BONUS MENARIK LEXABET : Bonus extra deposit member 10% | Bonus Unlimited Cashback setiap minggu | Bonus NEW MEMBER 20k | Info lebih lanjut silahkan hubungi CS 24jam kami di BBM E3A4A978 , WHATSAPP +855975219067 atau Livechat LEXABET.COM Agen poker Agen Bola
Nama Situs Games Bank Support Minimal Deposit Pendaftaran
LEXABET SPORTBOOK - LIVECASINO - SLOTS - LIVEGAMES - POKER BCA - BNI - BRI - MANDIRI 25.000
Agen Bola
KENZO POKER POKER ONLINE - DOMINO QQ BANDAR CEME - CEME KELILING CAPSA SUSUN - LIVEPOKER BCA - BNI - BRI MANDIRI 10.000
VILA POKER POKER ONLINE - DOMINO QQ BANDAR CEME - CEME KELILING CAPSA SUSUN - LIVEPOKER BCA - BNI - BRI - MANDIRI 20.000
Agen poker

RASA RINDUKU SELAMA INI YANG KUCURAHKAN MELALUI NGENTOT DENGAN PACAR

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum ABG sange bercinta dengan pacar yang lama tak bertemu Dengan Judul ” Rasa Rinduku Selama Ini Yang Kucurahkan Melalui Ngentot Dengan Pacar ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

RASA RINDUKU SELAMA INI YANG KUCURAHKAN MELALUI NGENTOT DENGAN PACAR
Kenzopoker.org - Agen QQ Poker Online - BandarQ Online - Domino99
CERITA DEWASA 18+Siang itu di sebuah rumah yang cukup asri, seorang gadis yang berambut panjang terurai dengan raut wajah yang manis terlihat sedang menanti kedatangan seseorang. Tiba-tiba datang seorang pemuda yang mengenakan kaos biru di padu dengan jeans warna serupa.

Dia berjalan menuju kerumah gadis yang sedang asyik duduk di depan rumahnya, si gadis sesekali mengawasi depan rumahnya kalau-kalau yang di tunggu sudah datang atau belum. Dengan senyum yang manis kemudian gadis itu menyapa sang pemuda yang kelihatan rapi, harum dan segar siang itu.

“Hallo Mas Adietya sayang..” sapanya dengan panggilan khas yang mesra ke padaku sebagai pacar nya.
“Hallo juga.. Sayang,” balasku pendek.
“Sudah lama yah nunggunya,” lanjutku lagi.

Antara aku dan si gadis memang terlihat mesra di setiap kesempatan apa aja. Baik itu melalui panggilan ataupun sikap terhadap masing-masing. Seperti halnya siang itu, yang kebetulan keadaan di rumah sang gadis nampaknya sedang sepi, dia bilang ortunya lagi ke rumah saudaranya yang pulangnya nanti sore.

Dengan masih menyimpan rasa rindu yang tertahan, aku memeluk gadis pujaanku dengan mesra, sambil membisikan kata.

“Adiet kangen banget nih sayang,” bisikku di telinga nya sambil mencumbu daun telinganya.
“aku juga kangen Mas sayang..” jawabnya pelan.

Kemudian kita terlibat perbincangan sesaat, yang selanjutnya aku merengkuh bahu si gadis dan mengajaknya masuk ke dalam ruangan tamu. Di sofa kita duduk sangat dekat sekali, sampai-sampai kita bisa merasakan hembusan nafas masing-masing, saat kita bertatapan wajah.
“Kamu cantik sekali siang ini sayang..” kataku lembut.

Sembari tanganku meremas kedua tangannya dan kemudian aku lanjutkan untuk menarik tubuhnya lebih rapat. Si gadis tak menjawab hanya tersipu raut wajahnya, yang di ekspresikan dengan memelukku erat.

Tanganku kemudian memegang kedua pipinya dan tak lama bibirku sudah mengulum bibirnya yang terbuka sedikit dan bentuknya yang ranum, sembari dia memejamkan kedua bola matanya.

Lidahku bermain di rongga mulutnya untuk memberikan perasaan yang membuat nya mendesah sesaat setelahnya. Di balik punggungnya jemari tanganku dengan lembut masuk ke dalam kaos warna putihnya dan mencoba membuka kaitan bra dari belakang punggungnya. Dengan dua kali gerakan, terbukalah kaitan bra hitamnya yang berukuran 36b itu.

Jemari tanganku langsung mengelus tepian payudaranya yang begitu kenyal dan menggairahkan itu. Dan tak lama setelah itu jariku sudah memilin putingnya yang mulai keras, yang nampaknya dia mulai menikmati dan sudah terangsang diiringi dengan desahannya yang sensual.

“Ohh.. Mas sayang..” desahnya lembut.

Sambil memilin, bibirku tak lepas dari bibirnya dan menyeruak lebih ke dalam yang sesekali mulutku menghisap lidahnya keluar masuk. Selanjutnya dengan gerakan pelan aku membuka kaos putihnya dan langsung mulutku menelusuri payudaranya dan berakhir di putingnya yang menonjol kecil. Aku menjulurkan lidahku tepat di ujung payudaranya, yang membuat dia menggelinjang dan mendesah kembali.

“Ohh.. Mas sayang.. Enak sekali.”

Sesaat aku menghentikan cumbuanku kepadanya dan memegang kedua pipinya kembali sambil membisikkan kata.

“Sayang.. Payudara kamu sungguh indah bentukya,” bisikku lirih di telinganya.

Sang gadis hanya mengulum senyumnya yang manis sembari kembali memelukku mesra. Dengan mesra aku mengajak si gadis berjalan ke arah kamarnya yang lumayan besar dan bersih. Layaknya kamar seorang gadis yang tertata rapi dan aroma segar wangi bunga-bunga yang ada ditaman depan kamarnya terhirup olehku saat memasukinya.

Tak berselang lama kemudian, aku mengangkat tubuh sexy sang gadis dan meletakkannya di atas meja belajar yang ada di kamarnya. Sang gadis masih mengenakan celana jeansnya, kecuali bagian atasnya yang sudah terbuka saat kita berasyik masyuk di ruang tamu. Perlahan aku memeluk tubuh sang gadis kembali, yang aku lanjutkan dengan menjelajahi leher jenjangnya dengan lembut.

Bibirku mencumbui setiap senti permukaan kulitnya dan berpindah sesaat ketika lidahku mencapai belakang telinganya dan membuat tubuh sang gadis kembali bergetar pelan. Desahan dan getaran tubuhnya menandakan kalau sang gadis sudah sangat terangsang oleh setiap cumbuanku.

Tanganku tak tinggal diam sementara bibirku mencumbui setiap titik sensitif yang ada di tubuh sang gadis. Jemariku mulai mengarah kebawah menuju celana jeans nya dan tanpa kesulitan aku menurunkan resliting celananya yang nampak olehku pinggiran celana dalam warna hitamnya yang sexy.

Kemudian aku melemparkan celana jeansnya ke lantai dan seketika tanganku dengan lembut merengkuh bongkahan pantatnya yang padat berisi. Aku mengelus kedua bongkahannya pelan dan sesekali jariku menyelip di antara tepian celana dalamnya yag membuat bibirnya kembali bergetar mendesah lirih.

“Oh.. Mas sayang..” desahnya parau.

Bibirku yang sejak tadi bermain di atas, kemudian berpindah setelah aku merasakan cukup untuk merangsangnya di bagian itu. Lidahku menjulur lembut ketika mencapai permukaan kulit perutnya yang berakhir di pusarnya dan bermain sejenak yang mengakibatkan tubuhnya menggelinjang kedepan.

“Ssshh..” desisnya lirih.

Perlahan kemudian aku mulai menurunkan celana dalamnya dan aku membiarkan menggantung di lututnya yang sexy. Kembali aku melanjutkan cumbuan yang mengarah ke tepian pangkal pahanya dengan lembut dan sesekali aku mendengar sang gadis mendesah lagi. Aku mencium aroma khas setelah lidahku mencapai bukitnya yang berbulu hitam dan lebat sekali, namun cukup terawat terlihat olehku sekilas dari bentuk bulu vaginanya yang menyerupai garis segitiga.

Dan tak lama lidahku sudah menjilati bibir luar vaginanya dengan memutar ujung lidahku lembut. Kemudian aku lanjutkan dengan menjulurkan lebih ke dalam lagi untuk mencapai bibir dalamnya yang sudah sangat basah oleh lendir kenikmatan yang di keluarkan dari lubang vaginanya. Tubuh sang gadis mengelinjang perlahan bersamaan dengan tersentuhnya benjolan kecil di atas vagina miliknya oleh ujung lidahku.

“Ohh.. Mas sayang” jeritnya tertahan.
“Aku nggak kuat Mas..” tambahnya lirih.

Yang aku lanjutkan dengan menghentikan tindakanku sesaat. Aku menurunkan tubuh sang gadis dari atas meja, kemudian aku berdiri tepat di hadapanya yang sudah berjongkok sambil menatap penisku yang sudah berdiri tegang sekali.

Dengan gerakan lincah bibir sang gadis langsung mengulum kepala penisku dengan lembut dan memutar lidahnya di dalam mulutnya yang mungil dan memilin kepala penisku yang mengkilat. Tubuhku bergetar hebat ketika menerima semua gerakan erotis mulai dari jemari tangannya yang lembut mengelus batang penisku serta bibir dan lidahnya yang lincah menelusuri buah zakarku.

“Ohh.. Sayang” desahku pelan.

Rambutnya yang hitam panjang ku remas sebagai expresi dari kenikmatan yang mengalir di sekujur tubuhku. Setelah beberapa saat sang gadis menjelajahi organ sensitifku, aku merengkuh bahunya serta memintanya berdiri dan kembali aku mendudukkan pantatnya yang padat berisi di tepian meja sementara salah satu kaki jenjangnya menjuntai ke lantai.

Dengan gerakan lembut aku mengangkat paha kirinya dan bertumpu pada lenganku, di saat selanjutnya tangan kiriku memegang batang penisku yang sudah sangat tegang sekali menahan rangsangan yang menggelora dan mengarahkannya tepat di bibir vaginanya yang sudah basah oleh lendir birahi. Pada saat bersamaan ujung telunjukku juga mengelus belahan antara anus dan bibir bawah vaginyanya.

“Oh.. Mas sayang.. Please.. Aku enggak kuat” jeritnya lirih.

Aku masih belum merespon atas jeritan lirihnya, sebaliknya aku menundukkan kepala untuk kembali menjilati kedua payudaranya bergantian dan berakhir di puting payudara yang sebelah kiri. Gerakanku membuatnya menggelinjang dan semakin keras desahannya terdengar.

“Ohh.. Mas sayang.. Sekarang yah” pintanya lirih, dengan mata yang sayup penuh nafsu.

Perlahan aku mengarahkan batang penisku tepat di belahan vaginanya dan mendorongnya lembut.

“Slepp..” irama yang di timbulkan ketika penisku sudah menyeruak bibir vaginanya.

Kembali bibir sang gadis mengeluarkan desahan sexynya.

“Hekk.. Mmm..” gumamnya lirih.

Setengah dari batang penisku sudah masuk ke dalam vaginanya, yang aku padukan dengan gerakan bibirku mengulum bibirnya yang ranum serta memilin dan memutar ujung lidahnya lembut.

Untuk menambah kenikmatan buat dirinya, aku mulai memajukan sedikit demi sedikit sisa batang penisku ke rongga vaginanya yang paling dalam dan aku mengarahkan ujung penisku menyentuh G-spotnya. Mulut sang gadis menggumam lirih karena mulutku juga masih mengulum bibirnya.

“Mmm.. Mmm” gumamnya.

Sambil menahan nikmat, tangan sang gadis menyentuh buah zakarku dan memijitnya lembut yang membuat tubuhku ikut mengelinjang menahan kenikmatan yang sama. Pinggulku membuat gerakan maju mundur untuk kesekian kalinya dan sepertinya sang gadis akan mendapatkan orgasme pertamanya ditandai dengan gerakan tangannya yang merengkuh bahuku erat dan menggigit bibir bawahnya lirih.

“Ohh.. Mas sayangg..” jeritnya bergetar.

Bersamaan dengan aliran hangat yang kurasakan di dalam, rongga vaginanya menjepit erat batang penisku. Tangannya merengkuh bongkahan pantatku serta menariknya lebih erat lagi. Tak lama berselang sang gadis kemudian tersenyum manis dan mengecup bibirku kembali sambil mengucapkan kata.

“Thanks yah.. Mas sayang”ucapnya mesra.

Aku membalasnya dengan memberikan senyum dan mengatakan.

“Aku bahagia.. kalau sayang bisa menikmati semua ini” ucapku kemudian.

Hanya beberapa saat setelah sang gadis mendapatkan orgasmenya, aku membalikkan tubuhnya membelakangiku sembari kedua tanganya berpegang pada pingiran meja. Dengan pelan kutarik pinggangnya sambil memintanya menunduk, maka nampaklah di depanku bongkahan pantatnya yang sexy dengan belahan vaginanya yang menggairahkan.

Perlahan aku memajukan tubuhku sambil memegang batang penisku dan mengarahkannya tepat di bibir vaginanya, sementara kaki kananku mengeser kaki kanannya untuk membuka pahanya sedikit melebar. Dengan gerakan mantap penisku menyeruak sedikit demi sedikit membelah vaginanya lembut.

“Slepp..” masuklah setengah batang penisku ke dalam rongga vaginanya.
“Sss..” sang gadis mendesah menerima desakan penisku.

Tanganku perlahan meremas payudaranya dari belakang mulai dari yang sebelah kiri dan dilanjutkan dengan yang sebelah kanan secara bergantian. Sementara pinggulku memulai gerakan maju mundur untuk kembali menyeruak rongga vaginanya lebih dalam.

Posisi ini menimbulkan sensasi tersendiri dimana seluruh batang penisku dapat menyentuh G-spotnya, sementara tanganku dengan bebas menjelajahi seluruh organ sensitifnya mulai dari kedua payudara berikut putingnya dan belahan anus dan bagian tubuh lainnya.

“Ohh.. Mas sayang” desahnya.

Ketika ujung jemariku menyentuh lubang anusnya sambil aku berkonsentrasi memaju mundurkan penisku. Setelah cukup beberapa saat aku menggerakan pinggulku memompa belahan vaginanya. Dengan gerakan lembut aku menarik wajahnya mendekat, masih dalam posisi membelakangiku aku mengulum bibirnya dan meremas kedua payudaranya lembut.

“Sayang aku mau keluar nih,” bisiku lirih.
“Ohh.. Mas sayang aku juga mau” sahutnya pelan.

Aku mempercepat gerakanku memompa vaginanya dari belakang tanpa melepas ciumanku di bibirnya dan remasan ku di kedua payudaranya. Pada saat terakhir aku mencengkeram kedua pinggulnya erat dan memajukan penisku lebih dalam.

“Creett.. Ohh.. Sayang,” jeritku kemudian.

Menyemburlah spermaku yang cukup banyak ke dalam rongga vaginanya dan beberapa tetes meleleh keluar mengalir di kedua pahanya. Untuk beberapa saat aku mendiamkan kejadian ini sampai akhirnya penisku mengecil dengan sendirinya di dalam vaginanya yang telah memberikan kenikmatan yang tak bisa aku ungkapkan.

Demikianlah rasa rinduku terhadap pacar ku setelah beberapa lamanya tidak saling bertemu. END


KECANDUAN DENGAN PEJU YANG KELUAR DARI KEMALUAN ANAK ABG

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum aku yang janda ketagihan ngesex dan merasajak peju ABG Dengan Judul ” Kecanduan Dengan Peju Yang Keluar Dari Kemaluan Anak ABG ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.


KECANDUAN DENGAN PEJU YANG KELUAR DARI KEMALUAN ANAK ABG
Kenzopoker.org - Agen QQ Poker Online - BandarQ Online - Domino99
CERITA DEWASA 18+Jam weker dimeja kamarku berdering pada jam 09 00 pagi, memang aku mensetting pada jam itu, karena tadi sampai terdengar adzan subuh aku masih belum bisa memejamkan mata untuk tidur . Aku menggeliatkan tubuhku terdengar kerotokan pada pinggangku, dengan malas aku bangkit dari tempat tidur…

ups aku lupa kalau aku tadi tidur dengan tubuh telanjang bulat… kuliat tubuhku dari pantulan cermin besar mmm… dalam usia hampir kepala 4, kulihat tubuhku masih bagus dilihat… buah dadaku yang berukuran bra 36 B masih cukup kenyal, pinggangku masih ramping tak berlemak, pinggul dan pantatku kata mas Seno, almarhum suamiku adalah bagian yang terindah dari tubuhku, sangat seksi dan serasi dengan sepasang kakiku yang panjang…

wajahku…? kata mas Seno lagi, katanya wajahku lebih pantas dibilang seksi daripada cantik… entahlah penilaian lelaki memang susah dijabarkan oleh perempuan… Sssssshhh… ooohhh… gila, lagi-lagi gairah birahiku meletup dengan tiba2… di depan cermin besar itu aku meremasi buah dada montokku sendiri yang kian mengencang… ammpuuuun… sudah 2 hari 2 malam ini aku sangat menderita karena birahi gila ini… entah berapa belas kali selama 2 hari 2 malam ini aku bermasturbasi…sampe tubuhku benar-benar loyo

Bahkan pada hari pertama aku sempat melakukan masturbasi di belakang kemudi mobil di tengah keramaian jalan tol, saking ngga ketahan… Semalam, dengan diiringi adegan-adegan syur film bokep koleksi almarhum mas Seno… aku melampiaskan hasrat birahiku secara swalayan, mungkin lebih dari 10 kali sampai pagi menjelang…

Maka betapa jengkelku, sekarang belum setengah jam mataku terbuka, gelegak birahi itu meletup lagi… kali ini aku melawan, aku masuk kamar mandi, kuguyur tubuhku dengan shower air dingin… agak menggigil juga tubuhku… Aku memang wanita berlibido tingg.

Sejak ABG aku sudah mengenal masturbasi… menjelang lulus SMU aku mengenal persetubuhan dan berlanjut menjadi doyan disetubuhi… Masa kuliahku adalah masa euphoria sex, karena aku kuliah di Bandung sementara orang tuaku di Jakarta…

pada awal masa kuliahku, aku pantas dijuluki pemburu seks … beberapa kali aku diusir dari tempat kost yg berbeda, dengan sebab yg hampir sama… yang aku ingat, sore pulang kuliah diantar teman kuliahku, aku lupa namanya… pokoknya keturunan Arab…

aku lupa bagaimana awal mulanya, aku bisa nyepong kemaluan Arab ganteng itu di dalam kamarku dalam keadaan pintu ngga terkunci dan Ipah pembantu ibu kost yg nyinyir itu nyelonong masuk kamarku utk menaruh pakaianku yg habis diseterikanya… aku tengah terkagum-kagum dengan volume batang kemaluan Arab ganteng yang lebih besar dari lenganku dan minta ampun panjangnya

Malam itu juga aku disidang dan harus keluar dari rumah kost itu Tapi buatku ga ada masalah karena malam itu si Arab ganteng memberikan tumpangan sementara di rumah kontrakannya… tentu saja gairah birahiku yang binal dimanjakan oleh Arab ganteng itu… sepanjang hari… bahkan sampai beberapa hari aku tinggal di rumah kontrakan si Arab ganteng yang berantakan…

Kejadian yg lain pernah juga tengah malam, lagi seru-serunya ML sama cowok baruku… tiba-tiba pintu didobrak petugas ronda yang rupanya sudah lama memperhatikan kebiasaanku masukin cowok malam-malam… cowokku dengan tengilnya berhasil kabur…

sementara aku lagi-lagi terpaksa harus cari kost baru lagi… Satu lagi yang ga bakal aku lupa, affairku dengan bapak kost, biar sudah tua tapi ganteng dan handsome dan yang membuatku bertekuk lutut… mmm… aksi ranjangnya boo’… selalu membuatku bangun kesiangan esoknya…

sayang aku menikmati kencan ranjang dengan bapak kost baru tiga kali keburu ketangkap basah sama istrinya… abis siang bolong bapak itu ngajakin naik ranjang… apesnya lagi aku ga akan mampu menolak, kalo tetekku sudah kena diremasinya… baru mau dua kali aku mendapatkan orgasme… eeh…pintu di ketok-ketok dari luar dan terdengar suara ibu kost memanggil namaku…

mendengar itu bapak kost yg sedang memainkan batang kemaluannya di liang sanggamaku, jadi gugup dan efeknya justru membuatnya orgasme, untung gak telat nyabut… pejunya berhamburan di atas perutku banyak sekali… bisa ditebak endingnya… aku harus angkat kaki dari rumah kost saat itu juga…

Nasihat sahabat-sahabatku, banyak merubah perilaku seksualku yang liar… Dengan susah payah aku berhasil menekan hasrat birahiku yang memang luar biasa panas dan aku mengumbarnya… awalnya mana sanggup aku menahan seminggu tanpa aktivitas seksual… bakal uring-uringan dan kepala terasa pecah…

Sampai akhirnya aku ketemu dengan mas Seno aktivis mapala kakak kelasku… ngga hanya sosoknya yang jantan… permainan ranjangnyapun luar biasa… permainannya yang agak kasar, mampu membuatku mengerang-erang histeris… Aku ga nyesel, harus married dengan mas Seno karena keburu hamil

Buktinya aku berhasil menyelesaikan kuliah, walaupun sambil mengasuh Astari buah cintaku dengan mas Seno Status ekonomi kamipun tergolong bagus… Sampai akhirnya 5 tahun yg lalu, kecelakaan mobil di jalan tol merenggut mas Seno dari kami berdua…
Selama 5 tahun menjanda, mungkin karena kesibukanku mengurus dan melanjutkan usaha mas Seno yang sedang menanjak pesat dan keberadaan Astari anak tunggalku sudah menginjak usia gadis remaja, aku hanya 2 kali terlibat affair dengan lelaki yg berbeda, itupun juga hanya having fun semata, penyegaran suasana disela-sela kesibukan bisnis… Kehidupan seksualku datar, tanpa gejolak… sesekali aktivitas masturbasi cukup memuaskanku…

Setelah tubuh terasa segar, kukenakan kimono dan keluar kamar…

” Heee… Ron kamu disini ? kok ga sekolah ?” Kudapati Ronie di belakang komputer Astari. Ronie adalah kakak kelas Astari yang hampir setahun ini akrab dengan anak gadisku itu Anak muda yang sopan dan pandai cerminan produk dari keluarga yang cukup baik dan mapan

” Iya tante, saya hari ini kebetulan banyak pelajaran kosong jadi bisa pulang lebih awal dan tadi Tari minta tolong saya nungguin tante yg lagi sakit kali aja butuh apa-apa” Sahut Ronie sopan, membuatku terharu… Lumayan ngobrol dengan Ronie, penderitaanku agak berkurang…

” Ron, kamu bisa mijit ga ? tolongin pijitin tante dong bentar… leher tante kaku…” pintaku ke Ronie tanpa canggung, karena memang kami sudah akrab sekali, bahkan buatku Ronie kaya anakku sendiri Ronie duduk menghadap punggungku pijatan demi pijatan kurasakan… tanpa kusadari sentuhan tangan lelaki muda itu terasa nikmat selayaknya sentuhan lelaki yang tengah membangkitkan birahi perempuan… aku mulai mendesah resah…

percikan api birahi dengan cepat membakarku tanpa ampun… sementara tanpa kusadari kimonoku sudah semakin melorot, terdesak tangan Ronie yang kini memijit daerah pinggangku, atas permintaanku sendiri untuk memijit lebih turun… uuuhh… dadaku terasa sesak akibat tete’ku yang semakin mengencang…

aku ingin ada yang meremasinya… Sssshhh ooohhh… gilaaa… ngga tahaann… kupegang kedua tangan Ronie, tangan kiriku memegang tangan kirinya dan tangan kananku memegang tangan kanannya kutarik kedepan melingkari tubuhku dan kutangkupkan di buah dadaku…

” Eehh… tante…?” bisik Ronie bingung dari belakang tubuhku

” Ron… tolong remasi tete’ tante…” desisku resah… merasakan sentuhan tangan lelaki pada buah dadaku yg tengah mengencang… Benar-benar hilang sosok Ronie yg sehari-hari adalah pacar Astari anakku yang ada dibenakku saat itu Ronie adalah lelaki muda bertubuh tegap… Ooouuh… Ronie mulai meremasi kemontokan buah dadaku…

” Yaaaaahh hhh…hhh… enaaaak Ronn ulangi lagi sayaaang oooohhh… ” tubuhku menggeliat resah… kugapai kepala Ronie dan kutarik ke arah tengkukku yang terbuka karena rambutku kusanggul keatas… Ronie tak menolak dan melakukan permintaanku untuk menciumi tengkukku

” Ciumi leher tante… hhhmmm sssshhh yaaahh kecupin sayaaang aaaaccchh… sssshhh ” bisikan dan desah mesraku menuntun Ronie melakukan apa yg kuminta…Aku makin gemas, tubuhku gemetaran hebat… baju kimonoku tinggal menutupi tubuh bawahku karena tali pinggangnya masih terikat

Kubalikkan tubuhku, sejenak kupandangi wajah ganteng Ronie yang matanya terbelalak liar menatap nanar tubuh bagian depanku dengan mimik ngga karuan Kulingkarkan kedua lenganku di lehernya dan dengan penuh gairah kusosot bibir manisnya…

anak muda ini gelagapan menghadapi liarnya bibirku yang mengulum bibirnya dan nakalnya lidahku yang menggeliat menerobos masuk rongga mulutnya… Tapi insting lelakinya segera mengantisipasi, segera dapat mengatasi seranganku

Baju seragam Ronie dengan cepat kulolosi dan… ooohh… dada yg gempal dan bidang dari salah satu tim inti basket di sekolahnya ini membuat gairahku semakin binal… Kudorong tubuh Ronie untuk rebah disofa… nafas jantannya mulai tak beraturan Mmm… pejantan muda ini mulai mengerang-erang dan tubuhnya menggelepar, tatkala bibir dan lidahku menjelajahi permukaan kulit dadanya, bungkahan dada jantannya kuremas dengan gemas

Aksi bibir dan lidahku terus melata sampai ke pusarnya… Sssshhh… celananya tampak menggembung besar entah ada apa dibaliknya ? jantungku berdegup semakin kencang melihatnya… dan mataku terbelalak dibuatnya, sampai aku harus menahan nafas, ketika retsluiting celana abu-abu itu terbuka… kepala kemaluan jantan menyembul keluar dari batas celana dalamnya…

aku dengan tergopoh-gopoh karena tak sabar melorotin celana seragam sekalian dengan celana dalam putihnya sampai ke lutut Ronie… Ooooohhh my God ! teriakku dalam hati… menyaksikan batang kemaluan Ronie yang mengacung di antara pahanya… begitu macho, begitu gagah, begitu indah bentuknya… dengan kepala kemaluannya yang besar tampak mengkilat…

Tanganku terasa gemetaran ketika hendak menyentuh nya… Kembali tubuh Ronie menggerinjal kecil ketika tanganku bergerak mengocok batang kemaluannya… aku makin binal, kudekatkan wajahku untuk mengulum kepala kemaluan yang menggemaskan itu, sambil tetap tanganku bergerak mengocok batang kemaluannya…

mendadak tubuh tegap itu meregang hebat diiringi erangan keras… dan bibirku yang setengah terbuka dan tinggal beberapa sentimeter dari kepala kemaluan itu merasakan semburan cairan hangat dengan menyebarkan aroma khas yg sangat kukenal dan kurindukan… apalagi kalo bukan peju lelaki… tanganku refleks mengocok batang kemaluan Ronie makin cepat sambil tanganku yang lain mengurut lembut kantung pelirnya…

Sementara kubiarkan peju yang sangat kental itu menyembur wajahku… sesekali kusambut peju itu dengan lidahku… mmmm… rasa peju yg khas itu kembali dikecap oleh lidahku…Terus terang aku sempat kecewa, dengan bobolnya peju Ronie… Tapi beberapa saat batang kemaluan yang masih dalam genggamanku, kurasakan tak menyusut sedikitpun masih tetap keras…

tanpa buang waktu, aku merangkak diatas tubuh Ronie yang menggelosoh di sofa… dengan posisi tubuhku jongkok mengangkangi tubuh Ronie, di atas kemaluan Ronie… kutuntun batang kemaluan perkasa yang masih belepotan peju itu kearah liang sanggamaku yang sudah basah kuyub dari tadi…

wooohh… ternyata kepala kemaluan itu terlalu besar untuk masuk ke liang sanggamaku… Akhirnya dengan sedikit menahan perih, akibat otot liang sanggama yang dipaksa membuka lebih lebar kujejalkan dengan sedikit memaksa ke liang sanggamaku yang sudah tak sabar untuk segera melahap mangsanya…

” Iiiiihhh… bantu dorong sayang… Oooooowwwwww…” Aku merengek panjang ketika sedikit demi sedikit amblas juga batang kemaluan Ronie menembus liang sanggamaku diiring rasa perih yang menggemaskan…

” Sssshhh… mmmhh… ayun pinggulmu keatas sayaaang ” kembali aku menuntun pejantan muda ini untuk memulai persetubuhan…

” Aaaww… aahh… ooww pelahan duluuu sayaaang… burung kamu gede banget… perih tauuk ” aku ngedumel manja… ketika Ronie mengayun pinggulnya kuat sekali… Terasa tubuhku bagaikan baterai yang baru dicharge… aliran energi aneh itu mengalir menyebar ke seluruh tubuhku… membuat aku semakin binal memainkan goyangan pinggulku… sementara Ronie ternyata cukup cerdas menyerap pelajaran, bahkan mampu segera mengembangkan… dengan posisi tubuhku diatas, membuatku sangat cepat mencapai orgasme…

entahlah atau karena besarnya batang kemaluan Ronie yang menyungkal rapat liang sanggamaku, sehingga seluruh syaraf dinding liang sanggamaku rata dibesutnya… Luar biasa ! dalam waktu kurang dari 5 menit setelah orgasmeku yg pertama, kembali aku tak dapat menahan jeritku mengantar rasa nikmatnya peju orgasme yang kedua… dan…

hhwwwoooo… aaaammmpppuuunnn !!!! Rupanya Ronie tak mampu menahan lebih lama bobolnya tanggul peju nya… tubuhku dihentak-hentaknya kuat sekali… seakan ingin memasukkan seluruh batang kemaluan sepeler-pelernya ke liang sanggamaku… diiringi erangan mirip suara binatang buas sekarat…

Aku menangis menyesal setelahnya, berkali-kali Ronie memohon maaf atas kejadian yang terjadi siang itu…Tapi anehnya gairah seksualku yang meletup-letup tak terbendung itu, mereda setelah kejadian siang itu… Aktivitas berjalan normal kembali, tapi sudah hampir seminggu ini, aku tak pernah melihat Ronie datang ke rumah

” Dia lagi sibuk Ma… dapat tugas antar jemput saudara sepupunya yang masih SD…” Jawab Astari ketika aku menanyakan tentang Ronie yang tak pernah muncul… Terus terang saja, sejak kejadian itu… pikiranku sangat kacau, disisi aku sebagai Mama Astari aku sangat menyesal dan sedih atas kejadian itu, tapi disisi aku sebagai seorang wanita yang masih punya hasrat dan naluri betina yang utuh… aku tak ingin melupakan kejadian itu… bahkan aku berharap kejadian itu terulang lagi…

Hampir sebulan lamanya Ronie tak muncul ke rumah, akupun maklum, Ronie sebagai remaja hijau, tentu mengalami shock dengan kejadian itu… disitulah muncul rasa berdosaku kepada Ronie dan Astari anakku… Tapi jujur sejujurnya ada terselip rasa rinduku memandang wajah anak muda itu… Aku sering mengintip dari balik gordiyn jendela, saat Astari turun dari boncengan Ronnie… kenapa hatiku berdebar-debar dan sedikit desiran birahiku menggelegak…

Pikiranku makin kacau… setelah beberapa kali kulihat Ronnie mulai nongkrong lagi dirumah… kulihat Ronnie masih salah tingkah di depanku, walaupun aku sdh berusaha menetralisirnya iiihhh tapi buat aku… otakku jadi ngeres begitu melihat wajah Ronnie yg innocent…

betapa tidak… terbayanglah ekspresi wajahnya ketika tengah menyetubuhiku beberapa waktu yang lalu… ekspresi wajahnya yang begitu sensual dimataku pada saat dia melepas semburan spermanya… suara erangan dan nafas birahinya seakan nempel ditelingaku…

maka kekacauan inilah yang mendorongku menerima tawaran Adrian seorang rekan bisnisku untuk makan siang di sebuah hotel berbintang dan setelahnya akupun tak menolak ketika ia mengajakku memasuki sebuah president suite di hotel itu, dengan alasan untuk mencari ketenangan membicarakan pekerjaan…

walaupun yang terjadi kemudian adalah rayuan-rayuan mautnya yang kusambut positif… dari remasan tangan… kecupan bibir… jilatan lidahnya yang nakal pada leherku… desah resahku… remasan gemasku… dan… lolosnya pakaian kami satu persatu… payudaraku yang mengencang akibat remasan tangan dan cumbuan bibirnya… hhmmm… jilatannya pada clitorisku…

batang kemaluannya yang berbentuk indah, perkasa… memaksa bibirku untuk mengulumnya… ooowww… nikmat hentakan tubuhnya menekan tubuhku… sodokan kejantanannya pada liang sanggamaku mengantarkan kenikmatan orgasmeku dua kali berturut-turut…

2 jam kami melewatkan waktu untuk making love siang itu, kekaguman Adrian atas permainan ranjangku yang begitu hot dan lihay… beberapa kali aku berkencan ranjang dengan Adrian lelaki tinggi besar berstyle dandy… kepuasan sex kuraih dengan sempurna dengan kelihayannya dia memperlakukan perempuan di atas ranjang…

tapi bayangan sensual wajah bocah innocent bernama Ronnie itu tak juga sirna… Sampai pada suatu malam hujan turun dengan deras… rupanya malam itu Ronnie sedang dirumah, berbincang dengan Astari di ruang tamu… sedangkan aku nonton TV diruang belakang…

” Ma, mas Ronnie mo pulang tuh…” terdengar suara Astari dari belakangku…

” Eh… pulang ? hujannya gede banget, tunggu reda aja jauh lagi rumah Ronnie ” jawabku spontan sambil bangkit dari dudukku berjalan ke ruang depan… kulihat jam memang sudah terlalu malam untuk bertamu…

” Ronn… ujan begini lebat, udah malem lagi… ntar ada apa-apa di jalan… sudah deh Mama kasih kamu nginep disini, tidur di kamar atas, besok subuh Mama bangunin kamu…” ujarku, terdorong rasa sebagai orang tua yg khawatir kepada anaknya… Ronnie menunduk salah tingkah ga berani menolak

” Tapi Ronnie harus telpon rumah dulu tante…” sahutnya pelan… dan akhirnya justru aku yang menelpon kerumah Ronnie memintakan ijin orang tua Ronnie, yang ternyata menyambut baik…

Malam semakin larut, sementara hujan semakin hebat diserta guntur dan kilatan petir… Aku tergolek di ranjang, tak dapat memicingkan mata… Siang tadi kembali Aku melewati kencan ranjang dengan Adrian… tapi… entah kenapa kali ini…

susah sekali aku mencapai orgasme… sampai 2 kali Adrian menumpahkan spermanya… sedangkan aku tak sekalipun Gilaaa… kenapa justru sekarang wajah bocah itu yang terbayang-bayang di malam dingin ini… iiihhh… birahiku meletup- letup gila… ampuuunn… sekarang bocah itu ada dilantai atas…

tunggu apa lagi ??? mmmm… bisikan setan aku tak mampu menahan tubuhku yang berjalan manapaki tangga… dan kini aku di depan pintu kamarnya… tanpa mengetuk kubuka pintu… ternyata Ronniepun masih belum tidur…

” Ronnie kamu belum tidur ?” tanyaku gagap… kenapa aku jadi salah tingkah sekarang…?

” Tante juga belum tidur…?” sahutnya… iiihh… jawabannya begitu tegas… aahh… siapa yg menuntunku duduk diranjangnya… mmm… darahku berdesir ketika tahu mata Ronnie menatap dada montokku yg memang tak mengenakan bra, sehingga puting susuku tercetak menonjol dibalik gaun tidurku yg memang berbahan tipis, sehingga semburat kecoklatan aura puting susukupun nampak jelas, kembali aku kehilangan kontrol…

dan entahlah bagaimana awalnya dan siapa yang mengawali… bibirku sudah dalam lumatan bibir Ronnie… sergapan nafsu birahiku tak dapat kuelakkan dan remasan lembut tangan lelaki muda pada buah dadaku melambungkan gairah seksualku… gelitikan lidah nakalnya pada puting susuku membuat tubuhku menggeliat erotis disertai erangan manjaku… satu demi satu pakaian beterbangan meninggalkan tubuh kami… aku begitu hot dan bergairah mencumbui tubuh pacar anakku itu…

tapi aku sudah melupakan siapa Ronnie, yang aku tahu Ronnie adalah lelaki muda yang siap memenuhi kebutuhanku ooowww… aku tak menyangka kali ini Ronnie lebih lihay dan lebih berinisiatip melakukan serangan, sampai aku hampir tak percaya ketika Ronnie menyurukkan wajahnya di selangkanganku dan mencumbui bibir kemaluanku…

” Ronnn… sssshhh… kamu piiiinteer sekarangg… ooohh ammpuunn nikmaaaatnyaa…” desahku merasakan nikmat cumbuan lidahnya pada clitorisku, membuat Ronnie tambah semangat… Ketika permainan yang sesungguhnya berjalan… sebagai wanita dewasa yang telah berpengalaman menghadapi gairah lelaki…

aku dibuat megap-megap menghadapi serangan pejantan muda ini… hajaran batang kemaluannya yang perkasa pada liang sanggamaku tak kenal ampun… membuat aku mengerang merintih bahkan menjerit setengah histeris… untung suara hujan yang lebat di timpa suara guruh meredam suaraku…

luluh lantak tubuhku dihajar aksi ganas Ronnie… tapi buatku adalah sebuah sensasi seksual yg sangat luar biasa yang mengantarku meraih dua kali kenikmatan orgasme… tubuh telanjang kami terkapar lunglai di ranjang yang kusut spreinya, tak ada sesal kali ini…

“Ronnie jujur sama Tante… setelah waktu itu kamu maen sama perempuan mana…?” tanyaku datar dg nada dingin

” Aaah… nggak, sekali-sekalinya cuma sama Tante ” jawab Ronnie agak gugup menyebut namaku

” ga mungkin, kamu mendadak bisa begitu canggih mencumbu Tante…?” desakku… dan akhirnya Ronnie menceritakan pengalaman setelah pengalaman seksualnya yang pertama, Ronnie banyak nonton blue film dan otak cerdasnya banyak menyerap gaya dan cara bercinta dari film-film biru yang ditontonnya…

“Mmmmm… kaciaaan… kamu tentunya kangen mencumbu Tante ya sayaang…?” bisikku sambil kudaratkan kecupanku ke bibirnya, tubuhku bergerak menindih tubuh atletis Ronnie, tubuhku direngkuh dan tubuh kami menempel ketat… kuajarkan permainan lembut… mmmm…

anak pintar ini dengan cepat menguasai permainan baru yg kuajarkan… dengan telaten setiap inchi tubuhku dirambahnya dengan remasan, gerayangan tangannya yang nakal… jilatan dan kecupannya merambah setiap bagian tubuhku yang sensitif… tubuhku menggeliat erotis… kadang menggelepar liar… rintihanku mulai terdengar… tak dapat kutahan desah gelisahku… diselingi jeritan gemas…

” Ayo sayaang…hh hhh… Tante udah ga tahan dengan peju mu…” bisikku lembut, setelah aku nggak tahan lagi merasakan kuluman dan jilatan Ronnie pada clitorisku…

” Aoooouuuhhh… Roooonnn… hhh…hhhh…” suaraku terdengar bergetar memelas… mataku meredup sayu menatap wajah imut Ronnie, manakala liang sanggamaku untuk kesekian kalinya ditembus batang kemaluan bongsor milik Ronnie, namun kali ini Ronnie menekan pelan sekali, sehingga terjadi gesekan nikmaaaaat yang lama sekali… sehingga kedua kakiku yang melingkari pinggangnya seakan mengejang, tak tahan menahan kenikmatan yang luar biasa…

“Enaaak Tante ?” bisiknya lembut sambil tersenyum manis, ketika liang sanggamaku sudah tak ada tempat lagi bagi batang kemaluannya… iiih… menggemaskan bibirnya… aku menjawab dengan mengangkat alis… bibirku kembali menyambar bibir yang menggemaskan itu…

ciuman dan kuluman panjang dimulai, dorongan gelegak birahi kami memang luarbiasa, permainan semakin panas dan semakin liar, ekspresi kami total menyembur tanpa kendali…kembali tubuhku dihentak-hentak oleh tenaga perkasa Ronnie dengan garangnya… jeritan dan rintihanku silih berganti ditimpa dengus nafas birahi ronnie yang mengeros buas…

“Aaaahhhkkk… Roonnnie ssaayaang… aammppuuunn…ooowww… ssshhh… niiikmaaat banggeet ssiih…???” rengekku dengan suara memelas, namun tarian pinggulku dengan gemulai masih dengan sengit mengcounter rajaman batang kemaluan Ronnie di liang sanggamaku sehingga terdengar bunyi berceprotan di selangkanganku… gillaaa susah untuk kuceritakan sensasi malam itu…

“Tante…hhh…hh Ronnie ampiir keluaar peju uu… sssshhh ” desis ronnie dengan suara bergetar… matanya garang menatapku… iiihhh mengerikan, tapi aku sngat menyukai ekspresi ini

” Ayoooo sayaanggg… semburkan peju bareng Tante… ooouuuuhhhh… !!” Ya ammppuuun… mengerikan sekali… tubuhku terguncang-guncang hebat, akibat hentakan tubuh Ronnie menghajar liang sanggamaku pada detik puncak… mulutku menganga lebar tanpa suara, tanganku mencengkeram erat pinggiran ranjang… dan entah apa yang terjadi, karena pada saat itu orgasmekupun meletus dahsyat…

Entah berapa lama suasana hening, hanya suara nafas kami terengah-engah yg terdengar… hujan di luar rupanya sudah berhenti juga…

” Tante… boleh Ronnie pulang sekarang, hujan kayanya sudah berhenti…” suara Ronnie memecah keheningan…

” Hmmm… sebenernya Tante masih pingin meluk kamu, pingin cumbuin kamu sayaaang… ini ditinggal buat Tante aja yah ?” sambil kuremas batang kemaluan yg masih sembab…

“Titit kamu buat Tante aja ya sayaang… jangan buat orang lain… apalagi buat Astari… awas Tante bisa marah besar ” sambungku dengan nada serius… Ronniepun mengangguk tegas Kuantar Ronnie ke garasi tempat motornya diparkir, kubiarkan tubuhku bugil, telanjang bulat…

Gila… digarasi masih sempat kulakukan oral sex sampai keluar peju nya… kutelan habis peju segar yg menyembur di dalam mulutku… Capek yang luar biasa kurasakan setelahnya, badan rasanya lengket-lengket dan bau gak jelas. END


CEWEK GENIT YANG MENGGODA NAMUN TAK MAU DIAJAK NGENTOT

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum seorang karyawan dengan cewek genit hanyak mau diajak oral seks Dengan Judul ” Cewek Genit Yang Menggoda Namun Tak Mau Diajak Ngentot ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.


CEWEK GENIT YANG MENGGODA NAMUN TAK MAU DIAJAK NGENTOT
CERITA DEWASA 18+Beberapa tahun lalu ketika perusahaan tempatku bekerja mendapatkan kontrak suatu proyek pada sebuah BUMN besar di Bandung, selama setahun aku ngantor di gedung megah kantor pusat BUMN itu. Fasilitas di gedung kantor ini lengkap.

Ada beberapa bank, kantor pos dan kantin. Kantorku di lantai 3, di lantai 1 gedung ini terdapat sebuah toko milik koperasi pegawai BUMN ini yang menyediakan kebutuhan sehari-hari, mirip swalayan kecil. Ada 3 orang pegawai koperasi yang melayani toko ini, 2 diantaranya cewek.

Seorang sudah berkeluarga, satu lagi single, 22 tahun, lumayan cantik, putih dan mulus, mungil, sebut saja Sari namanya. Awalnya, aku tak ada niat “mengganggu” Sari, aku ke toko ini karena memang butuh makanan kecil dan rokok. Sari menarik perhatianku karena paha mulusnya “diobral”.

Roknya selalu model mini dan cara duduknya sembarangan. CD-nya sempat terlihat ketika ia jongkok mengambil dagangan yang terletak di bagian bawah rak kaca etalase. Aku jadi punya niat mengganggunya (dan tentu saja ingin menyetubuhinya) setelah tahu bahwa Sari ternyata cewek genit dan omongannya “nyrempet-nyrempet”.

Niatku makin menggebu setelah Sari tak menunjukkan kemarahan ketika beberapa kali aku menjamah paha mulusnya dan bahkan sekali aku pernah meremas buah dadanya. Paling-paling ia hanya menepis tanganku sambil matanya jelalatan khawatir ada orang yang melihatnya.

Tentu ini ada “ongkosnya”, yaitu aku tak pernah minta uang kembalian. Agar bisa bebas menjamah, aku pilih waktu yang tepat jika ingin membeli sesuatu. Ternyata pada pagi hari ketika toko baru buka atau sore hari menjelang tutup adalah waktu-waktu “aman” untuk mengganggunya. Kenakalanku makin meningkat.

Mulanya hanya mengelus-elus paha, kemudian meremas buah dada (masih dari luar), terus menyusupkan tangan ke BH (kenyal, tak begitu besar sesuai dengan tubuhnya yang sedang), lalu menekan-nekan penisku yang sudah tegang ke sepasang bulatan pantatnya yang padat. Bahkan Sari sudah “berani” meremas penisku walau dari luar. Entah kenapa Sari mau saja kuganggu.

Mungkin karena aku memakai dasi sehingga aku dikiranya manager di BUMN ini, padahal aku hanya staf biasa di perusahaanku. Aturan perusahaan memang mengharuskan aku pakai dasi jika kerja di kantor klien. Aku makin penasaran. Aku harus bisa membawanya, menggeluti tubuhnya yang padat mulus, lalu merasakan vaginanya. Mulailah aku menyusun rencana.

Singkatnya, Sari bersedia kuajak “jalan-jalan” setelah jam kerjanya, pukul 5 sore. Tentang waktu ini menjadi masalah. Walaupun jam kerja resmiku sampai pukul 17, tapi aku jarang bisa pulang tepat waktu. Seringnya sampai jam 19 atau 20. Aku coba menawar jamnya agak malam saja. Tak bisa, terlalu malam kena marah mamanya, katanya. Okelah, nanti cari akal mencuri waktu.

Pada hari yang telah disepakati, Sari akan menunggu di jalan “D” pukul 17.10. Dari kantor ke jalan “D” memang makan waktu 10 menit jalan kaki. Pukul lima seperempat aku sudah sampai di jalan D. Kulihat Sari berdiri di tepi jalan, tapi tak sendirian. Bu Maya (sebut saja begitu) kawan sekerjanya yang telah berkeluarga ada di sampingnya.

Celaka. Tadi Sari si cewek genit bilang sendirian. Kalau bawa orang lain bisa terbongkar belangku oleh kawan kantor. Hal ini sangat kuhindari. “Bu Maya cuma mau nebeng sampai halte”, kata Sari seolah mengetahui kekhawatiranku. Syukurlah. Tapi, peristiwa ini harusnya tak seorangpun boleh tahu.

“Tenang aja Mas.., rahasia dijamin, ya Sari”, kata Bu Maya sambil mengedip penuh arti. Setelah menurunkan Bu Maya di halte, aku langsung mengarah ke Setia Budi. Kalau sudah ada cewek genit duduk di sampingku, seperti biasa mobilku langsung cari hotel, wisma, guest-house, atau apapun namanya yang bertebaran di daerah Setia Budi.

Daerah yang sudah beken di antara para peselingkuh, sebab sebagian besar tempat-tempat tadi menyediakan tarif khusus, tarif “istirahat” antar 3-6 jam, 75 % dari room-rate. Sari membiarkan tanganku mengelus-elus pahanya yang makin terbuka ketika duduk di mobil. Penisku mulai bangun membayangkan sebentar lagi aku bakal menggeluti tubuh mulus padat ini.

“Ke mana Mas..”, tanya Sari ketika aku menghidupkan lampu sein ke kanan mau masuk ke Hotel GE.”Kita cari tempat santai..”, jawabku.”Jangan ah. Lurus aja”. “Ke mana..”, aku balik bertanya. “Kata Mas tadi mau jalan-jalan ke Lembang..”. Aku jadi ragu. Selama ini Sari memberi sinyal “bisa dibawa”, tapi sekarang ia menolak masuk hotel.

Tanganku kembali ke pahanya, bahkan terus ke atas meraba CD-nya. “Ih, Mas.., dilihat orang”, sergahnya menepis tanganku. Memang pada waktu yang bersamaan aku menyalip motor dan si pembonceng sempat melihat kelakuan tanganku. Kami sampai di Lembang. Aku bingung. Tadi sewaktu aku mau belok kiri ke Hotel “Kh” lagi-lagi Sari menolak.

Mau ngapain di Lembang? Ke Maribaya? Ah, itu tempat wisata, susah untuk “begituan”. Lebih baik mampir dulu buat minum sambil mengatur taktik. “Kita minum dulu ke sini, ya..?”, ajakku untuk mampir di tempat minum susu segar yang biasa ditongkrongi anak-anak muda. “Mau minum susu? Engga.., ah. Mendingan minum susu Sari aja..”.

Aku tak heran, bicaranya memang suka “nyrempet”. “Boleh..”, kataku sambil memindahkan tanganku dari paha ke belahan kemejanya, menyusup ke balik BH-nya, meremas. Tak ada penolakan. Daging bulat yang ‘mengkal’. Tak begitu besar tapi padat. Puting yang hampir tak terasa, karena kecil. Celanaku terasa sesak.

Sampai di perempatan aku harus ambil keputusan mau ke mana? Lurus ke Maribaya. Kanan kembali ke Setia Budi. Kiri ke arah Tangkuban Perahu. Kulepas tanganku dari “susu segar” Sari, aku belok kiri. Tangan Sari kuraih kuletakkan di selangkanganku, lalu tanganku kembali ke susu segarnya. Tangannya memijit-mijit penisku (dari luar). Berbahaya sebenarnya. Kondisi jalan yang penuh tikungan dan tanjakan sementara konsentrasi tak penuh.
Hari mulai gelap, aku belum menemukan solusi masalahku, di mana aku akan menggumuli Sari? Di tepi kanan jalan ke arah Tangkuban Perahu itu banyak terdapat kedai-kedai jagung bakar. Kubelokkan mobilku ke situ, mencari tempat parkir yang mojok dan gelap. “Mau makan jagung?”, tanyanya. “Iya”, jawabku. Makan “jagung”-mu. Kuperiksa keadaan sekeliling mobil. Gelap dan sepi. Segera kurebahkan jok Sari si cewek genit sampai rata, kuserbu bibirnya.

Sari menyambut dengan permainan lidahnya. Tanganku kembali meremasi bukit kecil kenyal itu sambil secara bertahap mencopoti kancing kemejanya. Sari melepaskan ciuman, bangkit, memeriksa sekeliling. “Jangan khawatir.., aman”, kataku. “Mau minum susu..?”, tawarnya. Tawaran yang naif, sebab jawabannya begitu jelas.

Sari menarik sendiri sepasang ‘cup’-nya ke atas sehingga sepasang bukit putih itu samar-samar tampak. Dengan gemas kulumat habis-habisan buah dadanya. Sekarang tonjolan putingnya lebih jelas, karena mengeras. Tanganku menyusup ke balik CD-nya. Rambut kelaminnya yang tak begitu lebat itu kuusap-usap. Sementara ujung telunjukku memencet clitorisnya.

“aahh”, desahnya. Tangannya kutuntun ke selangkanganku. Ia meremas. “Buka kancingnya Sar..” Sari menurut, dengan agak susah ia membuka kancing, menarik ritsluiting celanaku dan “mengambil” penisku yang telah keras tegang. Beberapa menit kami bergumul dengan cara begini.

Sampai ketika ujung jariku mulai masuk ke “pintu” vaginanya, Sari si cewek genit berontak, bangkit, lagi-lagi men-cek keadaan. Di depan terlihat 2 orang pejalan kaki menuju ke arah kami. Sari cepat-cepat mengancingkan kemejanya, kutangnya belum sempat dibereskan. Sementara aku kembali ke tempatku. Penisku masih kubiarkan terbuka berdiri tegak. Toh tidak akan kelihatan. Kami berlagak “alim” sampai kedua orang itu lewat.

Kembali kami bergumul. Keteganganku yang tadi sempat turun oleh “gangguan” orang lewat, kini naik lagi. Pintu vagina Saripun sudah basah. Saatnya untuk mulai. Kupelorotkan CD Sari. Tapi, masa kutembak di mobil? Rupanya Sari berpikiran sama. “Jangan.., Mas.., banyak orang..” “Makanya.., kita cari tempat, ya..” Sari berberes sementara aku menstart mobil.

Aku menyetir dengan posisi penisku tetap terbuka tegang. “Si joni udah engga tahan ya..”, goda Sari. “Iyyaa.., sini..”, kuraih tangannya menuju ke penisku. Dielus-elus. Tempat terdekat yang sudah kukenal adalah Hotel “Kh”, sedikit di bawah Lembang. Dari jalan raya kubelokkan mobilku masuk ke lorong jalan khusus ke hotel Kh. “Hee.., stop.., stop Mas..”, serunya.

“Lho.., kita ‘kan cari tempat..”, aku menginjak rem berhenti. Sari diam saja. “Di sini aman, deh Sar..”. “Udah malem.., Mas.., Lain kali aja ya?”, Aku mulai jengkel. Si “Joni” mana mau mengerti lain kali. “Ayolah.., Sar, sebentar aja, sekali aja..”. “Maaf Mas, lain kali saya mau deh.., bener. Sekarang udah kemaleman. Saya takut dimarahin Mama”, Aku diam saja, jengkel.

“Bener.., Mas. lain kali saya mau..”, katanya lagi meyakinkanku. Aku mengalah, toh masih banyak kesempatan. Aku kembali menuju Bandung. Kira-kira 100 m sebelum hotel GE, kembali aku membujuk Sari si cewek genit untuk mampir. Lagi-lagi Sari menolak sambil sedikit ngambek. Aku terus tak jadi mampir. Sampai di jalan lurus menjelang terminal Ledeng, macet sekitar seratusan meter.

Tempat ini memang biasa macet. Selain keluar/masuknya angkot, juga ada pertigaan jalan Sersan Bajuri. Iseng mengantre, kuambil tangan Sari ke penisku yang masih belum “kusimpan”, Sari menggosoknya. Lepas dari kemacetan tiba-tiba Sari memberi tawaran yang nikmat. “Mau dicium..?”. “Dengan senang hati”.

Segera saja Sari membungkuk melahap penisku yang sudah tegang lagi. Kepalanya naik turun di pangkuanku. Nikmatnya.., Baru kali ini aku menyetir sambil dikulum. Aku memperlambat jalan mobilku, menikmati kulumannya sambil mata tetap mengawasi kendaraan lain. Sementara rasa nikmat menyelimuti bawah badanku, deg-degan juga dengan kondisi yang “aneh” ini.

Sampai di pertigaan jalan Panorama macet lagi. Situasi ramai. Kuminta Sari melepas kulumannya, banyak orang lalu-lalang. Lepas dari kemacetan kembali Sari memainkan lidahnya di leher penisku. Ada untungnya juga jalanan macet. Aku punya waktu untuk menurunkan tensi sehingga bisa bertahan lama. Oohh.., sedapnya lidah itu mengkilik-kilik leher dan kepala kelaminku.

Nikmatnya bibir itu turun naik menelusuri seluruh batang penisku. Sayangnya, aku harus membagi konsentrasiku ke jalan. Menjelang pertigaan Cihampelas Sari melepas jilatannya, bangkit melihat sekeliling. “Sampai di mana nih?”, tanyanya terengah. “Hampir Cihampelas”, jawabku. “Mampir ke Sultan Plaza.., ya Mas..”. “Mau ngapain?”. “Mama tadi pesan”.

Okey, mendadak aku ada ide untuk melepaskan ketegangan selepas-lepasnya tanpa terpecah konsentrasi. Aku masuk ke Plaza, cari tempat parkir yang aman, di belakang bangunan. Sengaja kupilih tempat yang gelap. Kucegah Sari membuka pintu hendak turun. “Oh ya.., sini Sari rapiin”. Kutarik kepala Sari begitu ia membungkuk akan merapikan celanaku.

“Terusin.., Sar..”, perintahku. Sari bangkit lagi. Kukira ia mau menolak, tahunya hanya melihat sekeliling. Aman. Kembali kepala Sari turun-naik mengulum penisku. Kini aku bisa konsentrasi ke rasa nikmat di ujung penis. Sari memang pintar berimprovisasi. Kelihatannya ia sudah biasa ber-oral-seks.

Lidahnya tak melewatkan seincipun batang kemaluanku. Kadang ditelusuri dari ujung ke pangkal, kadang berhenti agak lama di “leher”. Kadang bibirnya berperan sebagai “bibir” bawahnya, menjepit sambil naik-turun. Terkadang nakal dengan sedikit menggigit.

Aku bebas saja mendesah, melenguh, atau bahkan menjerit kecil, tempat parkir yang luas itu memang sepi. Ketika mulutnya mulai melakukan gerakan “hubungan kelamin”, perlahan aku mulai “naik”, rasa geli-geli di ujung sana semakin memuncak. Saatnya segera tiba. “Dicepetin.., Sar..”. Sari bukannya mempercepat, malah melepas. “Uh, pegel mulut saya..”.

“Sebentar lagi.., Sar..”. Kembali ia melahap. Kali ini gerakan kepalanya memang cepat. Aku menuju puncak. Sari makin cepat. Sebentar lagi.., hampir..! Sari mempercepat lagi, sampai bunyi. Hampir.., hampir.., dan “Creett”, Kusemprotkan maniku ke dalam mulut Sari. Aku melayang. “Uuhh” Sari melepaskan kulumannya, “Crot..”, kedua dan seterusnya ke celana dan perutku.

“Iihh.., engga bilang mau keluar.., jijik..”, katanya sambil mencari-cari tissu.Aku rebah terkulai. Sementara Sari membersihkan mulutnya dengan tissu. Beberapa saat kemudian. “Yuk.., Mas.., turun”. “Entar dong..”, Aku bersih-bersih diri. Celaka, noda yang di celana tak bisa hilang. “Kamu sendiri deh”. “Sama Mas dong..”.

“Ini.., engga bisa ilang”, kataku sambil menunjuk noda itu. “Bajunya engga usah dimasukin”, sarannya. Betul juga. Akhirnya aku membayar belanjaan Sari. Aku diminta ikut belanja karena maksudnya memang itu. Aku juga memberinya uang dengan harapan agar lain kali bisa kusetubuhi. Esoknya ketika aku membeli rokok, Sari kelihatan biasa saja tak berubah.

Masih sebagai cewek genit dan sedikit manja. Peristiwa semalam tak mengubah prilakunya. Aku yang makin penasaran ingin menidurinya. Pernah suatu pagi sekali tokonya belum buka tapi Sari si cewek genit sudah datang sendirian sedang merapikan barang-barang, kukeluarkan penisku yang sudah tegang karena sebelumnya meremas dadanya. Kuminta Sari mengulumnya di situ.

“Gila..! entar ada orang”. “Belum ada.., ayo sebentar aja”. Diapun mengulum sambil was-was. Matakupun jelalatan memperhatikan sekeliling. Kuluman sebentar, tapi membuatku exciting. Setiap ada kesempatan untuk pulang jam 5, aku selalu mengajak Sari. Beberapa kali ia menolak.

Macam-macam alasannya. Sedang mens, mau ngantar adik, ditunggu mamanya. Sayang sekali, sampai Sari pindah kerja aku tak berhasil menidurinya. Tapi kemarin, setelah hampir 2 tahun, aku ketemu Sari di BIP berdua dengan teman cewek. Dia rupanya sudah tidak bekerja di toko koperasi itu lagi, sekarang kerja di Bagian Administrasi di sebuah Guest House.

Jelas aku mencatat nomor teleponnya. Letak tempat kerjanya tak jauh dari kantor itu. Hanya, kemungkinan ketemu kecil, sebab proyekku di kantor itu telah selesai. END


NIKMATNYA SAAT KURASAKAN SUSU CEWEK SMA YANG MEMBUATKU NGACENG

Kiki namanya, gadis yang masih duduk di bangku SMA itu sangat liar. Ia tinggal sendirian, asalnya dari luar kota, setiap bulannya ia hanya menerima kiriman uang dari orang tuanya. Tempat kost kami tiga tingkat, lantai satu untuk parkiran kendaraan kami, lantai dua untuk kamar laki-laki, dan lantai tiga untuk kamar perempuan.


Di sini lebih bersih dibandingkan kost yang dahulu aku tempati untuk mengintai gerak-gerik Citra. Ada sekitar dua puluhan kamar di setiap lantainya, ruangan cukup besar seperti halnya apartemen, ada dapur dan kamar mandi di dalam. Cukup nyaman walau pun sedikit mahal.

Ketika itu aku mendengar suara gaduh di lantai atas, aku segera berlari ke sana, dan mendapatkan dua gadis sedang berkelahi, mereka sedang bercakar-cakaran dan menarik-narik rambut. Aku segera meleraikan mereka, dengan mudah kulerai mereka. Namaku Wahyu, aku mengancam mereka akan ku bawa ke kantor polisi kalau melakukan perkelahian lagi.

Kiki seorang yang ngotot, ia tidak mau berdamai, sedangkan lawannya yang bernama Siska sudah meminta maaf dan ingin berjabat tangan. Kuminta Siska kembali ke kamarnya, sedangkan Kiki ku tenangkan. Ku bawa ke cafe yang berada di depan kost, sejak itulah kami mulai dekat.

Entah berpacaran atau tidak, tapi kami sudah cukup dekat, bahkan sangat dekat. Aku mulai melupakan Citra, gadis yang pernah menjadi target operasiku, ia adalah seorang pecandu narkoba, sekarang dia sedang direhabilitasi, dan sudah lama aku tidak mengunjunginya, semoga saja dia semakin membaik.

Malam itu Kiki sedikit takut ketika kami pulang dari bioskop, kami menonton film horor Hollywood yang berjudul Annabelle, cerita boneka hantu yang memiliki kekuatan supranatural jahat. Entah kenapa malam itu Kiki bilang ia tidak bisa tidur karena terngiang-ngiang dengan film tersebut, dan aku terpaksa mengijinkannya beristirahat di kamar kost ku.

Penisku terasa sangat mengeras di balik celanaku, agar lebih leluasa aku pun segera membuka pakaianku hingga bugil. “Mas, itu tititnya besar, ngaceng lagi, Kiki belum pernah lihat..”, katanya seperti gadis lugu. “Kiki penasaran? Lihat saja…”, aku mengarahkan penisku ke arahnya. Kiki memperhatikan penisku dan diraba-rabanya.

Beberapa menit kemudian aku mulai mengajarinya. Aku duduk di kasur dan Kiki berjongkok di lantai, aku mengajarinya cara memainkan penis dan menyepongnya. Kiki dengan cepat bisa belajar, ia seperti mudah sekali mengerti dengan apa yang kuarahkan. Kiki semakin profesional mengocok dan menyepong penisku. Kuperhatikan wajahnya yang sedang maju mundur di selangkanganku, penisku keluar masuk di mulutnya. Ia kadang-kadang menjilatinya.

Wajahnya sungguh ayu, mirip dengan anggota JKT48. Kubayangkan wajah artis itu yang sedang menyepong penisku, oh sungguh nikmat hingga aku hampir berejakulasi. Kutahan sepongan Kiki, aku tidak mau segera mengusaikan semua ini. Aku mengangkatnya, aku lalu merebahkannya kembali ke kasur, kembali kuciumi bibirnya. Sedikit berbeda, setelah menyepongi penisku, bibir Kiki terasa berbeda, ada sedikit bau rasanya. Tidak mau lama menikmati bibirnya itu, aku pun kemudian mengarahkan ciumanku ke leher hingga menuju ke susu nya kembali.

Indah susunya, kuremas dan kusedoti putingnya. Sungguh nikmat rasanya, aku telah mengagahi pacarku, pacar yang usianya terpaut cukup jauh denganku. Susunya segar, aku sangat menyukainya, putih mulus dan harum. Beberapa menit berlalu aku pun mulai meraba ke arah vaginanya, jembutnya yang masih jarang-jarang menandakan dia baru bertumbuh remaja.

Aku mulai meraba bagian garis tengahnya itu, Kiki sedikit malu-malu, namun aku mendekap mulutnya dengan bibirku agar aku leluasa memainkan jariku di vaginanya. Kiki merintih nikmat ketika aku memainkan daerah klitorisnya, sedikit geli membuat Kiki merontah ingin melepaskan tanganku dari vaginanya. Namun aku menindihnya kuat, lalu aku mulai memainkan jariku, keluar masuk di lubang vaginanya yang ternyata masih sangat sempit.

Sudah cukup lama dan tanganku mulai lelah memompa di dalam vaginanya itu, kini aku coba mengarahkan penis ku yang sedang me ngaceng keras ke vaginanya. “Ah, sakittt…”, rintih Kiki karena vaginanya sedikit sempit sehingga penis besarku merobeknya.

Aku dengan pelan menusukkannya, dan kemudian dengan perlahan pula menariknya keluar lagi. Ku ulangi sekali lagi agar Kiki terbiasa, namun aku tidak menariknya lagi, kutusukkan dalam-dalam lalu kutarik pelan namun tidak keluar, lalu ku masukkan lagi. “Ahhhh…..”, rintih Kiki sambil menggigit bibir bawahnya.

Aku mulai menggenjot Kiki, tanpa menggunakan kondom, aku sedikit berhati-hati agar tidak kecolongan. Pelan-pelan ku genjoti Kiki hingga ia sekarang mulai menikmatinya, ia mencengkram punggungku, kadang ia menarik pantatku agar aku menyodoknya lebih dalam lagi. Aku dan Kiki sudah melakukan hubungan seks layaknya suami istri.

“Ah…”, Kiki terus mendesah mengikuti irama genjotanku. Aku sebentar-bentar menahan genjotanku ketika penisku sedikit bergejolak ingin berejakulasi. Ku benamkan dalam-dalam hingga tidak tersisa dan kubiarkan beberapa detik hingga ku yakin penisku tidak berejakulasi, lalu ku mulai menggenjot lagi.

Tubuh mungilnya yang harus terus ku peluk tanpa mau ku lepaskan. Kiki hanya bisa mendesah kenikmatan. “Mas, Kiki sayang banget sama Mas…”, katanya. Aku tidak menghiraukan lagi apa yang akan dikatakannya, nafsu ku memuncak, aku terus menggenjotnya sambil mengenyot susunya.


Hingga beberapa lama kemudian aku merasakan semua memuncak di penisku, ejakulasi tidak dapat ku tahan lagi, segera ku tarik penisku karena takut menyemprot di dalam sana. Ku arahkan ke arah wajah Kiki, ia lalu menyepongnya, dan tersemprotlah spermaku di dalam mulutnya itu. Kiki sedikit menolak, bau amis yang aku yakin menjadi alasannya, namun penis tidak ku tarik hingga Kiki terpaksa menelan semua sperma yang aku semprotkan itu.

Kami terbangun ketika alaramku berbunyi, aku dan Kiki bugil tertidur di kasur singel bed ini sambil berpelukan. Aku segera bangun dan mandi, jam 6 pagi, aku harus segera ke tempat kerjaku, rutan, sedangkan Kiki sudah harus bersekolah. Ia tidak membawa seragamnya karena ada di kamar kostnya, terpaksa ia memakai kembali piyamanya dan segera berlari kembali ke kamarnya. Sayang sekali, aku berharap bisa mandi bareng dengan Kiki pagi ini. Namun lain kali, aku masih bisa bercumbu dengannya, kami sudah resmi pacaran, dan hari ini dimulai kisah cinta kami.

“Mas tidur di mana?”, tanya Kiki karena bingung dengan kasur yang saya miliki hanya satu dan berukuran singel. “Saya tidur di sofa saja, Kiki tenang saja”, jawabku. “Kenapa ga gabung mas? Mas ga bisa tidur dempet-dempetan?”, tanya nya. “Bukan gitu ki, mas kan perlu jaga diri”, jawabku. “Jadi mas jijik dengan Kiki?”, tanyanya lagi. Aku bingung harus berkata apa, namun dari pertanyaan Kiki terlihat dia ingin sekali dekat denganku.

Aku sudah sedikit nafsu ketika Kiki hanya mengenakan piyama tipisnya, malam ini akau bisa menidurinya kalau ia terus-terusan menggodaku. Aku belakangan ini memang sedang terbuai asmara, aku sering bercinta dengan wanita pekerja seks komersial, aku bahkan pernah dilayani artis di dalam sel, namun kali ini aku akan ditawari seorang gadis remaja secara gratis. Pikirku kenapa tidak jika Kiki juga tidak keberatan?

Aku mulai beranjak dari Sofa, mendekati Kiki yang tidur di kasur dan sedang menatapku memintaku untuk menemaninya di atas kasur itu. Ku tidur di sampingnya, berdempetan karena kecilnya kasurku ini. Hmm, harum sekali tubuhnya, rambutnya bau shampoo karena habis creambath. “Kiki, harum banget…”, kataku. “Peluk aja mas, Kiki sedikit kedinginan”, katanya dengan nada menggoda.

Gadis ayu yang dahulunya sangat kasar ini ternyata dapat merayuku dengan gemulai tubuhnya. “Kiki mau jadi pacar mas?”, tanyaku sebelum merasa berdosa karena menidurinya. “Loh? Jadi mas selama ini menganggap Kiki ini apa?!”, tanya nya sedikit marah. Kami memang belum resmi pacaran, namun kedekatan hubungan kami sudah lebih dari seperti orang berpacaran. “Maaf Ki, mas Cuma mau memastikan saja, siapa tahu Kiki menyesal…”, aku mencari alasan agar Kiki tidak marah.

Kiki melihatku serius lalu ia memelukku erat, “Kiki cinta banget sama mas”, ia berkata demikian membuat hatiku terhanyut cinta. Aku membalas pelukannya lalu ku ciumi bibir manisnya itu. Malam ini aku merasakan resmi berpacaran dengannya. “Loh, Kiki ga pakai bra?”, tanya ku ketika memeluk tubuhnya dan merasakan gumpalan dadanya menyentuh dadaku.

Piyama tipisnya memperlihatkan lekuk tubuhnya, terutama bagian dadanya yang sedikit menyembul. “Kebiasaan mas…”, jawab Kiki. “Celana dalam juga loh mas…”, sambungnya membuatku kaget. “Mas nafsuan ya?”, tanya Kiki ketika ia meraba bagian selangkanganku, ia mendapatkan penisku yang sedang mengeras di dalam celanaku.

Aku hanya tersenyum lalu melanjutkan ciumanku di bibirnya. Ah, aku mulai membuka pakaiannya, piyama tipisnya juga harum. Wah, susunya terlihat segar, ukurannya memang sepadan dengan gadis seumurannya, tidak besar juga tidak kecil, namun terlihat ranum karena baru tumbuh.

Putingnya pun masih kecil, dan sedikit berwarna merah muda. Aku langsung saja menjilatinya, nikmat susunya membuatku semakin ngaceng. END



UPAYA YANG KULAKUKAN DEMI MENYEMBUHKAN FRIGIDITAS ISTRI KU

Bagi yang belum tahu, frigiditas merupakan kondisi saat hilangnya libido wanita untuk melakukan hubungan seks. Setelah perkawinan kami memasuki tahun kelima, aku dan istriku mengalami hubungan suami istri yang makin hari makin hampa, karena kesibukan mengurus 2 anak kami yang masing-masing berumur 2 dan 3 tahun. Istriku malas sekali jika diajak berhubungan suami istri, alasannya terlalu capai bekerja sebagai ibu rumah tangga dan mengurus anak.


Aku yakin istriku bukan tipe istri yang suka selingkuh, selain taat beragama, norma-norma moral dan kesusilaan sangat dijaga benar oleh istriku, ini dikarenakan istriku berasal dari keluarga baik-baik dan harmonis. Aku berusaha mencari informasi bagaimana memulihkan hubungan kami supaya normal kembali. Jika kupaksakan berhubungan, istriku berteriak kesakitan, meskipun sudah dengan pemanasan (four play) yang lama.

Istriku tidak terangsang sama sekali dan lubang kemaluannya tetap kering, dan jika dipaksakan masuk, dia akan menjerit kesakitan. Aku berusaha mencari alternatif untuk penyembuhan frigiditas istriku ini. Sudah berbagai terapi dan dokter psiater sex yang canggih kami datangi, tetapi tetap saja istriku belum hilang frigiditas nya.

Istriku berumur 28 tahun dan aku 31 tahun, pada awalnya perkawinan kami boleh dikatakan cukup bahagia, namun sekarang karena istriku mengalami frigiditas yang nampaknya permanen, membuatku bingung mencari solusinya. Sebelum kulanjutkan, aku ingin menceritakan istriku yang bernama Mia, yang kukawinkan 5 tahun yang lalu, untuk ukuran orang Indonesia dia termasuk wanita yang cukup jangkung dengan tinggi 170 cm dengan berat 49 kg.

Kulitnya kuning langsat, rambut sebahu, memiliki leher yang jenjang. Apa yang kusuka dari istriku adalah kakinya yang panjang dan jenjang, serta bibirnya yang tebal dan sensual, buah dadanya tidak terlalu besar namun bentuknya indah mancung ke atas. Yang membuatku penasaran adalah puting payudaranya yang besar, hampir sebesar ujung kelingking, itu yang membuatku senantiasa gemas dan ingin selalu menghisapnya. Kembali ke masalah tadi.

Setelah mendapat informasi dari seorang rekan kerja, dia mengatakan bahwa di daerah C**** ada orang pintar/Dukun yang dapat menyembuhkan segala penyakit termasuk penyakit frigiditas seperti istriku ini. Namanya Pak Acan, dia sering dipanggil Abah Acan (bukan nama sebenarnya). Sebenarnya istriku ragu-ragu untuk berobat ke orang pintar itu, namun atas desakanku tidak ada salahnya dicoba.

Singkat cerita, kami pun pergi ke tempat itu, dan memang banyak yang datang dengan berbagai penyakit, kami pun mendaftar dan mendapat giliran terakhir. Sambil menunggu, aku mengamati pasien-pasien sebelumnya, ternyata terapi orang pintar tersebut adalah dengan memijat dengan menggunakan minyak (seperti minyak kelapa) yang dibuatnya sendiri.

Setiap pasien perempuan harus melepas seluruh bajunya, bh dan tinggal celana dalam, dan mengenakan sarung yang disediakan. Aku sempat mengamati kamar kerjanya yang serupa dengan kamar tidur itu pada saat pintunya terbuka. Beberapa wanita sedang menanggalkan BH dan memakai sarung. Begitu istriku tahu tentang itu, dia hampir saja mengurungkan niatnya untuk berobat karena risih harus buka pakaian segala, apalagi harus melepas BH.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 20.30, kemudian giliran kami dipanggil ke dalam. Aku pun disuruh masuk oleh assistennya. Orang itu meperkenalkan namanya, kemudian menanyakan keluhan penyakit istriku, dia pun mengangguk-angguk mengerti tentang penyakit frigiditas dengan syarat seluruh terapi harus diikuti dengan serius tanpa ragu-ragu. Kami pun mengiyakan, asal istriku dapat sembuh.

Kemudian Abah Acan menyuruh istriku menanggalkan pakaiannya, begitu istriku membuka BH-nya, kulihat ekor mata Abah Acan agak terkejut melihat buah dada istriku yang putih dan mancung ke atas itu, serta puting susunya yang cukup besar itu.

Setelah sarung dililitkan di tubuh istriku yang hanya tinggal mengenakan celana dalam, kemudian istriku disuruh tidur telentang di kasur yang sudah disediakan. Aku melihat Abah Acan mulai meminyaki rambut dan kepala istriku dengan minyak, kemudian istriku disuruh duduk, serta merta lilitan sarung yang dipakai istriku terlepas.

Kemudian dari arah belakang Abah Acan meminyaki punggung istriku. Posisi Abah Acan duduk menghadap punggung istriku. Dari arah belakang kedua tangannya mulai meminyaki payudara istriku yang kiri dan kanan, seluruh permukaan payudara istriku diminyaki, dan kemudian aku melihat Abah Acan melakukan pijatan-pijatan yang menurutku sepertinya pijatan pijatan erotis.

Aku juga melihat tangan Abah Acan meminyaki puting susu istriku, tangannya yang hitam dan telapak tangannya yang besar dan kasar itu meminyaki puting susu istriku. Dan aku terkejut ketika aku melihat jari-jari Abah Acan yang besar itu juga memelintir-melintir puting susu istriku yang besar itu. Anehnya aku melihat istriku diam saja, tidak memberikan perlawanan.

Sungguh aku heran, dengan aku saja suaminya dia paling tidak suka puting susunya kupegang-pegang tapi ini kenapa, sama Abah Acan dia diam saja? Puting susu istriku yang dasarnya memang sudah besar itu semakin besar dan keras terlihat semakin kencang dan mencuat karena terus dipelintir, dipencet dan ditekan-tekan oleh jari-jari Abah Acan, yang kiri dan kanan.

Aku semakin mengamati bahwa pijatan Abah Acan tidak lagi memijat, tapi justru meremas-remas kedua payudara istriku. Aku bertanya-tanya dalam hati, kenapa dia tidak memijat bagian tubuhnya yang lain tapi justru hanya kedua payudara istriku saja. Kuperhatikan kedua puting susu istriku semakin besar dan mencuat keras.

Sungguh kontras menyaksikan kedua telapak tangan Abah Acan yang hitam dan besar dengan payudara istriku yang putih yang diremas-remas oleh tangan yang kasar. Aku semakin heran, apakah ini terapi untuk menghilangkan frigiditas istriku? Dan yang lebih aneh, buah dada istriku nampak makin keras dan mengencang seiring dengan puting susunya yang juga mengencang.

Apalagi istriku kok diam saja diperlakukan demikian, karena benar-benar kusaksikan Abah Acan bukan memijat, tapi meremas-remas buah dada istriku seenaknya, dan itu dilakukan cukup lama. Segala macam bentuk pertanyaan timbul dalam hatiku, bayangkan buah dada istriku diremas-remas oleh Abah Acan di hadapan mata kepalaku sendiri, dan aku mendiamkannya.

Dan yang lebih aneh lagi sarung yang masih melilit di pinggang istriku diturunkan ke bawah oleh Abah Acan, tentu saja paha istriku yang putih panjang dan mulus langsung terpampang. Lalu dia berkata kepada istriku, “Neng, tolong dibuka celana dalamnya, Abah mau periksa sebentar..!” Anehnya entah karena kena sirep atau apa, istriku menurut membuka celana dalamnya tanpa membantah sedikit pun.

Tentu saja aku kaget dan lidahku tercekat. Jantungku berdegup dengan kencang. Kok, Abah Acan menyuruh membuka celana dalam istriku. Dan yang membuat jantungku lebih berdegup dengan kencang, kenapa istriku tidak keberatan atas permintaan Abah Acan?

Setelah istriku melepaskan celana dalamnya, aku melihat sendiri mata Abah Acan terkesiap melihat kemaluan istriku, yang bersih tanpa rambut sedikit pun. (Memang bulu kemaluan istriku selalu dicukur, agar nampak bersih) Dan memang aku mengakui kemaluan istriku termasuk indah seperti kemaluan anak gadis umur 14 tahun, dengan kedua bibir kemaluan yang tertutup rapat.

Jantungku semakin berdegup kencang ketika Abah Acan menyuruh istriku berbaring dan sekaligus melebarkan pahanya ke kiri dan ke kanan yang secara otomatis kemaluan istriku terpampang tanpa ada yang menutupi sama sekali.


Lalu Abah Acan berkata, “Neng, Abah mau periksa dalam yah.., Neng tenang-tenang aja, yang penting frigiditas nya Nneng bisa sembuh.” Lalu istriku pun mengangguk tanda setuju. Dan tanpa kusadari, batang kemaluanku sudah tegang luar biasa, apalagi ketika jari-jari Abah Acan yang berbuku-buku besar itu mulai membelai-belai kemaluan istriku.

Dia mulai memijat mijat bibir kemaluan istriku seraya mengolesinya dengan minyak. Jari-jari Abah Acan, yang besar dan berlumuran minyak itu mulai mempermainkan kemaluan istriku. Aku melihat jari telunjuk Abah Acan menyentuh kelentit istriku. Jari tengahnya mulai masuk perlahan-lahan merojok ke dalam kemaluan istriku.

Aku hampir tidak percaya pada pendengaranku, aku mendengar istriku melenguh kecil dan mendesah-desah tertahan, seperti orang yang sedang menahan suatu kenikmatan orgasme (sebenarnya aku senang mengetahui bahwa sebenarnya istriku tidak frigiditas ). Aku melihat mata istriku begitu redup, seperti orang keenakan. Abah Acan tidak hentinya terus mulai memundur-majukan jari tengahnya ke dalam liang kemaluan istriku.

Jari tengah Abah Acan yang besar dan hitam itu masuk dengan lancarnya ke dalam kemaluan istriku. Nampaknya minyak pelumas di dalam kemalaun istriku sudah keluar. Aku terkejut paha istriku semakin dibuka lebar, dan tanpa disadarinya istriku mulai mengoyangkan pinggulnya.

“Oh.. Bah.. oh.., eh.., eh.., eh..!” desahnya. Istriku kemudian mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi, sudah dipastikan istriku terangsang luar biasa oleh permaianan Abah Acan. Aku melihat istriku benar-benar menikmati apa yang dilakukan oleh Abah Acan pada dirinya.

Jari-jari Abah Acan yang berada di dalam liang kemaluan istriku membuat tubuh istriku yang telanjang bulat itu mengelinjang-gelinjang tidak karuan sambil tangannya mencengkram kasur serta mengangkat pinggulnya dan pantatnya, kemudian mengoyangkannya ke kiri dan ke kanan.

Jari tengah Abah Acan yang besar dan kasar itu terbenam dalam sekali di dalam lubang kemaluan istriku yang menderita frigiditas . Aku juga melihat jempol jarinya mengosok-gosok klitoris istriku. Sungguh lihay sekali Abah Acan membangkitkan birahi istriku.

Aku melihat mata istriku menandakan keenakan, dimana biji matanya yang hitam tidak nampak, sementara jari-jari Abah Acan terus bergerak mundur maju di antara bibir vagina istriku, dan makin lama jari-jari Abah Acan makin jauh terbenam di dalam vagina istriku. Lalu yang membuat jantungku berdegup kencang, Abah Acan memutar-mutar jarinya yang sedang berada di dalam kemaluan istriku, diputar ke kiri dan ke kanan, lihay sekali dia merojok-rojok kemaluan istriku yang menderita frigiditas .

Klitoris istriku juga menjadi perhatian penuh Abah Acan, jempol Abah Acan yang besar dan kasar permukaanya itu terus mengosok-gosok klitoris istriku. Semakin lama nampak klitoris istriku membesar dan menonjol kepermukaan, sungguh pemandangan yang luar biasa.

Digosok dan dimainkan sedemikian rupa, klitoris istriku semakin besar sebesar biji kacang tanah, dan istriku pun melenguh tidak karuan menahan kenikmatan yang didapat oleh Abah Acan. Aku pun semakin tercekat, karena Abah Acan mulai memasukkan tambahan jarinya, yaitu jari telunjuknya yang berbuku-buku besar itu ke dalam kemaluan istriku.

Bersama jari tengah dan telunjuknya yang besar itu, Abah Acan semakin menggila mengexplorasi kemaluan istriku serta sering memutar-mutar jarinya di dalam. Tidak dapat dibayangkan selama ini, aku saja suaminya tidak pernah melakukan apa yang seperti Abah Acan lakukan.

Jangankan memasukkan jari ke dalam kemaluannya, menggosoknya dari luar pun istriku tidak mau, alasan istriku tidak hygienis. Susah dibayangkan, bagaimana rasa nikmatnya Abah Acan ketika jarinya masuk ke dalam kemalauan istriku yang kecil dan tertutup rapat itu dirojok oleh kedua jari Abah Acan yang besar-besar itu.

Apalagi tangan kiri Abah Acan yang bebas mulai menggapai payudara istriku dan mulai meremas-remasnya bergantian yang kiri dan kanan serta memelintir-melintir puting susu istriku bergantian. Aku melihat puting susu istriku yang sebesar ujung kelingking itu membesar dan mencuat ke atas karena diperlakukan demikian.

“Ahhh..!” suara desahan istriku makin keras terdengar (sebenarnya istriku paling malu mendesah-desah keenakan seperti ini, biasanya dia tahan, tidak mengeluarkan suara) tapi dengan Abah Acan dia benar-benar tidak tahan. Sungguh aku heran, dengan Abah Acan, kok jadi lain.

Kalau aku suaminya yang melakukan dia tidak mau, jangankan memasukkan jari ke dalam lubang kemaluannya, meremas-remas buah dadanya saja istriku tidak mau, ngilu katanya. Dengan Abah Acan dia merelakan kedua payudaranya diremas-remas, dan membiarkan Abah Acan mempermainkan puting susunya (yang menurut dia sangat geli dan sensitif).

Dan yang membuatku tidak habis berpikir dan membuat birahiku semakin naik, kenapa dia membiarkan jari-jari Abah Acan masuk ke dalam lubang kemaluannya, sedangkan aku ditolaknya dengan tegas jika ingin mempermainkan kemaluannya.

Tapi aku tidak dapat berpikir lama lagi, karena aku sedang menyaksikan pemandangan yang sangat luar biasa, dimana istriku sedang menikmati perbuatan Abah Acan. Jari-jari Abah Acan semakin dalam terbenam dan semakin cepat maju mundurnya.

Dan, tiba-tiba aku melihat kedua paha istriku menjepit kencang tangan Abah Acan yang berada di selangkangan istriku. Kedua tangan istriku menarik tangan Abah Acan sambil berusaha menekan pinggulnya ke depan serta menarik tangan Abah Acan dan berusaha menekan jari-jari Abah Acan untuk lebih jauh masuk ke dalam vaginanya.

Istriku merintih histeris tidak tertahan, “Ahh.., ahh.., ahh.., ahhh..!” Rupanya istriku telah mencapai orgasme dengan sempurnanya. Abah Acan dapat merasakan cairan istriku telah keluar dan meleleh ke bibir kemaluannya. Dan aku juga melihat wajah Abah Acan sudah memburu penuh nafsu.

Dengan perlahan dia membuka celana hitam komprangnya, kemudian membuka celana dalamnya, lalu tersembul lah batang kemaluan Pak Acan yang sudah membesar dan menegang itu, yang dikelilingi oleh urat-urat yang besar. Aku pun tercekat memandang batang kemaluan Aban Acan yang besar dan panjang itu.

Jantungku berdegup dengan kencangnya. Lalu Abah Acan menoleh kepadaku, “Pak, Bapak rela tidak sebagai suami, demi untuk kesembuhan istri Bapak ini, istri Bapak musti saya suntik dengan ini,” sambil menunjukkan batang kemaluannya yang besar itu,

“Saya harus menyetubuhi istri Bapak sekarang. Biar frigiditas nya hilang.” Aku pun terdiam, pikiranku berkecamuk, tiba-tiba seperti suara halilintar yang memecahkan telingaku, istriku berkata, “Biar saja Abah Acan, saya mau, yang penting.. saya bisa sembuh.” Jantungku berdegup kencang, tapi tubuhku menjadi lemas mendengar perkataan istriku barusan.

Istriku rela disetubuhi oleh orang yang baru dikenal, bahkan dilakukan di depan suaminya, seingatku Mia adalah istriku yang paling setia, alim dan tidak pernah macam-macam, tapi kenapa sekarang jadi begini, apakah kena guna-guna..? Sirap..? Atau apa..? Aku tidak dapat berpikir lebih lama lagi, dengan perlahan dan pasti Abah Acan mengarahkan topi bajanya ke dalam kemaluan istriku.

Istriku pun juga cukup kaget melihat topi baja Abah Acan lebih besar dari batang kemaluannya. Dan sialnya, sepertinya istriku tidak sabar menunggu batang kemaluan Abah Acan menghampiri kemaluannya. Tanpa rasa malu sedikit pun, istriku menarik pinggul Abah Acan dengan kedua belah tangannya untuk cepat merapat ke selangkangannya.

Tapi ternyata Abah Acan sadar diameter kemaluannya yang hampir 3 cm itu memang terlalu besar untuk kemaluan istriku yang mungil dan imut-imut itu, (sebenarnya ada perasaan minder dalam diriku, karena batang kemaluanku jika dibandingkan dengan Abah Acan jauh lebih kecil). Perlahan Abah Acan mengosok-gosok topi bajanya di permukaan kemaluan istriku yang kecil dan mungil itu.

Aku pun deg-degan melihat pemandangan yang spektakuler itu, apa bisa masuk seluruh batang kemaluan Abah Acan ke dalam vagina istriku..? Aku melihat wajah ketidaksabaran istriku yang menderita frigiditas karena Abah Acan belum memasukkan seluruh batang kemaluannya ke dalam liang vaginanya. Nampak wajah protes dari istriku dan Abah Acan mengerti.

Perlahan dan pasti topi baja Abah Acan sudah mulai terbenam masuk ke dalam kemaluan istriku. Mata istriku mendelik-delik ke belakang, merasakan kenikmatan yang luar biasa, dan membuat perasaan iri menjalar di tubuhku. Istriku memeluk tubuh Abah Acan dengan kencangnya, seolah tidak mau melepas batang kemaluan yang sudah masuk ke dalam vaginanya.

Istriku semakin memperlebar kedua pahanya lebar-lebar, ke kiri dan ke kanan, mempersilakan batang kemaluan Abah Acan masuk tanpa hambatan. Kini seluruh batang kemaluan Abah Acan sudah terbenam di dalam liang vagina istriku. Abah Acan tidak langsung memainkan batang kemaluannya, dibiarkannya sesaat batang kemaluan itu terbenam, ini membuat istriku makin gelisah.

Dan sungguh di luar dugaan, Abah Acan berusaha mencium bibir istriku yang sensual itu, aku menyaksikan bagaimana bibir Abah Acan yang hitam itu melumat bibir istriku yang tebal dan sensual itu. Aku tahu sebenarnya istriku tidak mau dicium oleh sembarang pria, tapi karena desakan birahi yang meluap-luap, mau juga istriku membalas ciuman Abah Acan dengan ganasnya. Kulihat mereka berpagutan, namun istriku sudah tidak tahan.

Dia berkata, “Ayo dong.., Abah Acan, mulai..!” Perlahan dan pasti Abah Acan mulai memaju-mundurkan batang kemaluannya di dalam vagina istriku. Aku melihat disaat batang kemaluan Abah Acan menghujam ke dalam, bibir kemaluan istriku pun ikut melesak ke dalam, dan disaat batang kemaluan tersebut ditarik keluar, bibir vagina istriku pun ikut melesak keluar.

Hal ini dikarenakan batang kemaluan Abah Acan yang terlalu besar untuk ukuran vagina istriku yang kecil dan imut itu. Aku melihat wajah istriku merah padam, menahan kenikmatan yang luar biasa. Matanya terpejam-pejam saat menerima hujaman batang kemaluan Abah Acan serta bibirnya mendesis-desis. Ternyata istriku sangat menikmati persetubuhannya dengan Abah Acan, dikarenakan memiliki batang kemaluan yang besar dan panjang.

Sementara aku melihat wajah Abah Acan, matanya merem melek, menikmati liang vagina istriku yang kecil dan imut-imut itu. Tanpa ada rasa malu, di sela-sela rengekan nikmat yang keluar dari bibir istriku, aku mendengar dia berkata, “Ahh… Ayo dong.. Bah Acan, cepetan..!” Rupanya istriku sudah ingin mencapai orgasme.

Istriku semakin cepat menggoyangkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan, dan mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi. Dan benar saja, Abah Acan semakin mempercepat permainannya, topi baja dan batang kemaluan Abah Acan yang dikelilingi oleh urat-urat yang besar sekarang begitu mudahnya masuk keluar dari dalam liang kemaluan istriku yang sempit itu.

Sukar dibayangkan, batang kemaluan Abah Acan yang demikin besar itu dapat menerobos masuk dan keluar dengan mudahnya, ini dikarenakan pasti istriku sudah mengeluarkan cairan pelumasnya begitu banyaknya. Tapi karena saking besarnya batang kemaluan Abah Acan, bibir kemaluan istriku tetap melesak ke dalam atau ke luar ketika dihujam maupun ketika dicabut.

Ini merupakan pemandangan yang sangat menakjubkan, cepatnya batang kemaluan Abah Acan masuk dan keluar, diikuti dengan cepatnya bibir vagina istriku melesak ke dalam dan keluar. Aku pun sudah tidak tahan untuk melakukan masturbasi melihat istriku disetubuhi oleh laki-laki yang belum dikenal dengan batang kemaluan yang luar biasa besarnya.

Abah Acan ternyata tidak mau rugi sama sekali, apabila diperbolehkan menyetubuhi istri orang dalam rangka penyembuhan, harus dimanfaatkan sebaik mungkin, tidak boleh ada bagian tubuh yang dilewatkan. Memang sungguh keterlaluan, sempat-sempatnya Abah Acan melahap kedua buah dada istriku yang terguncang-guncang terkena hentakan batang kemaluannya.

Dengan rakus disedot-sedotnya puting susu istriku dengan kuatnya yang kiri dan kanan bergantian, sungguh Abah Acan menikmati puting susu istriku yang sebesar ujung kelingking itu (seperti anak kecil ngempeng dot). Pasti nikmat karena terasa puting itu di mulut yang menghisapnya. Efek dari ini semua istriku tidak tahan untuk berteriak-teriak menikmati kenikmatan yang amat sangat yang belum pernah dirasakan.

Dan tiba-tiba aku melihat tubuh istriku mengejang kaku dan bergetar seperti dialiri listrik ribuan volt. Tangan dan kakinya memeluk Abah Acan dengan kuat seperti lengket. “Ahh.., ahh… Ahh..!” tangannya mencakar punggung Abah Acan hingga berdarah dan bibirnya mengigit lengan Abah Acan hingga berdarah pula.

Pinggul istriku diangkat menempel di tubuh Abah Acan, seolah tidak dapat lepas, istriku mengalami orgasme yang luar biasa hebatnya, yang seumur hidup belum pernah dirasakannya. Sementara Abah Acan pun sudah tidak tahan, dia mempercepat kocokannya. Dan akhirnya ketika ingin memuntahkan laharnya, dia cepat mencabut batang kemaluannya yang besar dan berurat itu dan disodorkan segera ke wajah istriku.

Sperma putih melumuri wajah istriku dan sebagian dari sperma itu harus ditelan oleh istriku, sebagai salah satu syarat kesembuhan. Setelah selesai, Abah Acan menyuruh istriku mandi air kembang yang disediakannya dan memberikan beberapa ramuan kepadaku untuk diminumkan istriku.

Kemudian Abah Acan juga memberikan semacam dildo dari karet, untuk menstimulir birahi istriku, karena katanya istriku hanya dapat orgasme dengan ukuran penis yang besar dan panjang minimal dengan diameter 4 cm dan panjang 14 cm. Ketika hendak pulang, kutanyakan berapa ongkos tarif terapi yang baru saja dilakukannya. Dikatakannya gratis, untuk istriku karena sudah dibayar dengan tubuh istriku.

Dia mengatakan aku merupakan pria yang beruntung mempunyai istri yang lubang kemaluannya kecil dan peret meskipun sudah beranak 2. END



CURI-CURI KESEMPATAN BERBUAT MESUM DI KERETA DENGAN IBU MUDA

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum ibu muda seksi bertoket gede berbuat mesum denganku di toilet kereta Dengan Judul ” Curi-Curi Kesempatan Berbuat Mesum Dikereta Dengan Ibu Muda ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

CURI-CURI KESEMPATAN BERBUAT MESUM DI KERETA DENGAN IBU MUDA
Kenzopoker.org - Agen QQ Poker Online- BandarQ Online - Domino99
CERITA DEWASA 18+Sebelumnya perkenalkan namaku didit berumur 22 tahun, menurut mantan – mantanku dan sahabat – sahabat cewekku aku ini orangnya berwajah menarik, supel, ramah, misterius, dan tinggi (sekitar 173 cm) sehingga banyak yang tertarik denganku.

Aku mahasiswa semester atas di sebuah universitas ternama di kota Y. Aku berasal dari kota S, jadi bisa disimpulkan aku seorang perantau. Saat kereta mulai bergerak aku menyegerakan tidur karena badanku sudah lelah akibat begadang semalaman bersama teman – teman lamaku.

Aku terbangun beberapa kali selama perjalanan yaitu saat pengen kencing (dikamar kecil aku sempat sedikit bingung karena kamar kecilnya tidak ada batang selotnya tapi akhirnya teratasi dengan diselipin pulpen) dan saat berhenti di beberapa stasiun besar untuk menaikkan penumpang.

Saat itu seingatku di stasiun kota M naiklah pasutri muda dan anaknya yang masih balita. Aku terperangah karena sang suami tidak cakep dan cenderung jelek akan tetapi istrinya cantik berambut lurus panjang, tinggi sekitar 170 cm (lebih tinggi suaminya sedikit).

Tapi yang paling membuatku shock adalah meski tinggi tapi tubuhnya montok dengan payudara yang ukurannya lumayan besar, pantat yang sekal dan pinggang yang ramping bak biola spanyol.tubuh bagus itu terbungkus dengan celana panjang ketat dan kemeja agak ketat yang paduan warnanya bagus.

Sesaat setelah mereka duduk dibangku sebelah bangku yang aku tempati kereta mulai kembali berjalan dan sang suami dan anak langsung terlelap seperti aku tadi setelah perjalanan dilanjutkan kembali sekitar setengah jam. Karena sang istri tinggal sendirian, aku memberanikan diri menyapa dan mengajak ngobrol. Yah sekedar basa basi agar tidak boring selama perjalanan (kebiasaanku sejak aku SMA).

“mbak, mau kekota apa?” sambil tersenyum ramah aku menegurnya.
“mau ke ke kota Y karena mertua sakit dik. Adik sendiri?” jawabnya sambil tersenyum manis.
“oh, aku juga sama mbak tapi karena aku emang kuliah di kota Y. Oy a nama mbak siapa? Kenalkan namaku didit” kuulurkan tangan untuk berjabat tangan.
“aku ani dik, ini suamiku rudi dan anakku sandi” dia menyambut jabat tanganku sambil memperkenalkan suami dan anaknya.

Perbincangan pun mengalir dengan hangat selama kurang lebih 1 jam karena kelihaianku mengolah suasana. Kami juga sempat bercanda hingga dia tertawa terkikik karena lucunya. Menurutku mbak ani orangnya terbuka dan supel, buktinya dia tidak marah saat leluconku mulai menjurus kearah sex bahkan dia malah membalas dengan lelucon yang lebih menjurus.

Selama ngobrol mataku sesekali melirik bongkahan dadanya yang terlihat sedikit dari celah kemejanya yang tanpa dia sadari 1 kancingnya terbuka di bagian dada persis. Mbak ani mulai salah tingkah dalam duduknya (dugaanku dia terangsang) saat menjawab pertanyaanku seputar tips menyenangkan wanita di ranjang.

Dari pertanyaan – pertanyaanku mbak ani bukan tipe wanita yang suka tentang variasi seks seperti oral dan anal. Tapi dia sudah beberapa kali mencoba berbagai variasi gaya bersetubuh selama menikah 2 tahun ini.

Perbincangan terpaksa diputus dulu karena dia permisi ke kamar kecil. Niat isengku muncul mengingat selot kamar kecil itu. Beberapa saat setelah dia pergi, aku membuntuti kekamar kecil. Rupanya dia tidak sadar bahwa pintunya tidak terkunci dan hanya tertutup, buktinya dia dengan santai telanjang bagian bawah membelakangiku.

Hal itu membuatku mulai terangsang, segera kubuka resleting celana dan cd lalu keluarin si boy dari sarang. Ukuran si boy emang biasa aja (panjang 15cm dan diameter 3,5cm) tapi lumayanlah.

Kudekati mbak ani perlahan, saat tangan kirinyanya mau meraih celana dan cdnya kuberanikan diri memegang tangannya dengan tangan kiriku sedangkan tangan kananku membekap mulutnya. Dia sempat kaget tapi ketika mbak ani menoleh siapa dibelakangnya dia terdiam.

“mbak, jangan teriak ya kumohon. Aku hanya ingin diajari muasin cewek dalam sex..plis…” kataku sambil menampakkan wajah memelas.

Awal mulanya dia hanya menggelengkan kepala dan tetap memberontak. Aku bisa membuat mataku sendiri berkaca – kaca seperti mau menangis, kulakukan itu sambil terus memohon dan pura – pura terisak. Akhirnya dia luluh dan menganggukkan kepala lemah. Kulepaskan tanganku, “kena kau” batinku.

“didit udah pernah ciuman?” tanyanya.
“sudah mbak,kenapa mbak?” balasku dengan wajah polos.
“coba cium aku dit” perintahnya.
aku mulai memeluknya dan menciunmya, pada awalnya biasa saja lalu lidahku berusaha menyeruak kedalam mulutnya dan ternyata dia membalas dengan lebih agresif. Akhirnya kupakai teknik back door yang memanfaatkan lidahku yang panjang hingga aku bisa mengimbanginya.

“ciuman didit mantap juga ya” aku hanya tersenyum pura – pura malu.
“sekarang coba rangsang aku dit semampumu tapi hanya sebatas sampai leher saja”
d alam hati aku bersorak.

Aku mulai menciumnya lagi lalu menggerayangi dan menciumi bagian belakang telinga dan menjilati telinganya. “Aaahhg…sssttt…eeeenggghh…” desahnya saat kulakuin itu,ciumanku mulai turun ke leher.

Kujilat dan kucium leher putihnya, harum parfumnya membuatku bersemangat. “Uuuugghh….aaaahhhh….eeemmghh….sssstttt… dit enak dit… terus dit… aaaaaahhh…eeeeennnggghh… dit jangan ada bekasnya…” bisiknya. Aku sadar bahwa mbak ani takut ketahuan suaminya. Kucoba menelusupkan tanganku kedalam bajunya saat kedua tangannya terangkat memeluk leherku.

Terlambat buat mbak ani untuk merespon karena kedua tanganku sudah masuk kedalam baju dan meremas – remas payudaranya dari luar BH. Yang bisa dia lakukan hanyalah mengerang dan mendesah karena kuserang leher dan kedua payudaranya secara bersamaan.

“didit…aaaaahhhhgg…kamu nakal…ssssttt….eeeennggghh…” rancaunya tapi tanpa penolakan karena rangsangan yang mbak ani alami begitu kuat. Secara mendadak kuangkat bajunya sebatas leher hingga mempertontonkan 2 bongkah gunung kembar dibungkus BH kuning menyala.

Beruntungnya aku karena kancing Bhnya ada di depan. Sekilas kulihat ukurannya 36C (besar cuy…), seketika itu pula kubuka kancin bhnya dan terpampanglah payudaranya tanpa penutup apapun. Langsung aku kenyot putting kanannya dan kupilin – pilin putting kirinya.

“Aaaaaaahhhh…eeeemmnggh…dit…kamu apakan putingku…uuggghh…” erangnya sambil bersandar di dinding. “Geli dit…aaaaaggghh…dit…cukup…ssstt…dit…enak banget…mmmnngghh..melayang aku rasanya…aaahhh…” ranc aunya makin keras.

Karena takut ada yang mendengar langsung aku cium lagi mbak ani dengan ganas sambil tangan kananku meremas payudara kanannya dan tangan kiriku mengocok kemaluannya yang ternyata sudah banjir. “mmmpphh…nnnggghh…ssslllurrpp…” yang keluar dari mulutnya yang sedang kuajak french kiss lagi.

Kedua tangannya tidak berdaya karena terjepit punggungnya sendiri sedang tubuh mbak ani terjepit antara tubuhku dan dinding. Tapi tubuhnya semakin menggelinjang kuperlakuin seperti itu. Tidak lama kemudian kemaluan mbak ani makin lembab, disini aku lagi – lagi memasang perangkap. Kuhentikan semua cumbuanku hingga mbak ani termangu.

“lho dit kok berhenti?! Jangan dong..lanjutin ya dit..aku jadi ngambang dan aneh nih rasanya..lanjutin dong ampe mbak keluar..” pintanya.
“ya mbak..tapi sekarang boleh ya aku masukin si boy? Dari tadi berdiri ampe sakit nih” rayuku.
“jangan dit, aku sudah bersuami…” tolaknya.

“cuma digesek – gesekin aja deh mbak enggak papa ampe aku juga keluar biar sama – sama enak. Boleh ya mbak? Plis……” rengekku sambil mulai kembali membelai – belai payudaranya dan tanganku satunya mengelus – elus si boy yang sedari tadi menganguk – angguk karena sudah tegang.

Mendapat serangan psikologis seperti itu terus menerus akhirnya dia luluh.
“cuma digesek – gesek aja ya ga lebih…” pintanya sambil kududukkan dia ke kloset.

“makasih ya mbak ani sayang” ucapku dan kukecup singkat bibirnya sambil ku posisikan tubuhku sedemikian rupa hingga penisku terhimpit diantara pangkal pahanya persis di mulut vaginanya (bayangin aja duduk berhadapan dan aku terlihat seperti memangku mbak ani dan kakinya memeluk pinggangku sedang tubuh kami seperti berpelukan).

Aku mulai menggoyang pantatku sehinnga kemaluan kami bergesekan. Hal ini membuat kami sama – sama merasakan nikmat. Tak lupa kami tetap berciuman dan saling meraba. Saat kembali kuserbu lehernya, mb ak ani mulai mendesah dan merancau lagi. Desahannya makin sering saat kumulai menggesek dengan cepat. Hal ini membuatku semakin terangsang dan ingin segera memasukkan penisku kedalam hangatnya liang vaginanya.

Saat asyik saling menggesek hingga kurasakan cairan vaginanya makin membanjiri penisku, tanpa mbak ani sadari kumasukkan penisku secara mendadak dan cepat hingga mentok. Ugh meski sudah pernah melahirkan tapi vaginanya masih ketat menjepit penisku. Kelihatannya leher rahimnya dangkal, buktinya pangkal penisku masih diluar sekitar 1-2cm saat kurasakan ujung penisku membentur bagian terdalam vaginanya.

“aaaaauuuuhhh….dit kok dimasukin??!! cabut dit!! aku udah bersuami!!” perintahnya tapi tak ku gubris dan malah melanjutkan menggonyang pantatku sehingga penisku mulai bergerak menikmati jepitan kuat, hangat dan lembab vaginanya sambil menciumnya agar tidak bisa berteriak.

Posisiku yang sedikit menindih mbak ani membuatnya tidak bisa berkutik. Pad a awalnya mbak ani terus meronta, tapi karena kondisinya yang mendekati orgasme saat kumasukkan penisku membuat mbak ani akhirnya menyerah dan malah menikmati goyanganku.

Kugoyang pantatku dengan semangat dengan beberapa variasi goyangan. Kadang maju mundur, kadang kiri kanan, kadang memutar. Hal ini membuatnya semakin melayang. “auuuhh…dit..kamu apakan vaginaku?? enak banget… eeemmmggghhh…sssttt…dit…aku udah ga tahan… aaaahhh…aku ingin keluar…” rintihnya kira – kira 15 menit setelah kemasukan penis. “keluarin saja mbak ani sayang…enggghh..vagina mbak enak sekali..” pujiku sambil mempercepat goyanganku.

“Dit…aku keluar sayang!!! aaahhhh..enggghh… ssssttt..uuunngghh..” lenguhnya menikmati orgasme panjang yang dirasakan. Suuurrr….Suuuurrrr.. penisku merasakan siraman air surganya. “dit..nikmat sekali sayang…makasih ya..aku baru kali ini merasakan orgasme karena bersetubuh..suamiku hanya peduli diri sendiri..kamu belum keluar ya??” ucapnya sambil kembali menciumku.

“sebentar lagi mbak… masih boleh kan kugoyang??” tanyaku. “boleh dong sayang…kamu sudah membuatku melayang…sekarang nikmati tubuhku semaumu…tapi sekarang kamu yang duduk ya dit…” katanya sambil berganti posisi. Mbak ani sekarang duduk dipangkuanku berhadapan.

“sekarang biar mbak yang puasin kamu sayang… didit haus ga??? mau minum susu??” tanyanya sambil menyodorkan payudaranya untuk kukenyot lagi sembari mulai menggoyang pantatnya maju mundur.

Ternyata mbak ani membalas perlakuanku kepadanya yaitu dengan kardang merubah arah goyangan pantatnya. Aku hanya menikmati itu semua sambil menjilati dan ku kenyot payudaranya serta mendesah sesekali di telinganya. Hal ini membuat mbak ani makin bersemangat dan kembali terangsang.

“Aaaahhh…dit….penismu enak sekali..uunggghh…eemmmhhhgg…”rancaunya. “vagina mbak juga enak…ssssttt…. aahh…mbak..enak mbak… bentar lagi…” rintihku yang disambut makin menggilanya goyangan mbak ani.

Tak lama kemudian aku yang hampir mencapai puncak merasakan bahwa mbak ani juga merasakan yang sama karena vaginanya makin ketat menjepit penisku dan rintihannya makin sering dan merangsang. ” dit…aku ingin keluar lagi…enak banget dit…aaahhh…sssttt..” baru saja mbak ani berkata seperti itu aku sudah tidak tahan ingin orgasme.

“mbak aku keluar!!! aaaahhh…..eeengggghh…ssstttt…uuungggghh…” lenguhku mengiringi muncratnya spermaku kedalam rahimnya. Merasakan semburan lahar panasku membuat mbak ani juga orgasme. “aaahhh… dit!!!! aku keluar sayang!!!” segera saja kami kembali berciuman dengan rakus sambil menikmati orgasme berpelukan.

Selama beberapa saat kami terus berciuman hingga akhirnya melepaskan pagutan mesra kami. Mbak ani berbisik “terima kasih ya sayang…didit sudah membuatku menikmati surga dunia yang belum pernah kurasakan.” “mbak ga takut hamil karena aku keluar didalam???” tanyaku r agu.

“tenang saja…aku sedang tidak subur…” ucapnya tersenyum dan menciumku singkat. Lega rasanya mendengar hal itu hingga akupun tersenyum dan membalas dengan meremas gemas payudaranya sejenak. Kami cepat cepat merapikan pakaian dan keluar dari kamar mandi bergantian lalu duduk kembali di kursi masing – masing. Suami dan anaknya masih tertidur pulas padahal saat itu kulihat sudah memasuki kota Y.

Kami saling berpandangan dan tersenyum. Mbak ani kemudian memberikan nomer handphonenya kepadaku dan berkata “kapan – kapan lagi ya” sambil mengedipkan mata. Kujawab dengan senyuman dan kami berpisah di stasiun kota Y.

Benar – benar beruntung aku bisa menikmati tubuh semantap itu. END


Agen Poker Terbesar - Mertua Ngentot Menantu Sampai Puas

Agen Poker Terbesar - Mertua Ngentot Menantu Sampai Puas Hari sudah mulai malam, aku baru saja selesai mandi dan duduk di meja rias dadan ...