul tetapi aku tetap biasa saja terhadap dia. Kami bercakap-cakap mengenai asal usul kami masing-masing sampai kami menghabiskan makanan kami masing-masing.

Saat itu adalah malam minggu, jadi kami merasa canggung sekali kalau cuma diisi dengan istirahat di rumah saja. Oleh karena itu, temanku yang bernama Erlina memberikan ide untuk pergi ke diskotik di Perth yang terkenal.

Aku sih setuju saja karena aku juga tidak mempunyai pekerjaan yang harus diselesaikan dan akhirnya kami bersama-sama pergi ke dan aku tidak tahu apakah memang ini nasibku atau memang disengaja, Erlina meninggalkanku hingga aku cuma berdua dengan Paul, dan dia pergi berdansa dengan teman cowoknya yang bernama Albert.

Aku tidak tahu mesti bicara apa dengan Paul dan Paul juga kelihatan bingung mau bicara apa denganku karena kita sudah membicarakan segalanya tadi siang dan aku melihat bahwa Paul kelihatan seperti pemalu. Tak lama kemudian, Paul mengajakku pergi ke bawah untuk minum-minum sambil ngobrol.

Kami memesan brandy dan minum sampai kepalaku pusing karena terlalu banyak minum. Karena aku sudah mabuk dan tidak tahan lagi, Paul membopongku dan mengajak Albert dan Erlina pulang karena Paul kasihan melihat aku yang sudah “teler” karena terlalu banyak minum brandy. Terus terang, baru kali itu aku merasakan Brandy.

Di dalam mobil, aku hanya tiduran di pangkuan Paul karena aku sudah tidak kuat lagi dan aku juga tidak mengerti mengapa Paul memelukku dengan mesranya dan terus terang saat dia memelukku, vaginaku sudah sangat basah. Selama perjalanan, aku hanya dapat mendengar samar-samar suara percakapan Paul, Albert dan Erlina dan suara radio yang sedang menyala karena kepalaku berat sekali.

Akhirnya tibalah kami di rumah Albert. Albert menyuruh Paul untuk membopongku ke sebuah kamar yang sangat privacy. Sebenarnya kamar itu biasa dipakai untuk orang tua Albert jika mereka datang mengunjungi anaknya di Perth, tapi saat itu Albert menyuruh Paul untuk menemaniku di kamar yang biasanya dipakai oleh orang tuanya.

Paul membopongku masuk ke kamar itu dan Paul mengambil kain basah untuk membantuku sadar dari rasa pusing yang teramat berat. Paul kemudian mengusap-usap wajahku dan mencium bibirku sambil mengucapkan bahwa dia sebenarnya suka padaku tetapi dia mencium bibirku dengan malu-malu.

Setelah beberapa jam kemudian, aku sadar karena dia memberiku air dingin di kepalaku. Kebetulan saat itu sedang musim dingin dan aku merasakan kedinginan yang amat sangat. Kemudian aku meminta Paul untuk memelukku. Paul mendekatiku dan memelukku dengan mesranya dan di saat dia memelukku, aku mencium bibirnya dan mengulum lidahnya.

Saat itu juga, Paul mulai memainkan tangannya di dadaku dan memilin puting di dadaku yang masih tertutup baju dan BH hitam, hal ini membuatku menjadi basah sekali. Secara refleks, aku hanya mendesah kecil tapi aku yakin Paul mendengar desahanku karena jarak telinganya dan muluku sangat dekat.

Paul membukakan baju yang sedang kupakai dan dia juga membuka baju dan celananya. Sekarang kami dalam keadan telanjang dan kembali Paul mengulum lidahku di dalam mulutnya dan mulutnya sudah menguasai tubuhku. Lidahnya menyapu seluruh badanku dan membuatku menjadi kegelian bercampur kenikmatan karena aku belum pernah merasakan kenikmatan seperti ini sebelumnya.

Dengan mesranya, Paul membuka selangkanganku dan menjilati vaginaku serta memainkan lidahnya di klitorisku yang membuat aku menjadi mendesah-desah tidak keruan sambil tanganku mengelus-elus rambutnya yang pendek. Aku menekan kepalanya supaya aku bisa mendapatkan kenikmatan maksimum.

Selang 15 menit kemudian, aku merasakan kenikmatan yang luar biasa dan seperti ada sesuatu yang mendesak untuk keluar dari dalam tubuhku dan aku tidak kuat lagi menahannya dan dengan getaran hebat, aku menjepit kepala Paul yang sedang menjilati vaginaku dan aku merasakan kenikmatan saat aku mengeluarkan cairan kewanitaan dan aku menyadari kalau aku sudah mencapai klimaks.

Paul tersenyum dan menanyakan apakah aku puas dengan permainannya. Aku mengatakan bahwa aku puas dengan jilatan “maut”-nya. Akhirnya, dia memberitahu bahwa dia akan menunjukkan sesuatu yang lebih enak lagi. Setelah dia menyarungkan penisnya yang sudah berdiri dengan kondom, dengan pelan-pelan dia memasukkan penisnya yang lumayan panjang ke dalam vaginaku.

Ketika dia memasukkan penisnya, aku merasakan sakit dan membuatku berteriak kecil karena aku takut kedengaran oleh teman kami yang berada di sebelah. “Owww, Paulll.., Sakittt..”, teriakku dengan manja. Paul hanya membalas teriakanku dengan kuluman bibir sambil membiarkan penisnya yang masih menancap di dalam vaginaku.
Setelah aku dapat menguasai keadaan, Paul mulai memainkan penisnya dengan memaju mundurkan tubuhnya dan aksi ini membuatku mulai mendesah-desah karena aku mulai merasakan kenikmatan bercinta. Vaginaku menjadi sangat basah dan basah. Sambil masih terus memajumundurkan tubuhnya, Paul memainkan tangannya dan memilin puting susuku sehingga aku merasakan kegelian bercampur kenikmatan.

Setelah 20 menit berlalu, terlihat Paul masih unggul sementara aku semakin terangsang. Setelah dia melepaskan penisnya dalam genggaman vaginaku, dia berdiri dan menyuruhku untuk berdiri. Kemudian Paul secara refleks menggendongku, sehingga aku secara refleks menyilangkan kakiku di punggung Paul dan penis Paul berhasil masuk kembali ke vaginaku.

Terus terang aku juga bingung kenapa itu bisa terjadi, tetapi masa bodoh karena aku merasakan kenikmatan dunia. Ku menggoyang-goyangkan badanku ke depan dan ke belakang sambil mendesah-desah. Selang 20 menit kami saling memaju-mundurkan badan kami, aku ingin mengeluarkan cairan kewanitaanku dan aku juga tahu dari mimik wajah Paul bahwa dia juga akan klimaks.

Akhirnya kami sama-sama berteriak, “Paulll.., gueee.., dapattt..”, dan Paul juga teriak sambil masih terus menggoyangkan badannya. “Claraaa.., enakkk.., bangettt..”. Akhirnya setelah kami mencapai kenikmatan itu, aku merasa lemas sekali begitu pula dengan Paul.

Setelah itu, Paul melepaskan penisnya dari dalam vaginaku dan membuka kondom yang menutupi penisnya. Setelah dia membuang kondom itu ke tempat sampah di dekat pintu, dia berbaring sambil memelukku dan mencium keningku sambil mengucapkan, “I Love You”.

Aku membalasnya dengan ciuman di bibir karena aku sangat mencintainya. Setelah kami berciuman, aku minta izin untuk pergi ke kamar mandi untuk membersihkan darah perawanku yang masih menetes dari dalam vaginaku.

Tentu saja, besoknya aku ngomong ke temanku Albert supaya mengganti bed cover yang penuh dengan darah perawanku dan temanku cuma tersenyum genit kepada kami berdua. END


TANTE SUKA DENGAN AKSI NAKALKU YANG MENJAMAH TUBUH SEKSINYA

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum tante yang suka dengan kelakuan ponakannya yang nnakal meraba buah dadanya Dengan Judul ” TANTE SUKA DENGAN AKSI NAKALKU YANG MENJAMAH TUBUH SEKSINYA ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

TANTE SUKA DENGAN AKSI NAKALKU YANG MENJAMAH TUBUH SEKSINYA
Kenzopoker.org - Agen DominoQQ Poker Online - BandarQQ Online - Domino99
CERITA DEWASA 18+Tanteku itu orangnya lumayan menarik dengan postur tubuh setinggi 170 cm dengan ukuran dada 34B, berumur kira-kira 29 tahun. Sebenarnya dulu aku suka sekali melihat tubuh mulus tanteku, secara tidak sengaja ketika dia sedang mandi karena memang di tempat kami kamar mandi pada saat itu atasnya tidak tertutup genteng dan tanpa berpintu, jadi kalau ada yang mandi di situ hanya dengan melampirkan handuk di tembok yang menjadikan tanda bahwa kamar mandi sedang dipakai.

Tidak sampai di situ saja, kadang tanteku ini suka memakai baju tidur yang model terusan tipis tanpa memakai BH dan itu sering sekali kulihat ketika di pagi hari. Apalagi aku sering sekali bangun pagi sudah dipastikan tanteku sedang menyapu halaman depan dan itu otomatis ketika dia menunduk menampakkan buah dadanya yang lumayan besar dan montok.

Hal ini dilakukan sebelum dia menyiapkan keperluan sekolah anaknya, kalau om-ku biasanya tidak ada di rumah karena sering bertugas di luar kota selama empat hari. Pernah aku melamunkan bagaimana rasanya jika aku melakukan persetubuhan dengan tanteku itu, namun akhirnya paling-paling kutumpahkan di kamar mandi sambil ber-onani.

Rupanya anga-anganku itu dapat terkabul ketika aku sedang menumpang nonton TV di rumah tanteku pada siang hari dimana ketiga anaknya sedang sekolah dan om-ku sedang bertugas keluar kota pada pagi harinya. Kejadian itu terjadi ketika aku sedang menonton TV sendirian yang bersebelahan dengan warung tanteku.

Ketika itu aku ingin mengambil rokok, aku langsung menuju ke sebelah. Rupanya tanteku sedang menulis sesuatu, mungkin menulis barang belanjaan yang akan dibelanjakan nanti. “Tante, Diko mau ambil rokok, nanti Diko bayar belakangan ya!” sapaku kepada tanteku. “Ambil saja, Ko!” balas tanteku tanpa menoleh ke arahku yang tepat di belakangnya sambil meneruskan menulis dengan posisi membungkuk.

Karena toples rokok ketengan yang akan kuambil ada di sebelah tanteku tanpa sengaja aku menyentuh buah dadanya yang kebetulan tanpa memakai BH. “Aduh! hati-hati dong kalau mau mengambil rokok. Kena tanganmu, dada tante kan jadi nyeri!” seru tanteku sambil mengurut-urut kecil di dadanya yang sebelah samping kirinya.

Namun karena tidak memakai BH, nampak dengan jelas pentil susu tanteku yang lumayan besar itu. “Maaf Tan, aku tidak sengaja. Begini aja deh Tan, Diko ambilin minyak supaya dada Tante tidak sakit bagaimana!” tawarku kepada tanteku. “Ya sudah, sana kamu ambil cepat!” ringis tanteku sambil masih mengurut dadanya.

Dengan segera kuambilkan minyak urut yang ada di dalam, namun ketika aku masuk kembali di dalam warung secara perlahan, aku melihat tante sedang mengurut dadanya tapi melepaskan baju terusannya yang bagian atasnya saja. “Ini Tante, minyak urutnya!” sengaja aku berkata agak keras sambil berpura-pura tidak melihat apa yang tanteku lakukan.

Mendengar suaraku, tanteku agak terkejut dan segera merapikan bagian atas bajunya yang masih menggelantung di bagian pinggangnya. Tampak gugup tanteku menerima minyak urut itu tapi tidak menyuruhku untuk lekas keluar. Tanpa membuang kesempatan aku langsung menawarkan jasaku untuk mengurut dadanya yang sakit, namun tanteku agak takut.
Pelan-pelan dengan sedikit memaksa aku berhasil membujuknya dan akhirnya aku dapat ijinnya untuk mengurut namun dilakukan dari belakang. Sedikit demi sedikit kuoleskan minyak di samping buah dadanya dari belakang namun secara perlahan pula kumemainkan jariku dari belakang menuju ke depan. Sempat kaget juga ketika tanteku mengetahui aksi nakal ku.

“Diko! kamu jangan nakal ya!” seru tanteku namun tidak menepis tanganku dari badannya yang sebagian ditutupi baju. Mendapati kesempatan itu aku tidak menyia-nyiakan dan secara aktif aku mulai menggunakan kedua tanganku untuk mengurut-urut secara perlahan kedua bukit kembar yang masih ditutupi dari depan oleh selembar baju itu.

“Ohh… oohh…” seru tanteku ketika tanganku sudah mulai memegang susunya dari belakang sambil memilin-milin ujung susunya. “Jangan… Diko… jang…” tante masih merintih namun tidak kuacuhkan malah dengan sigap kubalikkan tubuh tanteku hingga berhadapan langsung dengan diriku.

Kemudian dengan leluasa kumulai menciumi susu yang di sebelah kiri sambil masih mengurut-urut susu di sebelahnya. Kemudian aku mulai mencucupi kedua puting susunya secara bergantian dan tanteku mulai terangsang dengan mengerasnya kedua susunya. Tidak sampai di situ, rupanya tangan tanteku mulai menjelajahi ke bawah perutku berusaha untuk memegang kemaluanku yang sudah dari tadi mengencang.

Ketika dia mendapatkannya secara perlahan, dikocok-kocok batang kemaluanku secar perlahan dan tiba-tiba tanteku mengambil sikap jongkok namun sambil memegang kemaluanku yang lamayan panjang. Untuk diketahui, batang kemaluanku panjangnya kurang lebih 14 cm dengan diameter 3,5 cm.

Tanteku rupanya sedikit terkejut dengan ukuran kemaluanku apalagi sedikit bengkok, namun dengan sigap tapi perlahan tanteku mulai mengulum kemaluanku secara perlahan dan semakin lama semakin cepat. “Ah… ah… ah… yak.. begitu… terus… terus…” erangku sambil memegangi kepala tanteku yang maju mundur mengulum batang kemaluanku.

Kemudian karena aku sudah tidak tahan, tubuh tante kuangkat agar duduk di pinggir meja dimana tadi dia menulis, dan dengan sedikit gerakan paha tanteku kupaksa agar meregang. Rupanya tanteku masih mengenakan CD dan dengan perlahan kubuka CD-nya ke samping dan terlihatlah gundukan kemaluannya yang sudah basah. Secara perlahan kuciumi kemaluan tanteku dan kumain-mainkan klirotisnya.

“Ah… ahhh.. Diko, Tante mau keluuuaarrr…” Beberapa saat kemudian rupanya tanteku akan mengalami orgasme, dia langsung memegangi kepalaku agar tetap di belahan kemaluannya dan kemudian mengeluarkan cairan surganya di mulutku, “Crettt… crett… cret…” mulutku sampai basah terkena cairan surga tanteku. Kemudian tanteku agak lemas namun masih kujilati kemaluannya yang akhirnya membangkitkan nafsu untuk bersetubuh denganku.

Kuangkat tubuh tante ke bawah warung, dan dengan sedikit agak keras aku dapat merubah posisinya menelentang di depanku, kubukakan semakin lebar kedua kakinya dan mulai kuarahkan ujung kemaluanku ke mulut lubang kemaluannya. Agak susah memang karena memang aku agak kurang berpengalaman dibidang ini namun rupanya tanteku dapat memahaminya.

Dengan sabarnya dituntunnya ujung kemaluanku tepat di lubang kemaluannya. “Pelan-pelan ya, Diko!” lirih tanteku sambil menggenggam kemaluanku. Ketika baru masuk kepala kemaluanku tanteku mulai agak meringis tetapi aku sudah tidak kuat lagi dengan agak sedikit paksa akhirnya kemaluanku dapat masuk seluruhnya.

“Diko… akh…” jerit kecil tanteku ketika kumasukkan seluruh batang kemaluanku di dalam lubang kemaluannya yang lumayan basah namun agak sempit itu sambil merapatkan kedua kakinya ke pinggangku. Perlahan aku melakukan gerakan maju mundur sambil meremas-remas dua susunya. Hampir tiga puluh menit kemudian gerakanku makin lama main cepat. Rupanya aku hampir mencapai puncak.

“Tan… aku… aku mauuu… keluar…” bisikku sambil mempercepat gerakanku. “Dikeluarkan di dalam saja, Dik!” balas tanteku sambil menggeleng-gelengkan kecil kepalanya dan menggoyangkan pantatnya secara beraturan. “Tan… aku… keluarrr…” pekikku sambil menancapkan kemaluanku secara mendalam sambil masih memegangi susunya.

Rupanya tanteku juga mengalami hal yang sama denganku, dia memajukan pantatnya agar kemaluanku dapat masuk seluruhnya sambil menyemburkan air surganya untuk ketiga kalinya. “Cret… cret… cret…” hampir lima kali aku memuntahkan air surga ke dalam lubang kemaluan tanteku dan itu juga di campur dengan air surga tanteku yang hampir berbarengan keluar bersamaku. “Cret… cret… cret… ahh…” tanteku melengkungkan badannya ketika mengeluarkan air surga yang dari lubang kemaluannya.

Akhirnya kami tergeletak di bawah dan tanteku secara perlahan bangun untuk berdiri sambil mencoba melihat kemaluannya yang masih dibanjiri oleh air surga. “Diko! kamu nakal sekali, berani sekali kami berbuat ini kepada Tante, tapi Tante senang kok, Tante puas atas ke nakal an kamu,” bisik tanteku perlahan. Aku hanya bisa terseyum, sambil menaikkan kembali celanaku yang tadi dipelorotkan oleh tanteku.

Tanteku akhirnya berjalan keluar, namun sebelum itu dia masih menyempatkan dirinya untuk memegang kemaluanku yang lumayan besar ini. Inilah pengalamanku yang pertama, dan sejak itu kami kadang mencuri waktu untuk mengulangi hal tersebut, apalagi jika aku atau tanteku ingin mencoba posisi baru dan pasti ketika Om-ku dan anak-anak tanteku berangkat sekolah.

Sekarang hal itu sudah tidak kulakukan lagi karena tanteku sekarang ikut Om-ku yang mendapat tugas di daerah. END


CIUMAN MESRA DARI TEMAN KAMPUSKU YANG SEKSI MEMBUATKU JADI SANGE

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum ciuman mesra dengan teman kampusku seorang cewek seksi toge Dengan Judul ” Ciuman Mesra Dari Teman Kampuski Yang Seksi Membuatku Jadi Sange ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

CIUMAN MESRA DARI TEMAN KAMPUSKU YANG SEKSI MEMBUATKU JADI SANGE
Kenzopoker.org - Agen DominoQQ Poker Online - BandarQQ Online - Domino99
CERITA DEWASA 18+Di kampusku ada seorang cewek cakep yang selalu jadi perbincangan di antara teman-teman cowokku, Lia namanya. Sebenarnya dia tidak terlalu cakep banget, tetapi bodynya…., wow…., sungguh ideal, seksi dan sialnya dia tahu kelebihannya tersebut.

Lia sering (atau mungkin suka) berpakaian ketat, sehingga memancarkan daya tariknya itu. Tak heran jika banyak cowok yang mencoba mendekatinya dan mengajaknya berkencan, apalagi dia orangnya juga supel, tapi selama ini belum pernah ada yang berhasil.

Saya sebagai lelaki normal, sering juga menggodanya, tapi belum pernah mengajaknya kencan, kecuali hanya sebagai teman bercanda. Padahal kata teman-temanku, dia suka menanyakan bahkan mengirim salam kepada saya jika saya kebetulan tidak berada di kampus.

Waktu terus berjalan, dan di antara teman-teman, yang bisa dekat dengannya hanya saya. Saya sendiri tidak tahu mengapa. Tapi jika dirunut, sebenarnya justru dialah yang selalu mencoba dekat denganku. Bukannya saya ge-er. Pernah saya mencoba bertanya kepadanya tentang hal ini, jawabnya adalah karena saya ini orangnya sedikit cuek dan enak untuk diajak bertukar pendapat.

Hatiku berbunga juga mendengar jawaban itu, dan kedekatan ini berjalan semakin erat, bahkan boleh dibilang seperti pacaran. Sering dia minta ditemani, beli buku, pakaian, bahkan sampai ke acara resmi, seperti ulang tahun dan pernikahan teman-temannya. Memang cukup berkesan juga kedekatan itu bagiku, akan tetapi ada satu peristiwa yang sampai benar-benar sangat mengesankan dan sampai sekarang tak akan pernah kulupakan.

Suatu saat aku diminta menemani mengantar neneknya ke Jakarta. Saya sih oke saja, tapi pada saat itu kebetulan saya tidak memiliki ongkos. Lia mengatakan bahwa keluarganyalah yang akan menanggung (saya memang dekat dengan keluarganya). Akhirnya saya berangkat menemani dia dan neneknya dengan menggunakan kendaraan dari agen travel.

Di dalam kendaraan, kami duduk bertiga, saya, Lia dan neneknya. Selepas luar kota, tiba-tiba kantukku datang, di tengah suasana lampu dalam kendaraan yang remang-remang. Mungkin juga disebabkan karena saya kelelahan karena mengikuti kegiatan di kampus siangnya. Sebelum tertidur sempat kulihat Lia dan neneknya telah terpejam lebih dulu.

Tengah malam aku terbangun, karena aku merasa tanganku ada yang menjepit. Kubuka mataku, aku terkejut, karena tanganku telah dipeluk Lia hingga tanganku menekan buah dadanya yang padat dan kenyal (kata teman-temanku) di balik kaos ketatnya.

Lebih terkejut lagi, setelah aku mengetahui bahwa tangan kirinya ternyata telah berada di antara selangkanganku. Kucoba melepaskan tanganku, karena risih takut jika dilihat oleh orang (selama ini saya belum pernah sedekat ini dengan cewek, apalagi cewek seksi). Tapi dia seakan-akan menahan tanganku, tak mau melepaskannya.

Tiba-tiba ia tersenyum, sambil berbisik, “Nggak apa-apa, Lia suka kamu”, sambil merapatkan buah dada kirinya ke tanganku, hingga dapat kurasakan goncangan buah dadanya seiring goncangan kendaraan. Tiba-tiba ia mencium mesra belakang telingaku cukup lama, sampai penisku menegang.

Tahu bahwasanya penisku telah mengeras, ia malah menyelusupkan tangan kirinya ke balik kaosku, kebawah, dan mencoba masuk ke celana jeansku yang agak longgar, dan akhirnya…., digenggamnya penisku. “Besar sekali…, gemes aku”, bisiknya sambil memejamkan matanya. Dan aku kembali memejamkan mata untuk tidur sambil menahan gejolak yang ada di dada.

Menjelang subuh, kami bertiga tiba di tempat neneknya dengan disambut oleh kakeknya. Setelah berbasa-basi sebentar, saya diantar ke kamar yang ada di belakang dan berdekatan dengan kamar Lia. Dan akhirnya kurebahkan badanku, kelelahan dan tertidur.

Pagi hari, antara sadar dan tidak, kucium bau segar orang habis mandi. Kucoba membuka mata dan kulihat Lia sedang sibuk membuka ransel carrier-ku. Bawaanku dan bawaan Lia dijadikan satu untuk menghemat barang bawaan. Kuingat-ingat lagi, ternyata sebelum tidur saya lupa mengunci pintu, hingga ia bisa dengan mudah masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Dia hanya memakai kemeja putih longgar yang bersih dan tipis sampai sebatas paha. Lia tampak segar, rambutnya masih basah sehabis mandi. Kulihat aktivitasnya dari tempat tidur, agaknya dia belum tahu kalau mataku sudah terbuka dan dia membungkuk ke arahku.

Sempat kulihat buah dadanya yang selama ini jadi tebakan ukurannya oleh teman-temanku dari belahan bajunya dan ternyata ia tidak memakai BH. Tampak putih bersih, mengkal, dengan puting berwarna kemerahan, bergoyang-goyang. Kurasakan ada yang menyodok dari balik celana pendekku.

“Eh.., udah bangun, bantuin buka tasnya dong….”, katanya ketika menoleh ke arahku. Aku tersenyum, bangun, dan meraih segelas teh yang sudah ada di atas meja. Lalu aku berjongkok di depan Lia, sambil membantunya membuka ranselku. Kulirik kedua kakinya yang putih bersih sampai ke pangkal pahanya. Gejolakku timbul memberontak dan desakan penisku kurasakan semakin keras.

“Nih udah, mau ambil apa?”, tanyaku. “Mau ngambil BH-ku”, jawabnya sambil menunduk hingga aku dapat melihat dari dekat buah dadanya yang padat dari tempatku berjongkok. Tiba-tiba ia memalingkan mukanya ke arahku, beradu pandang sejenak denganku, dan…, tanpa kuduga ia mengecup bibirku dengan mesra. Segar kurasa bibirnya. Kuberanikan diri untuk membalasnya dan ditanggapinya dengan mesra. Dijulurkan lidahnya dan diadu dengan lidahku. Kalau boleh aku katakan Lia memang cewek yang agresif dan berani.

Sesaat lamanya kami melakukan french kiss, sampai akhirnya dia merebahkan badannya ke tempat tidur, sambil menarik tanganku. Akupun jatuh di atas tubuhnya. Tubuh Lia gemetar. Buah dadanya mulai mengeras, berhimpit dengan dadaku.

Kulumat habis bibirnya. Kujilati seluruh wajahnya. Lia hanya mendesah pendek, sambil mengangkat kedua kakinya menjepit tubuhku. Kualihkan jilatanku ke lehernya, sambil kugesekkan penisku yang terbungkus celana ke selangkangannya. “Ekkhh…, sstt…”, desahnya pendek.

Kusibakkan kemejanya yang tidak dikancingkan bagian atasnya. Buah dadanya yang besar tapi ideal, nampak menjulang dengan puting merahnya telah mengeras. Kujilati buah dadanya kanan kiri secara bergantian. Lia menggelinjang kenikmatan sambil membusungkan dadanya. “Eeerrgghhh…”, erangnya ketika kugigit-gigit puting dan kuremas-remas buah dadanya.

Aku beralih ke telinga, kuciumi, kukulum dan kujilati, sambil kubisikkan, “Susumu besar dan mengkal, berapa sih ukurannya?”, “36.., errrgghh…”, jawabnya sambil menahan nikmat. Tangannya mulai menyusup ke celana dalamku, memegang penisku dan meremasnya. Tiba-tiba…, tangannya meremas kuat penisku, tubuhnya mengejang, dan akhirnya melemas. Tampaknya Lia sudah mengalami orgasme untuk yang pertama kalinya.

Aku membuka kaus dan celanaku hingga aku telanjang bulat. Dia pun membuka kemeja dan melepas celana dalamnya. Vaginanya yang merah berbulu tak terlalu lebat, tampak mengkilap berair. “Udah banjir yaa…”, godaku. Lia hanya tersenyum sambil tiduran mengangkang lebar-lebar.

Kucium lututnya, ke atas, ke paha. Lia hanya bisa menggerakkan kakinya menjepit kepalaku. Klitorisnya tampak menyembul di antara celah vaginanya. Kuhampiri dan kujilati dengan penuh perasaan. Semakin keras jepitan kakinya. Lia pasrah dan hanya bisa menggerakkan pinggul ke atas, kanan, dan kiri.

Kusibakkan bibir vaginanya, kujilati vagina bagian dalamnya yang sudah basah. Kugoyangkan kepalaku, sambil menjulurkan lidahku kedalam. Terdengar bunyi gemericik air vaginanya, dan “Ss.., aarrghhh…, ekh…, Andi, aku…, nggak tahaaan…, lagii…”. Dan keluarlah air kewanitaannya.

Aku merangkak menciumi seluruh tubuhnya hingga berakhir di bibirnya. Matanya terpejam, sementara tangannya mengusap-ngusap pinggulku dan meraih penisku. Ditariknya penisku, kurasakan hangat bibir vaginanya. “Dorong.., Andi…, sshhhh…”. Tak segera kulakukan, hanya kugesekkan saja. Kucoba menggodanya dan Lia tersenyum karena tahu kugoda. Dibimbingnya lagi penisku ke vaginanya.

Dan kudorong pelan-pelan. Lia tersentak, kedua tangannya ke samping menarik seprei. Dia tampaknya menahan nikmat yang luar biasa. Sungguh sulit penisku masuk, karena sempitnya lubang vaginanya. Kudorong kuat-kuat…, dan akhirnya…, slepp…, penisku masuk setengahnya…, dan kudorong lagi…, slepp…, masuk semuanya. Hangat kurasa di dalam vaginanya, seakan tak rela kulepaskan.

Terdiam kami berdua, seakan saling menikmati surgawi ini. Lia dengan pelan-pelan menggoyangkan pinggulnya. Akupun tak mau kalah, kudorong penisku maju mundur, sambil melumat bibirnya, dan kuremas buah dadanya. Kaki Lia terjuntai ke atas, merangkul dan menekan pinggulku dan kami bersatu dalam kenikmatan.

Setelah beberapa lama, kugulingkan badanku, hingga Lia berada diatas. Ditegakkannya tubuhnya yang berkeringat dan digerakkan naik turun. Kunikmati gerakan payudaranya yang bergoyang-goyang. Lia menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mengerang kenikmatan. Dia memegang lenganku keras sekali…, dan mengerang tertahan, “Eeaargghhh…..”. Kurasakan cairan hangat membanjiri penisku di vaginanya. Puncak yang kedua sudah Lia peroleh, dan tubuhnya kembali melemas.

Dengan tanpa melepas penis dari vaginanya, kubopong dia. Aku berdiri, sementara Lia merangkulku, dengan kaki menjepit pinggul, sehingga posisinya menggantung di tubuhku. Kudorong maju mundur penisku sambil kuguncang tubuhnya. “Pyek…, pyek…”, terdengar dari vaginanya yang basah, seiring gerakanku. Payudara yang kenyal tersebut juga bergoyang-goyang sehingga menambah rangsanganku.

Kembali kurebahkan tubuhnya ke tempat tidur dan kembali ke posisi konvensional tanpa melepas penisku. Tangannya memeluk pinggulku, menarik badanku hingga menambah nafsuku untuk semakin menghunjamkan penis dengan lebih keras dan cepat. Lia memberi variasi, dengan menggigit dan melepas penisku dengan bibir vaginanya.

Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa hingga, “Lia…., eerghhh…, aku nggak tahan…, arrgghhh…, mau keluarrr…”, “Aku …, erghh.., sshh…, jugaaa…”. Dan akhirnya, “Cret.., crett….”, penisku mengejang-ngejang menyemprotkan air mani, seiring dengan tubuh Lia yang mengejang orgasme.

Tubuhku seperti dilolosi tulangnya, jatuh di atas tubuh Lia. Kukulum bibirnya dan kukecup mesra dan Lia berkata, “Kamu sungguh hebat…”, diiringi dengan senyuman bahagianya. Kukecup pula bibirnya dengan mesra dan bahagia. END


MENGINTIP PAPAKU SEDANG BERCUMBU DENGAN PENGHUNI KOST YANG CANTIK

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum mengintip papa ku selingkuh dengan cewek montok yang cantik dari balik lemari Dengan Judul ” Mengintip Papaku Sedang Bercumbu Dengan Penghuni Kost Yang Cantik ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

MENGINTIP PAPAKU SEDANG BERCUMBU DENGAN PENGHUNI KOST YANG CANTIK
Kenzopoker.org - Agen Domino QQ Poker Online - BandarQQ Online - Domino99
CERITA DEWASA 18+Aku bernama Sandy, ini pertama kali aku mengenal seks, tetapi saat aku berada di tempat kos milik tetangga. waktu itu aku berumur 19 tahun , papa ku adalah seorang pengusaha ternama yang mempunyai lebih dari 10 tempat kos-kosan, salah satunya ada di sebelah rumahku.

yang menarik adalah penghuni kostnya salah satunya adalah mbak marisa , dari semua penghuni kost disana dialah yang paling cantik plus baik umurnya kira-kira 22 tahun. sering kali aku diundang masuk ke kamarnya hanya sekedar menemani dia menghabiskan jatah jajan yang dia bawa. jujur aku sdh suka padanya.

bentuk tubuhnya mirip model-model bikini dari majalah ayahku (dari kecil aku memang sdh suka membacanya) yang pasti montok lah, tinggi 170 berat badanya pun aku tafsir sekitar 50 an dan dadanya berukuran 34B (hanya mengira-ngira bentuk dan besarnya mirip sekali dgn model majalah itu.

Dia suka sekali meluk-meluk aku, nggak tau kenapa mungkin karena aku cubby dan polos. jadi semakin aku pasrah di dalam pelukan gemasnya padahal aku juga merasakan betapa kenyal dadanya yang menghimpit erat tubuhku.

enak sekali rasanya. pernah sekali aku karena napsunya, aku yang memeluknya dan menghujamkan kepalaku di dada montoknya sembari kugeleng2kan kepala. dia hanya tertawa. obrolan pun berlanjut, mba udah punya pacar . hihihi hihi. belum lev, kenapa kok tanya-tanya . enggak biasanya kan kalo udah gede punya pacar .

dia hanya membalas dgn tawa. hari ini memang sangat special, mba marisa hanya menggunakan kaos t-shirt longgar dan panjang tanpa menggunakan celana, dibiarkannya pahanya yang putih mulus membuatku menelan ludah, memang hari ini dia libur kuShofiah dan berencana beres-beres kamar, ketika dia meletakan sesuatu di atas lemari. shiutttttt T-shirtnya naik ke atas sehingga aku bisa celana dalamnya yang berwarna putih polos ditambah melihat bongkahan pantatnya yang padat dan montok sekali.

sdh nggak tahan aku aku ingin melihatnya telanjang bulat. aku di kagetkan dgn suara handphone mbak marisa, seperti biasa dia tak pernah mengangkat telepon di depanku, pasti dia keluar kamar. pertama-tama aku memang gak curiga. tetapi gerangan siapa yang mengganggu masa puber ku.

Hal ini membuatku sebal dan curiga. akhirnya mbak marisa masuk kamar lagi lev maaf yha mbak mau pergi dulu nieh, lupa tadi mbak ada janji siapa sih mbak yang telpon, penting yha mbak aku berusaha untuk menahan dia pergi .

Hmm. mau tau aja kamu lev, yang jelas dia penting buat mbak. kalo enggak penting, mana bisa mbak tidur di kost mewah kayak gini dia tertawa kecil. aku nggak tau maksudnya apa. pertemuan hari ini cukup sekian, aku diusir secara halus oleh mbak marisa. aku menunggu dia di depan rumah kost.

sekedar ingin tau dewi cantikku ini menggunakan baju apa. perlahan dia melangkah keluar kost, dgn senyuman lembut, rambut panjangnya yang berwarna coklat dikuncir, celana panjang jeans berwarna biru ketat memperlihatkan pahanya yang berisi, bokongnya yang padat, .

dia menggunakan kaus putih, berdada rendah memperlihatkan payudaranya yang membusung, BH yang dikenakannya adalah Bra yang mengait dileher, hingga aku dapat dgn jelas mengintip warna Bra-nya talinya berwarna merah jambu. seksi sekali. dadah lev . mba jalan dulu dia meninggalkanku.

Semakin aku nafsu saja. aku tau pasti kebiasaan mba marisa, dia orangnya pelupa. jadi dia selalu menyimpan kunci di bawah pot sebelah kamar. aha . segera aku masuk menggunakan kunci tadi. di dalam kamarnya aku hanya bisa tersengal-sengal, jantung rasanya udah gak karu-karuan takut sekali. aku juga bingung, bagaimana aku bila ketauan nanti kalau aku berada di kamar, bakal ditanyain macem-macem nih.

tapi itu tak berlangsung lama. karena kudapati celana dalam yang mba marisa tadi pakai. tiba-tiba saja aku langsung menyaut celana dalam tadi. aku endus-endus pas bagian vaginanya. memang agak berbau amis semi-semi pesing.

kain di sekitar selangkangan nya agak basah mungkin keringat. wah aku semakin gila dan semakin nggak nahan. segera aku masuk ke dalam lemari kuciummi celana dalamnya sembari aku kocok penisku hingga tanpa sadar aku pun tertidur lemas di sana. kreekkkk . suara pintu terbuka, hal itu juga yang membangunkanku, loh kok nggak kekunci, tadi perasaan marisa udah ngunci deh sayub-sayub suara mba marisa terdengar.

aku semakin gelagepan, bingung sekali . tiba-tiba dasar kamu say, cantik-cantik kok pelupa ada suara seorang laki-laki, aku akrab sekali dgn suara ini. yha ini mirip suara papa. perasaan takutku berubah seketika. aku curiga apa yang dilakukan papa ku di kamar mba marisa.

Ih iyha kuncinya masih di dalam. om . agh . om slur p slurrrrp aku mendengar suara mba marisa mendesah. agh . owww . om . !!!, marisa sayang slurrrp. slurrp aku semakin penasaran saja. aku berusaha mencari celah untuk mengintip kejadian di luar. aku buka resleting lemari yang terbuat dari kain itu sehingga bisa leluasa mengintip keluar. .

alamak aku mengintip mba marisa sedang di cumbu oleh papaku. papaku dgn ganasnya menciumi bibir mba marisa. mba marisa hanya bisa pasrah saja. tangan besar papa meremas-remas payudara mba marisa. marisa kamu wangi sekali . erangan papaku saat dia menghisap-hisap leher mba marisa

Om. agh . aku mengintip mba marisa tampak menikmati setiap kecupan papa, jujur aku sangat marah bagaimana mungkin, papaku orang yang selalu aku hormati melakukan perbuatan tak senonoh seperti itu. aku sempat hampir kalap ingin segera kulabrak mereka, tetapi niat itu ku urungkan. karena aku juga ternyata mulai menikmati Live performance ini .
dgn kasarnya papa menyingkap kaos t-shirt mbak marisa, sehingga sekarang yang tampak adalah BH mba marisa yang membungkus payudara indahnya, papa mulai melepaskan kemeja nya begitu jari lentik mba marisa melepaskan benik-benikya, sembari terus menyambar dan menghisap bibir papa mba marisa mengelus-ngelus dada penuh bulu milik papa. aku semakin penasaran saja. kejadian erotis apa yang akan terjadi.

ciuman itu membuat mereka saling berpagutan hampir 5 menit lebih. tiba-tiba mbak marisa mendorong papaku hingga tersungkur di kasur. Om liat marisa yah. sembari mbak menyalakan cd dgn remot. dia mulai meliuk-liukan tubuhnya. wow. ternyata mba marisa mau menyuguhkan tarian erotis nya aku semakin tak sabar saja.

dgn liukan tubuhnya yang sintal, mba marisa mulai membuka celana jeans nya. hingga dia hanya menggunakan BH yang mengait di leher dan celana dalam berwarna hitam transparan. walaupun suasananya agak redup, tetapi aku bisa mengintip dgn jelas betapa seksinyanya mba marisa, dgn gemulainya mba marisa mulai meraba-raba seluruh tubuhnya dgn tangan nya sendiri.

dari sedikit-dikit dia remas payudaranya sendiri dgn lembut tapi pasti, dihimpitkan kedua belah payudaranya, membuat tubuhku juga tubuh papa semakin memompa adrenalinnya, wajahnya yang cantik dan putih agak semu kemerahan mungkin akibat pengaruh alkohol dgn lihainya menunjukan mimik sensual sekali. kadang kadang mba marisa menjilat bibirnya yang sdh terpoles lip-gloss sehingga tampak basah dan ingin segera di hisap. mba marisa kini membelakangi papa.

Dan dgn erotis nya dia mulai membuka BH nya dan membungkuk sehingga pantatnya dgn leluasa memperlihatkan vaginanya yang tampak mengembul dan kenyal. montok sekali vaginanya. kembali dia menghadap papa dan memang luar biasa, payudara yang selama ini aku sangat ingin dekap terlihat dgn sintalnya.

bentuknya membulat penuh dan kenyal sekali, pentilnya tampak bundar imut dgn warna merah muda. aku juga mengintip jejak-jejak kecupan papa dan remasanya di seluruh tubuh mba marisa sehingga meronakan merah tubuh sintalnya. marisa .

Om udah nggak tahan sayang sini. papa menarik tangan mba marisa dgn cepat. mba marisa sempat kaget dan terjatuh. memang dasar papa. dia segera menangkap tubuh mba marisa. dan mengarahkan arah jatuhnya sehingga payudaranya yang kenyal itu menghujam terlebih dulu ke mukanya.

di hisap nya pentil mba marisa dgn ganas. tangan kanan papa mulai menuju pantat mba marisa diremas-remas nya pantat kencang tersebut, aku mengintip muka mba marisa yang semakin tampak terangsang. papa lalu melorotkan celana dalam hitam mba marisa sehingga kini mba marisa sdh bugil tanpa sehelai kain pun.

Dan papa pun kembali bergerilya mulut dan tangannya tak terus menghisap seluruh jengkal tubuh sintal mba marisa marisa . kamu . enak banget . papa terus meracau sembari terus menikmati setiap jengkal tubuhnya. tangan mba marisa dgn sigap membuka celana papa.

aku sempat terkejut dgn barang milik papa. hitam dan besar mengacung-ngacung di perut mba marisa. dgn sayangnya mba marisa memegang dan mengocok batang kejantanan papa. ditariknya pantat mba marisa. dari posisi mba marisa berada di atas papa. kini pantat mba marisa tepat diatas kepala papa. kulihat mba marisa dgn lihainya mengocok-ngocok penis papa dan di masukan kedalam mulut.

mba marisa tampak menikmatinya ketika dia gosok-gosakan bibir manisnya di penis hitam papa. papa pun tampak luar biasa girangnya. dihapannya kini ada sebuah vagina yang sangat-sangat indah. aku bisa leluasa mengintip karena memang posisi lemari tepat persis di belakang kasur.

vaginanya berwarna merah merekah, bentuknya gemuk dan mengembul keluar papa langsung menghisap-hisap lubang kebahagiaan milik mba marisa, sembari dia geleng-gelengkan kepala. mereka bener-bener sangat terangsang sehingga suasana semakin hot saja.

kini mba marisa sdh di bawah. papa lalu membalikkan badan dan lagi-lagi mulai menghisap bibir mba marisa, tangan papa yang tadinya bergerilya kemana-mana akhirnya menghentikan pencariaanya di vagina mba marisa, di benggangnya paha mba marisa lebar-lebarnya.

sehingga vagina mba marisa semakin terlihat merekah merah. papa lalu menunggangi mba marisa. tampak tangan mba marisa memegang penis gagah papa dan menggerakaanya menuju masuk liang surga. aku melihat memang beberapa kali penis papa tergelincir keluar tapi lagi-lagi tangan mba marisa membenarkan posisinya.

blesss akhirnya masuk juga penis papa, dan gilanya, aku bisa melihat bagaimana vagina montok mba marisa mencengkeram erat penis papa. penis itu masuk dgn gagahnya. papa mulai mendesah man da . man . enak banget memek kamu man . peret . , sembari dgn pelan-pelan pantat papa memompa pantat mba marisa sehingga penisnya bisa masuk dan keluar dgn nikmat.

om . ampun . om . buru ng om kok . perkasa gini . agh . marisa . gak tahan entah kenapa ketika mba marisa mendesah mba marisa tampak semakin erat memeluk tubuh papa dan tubuhnya bergetar-getar seperti kita saat menahan pipis. pompaan papa pun semakin di percepat dan diperganas.

aku melihat penis papa di penuhi buih-buih putih yang mungkin keluar dari vagina montok mba marisa. vagina mba marisa pun memerah dan semakin membuatnya indah. kini papa melepaskan pelukannya dari mba marisa. dan dgn masih menancapnya penis di vagina mba marisa.

dianggkatnya tubuh sintal itu dan dihimpitkan di tubuh tersebut di tembok. papa semakin perkasa saja mengoyang-goyang pantatnya maju mundur- sedangkan mba marisa hanya mendesah dan kadang-kadang menatap sayu papa. marisa . om mau keluar neh .

aku mau keluarin di dalem aja yah , sebelum mba marisa menjawap, papa semakin memasukan penisnya ke vagina mba marisa dgn frekwensi yang sangat cepat, suara gesekan antara keduanya yang tadi terdengar berirama kini mulai tak karuan. ja ja . ja . ngan om . nanti marisa . suara desahan mba marisa belum berakhir tapi papa sdh menghentikan pompaannya di titik terdalam penisnya mampu menjangkau vagina mba marisa, terlambat sayang hehe.

om puas banget neh dilepaskan pelukan papa dan mba marisa lalu langsung terhuyung lemas di kasur. segera papa membereskan dirinya, diambil tisu basah yang dia sdh persiapkan dan dibersihkan penisnya lalu papa kembali mengenakan pakaian, sedangkan mba marisa hanya bisa pasrah di sudut kasur, dia menatap kosong. napasnya pun tersengal-sengal, aku mengintip vagina mba marisa mengeluarkan cairan putih, mungkin itu sperma papa yang dgn sadisnya disemprotkan kesana.

marisa sayang makasih yah jangan kuatir kayak gini cukuplah buat lo tinggal semester depan mba marisa hanya menatap kosong. masih dgn telanjang dia merebahkan tubuhnya diatas kasur. papa pun sdh selesai berpakaian dan kini dia berpamitan dgn mba marisa. sekarang aku mulai sadar .

apa yang harus aku lakukan nggak mungkin aku terus bersembunyi di dalam lemari mba marisa. lambat lautpun mba marisa pasti akan membuka lemari ini. END


Agen Poker Terbesar - Mertua Ngentot Menantu Sampai Puas

Agen Poker Terbesar - Mertua Ngentot Menantu Sampai Puas Hari sudah mulai malam, aku baru saja selesai mandi dan duduk di meja rias dadan ...