BONUS MENARIK LEXABET : Bonus extra deposit member 10% | Bonus Unlimited Cashback setiap minggu | Bonus NEW MEMBER 20k | Info lebih lanjut silahkan hubungi CS 24jam kami di BBM E3A4A978 , WHATSAPP +855975219067 atau Livechat LEXABET.COM Agen poker Agen Bola
Nama Situs Games Bank Support Minimal Deposit Pendaftaran
LEXABET SPORTBOOK - LIVECASINO - SLOTS - LIVEGAMES - POKER BCA - BNI - BRI - MANDIRI 25.000
Agen Bola
KENZO POKER POKER ONLINE - DOMINO QQ BANDAR CEME - CEME KELILING CAPSA SUSUN - LIVEPOKER BCA - BNI - BRI MANDIRI 10.000
VILA POKER POKER ONLINE - DOMINO QQ BANDAR CEME - CEME KELILING CAPSA SUSUN - LIVEPOKER BCA - BNI - BRI - MANDIRI 20.000
Agen poker

CIUMAN MESRA DARI TEMAN KAMPUSKU YANG SEKSI MEMBUATKU JADI SANGE

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum ciuman mesra dengan teman kampusku seorang cewek seksi toge Dengan Judul ” Ciuman Mesra Dari Teman Kampuski Yang Seksi Membuatku Jadi Sange ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

CIUMAN MESRA DARI TEMAN KAMPUSKU YANG SEKSI MEMBUATKU JADI SANGE
Kenzopoker.org - Agen DominoQQ Poker Online - BandarQQ Online - Domino99
CERITA DEWASA 18+Di kampusku ada seorang cewek cakep yang selalu jadi perbincangan di antara teman-teman cowokku, Lia namanya. Sebenarnya dia tidak terlalu cakep banget, tetapi bodynya…., wow…., sungguh ideal, seksi dan sialnya dia tahu kelebihannya tersebut.

Lia sering (atau mungkin suka) berpakaian ketat, sehingga memancarkan daya tariknya itu. Tak heran jika banyak cowok yang mencoba mendekatinya dan mengajaknya berkencan, apalagi dia orangnya juga supel, tapi selama ini belum pernah ada yang berhasil.

Saya sebagai lelaki normal, sering juga menggodanya, tapi belum pernah mengajaknya kencan, kecuali hanya sebagai teman bercanda. Padahal kata teman-temanku, dia suka menanyakan bahkan mengirim salam kepada saya jika saya kebetulan tidak berada di kampus.

Waktu terus berjalan, dan di antara teman-teman, yang bisa dekat dengannya hanya saya. Saya sendiri tidak tahu mengapa. Tapi jika dirunut, sebenarnya justru dialah yang selalu mencoba dekat denganku. Bukannya saya ge-er. Pernah saya mencoba bertanya kepadanya tentang hal ini, jawabnya adalah karena saya ini orangnya sedikit cuek dan enak untuk diajak bertukar pendapat.

Hatiku berbunga juga mendengar jawaban itu, dan kedekatan ini berjalan semakin erat, bahkan boleh dibilang seperti pacaran. Sering dia minta ditemani, beli buku, pakaian, bahkan sampai ke acara resmi, seperti ulang tahun dan pernikahan teman-temannya. Memang cukup berkesan juga kedekatan itu bagiku, akan tetapi ada satu peristiwa yang sampai benar-benar sangat mengesankan dan sampai sekarang tak akan pernah kulupakan.

Suatu saat aku diminta menemani mengantar neneknya ke Jakarta. Saya sih oke saja, tapi pada saat itu kebetulan saya tidak memiliki ongkos. Lia mengatakan bahwa keluarganyalah yang akan menanggung (saya memang dekat dengan keluarganya). Akhirnya saya berangkat menemani dia dan neneknya dengan menggunakan kendaraan dari agen travel.

Di dalam kendaraan, kami duduk bertiga, saya, Lia dan neneknya. Selepas luar kota, tiba-tiba kantukku datang, di tengah suasana lampu dalam kendaraan yang remang-remang. Mungkin juga disebabkan karena saya kelelahan karena mengikuti kegiatan di kampus siangnya. Sebelum tertidur sempat kulihat Lia dan neneknya telah terpejam lebih dulu.

Tengah malam aku terbangun, karena aku merasa tanganku ada yang menjepit. Kubuka mataku, aku terkejut, karena tanganku telah dipeluk Lia hingga tanganku menekan buah dadanya yang padat dan kenyal (kata teman-temanku) di balik kaos ketatnya.

Lebih terkejut lagi, setelah aku mengetahui bahwa tangan kirinya ternyata telah berada di antara selangkanganku. Kucoba melepaskan tanganku, karena risih takut jika dilihat oleh orang (selama ini saya belum pernah sedekat ini dengan cewek, apalagi cewek seksi). Tapi dia seakan-akan menahan tanganku, tak mau melepaskannya.

Tiba-tiba ia tersenyum, sambil berbisik, “Nggak apa-apa, Lia suka kamu”, sambil merapatkan buah dada kirinya ke tanganku, hingga dapat kurasakan goncangan buah dadanya seiring goncangan kendaraan. Tiba-tiba ia mencium mesra belakang telingaku cukup lama, sampai penisku menegang.

Tahu bahwasanya penisku telah mengeras, ia malah menyelusupkan tangan kirinya ke balik kaosku, kebawah, dan mencoba masuk ke celana jeansku yang agak longgar, dan akhirnya…., digenggamnya penisku. “Besar sekali…, gemes aku”, bisiknya sambil memejamkan matanya. Dan aku kembali memejamkan mata untuk tidur sambil menahan gejolak yang ada di dada.

Menjelang subuh, kami bertiga tiba di tempat neneknya dengan disambut oleh kakeknya. Setelah berbasa-basi sebentar, saya diantar ke kamar yang ada di belakang dan berdekatan dengan kamar Lia. Dan akhirnya kurebahkan badanku, kelelahan dan tertidur.

Pagi hari, antara sadar dan tidak, kucium bau segar orang habis mandi. Kucoba membuka mata dan kulihat Lia sedang sibuk membuka ransel carrier-ku. Bawaanku dan bawaan Lia dijadikan satu untuk menghemat barang bawaan. Kuingat-ingat lagi, ternyata sebelum tidur saya lupa mengunci pintu, hingga ia bisa dengan mudah masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Dia hanya memakai kemeja putih longgar yang bersih dan tipis sampai sebatas paha. Lia tampak segar, rambutnya masih basah sehabis mandi. Kulihat aktivitasnya dari tempat tidur, agaknya dia belum tahu kalau mataku sudah terbuka dan dia membungkuk ke arahku.

Sempat kulihat buah dadanya yang selama ini jadi tebakan ukurannya oleh teman-temanku dari belahan bajunya dan ternyata ia tidak memakai BH. Tampak putih bersih, mengkal, dengan puting berwarna kemerahan, bergoyang-goyang. Kurasakan ada yang menyodok dari balik celana pendekku.

“Eh.., udah bangun, bantuin buka tasnya dong….”, katanya ketika menoleh ke arahku. Aku tersenyum, bangun, dan meraih segelas teh yang sudah ada di atas meja. Lalu aku berjongkok di depan Lia, sambil membantunya membuka ranselku. Kulirik kedua kakinya yang putih bersih sampai ke pangkal pahanya. Gejolakku timbul memberontak dan desakan penisku kurasakan semakin keras.

“Nih udah, mau ambil apa?”, tanyaku. “Mau ngambil BH-ku”, jawabnya sambil menunduk hingga aku dapat melihat dari dekat buah dadanya yang padat dari tempatku berjongkok. Tiba-tiba ia memalingkan mukanya ke arahku, beradu pandang sejenak denganku, dan…, tanpa kuduga ia mengecup bibirku dengan mesra. Segar kurasa bibirnya. Kuberanikan diri untuk membalasnya dan ditanggapinya dengan mesra. Dijulurkan lidahnya dan diadu dengan lidahku. Kalau boleh aku katakan Lia memang cewek yang agresif dan berani.

Sesaat lamanya kami melakukan french kiss, sampai akhirnya dia merebahkan badannya ke tempat tidur, sambil menarik tanganku. Akupun jatuh di atas tubuhnya. Tubuh Lia gemetar. Buah dadanya mulai mengeras, berhimpit dengan dadaku.

Kulumat habis bibirnya. Kujilati seluruh wajahnya. Lia hanya mendesah pendek, sambil mengangkat kedua kakinya menjepit tubuhku. Kualihkan jilatanku ke lehernya, sambil kugesekkan penisku yang terbungkus celana ke selangkangannya. “Ekkhh…, sstt…”, desahnya pendek.

Kusibakkan kemejanya yang tidak dikancingkan bagian atasnya. Buah dadanya yang besar tapi ideal, nampak menjulang dengan puting merahnya telah mengeras. Kujilati buah dadanya kanan kiri secara bergantian. Lia menggelinjang kenikmatan sambil membusungkan dadanya. “Eeerrgghhh…”, erangnya ketika kugigit-gigit puting dan kuremas-remas buah dadanya.

Aku beralih ke telinga, kuciumi, kukulum dan kujilati, sambil kubisikkan, “Susumu besar dan mengkal, berapa sih ukurannya?”, “36.., errrgghh…”, jawabnya sambil menahan nikmat. Tangannya mulai menyusup ke celana dalamku, memegang penisku dan meremasnya. Tiba-tiba…, tangannya meremas kuat penisku, tubuhnya mengejang, dan akhirnya melemas. Tampaknya Lia sudah mengalami orgasme untuk yang pertama kalinya.

Aku membuka kaus dan celanaku hingga aku telanjang bulat. Dia pun membuka kemeja dan melepas celana dalamnya. Vaginanya yang merah berbulu tak terlalu lebat, tampak mengkilap berair. “Udah banjir yaa…”, godaku. Lia hanya tersenyum sambil tiduran mengangkang lebar-lebar.

Kucium lututnya, ke atas, ke paha. Lia hanya bisa menggerakkan kakinya menjepit kepalaku. Klitorisnya tampak menyembul di antara celah vaginanya. Kuhampiri dan kujilati dengan penuh perasaan. Semakin keras jepitan kakinya. Lia pasrah dan hanya bisa menggerakkan pinggul ke atas, kanan, dan kiri.

Kusibakkan bibir vaginanya, kujilati vagina bagian dalamnya yang sudah basah. Kugoyangkan kepalaku, sambil menjulurkan lidahku kedalam. Terdengar bunyi gemericik air vaginanya, dan “Ss.., aarrghhh…, ekh…, Andi, aku…, nggak tahaaan…, lagii…”. Dan keluarlah air kewanitaannya.

Aku merangkak menciumi seluruh tubuhnya hingga berakhir di bibirnya. Matanya terpejam, sementara tangannya mengusap-ngusap pinggulku dan meraih penisku. Ditariknya penisku, kurasakan hangat bibir vaginanya. “Dorong.., Andi…, sshhhh…”. Tak segera kulakukan, hanya kugesekkan saja. Kucoba menggodanya dan Lia tersenyum karena tahu kugoda. Dibimbingnya lagi penisku ke vaginanya.

Dan kudorong pelan-pelan. Lia tersentak, kedua tangannya ke samping menarik seprei. Dia tampaknya menahan nikmat yang luar biasa. Sungguh sulit penisku masuk, karena sempitnya lubang vaginanya. Kudorong kuat-kuat…, dan akhirnya…, slepp…, penisku masuk setengahnya…, dan kudorong lagi…, slepp…, masuk semuanya. Hangat kurasa di dalam vaginanya, seakan tak rela kulepaskan.

Terdiam kami berdua, seakan saling menikmati surgawi ini. Lia dengan pelan-pelan menggoyangkan pinggulnya. Akupun tak mau kalah, kudorong penisku maju mundur, sambil melumat bibirnya, dan kuremas buah dadanya. Kaki Lia terjuntai ke atas, merangkul dan menekan pinggulku dan kami bersatu dalam kenikmatan.

Setelah beberapa lama, kugulingkan badanku, hingga Lia berada diatas. Ditegakkannya tubuhnya yang berkeringat dan digerakkan naik turun. Kunikmati gerakan payudaranya yang bergoyang-goyang. Lia menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mengerang kenikmatan. Dia memegang lenganku keras sekali…, dan mengerang tertahan, “Eeaargghhh…..”. Kurasakan cairan hangat membanjiri penisku di vaginanya. Puncak yang kedua sudah Lia peroleh, dan tubuhnya kembali melemas.

Dengan tanpa melepas penis dari vaginanya, kubopong dia. Aku berdiri, sementara Lia merangkulku, dengan kaki menjepit pinggul, sehingga posisinya menggantung di tubuhku. Kudorong maju mundur penisku sambil kuguncang tubuhnya. “Pyek…, pyek…”, terdengar dari vaginanya yang basah, seiring gerakanku. Payudara yang kenyal tersebut juga bergoyang-goyang sehingga menambah rangsanganku.

Kembali kurebahkan tubuhnya ke tempat tidur dan kembali ke posisi konvensional tanpa melepas penisku. Tangannya memeluk pinggulku, menarik badanku hingga menambah nafsuku untuk semakin menghunjamkan penis dengan lebih keras dan cepat. Lia memberi variasi, dengan menggigit dan melepas penisku dengan bibir vaginanya.

Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa hingga, “Lia…., eerghhh…, aku nggak tahan…, arrgghhh…, mau keluarrr…”, “Aku …, erghh.., sshh…, jugaaa…”. Dan akhirnya, “Cret.., crett….”, penisku mengejang-ngejang menyemprotkan air mani, seiring dengan tubuh Lia yang mengejang orgasme.

Tubuhku seperti dilolosi tulangnya, jatuh di atas tubuh Lia. Kukulum bibirnya dan kukecup mesra dan Lia berkata, “Kamu sungguh hebat…”, diiringi dengan senyuman bahagianya. Kukecup pula bibirnya dengan mesra dan bahagia. END


MENGINTIP PAPAKU SEDANG BERCUMBU DENGAN PENGHUNI KOST YANG CANTIK

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum mengintip papa ku selingkuh dengan cewek montok yang cantik dari balik lemari Dengan Judul ” Mengintip Papaku Sedang Bercumbu Dengan Penghuni Kost Yang Cantik ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

MENGINTIP PAPAKU SEDANG BERCUMBU DENGAN PENGHUNI KOST YANG CANTIK
Kenzopoker.org - Agen Domino QQ Poker Online - BandarQQ Online - Domino99
CERITA DEWASA 18+Aku bernama Sandy, ini pertama kali aku mengenal seks, tetapi saat aku berada di tempat kos milik tetangga. waktu itu aku berumur 19 tahun , papa ku adalah seorang pengusaha ternama yang mempunyai lebih dari 10 tempat kos-kosan, salah satunya ada di sebelah rumahku.

yang menarik adalah penghuni kostnya salah satunya adalah mbak marisa , dari semua penghuni kost disana dialah yang paling cantik plus baik umurnya kira-kira 22 tahun. sering kali aku diundang masuk ke kamarnya hanya sekedar menemani dia menghabiskan jatah jajan yang dia bawa. jujur aku sdh suka padanya.

bentuk tubuhnya mirip model-model bikini dari majalah ayahku (dari kecil aku memang sdh suka membacanya) yang pasti montok lah, tinggi 170 berat badanya pun aku tafsir sekitar 50 an dan dadanya berukuran 34B (hanya mengira-ngira bentuk dan besarnya mirip sekali dgn model majalah itu.

Dia suka sekali meluk-meluk aku, nggak tau kenapa mungkin karena aku cubby dan polos. jadi semakin aku pasrah di dalam pelukan gemasnya padahal aku juga merasakan betapa kenyal dadanya yang menghimpit erat tubuhku.

enak sekali rasanya. pernah sekali aku karena napsunya, aku yang memeluknya dan menghujamkan kepalaku di dada montoknya sembari kugeleng2kan kepala. dia hanya tertawa. obrolan pun berlanjut, mba udah punya pacar . hihihi hihi. belum lev, kenapa kok tanya-tanya . enggak biasanya kan kalo udah gede punya pacar .

dia hanya membalas dgn tawa. hari ini memang sangat special, mba marisa hanya menggunakan kaos t-shirt longgar dan panjang tanpa menggunakan celana, dibiarkannya pahanya yang putih mulus membuatku menelan ludah, memang hari ini dia libur kuShofiah dan berencana beres-beres kamar, ketika dia meletakan sesuatu di atas lemari. shiutttttt T-shirtnya naik ke atas sehingga aku bisa celana dalamnya yang berwarna putih polos ditambah melihat bongkahan pantatnya yang padat dan montok sekali.

sdh nggak tahan aku aku ingin melihatnya telanjang bulat. aku di kagetkan dgn suara handphone mbak marisa, seperti biasa dia tak pernah mengangkat telepon di depanku, pasti dia keluar kamar. pertama-tama aku memang gak curiga. tetapi gerangan siapa yang mengganggu masa puber ku.

Hal ini membuatku sebal dan curiga. akhirnya mbak marisa masuk kamar lagi lev maaf yha mbak mau pergi dulu nieh, lupa tadi mbak ada janji siapa sih mbak yang telpon, penting yha mbak aku berusaha untuk menahan dia pergi .

Hmm. mau tau aja kamu lev, yang jelas dia penting buat mbak. kalo enggak penting, mana bisa mbak tidur di kost mewah kayak gini dia tertawa kecil. aku nggak tau maksudnya apa. pertemuan hari ini cukup sekian, aku diusir secara halus oleh mbak marisa. aku menunggu dia di depan rumah kost.

sekedar ingin tau dewi cantikku ini menggunakan baju apa. perlahan dia melangkah keluar kost, dgn senyuman lembut, rambut panjangnya yang berwarna coklat dikuncir, celana panjang jeans berwarna biru ketat memperlihatkan pahanya yang berisi, bokongnya yang padat, .

dia menggunakan kaus putih, berdada rendah memperlihatkan payudaranya yang membusung, BH yang dikenakannya adalah Bra yang mengait dileher, hingga aku dapat dgn jelas mengintip warna Bra-nya talinya berwarna merah jambu. seksi sekali. dadah lev . mba jalan dulu dia meninggalkanku.

Semakin aku nafsu saja. aku tau pasti kebiasaan mba marisa, dia orangnya pelupa. jadi dia selalu menyimpan kunci di bawah pot sebelah kamar. aha . segera aku masuk menggunakan kunci tadi. di dalam kamarnya aku hanya bisa tersengal-sengal, jantung rasanya udah gak karu-karuan takut sekali. aku juga bingung, bagaimana aku bila ketauan nanti kalau aku berada di kamar, bakal ditanyain macem-macem nih.

tapi itu tak berlangsung lama. karena kudapati celana dalam yang mba marisa tadi pakai. tiba-tiba saja aku langsung menyaut celana dalam tadi. aku endus-endus pas bagian vaginanya. memang agak berbau amis semi-semi pesing.

kain di sekitar selangkangan nya agak basah mungkin keringat. wah aku semakin gila dan semakin nggak nahan. segera aku masuk ke dalam lemari kuciummi celana dalamnya sembari aku kocok penisku hingga tanpa sadar aku pun tertidur lemas di sana. kreekkkk . suara pintu terbuka, hal itu juga yang membangunkanku, loh kok nggak kekunci, tadi perasaan marisa udah ngunci deh sayub-sayub suara mba marisa terdengar.

aku semakin gelagepan, bingung sekali . tiba-tiba dasar kamu say, cantik-cantik kok pelupa ada suara seorang laki-laki, aku akrab sekali dgn suara ini. yha ini mirip suara papa. perasaan takutku berubah seketika. aku curiga apa yang dilakukan papa ku di kamar mba marisa.

Ih iyha kuncinya masih di dalam. om . agh . om slur p slurrrrp aku mendengar suara mba marisa mendesah. agh . owww . om . !!!, marisa sayang slurrrp. slurrp aku semakin penasaran saja. aku berusaha mencari celah untuk mengintip kejadian di luar. aku buka resleting lemari yang terbuat dari kain itu sehingga bisa leluasa mengintip keluar. .

alamak aku mengintip mba marisa sedang di cumbu oleh papaku. papaku dgn ganasnya menciumi bibir mba marisa. mba marisa hanya bisa pasrah saja. tangan besar papa meremas-remas payudara mba marisa. marisa kamu wangi sekali . erangan papaku saat dia menghisap-hisap leher mba marisa

Om. agh . aku mengintip mba marisa tampak menikmati setiap kecupan papa, jujur aku sangat marah bagaimana mungkin, papaku orang yang selalu aku hormati melakukan perbuatan tak senonoh seperti itu. aku sempat hampir kalap ingin segera kulabrak mereka, tetapi niat itu ku urungkan. karena aku juga ternyata mulai menikmati Live performance ini .
dgn kasarnya papa menyingkap kaos t-shirt mbak marisa, sehingga sekarang yang tampak adalah BH mba marisa yang membungkus payudara indahnya, papa mulai melepaskan kemeja nya begitu jari lentik mba marisa melepaskan benik-benikya, sembari terus menyambar dan menghisap bibir papa mba marisa mengelus-ngelus dada penuh bulu milik papa. aku semakin penasaran saja. kejadian erotis apa yang akan terjadi.

ciuman itu membuat mereka saling berpagutan hampir 5 menit lebih. tiba-tiba mbak marisa mendorong papaku hingga tersungkur di kasur. Om liat marisa yah. sembari mbak menyalakan cd dgn remot. dia mulai meliuk-liukan tubuhnya. wow. ternyata mba marisa mau menyuguhkan tarian erotis nya aku semakin tak sabar saja.

dgn liukan tubuhnya yang sintal, mba marisa mulai membuka celana jeans nya. hingga dia hanya menggunakan BH yang mengait di leher dan celana dalam berwarna hitam transparan. walaupun suasananya agak redup, tetapi aku bisa mengintip dgn jelas betapa seksinyanya mba marisa, dgn gemulainya mba marisa mulai meraba-raba seluruh tubuhnya dgn tangan nya sendiri.

dari sedikit-dikit dia remas payudaranya sendiri dgn lembut tapi pasti, dihimpitkan kedua belah payudaranya, membuat tubuhku juga tubuh papa semakin memompa adrenalinnya, wajahnya yang cantik dan putih agak semu kemerahan mungkin akibat pengaruh alkohol dgn lihainya menunjukan mimik sensual sekali. kadang kadang mba marisa menjilat bibirnya yang sdh terpoles lip-gloss sehingga tampak basah dan ingin segera di hisap. mba marisa kini membelakangi papa.

Dan dgn erotis nya dia mulai membuka BH nya dan membungkuk sehingga pantatnya dgn leluasa memperlihatkan vaginanya yang tampak mengembul dan kenyal. montok sekali vaginanya. kembali dia menghadap papa dan memang luar biasa, payudara yang selama ini aku sangat ingin dekap terlihat dgn sintalnya.

bentuknya membulat penuh dan kenyal sekali, pentilnya tampak bundar imut dgn warna merah muda. aku juga mengintip jejak-jejak kecupan papa dan remasanya di seluruh tubuh mba marisa sehingga meronakan merah tubuh sintalnya. marisa .

Om udah nggak tahan sayang sini. papa menarik tangan mba marisa dgn cepat. mba marisa sempat kaget dan terjatuh. memang dasar papa. dia segera menangkap tubuh mba marisa. dan mengarahkan arah jatuhnya sehingga payudaranya yang kenyal itu menghujam terlebih dulu ke mukanya.

di hisap nya pentil mba marisa dgn ganas. tangan kanan papa mulai menuju pantat mba marisa diremas-remas nya pantat kencang tersebut, aku mengintip muka mba marisa yang semakin tampak terangsang. papa lalu melorotkan celana dalam hitam mba marisa sehingga kini mba marisa sdh bugil tanpa sehelai kain pun.

Dan papa pun kembali bergerilya mulut dan tangannya tak terus menghisap seluruh jengkal tubuh sintal mba marisa marisa . kamu . enak banget . papa terus meracau sembari terus menikmati setiap jengkal tubuhnya. tangan mba marisa dgn sigap membuka celana papa.

aku sempat terkejut dgn barang milik papa. hitam dan besar mengacung-ngacung di perut mba marisa. dgn sayangnya mba marisa memegang dan mengocok batang kejantanan papa. ditariknya pantat mba marisa. dari posisi mba marisa berada di atas papa. kini pantat mba marisa tepat diatas kepala papa. kulihat mba marisa dgn lihainya mengocok-ngocok penis papa dan di masukan kedalam mulut.

mba marisa tampak menikmatinya ketika dia gosok-gosakan bibir manisnya di penis hitam papa. papa pun tampak luar biasa girangnya. dihapannya kini ada sebuah vagina yang sangat-sangat indah. aku bisa leluasa mengintip karena memang posisi lemari tepat persis di belakang kasur.

vaginanya berwarna merah merekah, bentuknya gemuk dan mengembul keluar papa langsung menghisap-hisap lubang kebahagiaan milik mba marisa, sembari dia geleng-gelengkan kepala. mereka bener-bener sangat terangsang sehingga suasana semakin hot saja.

kini mba marisa sdh di bawah. papa lalu membalikkan badan dan lagi-lagi mulai menghisap bibir mba marisa, tangan papa yang tadinya bergerilya kemana-mana akhirnya menghentikan pencariaanya di vagina mba marisa, di benggangnya paha mba marisa lebar-lebarnya.

sehingga vagina mba marisa semakin terlihat merekah merah. papa lalu menunggangi mba marisa. tampak tangan mba marisa memegang penis gagah papa dan menggerakaanya menuju masuk liang surga. aku melihat memang beberapa kali penis papa tergelincir keluar tapi lagi-lagi tangan mba marisa membenarkan posisinya.

blesss akhirnya masuk juga penis papa, dan gilanya, aku bisa melihat bagaimana vagina montok mba marisa mencengkeram erat penis papa. penis itu masuk dgn gagahnya. papa mulai mendesah man da . man . enak banget memek kamu man . peret . , sembari dgn pelan-pelan pantat papa memompa pantat mba marisa sehingga penisnya bisa masuk dan keluar dgn nikmat.

om . ampun . om . buru ng om kok . perkasa gini . agh . marisa . gak tahan entah kenapa ketika mba marisa mendesah mba marisa tampak semakin erat memeluk tubuh papa dan tubuhnya bergetar-getar seperti kita saat menahan pipis. pompaan papa pun semakin di percepat dan diperganas.

aku melihat penis papa di penuhi buih-buih putih yang mungkin keluar dari vagina montok mba marisa. vagina mba marisa pun memerah dan semakin membuatnya indah. kini papa melepaskan pelukannya dari mba marisa. dan dgn masih menancapnya penis di vagina mba marisa.

dianggkatnya tubuh sintal itu dan dihimpitkan di tubuh tersebut di tembok. papa semakin perkasa saja mengoyang-goyang pantatnya maju mundur- sedangkan mba marisa hanya mendesah dan kadang-kadang menatap sayu papa. marisa . om mau keluar neh .

aku mau keluarin di dalem aja yah , sebelum mba marisa menjawap, papa semakin memasukan penisnya ke vagina mba marisa dgn frekwensi yang sangat cepat, suara gesekan antara keduanya yang tadi terdengar berirama kini mulai tak karuan. ja ja . ja . ngan om . nanti marisa . suara desahan mba marisa belum berakhir tapi papa sdh menghentikan pompaannya di titik terdalam penisnya mampu menjangkau vagina mba marisa, terlambat sayang hehe.

om puas banget neh dilepaskan pelukan papa dan mba marisa lalu langsung terhuyung lemas di kasur. segera papa membereskan dirinya, diambil tisu basah yang dia sdh persiapkan dan dibersihkan penisnya lalu papa kembali mengenakan pakaian, sedangkan mba marisa hanya bisa pasrah di sudut kasur, dia menatap kosong. napasnya pun tersengal-sengal, aku mengintip vagina mba marisa mengeluarkan cairan putih, mungkin itu sperma papa yang dgn sadisnya disemprotkan kesana.

marisa sayang makasih yah jangan kuatir kayak gini cukuplah buat lo tinggal semester depan mba marisa hanya menatap kosong. masih dgn telanjang dia merebahkan tubuhnya diatas kasur. papa pun sdh selesai berpakaian dan kini dia berpamitan dgn mba marisa. sekarang aku mulai sadar .

apa yang harus aku lakukan nggak mungkin aku terus bersembunyi di dalam lemari mba marisa. lambat lautpun mba marisa pasti akan membuka lemari ini. END


CEWEK CANTIK YANG SEDANG MENCARI PELARIAN KARENA PACARNYA SELINGKUH

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum ketemu cewek cantik yang ngajak selingkuh dan mau diajak ngesex Dengan Judul ” Cewek Cantik Yang Sedang Mencari Pelarian Karena Pacarnya Selingkuh ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

CEWEK CANTIK YANG SEDANG MENCARI PELARIAN KARENA PACARNYA SELINGKUH
Kenzopoker.org - Agen DominoQQ Poker Online - BandarQQ Online - Domino99
CERITA DEWASA 18+Kisahnya begini, saat aku sedang berkeliling untuk mencari sebuah informasi untuk sebuah tugas kantor, aku tak sengaja lewat di sekitaran bundaran HI, ternyata disana banyak orang berkampanye untuk sebuah partai, perkenalkan nama aku Monray panggilan “Ray” aku bekerja di sebuah perusahaan yang bagiannya untuk meliput sebuah berita / acara.

Saat aku sedang mengambil gambar di sekitaran budaran HI. Disitulah ada gadis yang memang cantik parasnya, pandanganku tertuju kepada gadis itu, saat itu dia sedang bergerombol dengan temannya yang berkampanye kepada sebuah partai, dia memberiku senyuman kepadaku.

Gadis itu dan temannya memakai sebuah kaos partai, yang mana bagian bawahannya dan lengannya dipotong sehingga menyerupai sedang memakai tank top, sedangkan bawahannya dipadu dengan celana panjang ekstra ketat yang berwarna putih.

“Mas, Mas wartawan ya?” katanya kepadaku.
“Iya”.
“Wawancarai kita dong”, Salah seorang temannya nyeletuk.
“Emang mau?”.
“Tentu dong. Tapi photo kita dulu…”

Mereka beraksi saat kuarahkan kameraku kepada mereka. Dengan lagak dan gaya masing-masing mereka berpose.

“Kenapa sudah ada di sini, sih? Bukankah ____ (nama partai) baru besok kampanyenya?”.
“Biarin Mas, daripada besok dikuasai partai lain?”.
“Memang akan terus di sini? Sampai pagi?”.
“Iya, demi ____ (nama partai), kami rela begadang semalaman.”
“Hebat.”
“Mas di sini aja, Mas. Nanti pasti ada lagi yang ingin manjat tugu selamat datang.” Kata gadis yang menarik perhatianku itu.

Aku pun duduk dekat mereka, berbincang tentang pemilu kali ini. Harapan-harapan mereka, tanggapan mereka, dan pendapat mereka. Mereka lumayan loyal terhadap partai mereka itu, walaupun tampak sedikit kecewa, karena pemimpin partai mereka itu kurang berani bicara. Padahal diproyeksikan untuk menjadi calon presiden. Aku maklum, karena tahu latar belakang pemimpin yang mereka maksudkan itu.

“Eh, nama kalian siapa?” Tanyaku, “Aku Ray.”
“Saya Diana.” Kata cewek manis itu, lalu teman-temannya yang lain pun menyebut nama. Kami terus bercakap-cakap, sambil minum teh botol yang dijual pedagang asongan.

Waktu terus berlalu. Beberapa kali aku meninggalkan mereka untuk mengejar sumber berita. Malam itu bundaran HI didatangi Kapolri yang meninjau dan ‘menyerah’ melihat massa yang telah bergerombol untuk pawai dan kampanye, karena jadwal resminya adalah pukul 06.00 – 18.00.

Saat aku kembali, gerombolan Diana masih ada di sana.

“Saya ke kantor dulu ya, memberikan kaset rekaman dan hasil photoku. Sampai ketemu.” Pamitku.
“Eh, Mas, Mas Ray! Kantornya “x” (nama koranku), khan. Boleh saya menumpang?” Diana berteriak kepadaku.

“Kemana?”
“Rumah. Rumah saya di dekat situ juga.”
“Boleh saja.” Kataku, “Tapi katanya mau tetap di sini? Begadang?”
“Nggak deh. Ngantuk. Boleh ya? Gak ada yang mau ngantarin nih.”

Aku pun mengangguk. Tapi dari tempatku berdiri, aku dapat melihat di dalam mini bus itu ada sepasang remaja berciuman. Benar-benar kampanye, nih? Sama saja kejadian waktu meliput demontrasi mahasiswa dulu. Waktu teriak, ikutan teriak. Yang pacaran, ya pacaran. (Ini cuma sekedar nyentil, lho. Bukan menghujat. Angkat topi buat gerakan mahasiswa kita! Peace!)

Diana menggandengku. Aku melambai pada rekan-rekannya.

“Diana! Pulang lho! Jangan malah selingkuh …” Teriak salah seorang temannya.

Diana cuma mengangkat tinjunya, tapi matanya kulihat mengedip. Lalu kami pun menuju mobilku. Dengan lincah Diana telah duduk di sampingku. Mulutnya berkicau terus, bertanya-tanya mengenai profesiku. Aku menjawabnya dengan senang hati.

Terkadang pun aku bertanya padanya. Dari situ aku tahu dia sekolah di sebuah SMA di daerah Bulungan, kelas 2. Tadi ikut-ikutan teman-temannya saja. Politik? Pusing ah mikirinnya. Usianya baru 18 tahun, tapi tidak mendaftar pemilu tahun ini. Kami terus bercakap-cakap. Dia telah semakin akrab denganku.

“Kamu sudah punya pacar, belum?” Tanyaku.
“Sudah.” Nadanya jadi lain, agak-agak sendu.
“Tidak ikut tadi?”
“Nggak.”
“Kenapa?”
“Lagi marahan aja.”
“Wah.., gawat nih.”
“Biarin aja.”
“Kenapa emangnya?”
“Dia ketangkap basah selingkuh dengan temanku, tapi tidak mengaku.”

“Perang, dong?”
“Aku marah! Eh dia lebih galak.”
“Dibalas lagi dong. Jangan didiemin aja.”
“Gimana caranya?” Tanyanya polos.
“Kamu selingkuh juga.” Jawabku asal-asalan.
“Bener?”
“Iya. Jangan mau dibohongin, cowok tu selalu begitu.”
“Lho, Mas sendiri cowok.”
“Makanya, aku tak percaya sama cowok. Sumpah, sampai sekarang aku tak pernah pacaran sama cowok. Hahaha.”

Dia ikut tertawa.

Aku mengambil rokok dari saku depan kemejaku, menyalakannya. Diana meminta satu rokokku. Anak ini badung juga. Sambil merokok, dia tampak lebih rileks, kakinya tanpa sadar telah nemplok di dashboardku. Aku merengut, hendak marah, tapi tak jadi, pahanya yang mulus terpampang di depanku, membuat gondokku hilang.

Setelah itu aku mulai tertarik mencuri-curi pandang. Diana tak sadar, dia memejamkan mata, menikmati asap rokok yang mengepul dan keluar melalui jendela yang terbuka. Gadis ini benar-benar cantik. Rambutnya panjang. Tubuhnya indah. Dari baju kaosnya yang pendek, dapat kulihat putih mulus perutnya. Dadanya mengembang sempurna, tegak berisi.

Tanpa sadar penisku bereaksi.

Aku menyalakan tape mobilku. Diana memandangku saat sebuah lagu romantis terdengar.

“Mas, setelah ini mau kemana?”
“Pulang. Kemana lagi?”
“Kita ke pantai saja yuk. Aku suntuk nih.” Katanya menghembuskan asap putih dari mulutnya.
“Ngapain”
“Lihat laut, ngedengerin ombak, ngapain aja deh. Aku males pulang jadinya. Selalu ingat Ipet, kalau aku sendirian.”

“Ipet?”
“Pacarku.”
“Oh. Tapi tadi katanya ngantuk?”
“Udah terbang bersama asap.” Katanya, tubuhnya doyong ke arahku, melingkarkan lengan ke bahuku, dadanya menempel di pangkal tangan kiriku. Hangat.

“Bolehlah.” Kataku, setelah berpikir kalau besok aku tidak harus pagi-pagi ke kantor. Jadi setelah mengantar materi yang kudapat kepada rekanku yang akan membuat beritanya, aku dan Diana menuju arah utara. Ancol! Mana lagi pantai di Jakarta ini.

Aku parkirkan mobil Kijangku di pinggir pantai Ancol. Di sana kami terdiam, mendengarkan ombak, begitu istilah Diana tadi. Sampai setengah jam kami hanya berdiam. Namun kami duduk telah semakin rapat, sehingga dapat kurasakan lembutnya tubuh yang ada di sampingku.

Tiba-tiba Diana mencium pipiku.

“Terima kasih, Mas Ray.”
“Untuk apa?”
“Karena telah mau menemani Diana.”

Aku hanya diam. Menatapnya. Dia pun menatapku. Perlahan menunduk. Kunikmati kecantikan wajahnya. Tanpa sadar aku raih wajahnya, dengan sangat perlahan-lahan kudekatkan wajahku ke wajahnya, aku cium bibirnya, lalu aku tarik lagi wajahku agak menjauh.

Aku rasakan hatiku tergetar, bibirku pun kurasakan bergetar, begitu juga dengan bibirnya. Aku tersenyum, dan ia pun tersenyum. Kami berciuman kembali. Saat hendak merebahkannya, setir mobil menghalang gerakan kami. Kami berdua pindah ke bangku tengah Kijangku.

Aku cium kening Diana terlebih dahulu, kemudian kedua matanya, hidungnya, kedua pipinya, lalu bibirnya. Diana terpejam dan kudengar nafasnya mulai agak terasa memburu, kami berdua terbenam dalam ciuman yang hangat membara. Tanganku memegang dadanya, meremasnya dari balik kaos tipis dan bhnya.

Sesaat kemudian kaos itu telah kubuka. Aku arahkan mulutku ke lehernya, ke pundaknya, lalu turun ke buah dadanya yang indah, besar, montok, kencang, dengan puting yang memerah. Tanganku membuka kaitan BH hitamnya. Aku mainkan lidahku di puting kedua buah dadanya yang mulai mengeras. Yang kiri lalu yang kanan.

“Mas Ray, kamu tau saja kelemahan saya, saya paling nggak tahan kalo dijilat susu saya…, aahh…”.

Aku pun sudah semakin asyik mencumbu dan menjilati puting buah dadanya, lalu ke perutnya, pusarnya, sambil tanganku membuka mini skirtnya. Terpampanglah jelas tubuh telanjang gadis itu. Celana dalamnya yang berwarna hitam, menerawangkan bulu-bulu halus yang ada di situ. Kuciumi daerah hitam itu.

Aku berhenti, lalu aku bertanya kepada Diana

“Diana kamu udah pernah dijilatin itunya?”
“Belum…, kenapa?”.
“Mau nyoba nggak?”.

Diana mengangguk perlahan.

Takut ia berubah pikiran, tanpa menunggu lebih lama lagi langsung aku buka celana dalamnya, dan mengarahkan mulutku ke kemaluan Diana yang bulunya lebat, kelentitnya yang memerah dan baunya yang khas. Aku keluarkan ujung lidahku yang lancip lalu kujilat dengan lembut klitorisnyana.

Beberapa detik kemudian kudengar desahan panjang dari Diana

“sstt… Aahh!!!”

Aku terus beroperasi di situ

“aahh…, Mas Ray…, gila nikmat bener…, Gila…, saya baru ngerasain nih nikmat yang kayak gini…, aahh…, saya nggak tahan nih…, udah deh…”

Lalu dengan tiba-tiba ia menarik kepalaku dan dengan tersenyum ia memandangku. Tanpa kuduga ia mendorongku untuk bersandar ke bangku, dengan sigapnya tangannya membuka sabuk yang kupakai, lalu membuka zipper jins hitamku. Tangannya menggapai kemaluanku yang sudah menegang dan membesar dari tadi. Lalu ia memasukkan batang kemaluanku yang besar dan melengkung kedalam mulutnya.

“aahh…” Lenguhku

Kurasakan kehangatan lidah dalam mulutnya. Namun karena dia mungkin belum biasa, giginya beberapa kali menyakiti penisku.

“Aduh Diana, jangan kena gigi dong…, Sakit. Nanti lecet…”

Kuperhatikan wajahnya, lidahnya sibuk menjilati kepala kemaluanku yang keras, ia jilati melingkar, ke kiri, ke kanan, lalu dengan perlahan ia tekan kepalanya ke arahku berusaha memasukkan kemaluanku semaksimal mungkin ke dalam mulutnya. Namun hanya seperempat dari panjang kemaluanku saja kulihat yang berhasil terbenam dalam mulutnya.

“Ohk!.., aduh Mas Ray, cuma bisa masuk seperempat…”
“Ya udah Diana, udah deh jangan dipaksaain, nanti kamu tersedak.”

Kutarik tubuhnya, dan kurebahkan ia di seat Kijangku. Lalu ia membuka pahanya agak lebar, terlihat samar-samar olehku kemaluannya sudah mulai lembab dan agak basah. Lalu kupegang batang kemaluanku, aku arahkan ke lubang kemaluannya. Aku rasakan kepala kemaluanku mulai masuk perlahan, kutekan lagi agak perlahan, kurasakan sulitnya kemaluanku menembus lubang kemaluannya.

Kudorong lagi perlahan, kuperhatikan wajah Diana dengan matanya yang tertutup rapat, ia menggigit bibirnya sendiri, kemudian berdesah.

“sstt…, aahh…, Mas Ray, pelan-pelan ya masukkinnya, udah kerasa agak perih nih…”

Dan dengan perlahan tapi pasti kudesak terus batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Diana, aku berupaya untuk dengan sangat hati-hati sekali memasukkan batang kemaluanku ke lubang vaginanyana. Aku sudah tidak sabar, pada suatu saat aku kelepasan,

aku dorong batang kemaluanku agak keras. Terdengar suara aneh. Aku lihat ke arah batang kemaluanku dan kemaluan Diana, tampak olehku batang kemaluanku baru setengah terbenam kedalam kemaluannya. Diana tersentak kaget.

“Aduh Mas Ray, suara apaan tuh?”
“Nggak apa-apa, sakit nggak?”
“Sedikit…”
“Tahan ya.., sebentar lagi masuk kok…”

Dan kurasakan lubang kemaluan Diana sudah mulai basah dan agak hangat. Ini menandakan bahwa lendir dalam kemaluan Diana sudah mulai keluar, dan siap untuk penetrasi. Akhirnya aku desakkan batang kemaluanku dengan cepat dan tiba-tiba agar Diana tidak sempat merasakan sakit,

dan ternyata usahaku berhasil, kulihat wajah Diana seperti orang yang sedang merasakan kenikmatan yang luar biasa, matanya setengah terpejam, dan sebentar-sebentar kulihat mulutnya terbuka dan mengeluarkan suara. “sshh…, sshh…”

Lidahnya terkadang keluar sedikit membasahi bibirnya yang sensual. Aku pun merasakan nikmat yang luar biasa. Kutekan lagi batang kemaluanku, kurasakan di ujung kemaluanku ada yang mengganjal, kuperhatikan batang kemaluanku, ternyata sudah masuk tiga perempat kedalam lubang kemaluan Diana.

Aku coba untuk menekan lebih jauh lagi, ternyata sudah mentok…, kesimpulannya, batang kemaluanku hanya dapat masuk tiga perempat lebih sedikit ke dalam lubang kemaluan Diana. Dan Diana pun merasakannya.

“Aduh Mas Ray, udah mentok, jangan dipaksain teken lagi, perut saya udah kerasa agak negg nih, tapi nikmat…., aduh…, barangmu gede banget sih Mas Ray…”

Aku mulai memundur-majukan pantatku, sebentar kuputar goyanganku ke kiri, lalu ke kanan, memutar, lalu kembali ke depan ke belakang, ke atas lalu ke bawah. Kurasakan betapa nikmat rasanya kemaluan Diana, ternyata lubang kemaluan Diana masih sempit, walaupun bukan lagi seorang perawan. Ini mungkin karena ukuran batang kemaluanku yang menurut Diana besar, panjang dan kekar.

Lama kelamaan goyanganku sudah mulai teratur, perlahan tapi pasti, dan Diana pun sudah dapat mengimbangi goyanganku, kami bergoyang seirama, berlawanan arah, bila kugoyang ke kiri, Diana goyang ke kanan, bila kutekan pantatku Diana pun menekan pantatnya.

Semua aku lakukan dengan sedikit hati-hati, karena aku sadar betapa besar batang kemaluanku untuk Diana, aku tidak mau membuatnya menderita kesakitan. Dan usahaku ini berjalan dengan mulus. Sesekali kurasakan jari jemari Diana merenggut rambutku, sesekali kurasakan tangannya mendekapku dengan erat.

Tubuh kami berkeringat dengan sedemikian rupa dalam ruangan mobil yang mulai panas, namun kami tidak peduli, kami sedang merasakan nikmat yang tiada tara pada saat itu. Aku terus menggoyang pantatku ke depan ke belakang, keatas kebawah dengan teratur sampai pada suatu saat.

“Aahh Mas Ray…, agak cepet lagi sedikit goyangnya…, saya kayaknya udah mau keluar nih…”

Diana mengangkat kakinya tinggi, melingkar di pinggangku, menekan pantatku dengan erat dan beberapa menit kemudian semakin erat…, semakin erat…, tangannya sebelah menjambak rambutku, sebelah lagi mencakar punggungku, mulutnya menggigit kecil telingaku sebelah kanan, lalu terdengar jeritan dan lenguhan panjang dari mulutnya memanggil namaku.

“Mas Ray…, aahh…, mmhhaahh…, Aahh…” Dia kelojotan. Kurasakan lubang kemaluannya hangat, menegang dan mengejut-ngejut menjepit batang kemaluanku.
“aahh…, gila…, Ini nikmat sekali…” Teriakku.

Baru kurasakan sekali ini lubang kemaluan bisa seperti ini. Tak lama kemudian aku tak tahan lagi, kugoyang pantatku lebih cepat lagi keatas kebawah dan, Tubuhku mengejang.

“Mas Ray…, cabut…, keluarin di luar…”

Dengan cepat kucabut batang kemaluanku lalu sedetik kemudian kurasakan kenikmatan luar biasa, aku menjerit tertahan

“aahh…, ahh…” Aku mengerang.
“Ngghh…, ngghh..”

Aku pegang batang kemaluanku sebelah tangan dan kemudian kurasakan muncratnya air maniku dengan kencang dan banyak sekali keluar dari batang kemaluanku. Chrootth…, chrootthh…, crot…, craatthh…, sebagian menyemprot wajah Diana, sebagian lagi ke payudaranya, ke dadanya, terakhir ke perut dan pusarnya.

“Mas Ray…, nikmat banget selingkuh dan main sama kamu, rasanya beda sama kalo saya gituan sama Ipet. Enakan selingkuh sama kamu. Kalau sama Ipet, saya tidak pernah orgasme, tapi baru sekali disetubuhi kamu, saya bisa sampai, barang kali karena barang kamu yang gede banget ya?” Katanya sambil membelai batangku yang masih tegang, namun tidak sekeras tadi.

“Saya nggak bakal lupa deh sama malam ini, saya akan inget terus malem ini, jadi kenangan manis saya”

Aku hanya tersenyum dengan lelah dan berkata “Iya Diana, saya juga, saya nggak bakal lupa sama selingkuh ini”.

Kami pun setelah itu menuju kostku, kembali memadu cinta selingkuh ini. Setelah pagi, baru aku mengantarnya pulang. Dan berjanji untuk selingkuh lagi lain waktu. END


ENAKNYA SAAT KONTOLKU DIJEPIT DIANTARA SUSU MONTOK MILIK TEMANKU

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum ABG sange yang berbuat mesum di kamar kos dengan cewek bersusu montok Dengan Judul ” Enaknya Saat Kontolku Dijepit Diantara Susu Montok Milik Temanku ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

ENAKNYA SAAT KONTOLKU DIJEPIT DIANTARA SUSU MONTOK MILIK TEMANKU
Kenzopoker.org - Agen DominoQQ Poker Online - BandarQQ Online - Domino99
CERITA DEWASA 18+Lega rasanya aku melihat pagar rumah kosku setelah terjebak dalam kemacetan jalan dari kampusku. Kulirik jam tanganku yang menunjukkan pukul 21.05 yang berarti aku telah menghabiskan waktu satu jam terjebak dalam arus lalu-lintas Jakarta yang begitu mengerikan.

Setelah memarkir mobilku, bergegas aku menuju ke kamarku dan kemudian langsung menghempaskan tubuh penatku ke ranjang tanpa sempat lagi menutup pintu kamar. Baru saja mataku tertutup, tiba-tiba saja aku dikejutkan oleh ketukan pada pintu kamarku yang disertai dengan teriakan nyaring dari suara yang sudah sangat aku kenal.

“Ko, loe baru pulang yah?” gelegar suara Voni memaksa mataku untuk menatap asal suara itu.
“iya, memangnya ada apa sih teriak-teriak?” jawabku sewot sambil mengucek mataku.

“Ini gue mau kenalin sepupu gue yang baru tiba dari Bandung” jawabnya sambil tangan kirinya menarik tangan seorang cewek masuk ke kamarku.

Kuperhatikan cewek yang disebut Voni sebagai sepupunya itu, sambil tersenyum aku menyodorkan tangan kananku kearahnya “Hai, namaku Riko”

“Lydia” jawabnya singkat sambil tersenyum kepadaku.

Sambil membalas senyumannya yang manis itu, mataku mendapati sesosok tubuh setinggi kira-kira 165 cm, walaupun dengan perawakan sedikit montok namun kulitnya yang putih bersih seakan menutupi bagian tersebut.

“Riko ini teman baik gue yang sering gue ceritain ke kamu” celetuk Voni kepada Lydia.
“Oh..”

“Nah, sekarang kan loe berdua udah tau nama masing-masing, lain kali kalo ketemu kan bisa saling memanggil, gue mau mandi dulu yah, daag..” kata Voni sambil berjalan keluar dari kamarku.

Aku menanggapi perkataan Voni barusan dengan kembali tersenyum ke Lydia.

“Cantik juga sepupu Voni ini” pikirku dalam hati.
“Lydia ke Jakarta buat liburan yah?” tanyaku kepadanya.
“Iya, soalnya bosen di Bandung melulu” jawabnya.
“Loh, memangnya kamu nggak kuliah?”
“Nggak, sehabis SMA aku cuma bantu-bantu Papa aja, males sih kuliah.”
“Rencananya berapa lama di Jakarta?”
“Yah.. sekitar 2 minggu deh”
“Riko aku ke kamar Voni dulu yah, mau mandi juga ”
“Oke deh”

Sambil tersenyum lagi dia berjalan keluar dari kamarku. Aku memandang punggung Lydia yang berjalan pelan ke arah kamar Voni. Kutatap BH hitamnya yang terlihat jelas dari balik kaos putih ketat yang membaluti tubuhnya yang agak bongsor itu sambil membayangkan dadanya yang juga montok itu. Setelah menutup pintu kamarku, kembali kurebahkan tubuhku ke ranjang dan hanya dalam sekejab saja aku sudah terlelap.

“Ko, bangun dong”

Aku membuka kembali mataku dan mendapatkan Voni yang sedang duduk di tepi ranjangku sambil menggoyangkan lututku.

“Ada apa sih?” tanyaku dengan nada sewot setelah untuk kedua kalinya dibangunkan.
“Kok marah-marah sih, udah bagus gue bangunin. Liat udah jam berapa masih belom mandi!”

Aku menoleh ke arah jam dindingku sejenak.

“Jam 11, emang kenapa kalo gue belum mandi?”
“Kan loe janji mau ngetikin tugas gue kemaren”
“Aduh Voni.. kan bisa besok..”
“Nggak bisa, kan kumpulnya besok pagi-pagi”

Aku bergegas bangun dan mengambil peralatan mandiku tanpa menghiraukan ocehan yang terus keluar dari mulut Voni.

“Ya udah, gue mandi dulu, loe nyalain tuh komputer!”

*****

Tulisan di layar komputerku sepertinya mulai kabur di mataku.

“Gila, udah jam 1, tugas sialan ini belum selesai juga” gerutuku dalam hati.
“Tok.. Tok.. Tok..” bunyi pintu kamarku diketok dari luar.
“Masuk!” teriakku tanpa menoleh ke arah sumber suara.

Terdengar suara pintu yang dibuka dan kemudian ditutup lagi dengan keras sehingga membuatku akhirnya menoleh juga. Kaget juga waktu kudapati ternyata yang masuk adalah Lydia.
“Eh maaf, tutupnya terlalu keras” sambil tersenyum malu dia membuka percakapan.
“Loh, kok belum tidur?” dengan heran aku memandangnya lagi.
“Iya nih, nggak tau kenapa nggak bisa tidur”
“Voni mana?” tanyaku lagi.
“Dari tadi udah tidur kok”
“Gue dengar dari dia katanya elo lagi buatin tugasnya yah?”
“Iya nih, tapi belum selesai, sedikit lagi sih”

“Emang ngetikin apaan sih?” sambil bertanya dia mendekatiku dan berdiri tepat disamping kursiku.

Aku tak menjawabnya karena menyadari tubuhnya yang dekat sekali dengan mukaku dan posisiku yang duduk di kursi membuat kepalaku berada tepat di samping dadanya. Dengan menolehkan kepalaku sedikit ke kiri, aku dapat melihat lengannya yang mulus karena dia hanya memakai baju tidur model tanpa lengan. Sewaktu dia mengangkat tangannya untuk merapikan rambutnya, aku dapat melihat pula sedikit bagian dari BHnya yang sekarang berwarna krem muda.

“Busyet.. loe harum amat, pake parfum apa nih?”
“Bukan parfum, lotion gue kali”
“Lotion apaan, bikin terangsang nih” candaku.
“Body Shop White Musk, kok bikin terangsang sih?” tanyanya sambil tersenyum kecil.
“Iya nih beneran, terangsang gue nih jadinya”
“Masa sih? berarti sekarang udah terangsang dong”

Agak terkejut juga aku mendengar pertanyaan itu.

“Jangan-jangan dia lagi memancing gue nih..” pikirku dalam hati.
“Emangnya loe nggak takut kalo gue terangsang sama elo?” tanyaku iseng.
“Nggak, memangnya loe kalo terangsang sama gue juga berani ngapain?”
“Gue cium loe ntar” kataku memberanikan diri.

Tanpa kusangka dia melangkah dari sebelah kiri ke arah depanku sehingga berada di tengah-tengah kursi tempat aku duduk dengan meja komputerku.

“Beneran berani cium gue?” tanyanya dengan senyum nakal di bibirnya yang mungil.
“Wah kesempatan nih” pikirku lagi.

Aku bangkit berdiri dari dudukku sambil mendorong kursiku sedikit ke belakang sehingga kini aku berdiri persis di hadapannya.

Sambil mendekatkan mukaku ke wajahnya aku bertanya ” Bener nih nggak marah kalo gue cium?”

Dia hanya tersenyum saja tanpa menjawab pertanyaanku.

Tanpa pikir panjang lagi aku segera mencium lembut bibirnya. Lydia memejamkan matanya ketika menerima ciumanku. Kumainkan ujung lidahku pelan kedalam mulutnya untuk mencari lidahnya yang segera bertaut dan saling memutar ketika bertemu. Sentuhan erotis yang kudapat membuat aku semakin bergairah dan langsung menghujani bibir lembut itu dengan lidahku.

Sambil terus menjajah bibirnya aku menuntun pelan Lydia ke ranjang. Dengan mata masih terpejam dia menurut ketika kubaringkan di ranjangku. Erangan halus yang didesahkan olehnya membuatku semakin bernafsu dan segera saja lidahku berpindah tempat ke bagian leher dan turun ke area dadanya.

Setelah menanggalkan bajunya, kedua tanganku yang kususupkan ke punggungnya sibuk mencari kaitan BH-nya dan segera saja kulepas begitu aku temukan. Dengan satu tarikan saja terlepaslah penutup dadanya dan dua bukit putih mulus dengan pentil pink yang kecil segera terpampang indah didepanku. Kuremas pelan dua susu montok nya yang besar namun sayang tidak begitu kenyal sehingga terkesan sedikit lembek.

Puting susu montok nya yang mungil tak luput dari serangan lidahku. Setiap aku jilati puting mungil tersebut, Lydia mendesah pelan dan itu membuatku semakin terangsang saja. Entah bagaimana kabar penisku yang sedari tadi telah tegak berdiri namun terjepit diantara celanaku dan selangkangannya.

Putingnya yang kecil memang sedikit menyusahkan buatku sewaktu menyedot bergantian dari toket kiri ke toket kanannya, namun desahan serta gerakan-gerakan tubuhnya yang menandakan dia juga terangsang membuatku tak tahan untuk segera bergerilya ke perutnya yang sedikit berlemak.

Namun ketika aku hendak melepas celananya, tiba-tiba saja dia menahan tanganku.

“Jangan Riko!”
“Kenapa?”
“Jangan terlalu jauh.”
“Wah, masa berhenti setengah-setengah, nanggung nih..”
“Pokoknya nggak boleh” setengah berteriak Lydia bangkit dan duduk di ranjang.

Kulihat dua susu montok nya bergantung dengan anggunnya di hadapanku.

“Kasihan ama ini nih, udah berdiri dari tadi, masa disuruh bobo lagi?” tanyaku sambil menunjuk ke arah penisku yang membusung menonjol dari balik celana pendekku.

Tanpa kusangka lagi, tiba-tiba saja Lydia meloroti celanaku plus celana dalamku sekalian. Aku hanya diam ketika dia melakukan hal itu, pikirku mungkin saja dia berubah pikiran. Tetapi ternyata dia kemudian menggenggam penisku dan dengan pelan mengocok penisku naik turun dengan irama yang teratur. Aku menyandarkan tubuhku pada dinding kamar dan masih dengan posisi jongkok dihadapanku Lydia tersenyum sambil terus mengocok batang penisku tetapi semakin lama semakin cepat.

Nafasku memburu kencang dan jantungku berdegub semakin tak beraturan dibuatnya, walaupun aku sangat sering masturbasi, tapi pengalaman dikocok oleh seorang cewek adalah yang pertama bagiku, apalagi ditambah pemandangan dua susu montok yang ikut bergoyang karena gerakan pemiliknya yang sedang menocok penisku bergantian dengan tangan kiri dan kanannya.

“Lyd.. mau keluar nih..” lirih kataku sambil memejamkan mata meresapi kenikmatan ini.
“Bentar, tahan dulu Ko..”jawabnya sambil melepaskan kocokannya.
“Loh kok dilepas?” tanyaku kaget.

Tanpa menjawab pertanyaanku, Lydia mendekatkan dadanya ke arah penisku dan tanpa sempat aku menebak maksudnya, dia menjepit penisku dengan dua susu montok nya yang besar itu. Sensasi luar biasa aku dapatkan dari penisku yang dijepit oleh dua gunung kembar itu membuatku terkesiap menahan napas.

Sebelum aku sempat bertindak apa-apa, dia kembali mengocok penisku yang terjepit diantara dua susu montok nya yang kini ditahan dengan menggunakan kedua tangannya. Kali ini seluruh urat-urat dan sendi-sendi di sekujur tubuhku pun turut merasakan kenikmatan yang lebih besar daripada kocokan dengan tangannya tadi.

“Enak nggak Ko?” tanyanya lirih kepadaku sambil menatap mataku.
“Gila.. enak banget Sayang.. terus kocok yang kencang..”

Tanganku yang masih bebas kugerakkan kearah pahanya yang mulus. Sesekali memutar arah ke bagian belakang untuk merasakan pantatnya yang lembut.

“Ahh.. ohh..” desahnya pelan sambil kembali memejamkan matanya.

Kocokan serta jepitan susu montok nya yang semakin keras semakin membuatku lupa daratan.

“Lyd.. aku keluar..”

Tanpa bisa kutahan lagi semprotan lahar panasku yang kental segera menyembur keluar dan membasahi lehernya dan sebagian area dadanya. Seluruh tubuhku lemas seketika dan hanya bisa bersandar di dinding kamar. Aku memandang nanar ke Lydia yang saat itu bangkit berdiri dan mencari tissue untuk membersihkan bekas spermaku. Ketika menemukan apa yang dicari, sambil tersenyum lagi dia bertanya

“Kamu seneng nggak”

Aku mengangguk sambil membalas senyumannya.

“Jangan bilang siapa-siapa yah, apalagi sama Voni” katanya memperingatkanku sambil memakai kembali BH dan bajunya yang tadi kulempar entah kemana.

“Iyalah.. masa gue bilang-bilang, nanti kamu nggak mau lagi ngocokin gue”

Lydia kembali hanya tersenyum padaku dan setelah menyisir rambut panjangnya dia pun beranjak menuju pintu.

“Gue bersih-bersih dulu yah, abis itu mau bobo” ujarnya sebelum membuka pintu.

“Thanks yah Lyd.. besok kesini lagi yah” balasku sambil menatap pintu yang kemudian ditutup kembali oleh Lydia.

Aku memejamkan mata sejenak untuk mengingat kejadian yang barusan berlalu, mimpi apa aku semalam bisa mendapat keberuntungan seperti ini. Tak sabar aku menunggu besok tiba, siapa tahu ternyata bisa mendapatkan lebih dari ini. END


GADIS SEXY YANG KUKENAL MINGGU LALU DI SEBUAH INTERNET CHAT ROOM

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum ABG gaul yang bercinta dengan gadis sexy saat membantunya mengecat apartmentnya Dengan Judul ” Gadis Sexy Yang Kukenal Minggu Lalu Di Sebuah Internet Chat Room ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.


GADIS SEXY YANG KUKENAL MINGGU LALU DI SEBUAH INTERNET CHAT ROOM
Kenzopoker.org - Agen Domino QQ Poker Online - BandarQQ Online - Domino99
CERITA DEWASA 18+Sabtu malam di Singapura, hujan rintik-rintik kecil membasahi jendelaku saat aku melaju di dalam taxi menembus jalanan kota. Aku kembali menuju ke tempat Louisa, seorang gadis yang kukenal beberapa minggu lalu di sebuah internet chat room. Tadi sore aku baru saja membantu mengecat apartemen barunya dan malam ini ia mengajakku ke diskotik sebagai tanda terima kasih.

Meskipun badanku terasa sedikit lelah setelah seharian bermain dengan cat, aku tidak mau melewatkan kesempatan pergi dengannya. Senyum cerianya kembali menyambutku saat ia membukakan pintu, ia tampak menarik sekali dengan celana hitam ketat dan kemeja putih tanpa lengannya.

Ia mengatakan bahwa kami harus menunggu 2 orang teman lagi, jadi ia mempersilakan aku masuk dan menunggu di dalam. Sambil menunggu, aku lalu berjalan berkeliling dan memeriksa hasil pekerjaanku seharian tadi, masih kutemukan beberapa tempat yang belum rata warnanya, maklumlah aku bukan tukang cat professional.

Pukul 11 malam kami sudah berbaur bersama para pengunjung diskotik lainnya, bergoyang mengikuti musik sambil meneguk minuman beralkohol. Tetapi malam ini aku lebih banyak bergoyang-goyang kecil saja sambil duduk di bangku tinggi dan bersandar ke meja bar, mungkin karena badanku masih terasa lelah, sementara Louisa berjoget ria di depanku.

Kadang ia menghadapku sambil memeluk pundakku, dan kadang membelakangiku untuk bergoyang bersama teman-teman lainnya. Pada saat ia membelakangiku aku bisa menikmati indah goyangan pinggulnya yang sexy, bahkan kadang kala pantatnya bersentuhan dengan daerah sensitifku, entah sengaja atau tidak.

Makin lama aku makin terangsang dengan gesekan pantatnya, dan ditambah pengaruh alkohol, rangsangan itu membuat kejantananku makin mengeras. Aku yakin Louisa bisa merasakan ada yang mengganjal di antara selangkanganku saat pantatnya kembali menyentuh tubuhku berulang kali. Tiba-tiba ia berbalik dan memelukku dengan lebih erat, kemudian merapatkan seluruh tubuhnya ke tubuhku dan berbisik pelan..

“Apakah aku membuatmu bergairah?”

“Ya, karena kau sungguh gadis sexy malam ini” jawabku sambil melingkarkan tanganku ke belakang tubuhnya dan menariknya makin rapat ke tubuhku. “Kau tahu bahwa kau sudah membuatku bergairah dari seharian tadi?” bisiknya lagi. Aku hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban.

“Seharian aku melihatmu bekerja dengan serius sampai berkeringat, kadang aku melihat sedikit pantulan sinar matahari dari butiran keringat di badanmu, menurutku itu sangat sexy dan membuatku bergairah”. Aku hanya tersenyum mendengar penjelasannya. Aku tahu kadang rangsangan bagi kaum wanita tidak bisa dimengerti oleh kaum pria, tapi baru kali ini aku mendengar hal seperti itu.

Aku memberanikan diri untuk mulai menciumnya, mulai dari pipi kiri, kanan, kemudian turun ke bibirnya. Ia pun membalas ciumanku dengan antusias, tak berapa lama French kiss pun terjadi. Dan beberapa saat ke depan setelah itu kegiatan kami hanya berciuman dan saling meraba, seolah tak peduli lagi dengan orang-orang di sekitar kami.

Kami terus saling memberikan rangsangan, tanganku terus bermain menjelajah ke hampir seluruh bagian tubuhnya, turun ke dua sisi pantatnya, meraba dan meremas-remas di sana, naik ke bagian dadanya, kembali meraba dan meremas, dan turun lagi ke bagian depan selangkangannya untuk sekedar meraba-meraba daerah vitalnya. Tangan Louisa juga tak kalah sibuk, ia meremas-remas dadaku, sedikit memilin putingku dan kemudian turun meremas kejantananku dari luar celana jeans.

Aku sedikit tersentak saat kurasakan tangannya sudah masuk ke dalam retsleting celanaku dan menyentuh batangku dari luar celana dalam, ternyata di luar sepengetahuanku ia sudah berhasil membuka retsletingnya. Aku tak mau kalah lalu berusaha juga membuka retsletingnya tetapi cukup susah karena ia terus bergerak berjoget mengikuti irama.

Akhirnya aku harus puas hanya dengan meraba-raba vaginanya dari luar. Itupun aku sudah dapat merasakan belahan vaginanya karena celana yang ia kenakan cukup tipis. Pukul 2 pagi kami berempat meninggalkan diskotik dengan 2 taxi terpisah, 2 teman lain pulang ke rumah masing-masing dengan 1 taxi, sementara taxi kami langsung menuju ke tempat Louisa.

Dalam perjalanan baru aku mulai berani meraba buah dadanya dari dalam kemeja meskipun masih tertutup bra. Buah dadanya tidaklah besar tapi terasa benar-benar pas di tanganku. Louisa hanya duduk bersandar ke bahuku sambil menutup matanya menikmati remasanku, kadang ia mendaratkan kecupan-kecupan kecil di pipiku.

Begitu sampai di tempat Louisa kami langsung kembali berciuman dengan panas di sofa ruang tengah, tangan kami mulai bekerja berusaha melepaskan semua pakaian yang melekat di tubuh. Kami sudah begitu bernafsu sampai tidak peduli lagi dengan bau cat basah dari tembok di sekeliling ruangan.

Setelah aku berhasil melepas kemeja dan celananya, Louisa bergerak mundur sejenak, kemudian berdiri dengan dua tangan lurus disatukan di atas kepala sambil mengangkat sebagian rambutnya, seolah memamerkan kemolekan tubuhnya. Ia sungguh tampak menggairahkan dengan pose seperti itu, hanya berbalutkan CD mini hitam berenda dan bra senada.

“Come and get me baby..” katanya menggoda sambil berbalik dan melangkah ke dalam kamar.

Aku melepaskan semua pakaianku, kemudian menyusulnya ke dalam kamar. Di dalam kamar Louisa sudah duduk di pinggiran tempat tidur, sebelah tangannya meremas-remas buah dada kirinya dan sebelah lagi melambai ke arahku.

Aku berlutut di hadapannya dan mendaratkan ciumanku di daerah dadanya, sebelah tanganku menggantikan tangannya meremas-remas buah dada kirinya dan sebelah lagi bergerak ke belakang menjangkau kaitan bra-nya. Sekejap saja bra-nya sudah terlepas, tanganku bebas bermain di dadanya tanpa halangan lagi.
Ciumanku juga makin panas, menciumi kedua belah dadanya bergantian kiri dan kanan, dan tak lama lidahku juga sudah dapat bermain dengan kedua putingnya yang berwarna pink. Hanya desahan demi desahan yang kudengar keluar dari mulut Louisa.

Puas bermain di dadanya, ciumanku mulai turun ke daerah perutnya yang ramping. Louisa bergerak mundur kemudian berbaring di tempat tidur untuk memudahkanku menjelajahi tubuhnya. Ciuman dan lidahku terus turun sampai ke daerah kewanitaannya, sekilas melewatkan lidahku di atas gerbangnya yang masih tertutup CD, dan turun lagi ke bagian dalam kedua pahanya. Bergerak dari kiri ke kanan bergantian lalu kembali ke gerbangnya, mendaratkan ciuman demi ciuman ke daerah yang telah lembab itu.

Akhirnya aku menggeser satu sisi CD-nya ke samping dan melesakkan lidahku ke dalam, menempel pada dinding vaginanya, diam sebentar untuk membiarkannya merasakan kenikmatan yang ada, kemudian mulai bergerak perlahan, mengelilingi seluruh daerah gerbang dan kadang menusuk-nusuk ke dalam liangnya.

Pinggul Louisa bergerak-gerak seolah menyambut hentakan lidahku di dalam vaginanya. Desahan kenikmatannya terdengar makin keras. Sesaat kemudian Louisa menahan kepalaku, mendorongnya makin dalam seraya menaikkan pantatnya, rupanya ia baru saja mencapai orgasme pertamanya.

Aku menggeser badanku dan rebah di sampingnya, Louisa langsung mencium bibirku begitu berada dalam jangkauannya. Tak lama ia menaikkan tubuhnya ke atas tubuhku dan mulai kembali menciumiku dengan ganasnya. Mulai dari leherku kemudian turun ke dada, perut dan akhirnya ke batang penisku yang telah keras menanti sentuhannya sedari tadi.

Pertama ia menciumi kepala penisku, kemudian turun ke daerah sisinya, turun terus sampai ke kantung dan dua bijiku. Lidahnya pun ikut bermain, aku merasakan kelembutan lidahnya bermain dengan kedua bijiku. Kenikmatan itu terus berlanjut saat lidahnya kembali bergerak naik mengelilingi batangku dan akhirnya kurasakan seluruh batangku perlahan masuk ke dalam mulutnya yang hangat dan mulai dikulumnya perlahan. Semakin lama kulumannya semakin cepat dan bernafsu, kadang diselingi dengan kocokan tangannya pada penisku. Aku benar-benar terbang dibuai kenikmatan yang diberikannya.

Cukup lama kubiarkan ia bermain di bawah sana sampai akhirnya aku harus menahannya sebelum aku meledak dengan semua kenikmatan ini. Ia melepaskan penisku dari mulutnya sambil tersenyum menggoda. Ia lalu kembali menaikkan tubuhnya ke atasku, atau lebih tepatnya duduk di atasku.

Perlahan ia menjorokkan tubuhnya ke depan untuk menciumku sementara sebelah tangannya turun dan menggeser sisi CD-nya, aku membantunya mengantar kepala penisku menemui gerbang kewanitaannya. Dan kenikmatan pun kembali kurasakan saat ia bergerak turun dan batangku perlahan meluncur masuk ke dalam liangnya. Kami terdiam sesaat untuk menikmati sensasi kenikmatan yang ada, kemudian kembali berciuman sambil mulai bergerak perlahan.

Gerakan demi gerakan makin menambah kenikmatan dan sensasi yang ada, makin lama kami pun bergerak makin cepat dengan desahan nafas yang makin memburu. Tanganku tak tinggal diam, aku kembali bermain dengan kedua buah dadanya, meremas-remas dan memilin-milin kedua putingnya.

Beberapa menit dalam posisi ini, Louisa kembali mengejang sesaat dan kemudian ambruk di atasku, bibir kami kembali bertemu dan berpagutan. Aku merasakan bibir vaginanya berkontraksi sejenak menjepit batangku, semakin menambah kenikmatan yang ada.

Setelah beristirahat beberapa saat aku memintanya untuk berganti posisi. Louisa pun bergeser dan menunduk berpegangan pada tepi ranjang sementara aku pindah ke belakangnya untuk memasukkan penisku dari arah belakang. Ia pun menaikkan pantatnya sehingga lebih memudahkan penisku untuk mencapai gerbangnya.

Sambil berpengangan pada buah pantatnya aku perlahan mendorong batang penisku kembali memasuki vaginanya, kemudian mulai menggerakkan pantatku dengan berirama, mendorong batangku keluar masuk kewanitaannya. Tak lama Louisa kembali bergerak mengimbangi gerakanku dalam irama yang sama, batangku pun terdorong masuk makin dalam.

Gerakan kami pun kembali makin lama makin cepat, secepat desah nafas kami yang kian memburu. Aku tak bisa lagi lebih lama menahan orgasmeku, akupun meledak dalam kenikmatan sambil mencengkeram keras kedua belah pantat Louisa, menariknya makin mundur seakan menyambut semprotan muatanku di dalam kewanitaannya.

Aku masih menikmati sisa orgasmeku saat kurasakan pantatnya bergerak mundur dengan tiba-tiba, mendorong penisku untuk semakin melesak ke dalam, rupanya Louisa juga mencapai orgasmenya lagi pada saat yang hampir bersamaan.

Louisa pun ambruk ke tempat tidur dan aku menyusul ambruk di sisinya, kami berciuman untuk beberapa saat sebelum akhirnya larut dalam keheningan dan tertidur sampai pagi. Kami terbangun saat handphone Louisa berdering, Louisa menjawab handphonenya sambil berjalan keluar kamar.

“Sayang, teman-temanku mau datang lagi untuk membantu meneruskan pekerjaan kemarin, mereka datang sekitar 1 jam lagi” katanya setelah kembali ke kamar. “Oke, aku mandi dulu baru kita teruskan pekerjaan kemarin ya” jawabku sambil melangkah menuju kamar mandi.

“Kamu mau mandi juga sayang?”
“Bersama kamu? Tentu saja” balas Louisa sambil ikut melangkah ke kamar mandi menyusulku.

Kami pun bercinta sekali lagi di bawah siraman shower. Ia bersandar pada dinding dan aku merapatkan tubuhku pada tubuhnya sambil mengangkat sebelah kakinya. Dalam posisi ini penisku bisa kembali melesak ke dalam vaginanya tanpa banyak halangan.

Siang itu aku meneruskan pekerjaan mengecatku pada bagian-bagian dinding tertentu yang kemarin kurang rata. Louisa dan teman-temannya sibuk membereskan perabotan kembali ke tempatnya semula, membersihkan noda-noda cat, dan membuang kertas-kertas koran yang kemarin dipakai sebagai penutup.

Yang berbeda adalah hari ini Louisa tampak selalu berada di sisiku, beberapa kali aku menangkapnya memperhatikan diriku, tetapi kali ini aku mengerti maksudnya. Kadang akupun menghampirinya dan mendaratkan kecupan-kecupan kecil di pipi dan bibirnya. Tak hanya ciuman, kadang kami juga berlanjut sampai saling meraba, bahkan kami sempat tertangkap basah oleh temannya saat sudah mulai saling membuka baju lagi di ruangan dapur.

Hari itu pun berlalu dengan penuh canda antara kami semua. Dan tidak hanya hari itu, canda tawa Louisa masih terus menemani hari-hariku sampai akhirnya kami harus berpisah karena aku harus pulang ke Indonesia. END


PENGALAMAN NYATA KETIKA BERCINTA DI DALAM DISKOTIK

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum pengalamanku bercinta di dalam diskotik dengan cewek seksi dan cantik Dengan Judul ” Pengalaman Nyata Ketika Bercinta Di Dalam Diskotik ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

PENGALAMAN NYATA KETIKA BERCINTA DI DALAM DISKOTIK
Kenzopoker.org - Agen Domino QQ Poker Online - BandarQQ Online - Domino99
CERITA DEWASA 18+kali ini, saya akan menceritakan pengalaman saya selama liburan di Beijing. Setelah saya ditinggalkan oleh guru saya ke GuangZhow, saya menyibukkan diri bersama teman-teman berjalan-jalan keliling Beijing. Kebanyakan teman saya berasal dari Indonesia walaupun ada juga beberapa kenalan saya yang berasal dari Korea, Jepang dan China.

Walaupun saya akrab dengan mereka, tetapi ada beberapa gaya hidup mereka yang tidak dapat saya ikuti karena bertentangan dengan prinsip hidup saya. Teman teman saya sangat suka mengkonsumsi obat-obatan. Mereka pernah menawarkan kepada saya, tetapi saya tolak mentah-mentah karena saya tidak pernah mau terlibat dengan drugs dalam posisi apapun.

Suatu saat, salah satu temanku yang bernama Alex mengajak saya pergi ke diskotik yang cukup ternama di Beijing. Suara hingar bingar terdengar memekakkan telinga bahkan dari luar diskotik sekalipun sudah terdengar. Saya dan Alex memasuki diskotik dan kami memilih duduk di bagian paling atas. Kami memesan dua gelas Whiskey Cola sambil mendengarkan dentuman lagu-lagu disco yang sangat keras dan memekakkan telinga.

Dari atas, saya dapat melihat orang-orang yang sedang menggoyang goyangkan kepalanya ke atas dan ke bawah serta ada pula yang menggoyangkannya ke kiri dan ke kanan. Saya yakin banyak dari mereka yang menggunakan obat obatan untuk mendapatkan sensasi tersebut ketika berdisko.

Di saat saya mendengarkan dentuman lagu disko, datanglah dua cewek yang sangat cantik dan seksi. Mereka mengaku bernama Su Ling dan Rose. Rose mendekati temanku Alex dan Su Ling langsung memeluk saya dan duduk di pangkuan saya sambil menciumi pipi saya. Dua gadis binal tersebut mengajak kami ke sofa di lantai atas. Kami berpisah dengan Rose dan Alex sementara Su Ling mengajak saya ke suatu tempat.

Sambil mencari sofa yang masih kosong, saya dapat melihat banyak sekali cewek-cowok yang sedang bercinta. Ada cewek yang sedang mengoral penis cowoknya dan ada pula yang sedang bergoyang-goyang di atas tubuh cowoknya. Akhirnya kami menemukan sofa yang kosong dan Su Ling langsung mendorong tubuh saya ke atas sofa sehingga saya langsung jatuh telentang.

Dengan sangat berpengalaman, Su Ling segera membuka celana saya dan seketika langsung keluarlah penis saya yang panjang tapi masih belum berdiri. Dengan sigapnya, Su Ling langsung mengulum penis saya sambil mendesis-desis. Tetapi desahannya tidak terlalu terdengar karena bercampur dengan irama lagu disko yang keras. Saya merasakan nikmat yang teramat sangat ketika ia menjilati penis saya sehingga membuat penis saya bertambah lama semakin menegang dan memanjang.

Su Ling kemudian pindah posisi ke dekat saya tetapi dia masih asyik menjilati penis saya. Saya semakin horny dan Su Ling terus mempercepat jilatannya. Sampai akhirnya kira-kira 20 menit kemudian, saya menyemprotkan sperma saya karena jilatan-jilatannya sehingga mulut Su Ling dipenuhi oleh cairan sperma saya.

Saya puas sekali dengan pelayanannya. Ketika ia melihat saya yang sedang tersenyum puas, ia langsung membuka pakaiannya sehingga dia telanjang total. Saya terkejut sekali karena ia membuka pakaiannya di tengah tengah hingar bingar ruangan diskotik tersebut. Tetapi saya yakin orang tidak begitu memperhatikan karena suasana saat itu sangat gelap, jadi hanya orang dalam jarak tertentu saja yang dapat melihat silhouette tubuh Su Ling yang bagaikan gitar spanyol.
Dia membuang pakaiannya ke meja dekat sofa dan langsung memelukku dan menciumi bibir serta mataku. Gosokan tubuhnya dan tubuhku membuat penisku bangun kembali dan aku kembali terangsang. Su Ling nampaknya tahu bahwa aku sudah terangsang karena ia dapat merasakan tegaknya penisku yang tepat berada di sekitar kemaluannya. Dengan tanpa menggunakan kondom, Su Ling langsung mulai memasukkan penisku kedalam liang kenikmatannya.
Di saat penisku memasuki liang surgawinya, aku merasakan sensasi yang amat sangat dahsyat. Su Ling mulai memutar-mutarkan tubuhnya seakan-akan membentuk lingkaran dan dengan irama yang cepat dia menaik-turunkan badannya sehingga penisku seperti diurut-urut dan aku merasakan sensasi kenikmatan yang luar biasa.

Sambil naik turun dengan irama yang cepat, dia mendesis seperti ular sambil mengusap-usap dadanya yang lumayan besar. Dia mengusap-usap sambil sesekali memilin putingnya sehingga saya merasakan sensasi yang nikmat sekali. Saya tahu bahwa Su Ling memang benar-benar terangsang dan bukannya dibuat-buat, karena terbukti dari vaginanya yang sudah sangat basah dan mengakibatkan semakin lancarnya gosokan penisku di dalam liang vaginanya.

Dia benar benar menghayati permainan ini dan saya pun semakin berani memegang tubuhnya dan mempercepat gerakan permainan kami sambil sesekali memegang payudaranya yang seksi dan proporsional itu. Su Ling terus menggenjot tubuh saya sampai suatu ketika Su Ling mendesah panjang “Hmm…, arrghhh….”, tubuhnya semakin bergetar hebat sambil memeluk tubuh saya.

Nampaknya dia sudah sampai pada saat klimaksnya karena saya dapat merasakan cairan kewanitaannya telah membanjiri penis saya. Tetapi hal itu tidak membuat dia menghentikan permainannya karena dia masih terus menggenjot tubuhku sehingga saya benar benar tidak tahan lagi dan ingin menyemprot vaginanya dengan sperma saya kembali.

Sambil memegangnya kuat-kuat, saya mempercepat gerakan tubuh saya hingga akhirnya saya menyemprotkan sperma saya di dalam liang kenikmatannya sembari saya memeluk dan mengusap-usap rambut panjangnya sambil sesekali mencium bibirnya yang tipis.

Setelah kami bercinta selama 2 jam, kami akhirnya merapikan diri masing-masing dan saya mengenakan baju kembali, dan sebelum saya mencari Alex, saya memberikan 3 lembar uang ratusan kepada Su Ling dan dibalasnya dengan ciuman bibir olehnya kepada saya.

Kami berpelukan untuk beberapa menit dan Su Ling menemani saya mencari Alex. Akhirnya kami menemukan Alex yang telah selesai pula bercinta dengan Rose, dan setelah Alex memberikan uang kepada Rose, kami turun dari lantai ruangan atas dan bersama melanjutkan acara kami dengan berdansa mengikuti alunan irama disko.

Itulah pengalaman nyata saya bersama teman saya Alex ketika ngesek di sebuah diskotik. END

BERSETUBUH DENGAN WANITA IDAMAN YANG MEMILIKI PESONA SEXUAL

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum mahasiswa menjalin kisah dengan wanita yang memiliki pesona sexual Dengan Judul ” Bersetubuh Dengan Wanita Idaman Yang Memiliki Pesona Sexual ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

BERSETUBUH DENGAN WANITA IDAMAN YANG MEMILIKI PESONA SEXUAL
Kenzopoker.org - Agen Domino QQ Poker Online - BandarQQ Online - Domino99
CERITA DEWASA 18+ini merupakan pengalaman pribadi yang sangat berkesan sekali bagi saya. Kisah ini terjadi beberapa tahun yang lalu. Awalnya bermula pada pertengahan masa-masa kuliah saya di sebuah Perguruan Tinggi ternama di Jakarta. Bukan apa, selama ini entah kenapa selalu timbul rasa penasaran dalam diri saya untuk ingin mengungkapkan semua yang pernah terjadi pada diri saya.

Secara kebetulan saya bertemu dengan seorang teman sekerja dan menyarankan untuk menceritakan kembali pengalaman saya ini. Terus terang saya baru tahu ada site semacam ini di Internet.

Kelebihan dan kekurangan dari isi cerita ini adalah menurut yang saya alami. Terserah apapun tanggapan dari para pembaca. Dan ucapan terima kasih saya kepada pemilik web bila cerita sederhana ini dimuat. Sebutlah nama saya Fandy tetapi teman-teman biasa memanggil saya Andy saja.

Saya mengenal sex bisa dikatakan belum terlalu lama juga. Baru mulai semester 3 semasa duduk dibangku kuliah dulu (saat itu usia saya baru 20 tahun). Kali pertama keperjakaan saya terenggut oleh Mbak Dewi (salah seorang karyawati XX di kampus yang sempat menjadi kekasih saya selama kurang lebih 2 tahun).

Semenjak itu sex bagi saya seolah sudah menjadi salah satu kebutuhan utama sehari-hari. Saya seolah terjebak dengan keindahan fantasi kenikmatan surgawi yang Mbak Dewi berikan dan ajarkan kepada saya. Hubungan saya dengan Mbak Dewi bisa dibilang lumayan lama juga, dan malahan sampai beberapa kali membuahkan kehamilan.

Meski begitu Mbak Dewi selalu saja menggugurkannya. Hal ini terjadi berulang sampai lima kali. Gila memang, tetapi entah kenapa Mbak Dewi justru sangat menikmati hasil perbuatan saya selama hampir kurang lebih 2 tahun hubungan asmara kami itu berlangsung. Saya tidak tahu apakah itu termasuk suatu penyimpangan perilaku atau bukan.

Yang jelas setiap kali terjadi kehamilan dengan bangga ia memberitahukannya kepada saya dan mengatakan bahwa saya adalah pria paling hebat yang pernah dikenalnya. Bagi saya sendiripun Mbak Dewi adalah segala-galanya. Meski secara fisik ia lebih tua hampir 5 tahun dibanding usiaku, namun itu tidak menjadi beban dan halangan bagi saya untuk mengasihi dan menyayanginya sebagai layaknya seorang kekasih.

Kuakui saya bukanlah pria pertama dalam kehidupan cintanya, tetapi itu bukan masalah karena saya sangat mencintainya. Memang meski secara resmi kami belum menikah namun untuk masalah sex kami sudah melakukannya sebulan semenjak pertama kali saling berkenalan. Bercinta dengannya seakan tak pernah bosan.

Sex menurutnya adalah suatu keindahan yang setiap saat harus bisa dinikmati. Ibarat nasi, 2 atau 3 hari saja rutinitas intim itu tertunda pasti keesokan harinya Mbak Dewi langsung uring-uringan tanpa alasan yang jelas. Kalau sudah demikian hanya ada satu obat paling manjur untuk mengatasinya. Meredamnya dengan buaian-buaian kenikmatan surgawi. Menurutnya saya adalah pria yang paling berharga dan paling menggairahkan dalam hidupnya.

Saat itu sudah begitu besar keyakinan dan perasaan cinta saya terhadapnya dan kukira begitu pula sebaliknya. Dan tak pernah terlintas sekalipun di benak saya hubungan indah ini akan berakhir begitu saja. Sampai suatu ketika, kebetulan saya ada suatu keperluan mendadak yang sangat penting dan harus ke Bandung selama hampir 2 minggu. Mbak Dewi melepas kepergianku dengan berat hati.

Ia tak akan sanggup bila terlalu lama berpisah denganku. Saya sendiri sangat memaklumi perasaannya. Bagaimanapun selama ini tiada hari tanpa kami lewati bersama-sama. Saya ingin mengajaknya turut serta namun itu berarti ia harus bolos kerja. Aku tak menginginkan itu jika ia sampai kena teguran lagipula saat itu saya tak meragukan kesetiaannya.

Namun kenyataannya tanpa pernah kuduga sama sekali Mbak Dewi melakukan kesalahan besar dan membuat geger karena tertangkap basah sedang melakukan hubungan intim dengan salah seorang dosen senior. Hanya sehari sebelum kedatanganku pulang. Fatalnya mereka melakukannya justru disalah satu ruang kantor ketika pegawai yang lain sedang mengikuti rapat rutin mingguan.

Memalukannya lagi kejadian tersebut sempat menjadi tontonan gratis beberapa orang mahasiswa yang kebetulan mengetahui kejadian mesum tersebut. Terus terang saya sangat kecewa, malu dan sakit hati dengan perbuatannya tersebut. Saya benar-benar tidak menyangka Mbak Dewi tega menghianati saya dan berselingkuh dengan orang lain.

Saya merasa benar-benar telah tertipu dengan perasaan saya sendiri. Padahal saya sangat menyayangi Mbak Dewi sebagaimana layaknya seorang kekasih bahkan calon istri. Saya tidak pernah menghianati cinta saya kepadanya, karenanya ini benar-benar sangat menusuk perasaan. Akhirnya karena terlanjur malu mereka berdua menikah hanya kurang dari 1 minggu semenjak kejadian memalukan tersebut.

Mbak Dewi setengah mati berusaha meminta maaf kepadaku atas segala perbuatannya. Dia mengaku khilaf dan meminta pengertianku. Meski dengan berat hati apapun alasannya saya berusaha memaafkan dan mengikhlaskan semuanya. Saya berusaha untuk tak menemuinya lagi. Hal ini terasa terlalu sangat menyakitkan.

Namun anehnya, hanya 2 hari menjelang pernikahannya entah kenapa aku merasa begitu cemburu dan ingin sekali berjumpa dengannya. Seolah tahu akan perasaan dan keinginanku, Mbak Dewi ternyata memang telah menunggu kedatanganku. Tidak perlu saya ceritakan detilnya, yang jelas saat itu kembali terulang kemesraan yang biasa kami lakukan sebelum kejadian tak mengenakkan tersebut.

Bahkan saking rindunya saya sampai menyebadaninya berulang-ulang kali tanpa henti selama beberapa jam. Apalagi bila melihat kemolekan dan kemulusan kulit tubuhnya yang tergeletak pasrah telanjang bulat diatas ranjang begitu mempesona penglihatanku. Membuat gairah birahiku terus bergelora seakan tak pernah padam. Kenikmatan demi kenikmatan kami raih dan entah sudah berapa kali kami berdua saling menyemburkan cairan kenikmatan.

Rintihan dan erangan kepuasan berulang kali terdengar lembut dari mulut mungilnya yang indah. Kedua bibir merahnya selalu digigitnya gemas setiap kali kuberhasil memberinya seteguk demi seteguk anggur kenikmatan. Seakan pengantin baru hampir sepanjang siang sampai sore kami berdua menikmati indahnya surga dunia meskipun hanya sesaat itu saja.

Kusadari sepenuhnya bahwa kemungkinan ini adalah terakhir kalinya kami dapat tidur bersama. Satu yang tak bisa kulupakan hingga detik ini dan sampai kapanpun juga, hasil perbuatan kami tersebut ternyata kembali membuahkan kehamilan. Hanya saja kali ini Mbak Dewi sama sekali tidak menggugurkannya sebagai bukti rasa kasihnya kepadaku.

Beruntung suaminya tidak pernah curiga dengan kehadiran anak laki-laki pertama mereka yang mukanya sangat mirip sekali denganku. Saat ini usianya hampir menginjak 4,5 tahun. Hampir 3 minggu kemudian setelah pernikahan mereka kami mulai jarang bertemu apalagi bertatap muka.

Di kampus pun Mbak Dewi seakan berusaha menghindar bila melihat kedatanganku. Aku berusaha mengerti atas semua sikapnya karena bagaimanapun juga ia sekarang telah menjadi milik orang lain. Aib yang ia alami dulu seolah menjadi trauma yang memalukan baginya. Hari-hari yang biasanya selalu indah ceria seakan berubah dan berbalik 180 derajat. Saya sering melamun dan dilanda rasa cemburu yang berlebihan. Ingin marah tetapi entah kepada siapa.
Pada dasarnya saya bukanlah orang pendendam, sehingga sedikitpun tidak ada keinginanku untuk membalas semua perbuatannya. Hanya saja rutinitas sex yang biasanya saya lakukan hampir setiap hari bersama Mbak Dewi seakan terhenti total. Hal ini ternyata sangat mengganggu pikiran dan baru saya sadari setelah sekitar 3 minggu kebiasaan rutin tersebut terhenti.

Bagaimanapun saya adalah laki-laki normal yang sebelumnya sudah terbiasa melakukan rutinitas sexual. Saya kira pembaca pasti mengerti apa yang saya maksudkan. Itulah kenyataannya, pada mulanya saya sering merasa pusing tanpa sebab, sering sampai tidak bisa tidur dan yang paling menyiksa bila alat kelelakian saya hampir setiap saat sering tegang sendiri. Kalo sudah begitu bisa sehari semalam saya tidak bisa tidur sama sekali.

Saya sendiri bukanlah pria yang senang bermasturbasi atau onani. Sejak dulu bisa dikatakan hanya sekali atau dua kali saja saya melakukannya sebelum mengenal Mbak Dewi. Setelah itu paling sering justru Mbak Dewi sendiri yang melakukannya bila ia sudah tak sanggup lagi melayaniku atau kalau kebetulan dia sedang kepingin melakukan oral sex. Aku hanya tersenyum geli dan mengiyakan permintaannya yang sedikit diluar kebiasaan.

Karena terus terang saya lebih senang mengeluarkan air mani saya didalam liang vaginanya. Mungkin karena saat itu saya merasa hanya Mbak Dewi saja satu-satunya wanita didalam hidup ini yang paling kucintai, saya mengira hanya Mbak Dewi sajalah yang memiliki (maaf) liang vagina paling nikmat di dunia. Lucu memang. Dan setiap kali bahkan sampai kapanpun saya akan selalu teringat atas segala keindahan dan pesona sexual yang dimilikinya.

Bercinta dan bersetubuh dengannya membuatku benar-benar merasa sangat berharga dilahirkan sebagai seorang laki-laki. Saya merasa bangga dan bahagia bisa melihatnya merintih merasakan kenikmatan yang kuberikan dan membuatnya orgasme hingga berkali-kali. Mbak Dewi sangat menyukai perlakuanku setiap kali aku memuasinya.

Mungkin saja dia termasuk golongan wanita yang hiperaktif, karena apapun bentuk kenikmatan yang sedang dirasakannya ketika orgasme selalu diekspresikan seketika itu juga. Menjerit, memekik, menggeliat bahkan kadang sampai menendang-nendang. Bila sedang mencapai puncak Mbak Dewi seakan seperti terkencing-kencing dan begitu hebat tubuhnya menggeliat sambil menyemprotkan cairan kemaluannya.

Terkadang saya nggak pernah habis pikir bila Mbak Dewi sedang berada di puncak gejolak birahinya. Bila sedang orgasme cairan yang disemburkannya relatif sangat banyak untuk ukuran wanita seperti dia. Mungkin jauh lebih banyak dibanding semburan air mani pria manapun juga. Dan uniknya Mbak Dewi sanggup melakukannya berkali-kali.

Bila sedang terangsang paling tidak saya harus mengulang menyetubuhinya maksimal sebanyak 7-8 kali dalam setiap permainan. Mbak Dewi selalu memuntahkan cairan orgasmenya sampai menyembur keluar dari liang vaginanya. Persis seperti air mancur kecil. Waktu itu saya tidak tahu apa setiap wanita memang begitu adanya bila sedang orgasme.

Bila sudah demikian dengan sabar terpaksa saya harus mencabut keluar batang penis saya dari jepitan liang vaginanya agar cairan kewanitaannya bisa tumpah keluar. Kalau tidak, rasanya seperti sedang berada di dalam kolam renang air panas. Dengan manja Mbak Dewi mencium bibir saya mesra lalu segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan kemaluan dan selangkangannya yang basah.

“Mmm ..cupp .. kau hebat sekali Andy .. mm ..sebentar sayang .. aku ke kamar mandi dulu yaa .. cupp ..”, bisiknya penuh kemesraan setelah orgasme pertamanya selesai. Ia tertawa kecil melihat alat kelelakianku yang basah berlendir terkena semburannya. Sementara diatas sprei juga tampak mulai basah tersiram cairan orgasmenya yang luar biasa banyaknya.

“Oooh .. kau luar biasa sekali Dewi .. benar-benar membuatku terangsang ..”, ujarku takjub. “O yaa .. mm ..sabar sayang .. tunggu saja giliranmu ..mm ..cupp .. aku juga menginginkan semburanmu Andy ..hh .. aku ingin benih kita benar-benar menyatu sayang ..mm ..”, bisiknya genit.

Dua menit kemudian ia kembali lagi keatas ranjang dan menyuruhku langsung menyetubuhinya seperti semula. Demikian berulang-ulang saya selalu melakukannya sampai sebanyak 4-5 kali dan begitu pula ia selalu membersihkan diri ke kamar mandi setiap kali selesai orgasme.

Selebihnya biasanya Mbak Dewi hanya bisa terbaring lemas kelelahan diatas kasur. Ia memang sangat sensitif dan mudah sekali orgasme. Setiap kali alat vitalku menekan kedalam dan merangsang dinding vaginanya, paling tidak selama kurang lebih 2-3 menit Mbak Dewi sudah mencapai klimak dan cairan orgasmenya langsung menyemprot keluar mengguyur batang kelelakianku.

Karena itu, setiap kali menyetubuhinya harus saya lakukan secara perlahan-lahan. Jangan sampai penis saya menggesek liang vaginanya terlalu cepat. Waktu sudah menjelang sore ketika ia kembali mencapai klimak, .. kucabut keluar alat kejantananku yang liat dan panjang dari dalam jepitan liang vaginanya.

Mbak Dewi sontak menggeliat dan mengejan sambil mengangkat pinggulnya keatas. Aku segera bergeser sedikit ke sisi kanan tubuhnya. Dan .. Pyuurr .. untuk kelima kalinya cairan orgasmenya menyemprot keluar dari sela-sela celah vaginanya membasahi selangkangannya sendiri dan sebagian sprei tempat tidur. “Fuuhh .. kau keluar lagi Dewi .. nikmat ya sayang ..”.

“Aaahh ..Andy ..nngghh ..uuwwhh ..oohh ..”, pekiknya keras setengah tertahan sebelum akhirnya pinggulnya terhempas kembali keatas ranjang.. Sejenak kuusap seluruh batang kejantananku yang basah kuyub dengan selimut, lalu dengan bernafsu kuarahkan kembali kepala penisku yang semakin mengkilat ke liang vagina Mbak Dewi yang mulai menutup rapat lagi. “Aaww ..uuhh .. Andy ..”, rintihnya nikmat sambil memelukku lagi. Aku kembali mengayuh naik turun menggoyang tubuhnya. Memberikannya kenikmatan.

Mbak Dewi hanya menatapku pasrah melihatku kembali menyetubuhinya seakan ingin membuat dirinya orgasme berulang-ulang kali tanpa henti. ” Su ..sudah Andy .. a ..aku lemas sekali .. aku bisa keluar lagi ..oohh .. ja ..jangan .. jangan sekarang Andy .. ooww .. ooww ..uuhh .. yaahh .. “, rintihnya lemas menahan nikmat ketika hanya dalam 2 menit cairan orgasmenya yang panas kembali menyembur dan seolah mendorong kepala penisku keluar.

Untuk kesekian kali kembali kucabut batang kelelakianku dari jepitan rapat liang vaginanya. Dan .. pyuur .. cairan orgasme Mbak Dewi langsung tumpah keluar membasahi bibir kemaluan dan selangkangannya lagi. Sebagian besar langsung meresap kedalam sprei tempat tidurnya yang semakin basah lembab berair.

“Wooww .. kau luar biasa sekali Dewi .. mm .. kau cepat sekali keluar sayang ..”, ujarku takjub. “Nngg ..hh ..su ..sudah Andy .. aku lemas sekali .. oohh .. ayo dong Andy sekarang giliranmu .. beri aku semburanmu sayang ..”, rintihnya lemas. “Mmm .. sebentar lagi sayang .. kau menggairahkan sekali Dewi .. hh ..aku ingin melihatmu orgasme sekali lagi ..”, ujarku gemas sambil kubenamkan kembali batang penisku yang besar dan panjang ke dalam liang vaginanya.

“Nngghh .. ja ..jangan Andy ..a..aaku lemas sekali ..aaww ..”, rintihnya kecil ketika batang kelelakianku kembali menembus dan membelah liang vaginanya sampai menekan peranakannya. ” Ooohh Dewi .. ahh .. nikmat sekali sayang ..”, erangku keenakan merasakan gesekan lembut dinding vaginanya yang basah dan rapat.

” A.. ahh ..Andy .. a..aku bisa pingsan sayang .. nngghh .. ja ..jangan teruskan Andy ..aaww .. oohh .. duh gusti .. uuhh .. ooww .. ooww yaahh ..”, pekiknya nikmat ketika begitu singkat ia kembali orgasme entah untuk kesekian kalinya. “Wooww .. Dewii .. kau luar biasa sekali sayang .. mm .. oohh .. vaginamu mudah sekali terangsang sayang..”, ujarku gemas melihatnya kembali mereguk anggur kenikmatan.

Kurasakan cairan kewanitaannya yang menyembur hebat berusaha mendorong batang kelelakianku keluar. ” Aahh .. A..andy .. su ..sudah ..sudah sayang .. aku sudah lemas sekali ..”, rintihnya semakin lemah. Kupandangi wajah cantiknya yang berkeringat. Terlihat rona-rona kenikmatan yang amat sangat terbayang di wajahnya. Bibir merahnya yang mungil sedikit megap-megap mengatur napas.

Aku tersenyum bahagia melihatnya. Kukecup lembut bibirnya yang hangat dan mengajaknya bercumbu untuk sesaat. “Andy .. kenapa kau belum juga keluar sayang .. oohh ..berapa lama lagi aku harus menunggumu sayang .. a ..aku sudah lemas sekali Andy ..”, bisiknya masih kelelahan. “Fuuhh .. nanti saja sayang .. kita istirahat dulu ..”, ujarku penuh kasih sayang.

Aku jadi tak tega melihatnya. “Andy .. jangan begitu sayang .. lakukanlah .. aku juga ingin melihatmu puas ..ayo dong sayang .. jangan bersikap begitu ..”, bisiknya mesra. “Tapi kau masih letih Dewi .. kau bisa keluar lagi nanti ..”, ujarku khawatir. “Hehh .. lakukanlah Andy .. aku tak peduli sayang .. atau ..atau aku akan meng-onani alat vitalmu ..”, ujarnya nakal.

“Wooww ..kau nakal sekali Dewi .. tadi kau minta berhenti .. mm ternyata kau masih kurang puas juga sayang .. mm cupp ..ok .. kau ingin melihatku puas juga sayang ..”, bisikku penuh gairah. Mbak Dewi tersenyum gemas lalu mencubit pinggulku mesra. “He-eh .. Andy .. kau tahu aku sangat menyukainya sayang .. semburan hangatmu yang mm ..”, bisiknya lembut penuh gairah. Selama kurang lebih 3 menit aku kembali menggoyang pinggul turun naik menyetubuhinya.

Dinding vaginanya yang hangat dan lembut seakan meremat-remat hebat pertanda Mbak Dewi akan segera orgasme kembali. “Andy ..ooh ..Andy ..duh gusti .. aku mau keluar lagi .. ooh .. oohh ja ..jangan terlalu cepat sayang .. a..a ..aku.. ooww ..oww ..uuww ..”, pekiknya kuat menahan rasa nikmat. ” Keluarkanlah Dewi .. yaahh .. aku ingin merasakan semburanmu ..sshh ..”

“A..andy .. sekaraang ..sekarang .. aakkhh .. oowwhgk “, teriaknya tertahan. Secepat kilat kucabut batang kelelakianku dari jepitan dinding vaginanya yang rapat lalu kugeser tubuhku kebawah sehingga mukaku kini persis berada diatas selangkangannya. Jemari tangan kananku secepat kilat meraih dan memlintir daging clitorisnya. Dan .. Pyuurr .. Kembali Mbak Dewi memuntahkan keluar cairan orgasmenya yang bening.

Begitu kuat semprotannya hingga sebagian besar sampai mengenai dan menyiram mukaku. Dengan cepat mulutku menangkap cairan kenikmatannya dan langsung kutelan nikmat. Terasa hangat dan encer. Mmm .. tiada yang lebih nikmat dan indah kecuali merasakan seutuhnya air surgawinya.

Kerongkonganku yang tadinya agak kering kini sedikit terasa lebih segar dan basah. Kukecup dan kukulum gemas pentil daging clitorisnya yang kemerahan. Sementara ujung lidahku menggapai masuk kedalam liang kemaluannya sembari menyedot sisa-sisa cairan orgasmenya yang masih merembes keluar. Kali ini Mbak Dewi benar-benar lemas tak berdaya.

Napasnya semakin megap-megap karena nikmat luar biasa yang dirasakannya. Selangkangannya benar-benar basah kuyub oleh cairan orgasme yang berulangkali ia semburkan. “Mmm .. aku menyukai rasanya sayang .. aah .. kau menikmatinya Dewiku sayang ..”, ujarku puas melihatnya tak berdaya. “A..andy .. a..a..aku su..sudah tak kuat lagi sayang .. oohh ..a..aku seperti terkuras Andy ..”, rintihnya lemas.

” Aku tahu sayang .. sekarang tidurlah .. kau kelihatan capek sekali ..”, ujarku mesra. “Ka ..kau bagaimana sa..sayang ..”, bisiknya setengah bingung melihatku masih belum terpuaskan. ” Sudahlah Dewi .. tidak apa-apa ..tidurlah ..”, kataku pelan. Kupeluk mesra tubuh telanjangnya yang basah berkeringat dan menina bobokkannya. Kubelai dan kuremas lembut kedua buah payudaranya secara bergantian.

” Oohh ..Andy ..aku akan memuasimu setelah ini sayang .. mmhh ..hh ..hh..”, rintihnya perlahan sambil mengatur napas. ” Sudahlah Dewi .. tidurlah dulu .. nanti setelah segar kau boleh memuasi aku ..Ok ..!”, bisikku penuh kasih sayang. Dewi mencium bibirku sampai lama sekali sebelum akhirnya kemudian ia jatuh terlelap saking lelahnya. Wajahnya yang cantik terlihat sedikit pucat, namun tampak rona kepuasan yang tak terhingga terbayang disitu.

Mulutnya yang indah merekah terlihat tersenyum. Senyum kepuasan. END


Agen Poker Terbesar - Mertua Ngentot Menantu Sampai Puas

Agen Poker Terbesar - Mertua Ngentot Menantu Sampai Puas Hari sudah mulai malam, aku baru saja selesai mandi dan duduk di meja rias dadan ...