BONUS MENARIK LEXABET : Bonus extra deposit member 10% | Bonus Unlimited Cashback setiap minggu | Bonus NEW MEMBER 20k | Info lebih lanjut silahkan hubungi CS 24jam kami di BBM E3A4A978 , WHATSAPP +855975219067 atau Livechat LEXABET.COM Agen poker Agen Bola
Nama Situs Games Bank Support Minimal Deposit Pendaftaran
LEXABET SPORTBOOK - LIVECASINO - SLOTS - LIVEGAMES - POKER BCA - BNI - BRI - MANDIRI 25.000
Agen Bola
KENZO POKER POKER ONLINE - DOMINO QQ BANDAR CEME - CEME KELILING CAPSA SUSUN - LIVEPOKER BCA - BNI - BRI MANDIRI 10.000
VILA POKER POKER ONLINE - DOMINO QQ BANDAR CEME - CEME KELILING CAPSA SUSUN - LIVEPOKER BCA - BNI - BRI - MANDIRI 20.000
Agen poker

KEBINALAN AYAM KAMPUS YANG MINTA DIENTOT LAGI DI SEBUAH HOTEL

Malam itu seusai rapat organisasi, aku segera menstart motorku untuk pulang. Rasanya pengin sekali segera sampai di rumah, makan, lalu tidur. Tetapi baru saja sampai di gerbang depan kampus seseorang menyapaku, dan ketika aku toleh arah suara itu ternyata Rini, anak fakultas ekonomi. Ngapain anak ini sendirian di gerbang?


Belum pulang, Rin?
Belum Den, habis nungguin bis lewat, lama amat. Jawabnya sambil berkedip-kedip genit.
Bis lewat ditungguin, gue antar deh?
Bener situ mau nganterin?
Yah, pokoknya nggak gratis. Situ tau sendiri deh. Ujarku menggoda.
Ah, bisa aja.

Rini mencubit kecil pinggangku lalu segera naik ke boncengan. Tangannya melingkat erat di pinggangku, lalu melajulah motor di ramainya jalanan. Lama-kelamaan si Rini malah menempelkan dadanya di punggungku. Tau nggak, rasanya benar-benar empuk dan hangat. Wuih, terasa bener kalau dia nggak pake beha. Sebagai laki-laki normal, wajar dong kalo batang penisku tiba-tiba menegang.

Den, gimana kalo kita mampir ke taman kota? Aku dengar ada dangdutan di sana. Bisik Rini dekat di telinga kiriku.
Seleramu dangdut juga ya?

Rini kembali mencubit pinggangku, tapi kemudian mengelus-elus dadaku. Tengkukku mulai merinding. Ada maunya nih anak, pikirku waktu itu. Mungkin aku sedang dihadapkan salah satu ayam kampus, nih. OK, siapa takut!

Aku segera membelokkan sepeda motor ke taman kota. Lalu mencari tempat yang agak remang tapi cukup strategis untuk menikmati isi panggung yang terletak di tengah taman kota itu. Panggung yang kira-kira berukuran 66 meter itu tampak meriah dikelilingi ratusan pengunjung. Irama dangdut menggema memekakkan telinga.

Den, sini dong? Sini, duduk sama aku.

Aku duduk di belakang Rini yang masih duduk di boncengan motorku. Gadis itu nampaknya asyik benar mengikuti irama dangdut. Sedang aku lebih tertarik memelototi tubuh penyanyinya dibanding suaranya yang menurutku biasa saja.

Beberapa orang penyayi bergoyang hot membangkitkan gelora birahi para pria yang memandangnya, termasuk aku. Pandanganku beralih kepada Rini. Sayang aku hanya bisa memandang ubun-ubunnya saja. Aroma wangi menebar dari rambutnya yang bisa dibilang bagus, aroma yang eksotik. Kalau saja ada kesempatan, desahku.

Den, kok diam saja? Belum pernah lihat orang goyang ya?
Bukannya gitu, cuman gila aja mandang tuh cewek. Berani bener joget kayak gitu,
Ah, segitu saja. Coba kemarikan tanganmu!

Aku mengulurkan tangan kananku. Astaga, gadis itu memasukkan tanganku di balik bajunya sehinga tanganku benar-benar bisa merasakan dadanya. Keringat dinginku tiba-tiba merembes, dadaku bergemuruh.


Rin, apa-apaan kamu ini? Ujarku lirih tanpa menarik kembali tanganku.
Kamu nggak suka ya? Tanya Rini kalem.
Engh.. Bukannya begitu..anu Jawabku tergagap.
Aku tau kamu suka. Aku juga suka Den, jadi nggak ada masalah kan? Kata Rini menoleh ke padaku.
I..iya sih.

Yah, begitulah. Akhirnya aku punya kesempatan. Tanganku membelai-belai dada Rini dengan bebasnya. Mempermainkan putingnya dengan gemas, kupelintir kesana kemari. Gadis itu bukannya kesakitan, tapi malah mendesah-desah kegirangan.

Aku sendiri sudah nggak tahu berapa kali menelan ludah. Rasanya ingin memelintir puting itu dengan mulutku. Rupanya tangan kiriku mulai iri, lalu segera menyusul tangan kananku menerobos masuk di balik baju Rini. Meremas-remas kedua bukit yang tak terlihat itu.

Den, Deni.. tangan-tanganmu benar-benar nakal. Hoh.. aduh.. geli Den, Desah Rini menjambak rambutku yang cukup gondrong.
Rin, aku suka sekali.. bagaimana kalau kita..
Uhg.. heeh, iya.. aku mau.

Aku segera menghentikan kegiatanku mengobok-obok isi baju Rini. Lalu kami segera menuju sebuah hotel yang tak jauh dari taman kota. Tiada kami peduli dengan beberapa pasang mata yang memandangi kami dengan sejuta pikiran. Masa bodoh, yang penting aku segera bisa mengencani Rini.**

Segera aku bayar uang muka sewa kamar, lalu kami melenggang ke kamar 51. Rini yang sedari tadi memeluk tubuhku kini tergeletak di atas springbed. Matanya yang sayu bagai meminta, tangannya melambai-lambai. Aku langsung saja membuka kancing bajuku hingga bertelanjang dada.

Den.. sudah lama aku inginkan kamu,
Oya? Kenapa tak bilang dari dulu? Ujarku sambil melepas kancing baju Rini.

Benarlah kini tampak, dua bukit kenyal menempel di dadanya. Tangan Rini membelai-belai perutku. Rasanya geli dan uh.. lagi-lagi aku merinding. Kutekan-tekan kedua putingnya, bibir gadis itu mengulum basah. Matanya yang semakin memejam membuat birahiku semakin terkumpul menyesakkan dada.

Den.. ayo.. kamu tak ingin mengulumnya? Ayo masukkan ke mulutmu.
Heh.. iya, pasti!

Aku segera mengangkangi Rini lalu berjongkok diatasnya, lalu menunduk mendekati dadanya. Kemudian segera memasukkan bukit kenyal itu ke dalam mulutku. Aku hisap putingnya perlahan, tapi semakin aku hisap rasanya aku pingin lebih sehingga semakin lama aku menghisapnya kuat-kuat. Seperti dalam haus yang sangat. Ingin rasanya aku mengeluarkan isi payudara Rini, aku tekan dan remas-remas bukit gemuk itu penuh nafsu. Rini merintih-rintih kesakitan.

Den.. hati-hati dong, sakit tahu! Perlahan.. perlahan saja Ok? Heh.. Yah, gitu.. eeh hooh..

Busyet, baru menghisap payudara kiri Rini saja spermaku sudah muncrat. Batang penisku terasa berdenyut-denyut sedikit panas. Rini bergelinjangan memegangi jeans yang aku pakai, seakan ingin aku segera melorotnya. Tapi aku belum puas mengemut payudara Rini. Aku pingin menggilir payudara kanannya.

Tapi ketika pandanganku mengarah pada bukit kanan Rini, wuih! Bengkak sebesar buah semangka. Putingnya nampak merah menegang, aku masih ingin memandanginya. Tapi Rini ingin bagian yang adil untuk kedua propertinya itu. Ayo Den, yang adil dong.. Katanya sambil menyuguhkan payudara kanannya dengan kedua tangannya.

Aku memegangi payudara kanan Rini, mengelusnya perlahan membuat Rini si ayam kampus tersenyum-senyum geli. Ia mendesah-desah ketika aku pelintir putingnya ke kanan dan ke kiri. Lalu segera mencomot putingnya yang tersipu dengan mulutku. Puting itu tersendal-sendal oleh lidahku.

Deni.. dahsyat banget, uaohh.. enak.. ayo Den.. teruss..

Rini menceracau tak karuan, tangannya menjambak-jambak rambut gondrongku. Kakinya bergelinjang-gelinjang kesana kemari. Binal juga gadis ini, pikirku. Aku berpindah menyamping, menghindari sepakan kaki Rini. Jangan sampai penisku terkena sepakan kakinya, bisa kalah aku nanti.

Justru dengan menyamping itulah Rini si ayam kampus semakin bebas. Bebas membuka resleting jeans yang dipakainya. Tapi dasar binal! Gerakannya yang tak karuan membuat kami berguling jatuh di lantai kamar. Dan payudara kanannya lolos dari kulumanku.

Gimana sih, Rin? Jangan banyak gerak dong! Ujarku sedikit kesal.
Habis kamu ganas banget sih.. Hiburnya dengan tatapan menggoda.

Untuk mengobati kekesalan hatiku Rini si ayam kampus segera membuka semua pakaiannya tanpa kecuali. Jelaslah sudah tubuh mungil Rini yang mempesona. Air liurku segera terbit, inginnya mengganyang tubuh mungil itu.

Tubuhnya yang meliuk-liuk semampai, dua payudaranya yang nampak ranum bengkak sebesar buah semangka, perutnya yang langsing bagai berstagen tiap hari, ahh.. Lalu, bagian kewanitaannya! Uhh, pussy itu cukup besar dengan bulu-bulu basah yang menghiasinya. Pahanya yang sekal membuatku ingin mengelusnya, dan betisnya yang mulus nan langsat.. ehmm.. Maka dengan tergesa-gesa aku melucuti pakaianku, tanpa terkecuali!

Wah! Pistolmu besar Den! Kata Rini yang segera berjongkok dan meremas gemas batang penisku yang sudah sangat tegang.
Auh.. jangan begitu, geli kan? Jawabku menepis tangannya.
Jangan malu-malu, pistol sebesar ini, pasti ampuh.

Rini terus saja membelai-belai batang penisku yang ukurannya bisa dibilang mantap. Semakin lama batang penisku semakin menegang, rasanya mau meledak saja. Tubuhku bagai tersiram air hangat yang kemudian mengalir di setiap sendi darahku. Engh, auh.. Aku berdehem-dehem asyik saat Rini si ayam kampus asyik memainkan jemari tangannya pada batang penisku.

Telunjuk dan ibu jarinya membentuk lingkaran yang kemudian digerak-gerakkan keluar masuk batang penisku. Layaknya penisku bermain hula hop. Spermaku mencoba meyeruak keluar, tapi aku tahan dengan sekuat tenaga. Aku remas-remas rambut panjang Rini. Tapi kemudian Rini yang semakin gemas segera memasukkan batang keperkasaanku itu ke dalam liang mulutnya. Lalu dia mengemutnya bagai mengemut es lilin.

Ehg.. ehmm..

Terdengar suara desisan Rini bagai sangat menikmati batang penisku, begitupun aku. Bagaimana tidak, bibir tebal Rini segera melumat kulit penisku, lalu lidah Rini si ayam kampus menjilat-jilat ujungnya. Nafasku serasa putus, keringatku merembes dari segala arah. Sedang Rini bagai kesetanan, terus saja menciptakan sejuta keindahan yang siap diledakkan.

Crot.. crot.. Tak ada yang bisa menahannya lagi. Spermaku keluar menyembur ke liang mulut Rini. Gadis itu nampak sedikit tersedak, beberapa sperma muncrat keluar mulutnya dan kemudian membasahi pangkal penisku.

Ehmm.. ehmm.. keluarkan teruss.. ehmm, Ujar Rini dengan mulut yang penuh dengan cairan spermaku. Srup, srup, ia meminumnya dengan semangat sambil tangannya menggelayut di pahaku. Ujung penisku dikenyot-kenyot membuat geloraku makin berdenyut-denyut.

Karena tak tahan maka tak ayal lagi aku segera menubruknya. Menindih tubuh mungilnya lalu melahap bibir nakalnya. Lidah kami bergelut di dalam, menggigit-gigit gemas dan penuh nafsu. Tak peduli Rini si ayam kampus merintih-rintih. Entah karena aku terlalu rakus mengganyang bibirnya, atau berat menahan tindihanku. Yang pasti rintihan Rini terdengar sangat merdu di telingaku.

Maka setelah puas mencumbui bibirnya aku segera beralih kepada pussy-nya. Benda keramat itu entah sudah berapa kali kebobolan, aku tak peduli. Kali ini ganti kau yang kukerjain, pikirku.

Langsung saja aku lebarkan paha Rini sehingga jelas pussy berumput yang sangat basah itu. Jemariku memainkan daging gemuk itu. menyusuri perbukitan yang berlorong. Lalu memelintir klitorisnya ke kanan dan ke kiri. Surr.. menyembur lagi cairan kewanitaan Rini. Bening menetes diantara jemariku.

Den.. tunggu apa.. ayo dong..
Aku datang sayang.

Wajahku segera mendekat ke pussy Rini si ayam kampus . Lalu tanganku sedikit membuka si pussy sehingga aku bisa menikmati goa kenikmatan itudengan mataku walau hanya sebentar. Srup, srup, aku jilati pussy basah itu. Lidahku sengaja mencari-cari lubang yang mungkin bisa kutembus.

Lidahku semakin ke dalam. Mempermainkan klitorisnya yang kenyal. Tanganku pun menyempurnakan segalanya. Bermain-main di payudara Rini yang semakin tegang, mengeras. Sayup-sayup terdengar suara erangan Rini. Aku harap gadis itu juga menikmatinya.

Ayouhh Den, masukk, aku tak tahan lagi..

Suara gadis itu terdengar lemah, mungkin sudah keletihan. Aku pun sudah cukup puas beranal ria. So, tunggu apa lagi?? Aku meminta Rini untuk menungging. Gadis itu menurut dengan wajah letih namun penuh semangat. Kemudian aku segera memasukkan penisku ke lubang kawinnya. Mudah. Sekali hentakan sudah masuk. Lalu kucabut dan kumasukkan berkali-kali. Lalu kubiarkan terbenam di dalam beberapa menit.

Eghh.. Rini si ayam kampus menahan rasa nikmat yang kemudian tercipta.

Tubuhnya sedikit mengejang tapi kemudian bergoyang-goyang mengikuti gerakan penisku. Aku segera mengocok penisku dengan kekuatan penuh. Dan kemudian.. kembali spermaku muncrat keluar memenuhi lubang kawin Rini.

Beberapa saat kami saling menikmati kenikmatan itu. darahku seakan berhenti mengalir seperti ada hawa panas yang menggantikan aliran darahku. Seluruh persendian terasa tegang, tapi kemudian seperti ada rasa kepuasan yang tak bisa terucapkan.

Hingga kemudian aku mencabut kembali batang penisku dari pussy Rini si ayam kampus . Gadis itu kembali terlentang di lantai kamar hotel. Sedang aku segera menghempaskan tubuhku di atas kasur. Dinginnya lantai kamar yang menyentuh jemari kakiku tak bisa mengalahkan panasnya suasana kamar itu. Bau keringat kami berbaur.

Namun tiba-tiba batang penisku yang sudah mulai mengendur tersentuh kulit halus wanita. Ketika aku mendongakkan wajah ternyata Rini yang telah duduk di depan kakiku sambil mengelus-elus batang penisku.

Den, kamu hebat banget. Aku benar-benar puas.
Ehng.. kamu juga. Sekarang kamu mau minta apa??

Gadis itu masih diam sambil terus mempermainkan batang penisku. Gawat, bisa-bisa bangun lagi batang penisku. Bisa perang lagi nih, dobel dong tarifnya.

Kamu minta apa? HP? Duit? .. Aku minta.. minta lagi deh, Kata Rini si ayam kampus yang kemudian kembali mengenyot batang penisku. Waduh, bisa-bisa lembur nih!, pikirku. END



CARAKU MENGAJAK GADIS TOMBOY PERAWAN AGAR MAU DIAJAK NGENTOT

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum ML dengan gadis ABG yang tomboy dan perawan Dengan Judul ” Caraku Mengajak Gadis Tomboy Perawan Agar Mau Diajak Ngentot ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

CARAKU MENGAJAK GADIS TOMBOY  PERAWAN AGAR MAU DIAJAK NGENTOT
KenzoPoker.ORG - Agen Domino QQ Poker Online - BandarQ Online - Domino99
CERITA DEWASA 18+Namaku Yanto umurku sekarang 33 th. Kisah ini adalah kisah nyataku yang aku alami bersama dengan anak tetanggaku sekitar 10 tahun yang lalu. Waktu itu aku masih kuliah dan Ayu, sebut saja begitu, umurnya masih sekitar 18 th dan baru saja lulus dari SMU. Ayu orangnya supel dan mudah bergaul dengan siapa saja.

Maka dari itu semua orang dilingkungan tempat tinggalku kenal dengan dia. Selain itu juga Ayu aktif dalam berbagai kegiatan dilingkungan kami seperti halnya karang taruna dan dia selalu terpilih menjadi ketua panitia dalam setiap kegiatan dilingkungan kami. Sifatnya yang energik itulah yang disukai siapapun. Satu lagi sifat yang sulit dipisahkan darinya yaitu, dia seorang gadis tomboy, walaupun dia sering marah jika disebut begitu. Sikap Ayu padaku sudah seperti adikku sendiri. Dia seringkali main ke rumahku untuk sekedar bercengkerama dengan keluarga kami.

Dan juga pada tetangga yang lain dia juga begitu. Karena begitu akrabnya denganku sehingga dia sering keluar masuk kamarku untuk sekedar membangunkanku dari tidur mengajakku bercanda atau kadang-kadang dia juga tak segan untuk curhat denganku. Kebiasaan itulah yang selalu dilakukannya hingga pada suatu saat aku lupa mematikan komputer yang ada dikamarku setelah aku mengerjakan paper untuk mata kuliah Ilmu Sosial Dasar semalam suntuk. Karena kelelahan aku tertidur dimuka komputer dan aku tinggalkan komputerku dalam keadaan menyala.

Sebagai anak muda menyimpan gambar-gambar porno dari disket ke disket atau bertukar VCD porno adalah hal yang wajar diantara aku dan teman-temanku. Rasa khawatirku muncul dan aku bergegas bangun. “..Mas, koq komputernya gak dimatiin sih..?” tanya Ayu sambil menggeser-geser mouse. Untung saja ia hanya main game solitaire. Aku banting lagi tubuhku yang masih setengah nyawa ke kasur busa yang ada dilantai. “..iya..semalem..abis ngerjain tugas..aku ketiduran, Yu..” kataku sambil bermalas-malasan dikasur

“..iya..udah sana mandi..! mana bau ih..udah sana..!” bentak Ayu sambil bercanda menirukan gaya Ibuku yang biasa membangunkanku dengan kata-kata itu. “..hoahhh..!!” aku menguap sambil menggeliat mengumpulkan nyawa. “..idih..baunya kemana-mana..udah sana mandi..mo mandi gak..hah?!” kata Ayu sambil merapat padaku dan memukul guling ke mukaku.. “..aduh..duh..aduh..he..he..he..aduh..!!” aku pura-pura sakit sambil tertawa terkekeh. “..udah..sana..mandi..sana!!” bentak Ayu sambil terus memukul-mukul dengan bantal ke mukaku Tak tahan diserang bertubi-tubi aku akhirnya menyerah dan bergegas ke kamar mandi sambil mengambil handuk dan pakaianku.

Hari itu hari sabtu jadi aku tak perlu tergesa-gesa karena hari itu hari libur. Ada yang aneh karena Ayah dan Ibuku yang biasanya ada dirumah kini tidak ada. Setelah itu aku kembali ke kamarku. “..Yu..Ibu sama Ayahku kemana..?” tanyaku pada Ayu “..lho..Mas..koq..gak tahu sih..?” Ayu balas bertanya “..nggak..ada apa..?” tanyaku lagi.. “..Ibu sama Ayah Mas..tadi pagi udah berangkat ke Bekasi..katanya mo lihat anaknya Mas Robi..” cerita Ayu. Mas Robi adalah abangku. Anaknya yang juga adalak keponakanku yang umurnya baru 2 tahun sakit.

Ayah dan Ibuku menengok keponakanku yang adalah cucu mereka juga. “..Oh..” aku baru mengerti “..iya..nah tadi Ayah sama Ibu mas Yanto nitip rumah ke aku..” kata Ayu “..Oh..” sahut ku “..ah..oh..ah..oh..apanya sih..?!” hardik Ayu sambil bercanda. “..ah..nggak..” kataku sambil memperhatikan Ayu Wajah Ayu sepertinya biasa-biasa saja. Hanya kulitnya yang putih mulus yang membuatnya terlihat cantik. Rambutnya yang dipotong pendek semakin membuat ia kelihatan tomboy. Tubuhnya sintal dan padat menyiratkan kalau ia seksi. Dalam hatiku ingin sekali menikmati tubuhnya itu yang aku rasa lebih nikmat daripada pelacur kelas kakap sekalipun.

Aku atur strategi bagaimana caranya supaya aku bisa menikmati tubuhnya. “..kenapa sih, Mas..?!” tanya Ayu yang membuat lamunanku buyar seketika “..akh..nggak..eh..Ayu udah sarapan belom..?” tanyaku mengalihkannya “..kenapa sih..mau Ayu buatin yah..?” kata Ayu “..aduh kamu tuh baik sekali sih..” kataku memujinya “..iya dong..siapa dulu dong..Ayu..” katanya membanggakan diri sambil meninggalkan kamarku Aku buka gambar-gambar porno di folderku. Aku pajang besar-besar untuk memancing Ayu supaya melihatnya. Aku ingin tahu reaksinya. Tak lama kemudian memanggilku.

“..mas udah tuh..” katanya. Aku meninggalkan komputerku dalam keadaan gambar terdisplay besar-besar dimonitor. Perkiraanku benar saja. Ayu kembali ke kamarku. Aku sengaja membiarkannya melihat gambar-gambar porno itu karena ingin tahu reaksinya. Sementara itu aku sarapan diruang makan. Setelah itu aku kembali ke kamarku. Tak ku sangka dan tak ku duga Ayu ternyata membolak-balik gambar-gambar yang ada difolderku sambil melihat gambar-gambar yang lain. Aku hanya memperhatikannya dimuka pintu tanpa sepengetahuannya. Aku tak bisa melihat wajahnya karena ia membelakangiku entah bagaimana mimik mukanya.

Perlahan aku dekati dia berbicara. “..ehm..lagi ngapain, Yu..?” tanyaku “..ehm..nggak..eh..eh..aduh..maaf..yah, Mas..eh..Ayu nggak sengaja..maaf udah buka-buka foldernya Mas..” kata Ayu. Ku lihat mukanya merah dan berkeringat. “..ah..nggak pa-pa..koq..itu juga buat ngilangin stress aja..” kataku dengan ringan “..aduh..gimana..nih.maaf yah ..mas..” kata Ayu memohon maaf padaku. Padahal aku tahu kalau Ayu malu setengah mati. “..enggak..nggak pa-pa..koq..” kataku lagi Kali ini aku menuntun tangannya yang memegang mouse supaya lebih aktif lagi membuka gambar yang lain.

Aku rasakan keringat dingin yang membasahi tangan Ayu. “..rileks aja oke..” kataku sambil meniup tengkuk leher Ayu. Teknik ini untuk membangkitkan birahi wanita. “..emh..Mas..” sahut Ayu “..tuh lihat..ditunggingin gitu trus ditubles deh pantatnya..” kataku mengomentari gambar doggy style “..ih..masak sih..Mas..hiiy..jorok..ih..!” kata Ayu terkaget-kaget Tanganku membimbing tangannya yang memegang mouse untuk melihat gambar selanjutnya. Kali ini gambar seorang gadis mengulum-ngulum penis pria yang berukuran besar dan panjang. “..kalo yg ini..serem..ah..” bisikku sambil terus meniup tengkuk lehernya.

“..ih..jijik..ih..udah ah, Mas..liat yang lain aja..” bisik Ayu Tanganku terus membimbing tangannya yang memegang mouse hingga gambar berikutnya. Kali ini gambar vagina yang dijilati oleh pria. Ayu terbelalak. “..tuh..dijilatin..tuh..enak kali yah..?!” bisikku ditelinganya “..ih..apa nggak jijik tuh, Mas..?!” tanya Ayu terheran-heran “..nggak..enak..koq..liat aja tuh cowoknya ke enakkan gitu..” kataku “..ih..” Ayu masih terlihat jijik. “..kalo kamu mau..Mas mau tuh jilatin..” bisikku sambil menawarkan “..” Ayu diam saja “..gimana, Yu..kamu mau nggak..enak koq..” rayuku

“..engh..nggak..ah..” kata Ayu “..ih..enak..enak banget..koq, Yu..” rayuku lagi “..Mas..nggak jijik..?” tanya Ayu “..nggak sayang..malah..Mas yang keenakan..” rayuku lagi “..ih..eng..” Ayu masih jijik. “..oke deh..gimana kalo mulai dengan ini dulu..” kataku sambil mengulum bibirnya dalam-dalam. “..emh..” hanya itu suara yg aku dengar dari mulut Ayu. Aku yg berdiri dibelakang Ayu kali ini mengulum bibir Ayu dalam-dalam. Ciumanku aku arahkan ke tengkuk lehernya sambil ku jilati tengkuk leher yang putih mulus itu. “.emh..Mas..ohh….” hanya itu suara dari mulut Ayu membalas seranganku.

Ciuman dan jilatanku aku arahkan ke dagu dan leher Ayu terus ke bawah. Tapi kausnya masih menghalangi aksiku. “..Ayu..bajunya, Mas..buka yah..?” bisikan rayuanku “..emh..” hanya itu suara yg keluar dari mulut Ayu. Aku tak tahu apakah itu berarti ya atau tidak. Perlahan-lahan aku tarik bajunya Ayu tak memberontak sedikitpun. Aku teruskan menarik kaus itu hingga terlepas. Tak ku sia-siakan kesempatan ini sambil terus membuka BH-nya. Aku tarik kancing BH-nya yg berukuran 36B. Aku lihat tulisan itu pada tanda label pada BH-nya. Kini tubuh Ayu sudah topless dan siap aku gempur bagian atasnya.

Perlahan-lahan aku papah Ayu ke kasur yang ada dilantai kamarku. Aku baringkan ia dan aku teruskan aksiku tadi. “..Ayu..mau diterusin gak nih..” tanyaku. Aku takut nanti ia melapor pada orangtuanya kalau ia diperkosa. “..engh..mmhh..main atas aja yah..Mas..sshtt..” pintanya dalam keadaan horny Rupanya Ayu sudah beberapa kali main pas foto dengan teman-temannya dulu waktu disekolah. Jadi ia sudah tak heran lagi dengan yang beginian. Kali ini bibirku mengulum dan lidahku menjilati buah dada yang bulat dengan putting susu berwarna coklat kemerahan mengacung ke atas. Aku mengulumnya sambil lidahku memainkan putting susu itu. tanganku menggerayangi buah pantatnya yg padat berisi.

Aku teruskan dengan membuka celana pendek yang dikenakannya. Kali ini Ayu agak bertahan. Dia tidak mau menaikkan pinggulnya supaya celananya mudah diperosotkan. Sementara itu aku melepaskan celana pendek kolorku dan juga kausku hingga aku hanya celana dalam saja. “..emh..jangan..mas..sshh..” pinta Ayu dalam desahannya. “..gimana..Mas..bisa ngejilatin itunya Ayu..?” tanyaku “..engh..jangan..mass..sshh..main atas aja..” pinta Ayu “..nggak koq..Yu..Mas Cuma mo liat ama jilatin itunya kamu aja..Mas nggak akan ngapa-apain deh..” rayuku Setelah itu Ayu seperti membolehkanku. Terbukti kali ini ia mengangkat sedikit pinggulnya supaya celananya bisa diperosotkan.

Aku ambil dua sekaligus celana dalam dan celana luarnya sehingga Ayu langsung telanjang bulat. WOW! Kini tubuh yang selama ini aku idam-idamkan terpampang jelas didepan mata “..ih..mas..tapi mas..jangan yah..” pintanya supaya aku juga tidak telanjang “..lho..kenapa sayang..?” tanyaku “..engh..jangan..deh..” pintanya lagi sambil kedua tangannya mencoba menutupi bagian paling pribadinya “..kenapa..kamu takut..?” tanyaku “..engh..cukup deh..gini aja..Ayu takut, Mas..” katanya dibalik nafasnya yang menderu Aku tahu kalau Ayu masih perawan dan aku juga tak mau merusaknya. Hanya ingin memainkannya saja. Aku perhatikan bentuk tubuh Ayu yang benar-benar indah itu.

Buah dada yang bulat dengan putting susu coklat kemerahan mengacung menantangku. Perut yang mulus putih bersih dan kencang. Paling utama bagian dibawah perut yang ditutupi bulu-bulu halus. Dibalik bulu halus itu terdapat bongkahan daging merah dengan celah yang sempit dari situ tersembul seonggok daging kecil seperti kacang merah merekah. “..Ayu..punya kamu indah..banget..sayang..” kataku sambil mendekati vaginanya dan langsung mengulumnya.. “..oufh..sshhtt..engh..emh..sshtt..ough..” Ayu melenguh dan mendesah penuh kenikmatan ketika bibirku mengulum bibir vaginanya. “..gimana enak..kan sayang..?’ bisikku.

“..emh..sshtt.ough..sshhtt..ough..sshhtt..ough..” suara desahan itulah yang keluar dari mulut Ayu. Aku kulum-kulum kelentitnya sambil sesekali lidahku menerobos celah sempit dibawah kelentitnya. Aku julurkan lidahku dalam-dalam hingga lidahku aku merasakan seperti ada yang menghalanginya. Aku semakin yakin kalau Ayu masih benar-benar perawan. Sementara itu cairan putih bening tak henti-hentinya keluar dari kelentitnya membasahi lidah dan bibirku. Aku jilat dan aku hisap lalu aku telan cairan kenikmatan itu seperti halnya aku kehausan. Cukup lama juga aku menjilati liang vagina itu.

Sambil mulutku bermain di liang vaginanya tanganku melepas celana dalamku. Satu-satunya kain penutup tubuhku yang menutupi batang penisku. Tanpa sepengetahuannya aku berhasil melepas celana dalamku. Kini tubuhku dan tubuh Ayu sama-sama polos dan telanjang bulat. Kali ini tinggal Ayu saja yang menentukan apakah boleh atau tidak batang penisku yang sudah panjang dan keras untuk menerobos liang vaginanya. Tak lama kemudian nafas Ayu semakin cepat dan mulutnya meracau seperti ingin menjerit.

“..auwfh..sshtt..engh..emh..augh..enaxxx..mmasshh..sshtt..ough..” begitu erangnya dan kali ini aku tahu kalau Ayu sedikit lagi akan mencapai orgasme. Disini aku atur siasat. Aku hentikan jilatan dan kulumanku ke liang vagina Ayu hingga Ayu hampir sadar. Wajahnya yang tadi merekah kini perlahan-lahan kembali normal. Ada sedikit kekecewaan diwajah Ayu.

“..Ayu..sayang..kamu mau..kan..?” tanyaku “..Mas..engh.. ayo dong..” begitu pinta Ayu ditengah-tengah desahan nafasnya yang tersengal “..iya..sayang..tapi kamu mau..nggak..?” tanyaku lagi “..iya deh..mas..Ayu mau apa aja yang Mas suruh..tapi..” aku melihat Ayu seperti mengiba padaku “..oke..deh..punya..Mas..boleh kan dimasukin..?” tanyaku “..iya..he..eh..egh..ayo..dong..” Ayu meminta padaku “..ayo..apa..ayo..apa..sayang..” tanyaku pura-pura “..Ayu mau yang tadi..” pinta Ayu “..yang tadi..yang mana..?” tanyaku pura-pura “..engh..” Ayu meminta dengan manja sambil menjambak rambutku dan mengarahkan pada liang vaginanya. “..yang ini sayang..emgh.” aku teruskan lagi jilatanku..
“..iyah…ough..emh..yesshh..ough.emh..sshhtt..oufh…sshhtt..oughh..” begitu desah Ayu menimpali jilatanku hingga Ayu hampir orgasme lagi dan.. “..Ayu..mas..boleh yah..masukin..” tanyaku sambil batang tongkolku sudah menunggu dibibir vaginanya. “..emggh..” Ayu mendesah sambil matanya terpejam dan siap menerima batang tongkolku “..boleh..nggak sayang..emh..?” tanyaku sambil memainkan batang tongkolku dibibir vaginanya “…” Ayu terdiam namun ia sediki mengangkat pinggulnya dan aku langsung siap mencobloskan batang penisku yang sudah keras dan panjang ini ke liang vaginanya.

Namun baru didorong sedikit batang penisku seperti terpeleset begitu terus menerus hingga… “..augh..sshhtt..” Ayu merintih “..dikit..lagi.yah..sayang..enaxx..koq..” rayuku “..augh..pelan-pelan..mas..aduh..sshhakit..” rintih Ayu aku lihat sedikit airmata dimatanya Aku dorong perlahan-lahan batang penisku hingga “..SLEB..SLEB.. BLESSS!!!” batang penisku berhasil amblas ke liang vagina Ayu Aku diamkan sesaat batang penisku didalam liang vagina Ayu.

Aku biarkan otot-otot vagina Ayu supaya terbiasa dulu dengan batang penisku yang baru saja menerobos liang vaginanya. Batang penis yang selama ini belum pernah menerobos liang vagina Ayu kini merintih. “..sshhtt..auh..sshhtt..sakit..Mas.” aku lihat sedikit airmata dimata Ayu. “..iya..sayang..aku tahu..sebentar lagi enak koq..yah..” kataku sambil mengulum bibirnya Setelah itu aku liukkan perlahan-lahan pinggulku untuk memainkan batang penisku didalam liang vagina Ayu.

Ayu yang tadi merintih kesakitan kini kembali mendesah penuh kenikmatan. “..oufh..sshhtt..engh..emh..sshtt..ough..” begitu suara desahan Ayu mengiringi liukan dan terjangan batang penisku “..ouh..Yu..kamu enaxx..banget..Yu..egh..” kataku memuji-mujinya. Posisi tubuh kami aku atur. Kaki Ayu aku lingkarkan dipinggulku dan kedua kakiku terlipat supaya batang penisku benar-benar pada posisi yang enak diliang vagina Ayu. Permainan ini terus berlangsung hingga dua puluh menit kemudian.

“..ough..eghh..ough..ough..egh..emh..sshhtt..ough…shhtt..ouggh..sshtt..ough..” mulut Ayu mendesah-desah penuh kenikmatan sambil meracau “..massshhtt..augh..enaxxx..banget..mmhh…sshhtt..oughh…sshhtt..ough..shhtt..ough ..” tangan Ayu memeluk punggungku erat-erat sambil kedua kakinya mencengkram erat-erat pinggangku. Ayu sebentar lagi orgasme. “..tenang..sayang..aku juga bentar lagi..koq..” kataku sambil mempercepat liukkan pinggulku dan akhirnya.. “..augh..augh..aarghh..emh..emh..ouh..” Ayu mengerang panjang dan diakhiri dengan desahan-desahan lambat.

Aku rasakan otot-otot divaginanya berdenyut-denyut seperti menyedot batang penisku. Diperlakukan begitu, batang penisku jadi terasa berdenyut-denyut akan ada yang keluar lalu tak lama kemudian. “..Oooh..Ayuu..enaxx..” kataku sambil diikuti dengan semburan cairan kenikmatanku menembak dirahimnya. “CROT..CROT..CROTT..!” batang penisku menyemprotkan cairan sperma penuh kenikmatan. Aku merasakan denyutan-denyutan yang dahsyat dibatang penisku.

Setelah itu bibir kami berpagutan sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme yang kami rasakan. Perlahan Ayu mengendorkan cengkeramannya dan kembali rileks. “..makasih banget yah, Yu..kamu mau begini sama aku..” kataku sambil membelai rambutnya “..he-eh..makasih juga yah, Mas..Ayu gak sia-sia kehilangan keperawanan kalo seenak ini..” kata Ayu yang membuatku kaget

“..jadi kamu nggak nyesel..?” tanyaku “..nggak..eh..malah..Ayu jadi pengen dan pengen terus beginian sama..Mas..” sahutnya blak-blakan “..eh..bagus deh..” kataku sambil menariknya ke pangkuanku dan kami kembali berciuman. Lalu setelah cukup terangsang aku dan Ayu kembali bersenggama dengan berbagai posisi.

Hari itu tak kurang dari empat kali kami bersenggama dikamar hingga siangnya kami sama-sama kelelahan lalu tertidur. Sorenya setelah bangun dari tidur kami mandi berdua dan masih melakukannya dikamar mandi. Setelah kejadian itu aku dan Ayu masih melakukannya jika ada kesempatan hingga setahun kemudian.

Ayu pindah ke suatu daerah untuk kuliah. Hingga detik ini aku tak tahu bagaimana kabarnya ia sekarang ini. END


GADIS DESA BAHENOL YANG TERANGSANG KARENA MEMBACA CERITA SEX

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum ABG sange mencoba merayu gadis desa bahenol incaran pada pemudaDengan Judul ” Gadis Desa Bahenol Yang Terangsang Karena Membaca Cerita Sex” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

GADIS DESA BAHENOL YANG TERANGSANG KARENA MEMBACA CERITA SEX
KenzoPoker.ORG - Agen Domino QQ Poker Online - BandarQ Online - Domino99
CERITA DEWASA 18+Namaku Kasan. Usia saya boleh dibilang masih cukup muda untuk mengenal yang namanya bercinta. Saya baru berumur 13 tahun pada saat itu. Saya mempunyai seorang tetangga cewek yang semlohay , dia bernama Ita.

Dari bentuk tubuhnya boleh dijamin semua laki-laki yang melihatnya pasti akan berdecak kagum. Semlohay kata orang sih. Dia tingginya yaach kira-kira 155 cm, dan berat 48, pokoknya ideallah.

Lebih ideal lagi ternyata payudaranya wah ukuran gedhe (king size). Wajahnya lumayan enggak jelek-jelek amat walaupun tidak berkategori cantik juga sih, tapi bodinya sangat semlohay , bahenol kata cowok-cowok yang memandangnya. Setiap cowok pingin dekat sama si Ita.

Berbagai upaya dilakukan oleh beberapa cowok, engga ada yang berhasil mendekatinya. Hanya heran saya itu, ternyata dia ada perhatian sama saya, maklumlah tetangga dekat dan cukup handsome lagi, sehingga inilah kemenangan saya.

Suatu saat ketika dia sedang mandi di sumur wajar sajalah karena orang desa engga punya kamar mandi, saya pas berada di dekat sumur itu, maka kesempatan bagi saya untuk melongok tubuhnya.

Ternyata benar-benar wah, payudaranya, tengah-tangah pahanya yang mulai ditumbuhi bulu-bulu halus dan pinggulnya bak vespa! Saya sangat bersemangat mengintip dia mandi, karena asyiknya dia mandi engga tahu bila kuperhatikan. Oh betapa semlohay bahenol nya dia, melebihi bintang film India.

Bahkan artis seksi pun kalah sebagai madame de syuga, Ita pantas mendapat julukan madame de syurga. Ini setelah kejadianku dengannya yang cukup asyik sehingga ingin aku berbagi cerita sex ini.., pengin tahu? terusain ajaa.

Suatu hari, hujan rintik-rintik. Dia cerita bila dia pingin ditemani di rumahnya karena semua anggota keluarganya sedang pergi ke tempat neneknya yang baru hajatan. Biasanya setiap dia sendiri pasti minta sayalah yang menemani di rumahnya. Pernah saat saya sedang berusaha mendekati dan meraih tubuhnya, ee dia teriak, dan sayapun gagal menjamah tubuh semlohay nya itu.

Saya pamit pada orang tua saya dan ternyata diijinkan tanpa ada kecurigaan apa-apa. Saat itu jam dua siang, tapi cuaca yang mendung kelihatan seperti sudah jam enam petang. Dengan senang hati saya masuk ke rumahnya lalu pintu saya kunci pakai palang kayu.

“Lho kok dikunci?” dia bertanya
” Ya .. biar amanlah, soalnya saya kan masih kecil, nanti kalau ada maling saya takut sehingga biar engga ada orang lain masuk .. yaa.. kukunci saja. Engga apa-pa khan? ” komentarku.
” Iya.. ya.. sudah duduk dulu saya tak membuat minum ” sahutnya
” Wah terima kasih ” jawabku.

Maka dia pun membuat minuman dan saya telah mempersiapkan sebuah buku porno yang saya dapat dari teman sekolah SMPku. Dan mulailah aku membaca dengan diterangi lampu teplok .

“San, Kau baca apa sich? Kayaknya asyik banget.” begitu ucap Ita sambil mendekatikiu dengan membawa segelas kopi panas.
“Boleh dong aku ikut membaca?” tanyanya .
” Wah ini bacaan cowok je. Cewek endak boleh nanti ndak semaput..”

Saya pancing biar penasaran. Dia terdiam saat itu, tapi menjulurkan kepalanya ke arahku. Dulu pernah dia itu kupegang payudaranya saja, dia berteriak dan memaki-maki, maka kini agar dia tidak berteriak bila kupegang, maka saya buat penasaran dulu.

“Kasih doong, masak sih pelit amat..” dia berkata.
“Okelah boleh kau baca.. tapi syaratnya jangan jauh-jauh dari saya..” kataku
“Mengapa?” tanya Ita
“Eh, ngga apa-apa kok.” jawab saya bingung mau menjelaskan.

Lalu dia pun mulai membaca. Dia kaget ketika membaca ada adegan yang syuur, tapi ternyata dia masih melanjutkan bacaannya.

“Wah-wah-wah, kesempatan nih..?” pikir saya dalam hati.

Tapi saya sudah senang sekali, apalagi saya melihat Ita mulai sesak napasnya. Mukanya bersemu merah tanda berahi mulai menjangkiti dirinya. Saya yang sudah sejak tadi terbawa sedikit birahi langsung menyenggolkan tangan saya pura-pura mau ambil gelas ke payudaranya.

” Aaahh ” Ita merintih.

Saya tidak jadi ambil gelas tapi malah parkir di bukit indah itu, yang kemarin ketika saya pegang dia berteriak, tapi sekarang malah merintih. Tiba-tiba saja Ita langsung mendekatiku dan segera menempelkan badannya pada badanku. Yach sudah otomatis saya akan merespon juga donk. Tanganku makin aktif menjelajahi bukit yang king size itu.

Kemudian kubuka kancing baju atasnya yang berada di punggung sambil memeluk dadanya. Ita makin merintih, ketika puncak bukit itu tertekan dadaku. Saya makin leluasa membuka bajunya, bra-nya dan.. payudaranya segera menyembul sang king size, maka bibirkupun mendekat dan mengulum puncak king size indah itu.

” Mmm ”
” Hhh! Hhh! Hhh! ” napasnya makin memburu, dan bukunya sudah jatuh.

Tangan saya mulai lebih berani lagi menelusuri seluruh lekuk tubuhnya dari dada, perut, pinggul. Lalu ke depan. Kuselusupkan ke CDnya yang udah kendor. Ita makin merintih, terlebih manakala jariku meremas bulu halus yang kemarin kelihatan. Ita makin menggelinjang, dengan segera kubuka seluruh pakaiannya, sambil kubimbing berdiri, karena tingginya sama, maka segera ketika berdiri pelukanku tepat pada dua bukit kembarnya itu.

Ita kuajak berjalan ke amben yang di dekat kursi tadi. Sembari berjalan sungguh sangat nakal tangan dan bibir saya. Bibir mengulum bibir Ita, tangan meremas bukit indah Ita dan tangan satunya bermain di hutan yang halus itu.

Begitu Ita kududukkan di amben maka saya sembari nyopoti kaus yang kupakai, celana dan CD-ku sekaligus tanganku nyomoti bukit indah itu, pokoknya refleklah saudara-saudara! Tanpa sadar tangan saya mencoba mencopot CD terakhir Ita, Dia makin melenguh panjang pendek

” Hhhss, hhss, hhss. “

Akhirnya kami berdua bugil gil. Lalu saya terus bermain dengan bukit indah di bibir dan tangan satu meranjah-ranjah hutan halus itu, sementara tangan lain menekan, memilin, mengelus pokoknya apa saja dilakukan yang penting tidak membuat sakit dulu.

“Uhg ugh uhg ugh” Keluh Ita ketika satu jariku menyentuh jari kecil pada belahan di antara pahanya. Kini dia tidak memaki lagi, tapi melenguh-nguh-nguuh!

Tubuh mulusnya kini bersimbah keringat, rambutnya yang terurai panjang menambah gairah, tapi bau keringatnya waoow, orang desa sih, maka tanganku yang satu kemudian mencari-cari botol parfum yang memang tadi udah kusiapkan. Lalu sert.. sert. Kusemprot dulu dengan parfum tubuhnya, sehingga seger dan wangii. Berikutnya tanganku beraktivitas lagi. Tapi ternyata ada penolakan dari Ita.

” San .. udah San tolong udah san, jangan diteruskan ” katanya.
” Ah.. masak saya harus gagal sih menikmati tubuh indah yang udah dalam dekapan ini? ” batinku. ” Gimana caranya ya? “

Ita sudah mengepitkan pahanya rapat sekali, tapi dia masih berada di bawah saya, maka sayapun nyessel banget kenapa tadi pakai semprot-semprot dulu.

Dengan sisa semangat yang masih menggebu saya peluk Ita erat-erat, puncak bukit kecoklatannya saya kulum lagi, lidah saya mainkan di situ, dan Ita mengerang halus, maka saya makin bersemangat.

Tangan satu mulai menelusup ke tengah-tengah pahanya yang sudah dikepit itu, ah susah sekali menerobos kepitan itu. Lama-kelamaan bibir saya yang aktif itu ada gunanya ternyata. Pahanya makin melemah dan jariku berhasil menerobos kembali pada belahan diantara hutan halusnya itu. Ita mengerang lagi

” Ohh.. jangngngan ..” tapi tangannya memeluk tubuhku erat sekali.

Ketika jariku menerobos lebih dalam lagi maka tangan Ita kini sudah berada pada pinggulku menarik ke arah selangkangannya. Kini dengan mudah kusibakkan paha mulus itu. Jariku bisa dengan leluasa memainkan perannya dan saat menyentuh lubang maka jari itu bermain lebih lincah, sehingga Ita melenguh lagi.
” Oohh.. tolong jangngngaann “

Kudapati jari itu sudah basah lendir kini, aku heran kok banyak lendirnya ya? Ita melenguh lagi

” Oohh jangngngaann .. ” Kupikir isyarat agar aku jangan lama-lama lagi, maka serta merta kudekatkan selangkanganku dengan laras panjang yang membara dan kini mulai menyentuh belahan paha itu. Hangat kurasa kena lendir yang banyak.

Lalu mulailah saya sibakkan lebih lebar lagi paha mulus itu dan kepala itu mulai menyelusup diantara dua belahan. Hangat, licin-peret, lunak sekalli terasa, dann Jess laras itu kini menusuk belahan padat kenyal.

” Ohh ” bersamaan kami berdua memekik.

Saya memekik keenakan, Ita memekik juga enak bercampur sari, dangdut, keroncong, perih, ngilu dll (katanya kemudian setelah acara kami ini selesai). Saya terdiam beberapa saat kubiarkan laras panjang itu menyoblos masuk dan makin masuk dan makin ambles.. bless.

” Aduh! ” Ita berteriak ketika tercoblos laras lunak tapi kenyal itu.

Ada lelehan dingin terasa mengaliri batang itu, tapi sedikit demi sedikit kutekankan pada tempat paling lunak sedunia itu bagi batang larasku ini. Seluruh batang sudah tertanam dan berdenyut-denyut, rasanya pinginn sekali bergerak-gerak, tapi rasa enak itu muncul dan ketika denyutan laras itu makin mengeras, Ita terpekik

” Iiih .. ” setelah sekian lama akhirnya dialah yang memulai gerakan pada pantatnya ternyata sudah tidak sakit lagi dan mulai menikmati arti terobosan batang laras yang perkasa, kenyal, lunak hangat dan berdenyut itu.

Gerakan-gerakan kami makin liar hingga kami berdua semakin basah oleh keringat. Akhirnya terjadi pelukan yang sangat kencang dari Ita, bersamaan dengan itu kemudian pucuk larasku terasa sangat ngilu dan saya merasa melepas sesuatu dari pucuk itu .

” Aahh! ” Ita terpekik lagi, ketika semprotanku melanda rahimnya.

Saya terjelepok dalam pelukan hangat tubuh semlohai itu. Pahanya yang seperti buah labu putih panjang dan halus seperti balon mau meletus, kimi sedang mengepit erat pahaku, dan celah diantara paha itu kini menjepit kuat sekali laras panjang rudalku. Ada rasa berdenyut-denyut dari pangkal laras sampai ke ujung yang diliputi oleh selimut empuk dinding celah gua Ita yang semlohay itu.

Kami berdua melepas napas panjang keenakan dan yang paling puas adalah saya telah berhasil manaklukkan singa betina nan buas yang kini telah jinak dalam pelukanku, sementara mulutnya dengan lahap menelan daging mentah dan segar serta kenyal punyaku. Pokoknya siip lah! Sangat menyejukkan hati dan menenteramkan jiwa ketika pelukan kami semakin erat dan daging kenyal terus terselip di lorong gua basah nan nikmat.

Permainan ternyata dilanjutkan lagi sampai tiga babak sehingga waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 sore. Hujan turun makin lebat, tetapi kami berdua yang tanpa selembar benangpun tidak merasakan dingin bahkan panas membara dan bergeloraa.

Berkali-kali Ita yang semlohay memekik-mekik Permainan berakhir ketika kami tertidur dan malam hari terbangun kedinginan tanpa ada lembaran kain yang menutupi tubuh kami. Untunglah seluruh keluarga Ita tidak pulang karena hari hujan dan ternyata Ita terbiasa sendirian di rumah.

Tahu kayak begini udah tak kerjain dulu-dulu tanpa harus ada acara tip-ngintip segala. Ternyata enaknya engga ada dijual di toko manapun juga. END


TUBUH, MULUT, DAN VAGINA RISKA MENJADI SASARAN NAFSU BIRAHI TUKANG BECAK

Riska adalah seorang gadis pelajar kelas 3 di sebuah SMU negeri terkemuka di kota YK. Gadis yang berusia 17 tahun ini memiliki tubuh yang sekal dan padat, kulitnya kuning langsat. Rambutnya tergerai lurus sebahu, wajahnya juga lumayan cantik.

Dia adalah anak bungsu dari lima bersaudara, ayahnya adalah seorang pejabat yang kini bersama ibunya tengah bertugas di ibukota, sedang kakak-kakaknya tinggal di berbagai kota di pulau jawa ini karena keperluan pekerjaan atau kuliah. Maka tinggallah Riska seorang diri di rumah tersebut, terkadang dia juga ditemani oleh sepupunya yang mahasiswi dari sebuah universitas negeri ternama di kota itu.


Sebagai anak ABG yang mengikuti trend masa kini, Riska sangat gemar memakai pakaian yang serba ketat termasuk juga seragam sekolah yang dikenakannya sehari-hari. Rok abu-abu yang tingginya beberapa senti di atas lutut sudah cukup menyingkapkan kedua pahanya yang putih mulus, dan ukuran roknya yang ketat itu juga memperlihatkan lekuk body tubuhnya yang sekal menggairahkan.
Penampilannya yang aduhai ini tentu mengundang pikiran buruk para laki-laki, dari yang sekedar menikmati kemolekan tubuhnya sampai yang berhasrat ingin menggagahinya. Salah satunya adalah Parno, si tukang becak yang mangkal di depan gang rumah Riska. Parno, pria berusia 40 tahunan itu, memang seorang pria yang berlibido tinggi, birahinya sering naik tak terkendali apabila melihat gadis-gadis cantik dan seksi melintas di hadapannya.

Sosok pribadi Riska memang cukup supel dalam bergaul dan sedikit genit termasuk kepada Parno yang sering mengantarkan Riska dari jalan besar menuju ke kediaman Riska yang masuk ke dalam gang.

Suatu sore, Riska pulang dari sekolah. Seperti biasa Parno mengantarnya dari jalan raya menuju ke rumah. Sore itu suasana agak mendung dan hujan rintik-rintik, keadaan di sekitar juga sepi, maklumlah daerah itu berada di pinggiran kota YK. Dan Parno memutuskan saat inilah kesempatan terbaiknya untuk melampiaskan hasrat birahinya kepada Riska. Ia telah mempersiapkan segalanya, termasuk lokasi tempat dimana Riska nanti akan dikerjai. Parno sengaja mengambil jalan memutar lewat jalan yang lebih sepi, jalurnya agak jauh dari jalur yang dilewati sehari-hari karena jalannya memutar melewati areal pekuburan.

“Lho koq lewat sini Pak?”, tanya Riska.
“Di depan ada kawinan, jadi jalannya ditutup”, bujuk Parno sambil terus mengayuh becaknya.

Dengan sedikit kesal Riska pun terpaksa mengikuti kemauan Parno yang mulai mengayuh becaknya agak cepat. Setelah sampai pada lokasi yang telah direncanakan Parno, yaitu di sebuah bangunan tua di tengah areal pekuburan, tiba-tiba Parno membelokkan becaknya masuk ke dalam gedung tua itu.

“Lho kenapa masuk sini Pak?”, tanya Riska.
“Hujan..”, jawab Parno sambil menghentikan becaknya tepat di tengah-tengah bangunan kuno yang gelap dan sepi itu. Dan memang hujan pun sudah turun dengan derasnya.

Bangunan tersebut adalah bekas pabrik tebu yang dibangun pada jaman belanda dan sekarang sudah tidak dipakai lagi, paling-paling sesekali dipakai untuk gudang warga. Keadaan seperti ini membuat Riska menjadi semakin panik, wajahnya mulai terlihat was-was dan gelisah.

“Tenang.. Tenang.. Kita santai dulu di sini, daripada basah-basahan sama air hujan mending kita basah-basahan keringat..”, ujar Parno sambil menyeringai turun dari tempat kemudi becaknya dan menghampiri Riska yang masih duduk di dalam becak.

Bagai tersambar petir Riskapun kaget mendengar ucapan Parno tadi.

“A.. Apa maksudnya Pak?”, tanya Riska sambil terbengong-bengong.
“Non cantik, kamu mau ini?” Parno tiba-tiba menurunkan celana komprangnya, mengeluarkan penisnya yang telah mengeras dan membesar.

Riska terkejut setengah mati dan tubuhnya seketika lemas ketika melihat pemandangan yang belum pernah dia lihat selama ini.

“J.. Jaangan Pak.. Jangann..” pinta Riska dengan wajah yang memucat.

Sejenak Parno menatap tubuh Riska yang menggairahkan, dengan posisinya yang duduk itu tersingkaplah dari balik rok abu-abu seragam SMU-nya kedua paha Riska yang putih bersih itu. Kaos kaki putih setinggi betis menambah keindahan kaki gadis itu. Dan di bagian atasnya, kedua buah dada ranum nampak menonjol dari balik baju putih seragamnya yang berukuran ketat.

“Ampunn Pak.. Jangan Pak..”, Riska mulai menangis dalam posisi duduknya sambil merapatkan badan ke sandaran becak, seolah ingin menjaga jarak dengan Parno yang semakin mendekati tubuhnya.

Tubuh Riska mulai menggigil namun bukan karena dinginnya udara saat itu, tetapi tatkala dirasakannya sepasang tangan yang kasar mulai menyentuh pahanya. Tangannya secara refleks berusaha menampik tangan Parno yang mulai menjamah paha Riska, tapi percuma saja karena kedua tangan Parno dengan kuatnya memegang kedua paha Riska.

“Oohh.. Jangann.. Pak.. Tolongg.. Jangann..”, Riska meronta-ronta dengan menggerak-gerakkan kedua kakinya. Akan tetapi Parno malahan semakin menjadi-jadi, dicengkeramnya erat-erat kedua paha Riska itu sambil merapatkan badannya ke tubuh Riska.

Riska pun menjadi mati kutu sementara isak tangisnya menggema di dalam ruangan yang mulai gelap dan sepi itu. Kedua tangan kasar Parno mulai bergerak mengurut kedua paha mulus itu hingga menyentuh pangkal paha Riska. Tubuh Riska menggeliat ketika tangan-tangan Parno mulai menggerayangi bagian pangkal paha Riska, dan wajah Riska menyeringai ketika jari-jemari Parno mulai menyusup masuk ke dalam celana dalamnya.

“Iihh..”, pekikan Riska kembali menggema di ruangan itu di saat jari Parno ada yang masuk ke dalam liang vaginanya.

Tubuh Riska menggeliat kencang di saat jari itu mulai mengorek-ngorek lubang kewanitaannya. Desah nafas Parno semakin kencang, dia nampak sangat menikmati adegan ‘pembuka’ ini. Ditatapnya wajah Riska yang megap-megap dengan tubuh yang menggeliat-geliat akibat jari tengah Parno yang menari-nari di dalam lubang kemaluannya.

“Cep.. Cep.. Cep..”, terdengar suara dari bagian selangkangan Riska. Saat ini lubang kemaluan Riska telah banjir oleh cairan kemaluannya yang mengucur membasahi selangkangan dan jari-jari Parno.

Puas dengan adegan ‘pembuka’ ini, Parno mencabut jarinya dari lubang kemaluan Riska. Riska nampak terengah-engah, air matanya juga meleleh membasahi pipinya. Parno kemudian menarik tubuh Riska turun dari becak, gadis itu dipeluknya erat-erat, kedua tangannya meremas-remas pantat gadis itu yang sintal sementara Riska hanya bisa terdiam pasrah, detak jantungnya terasa di sekujur tubuhnya yang gemetaran itu. Parno juga menikmati wanginya tubuh Riska sambil terus meremas remas pantat gadis itu.

Selanjutnya Parno mulai menikmati bibir Riska yang tebal dan sensual itu, dikulumnya bibir itu dengan rakus bak seseorang yang tengah kelaparan melahap makanan.

“Eemmgghh.. Mmpphh..”, Riska mendesah-desah di saat Parno melumat bibirnya. Dikulum-kulum, digigit-gigitnya bibir Riska oleh gigi dan bibir Parno yang kasar dan bau rokok itu. Ciuman Parno pun bergeser ke bagian leher gadis itu.
“Oohh.. Eenngghh..”, Riska mengerang-ngerang di saat lehernya dikecup dan dihisap-hisap oleh Parno.

Cengkeraman Parno di tubuh Riska cukup kuat sehingga membuat Riska sulit bernafas apalagi bergerak, dan hal inilah yang membuat Riska pasrah di hadapan Parno yang tengah memperkosanya. Setelah puas, kini kedua tangan kekar Parno meraih kepala Riska dan menekan tubuh Riska ke bawah sehingga posisinya berlutut di hadapan tubuh Parno yang berdiri tegak di hadapannya. Langsung saja oleh Parno kepala Riska dihadapkan pada penisnya.

“Ayo.. Jangan macam-macam non cantik.. Buka mulut kamu”, bentak Parno sambil menjambak rambut Riska.


Takut pada bentakan Parno, Riska tak bisa menolak permintaannya. Sambil terisak-isak dia sedikit demi sedikit membuka mulutnya dan segera saja Parno mendorong masuk penisnya ke dalam mulut Riska.

“Hmmphh..”, Riska mendesah lagi ketika benda menjijikkan itu masuk ke dalam mulutnya hingga pipi Riska menggelembung karena batang kemaluan Parno yang menyumpalnya.
“Akhh..” sebaliknya Parno mengerang nikmat. Kepalanya menengadah keatas merasakan hangat dan lembutnya rongga mulut Riska di sekujur batang kemaluannya yang menyumpal di mulut Riska.

Riska menangis tak berdaya menahan gejolak nafsu Parno. Sementara kedua tangan Parno yang masih mencengkeram erat kepala Riska mulai menggerakkan kepala Riska maju mundur, mengocok penisnya dengan mulut Riska. Suara berdecak-decak dari liur Riska terdengar jelas diselingi batuk-batuk.

Beberapa menit lamanya Parno melakukan hal itu kepada Riska, dia nampak benar-benar menikmati. Tiba-tiba badan Parno mengejang, kedua tangannya menggerakkan kepala Riska semakin cepat sambil menjambak-jambak rambut Riska. Wajah Parno menyeringai, mulutnya menganga, matanya terpejam erat dan..

“Aakkhh..”, Parno melengking, croot.. croott.. crroott..

Seiring dengan muncratnya cairan putih kental dari kemaluan Parno yang mengisi mulut Riska yang terkejut menerima muntahan cairan itu. Riska berusaha melepaskan batang penis Parno dari dalam mulutnya namun sia-sia, tangan Parno mencengkeram kuat kepala Riska. Sebagian besar sperma Parno berhasil masuk memenuhi rongga mulut Riska dan mengalir masuk ke tenggorokannya serta sebagian lagi meleleh keluar dari sela-sela mulut Riska.

“Ahh”, sambil mendesah lega, Parno mencabut batang kemaluannya dari mulut Riska.

Nampak batang penisnya basah oleh cairan sperma yang bercampur dengan air liur Riska. Demikian pula halnya dengan mulut Riska yang nampak basah oleh cairan yang sama. Riska meski masih dalam posisi terpaku berlutut, namun tubuhnya juga lemas dan shock setelah diperlakukan Parno seperti itu.

“Sudah Pak.. Sudahh..” Riska menangis sesenggukan, terengah-engah mencoba untuk ‘bernego’ dengan Parno yang sambil mengatur nafas berdiri dengan gagahnya di hadapan Riska.

Nafsu birahi yang masih memuncak dalam diri Parno membuat tenaganya menjadi kuat berlipat-lipat kali, apalagi dia telah menenggak jamu super kuat demi kelancaran hajatnya ini sebelumnya. Setelah berejakulasi tadi, tak lama kemudian nafsunya kembali bergejolak hingga batang kemaluannya kembali mengacung keras siap menerkam mangsa lagi.

Parno kemudian memegang tubuh Riska yang masih menangis terisak-isak. Riska sadar akan apa yang sebentar lagi terjadi kepadanya yaitu sesuatu yang lebih mengerikan. Badan Riska bergetar ketika Parno menidurkan tubuh Riska di lantai gudang yang kotor itu, Riska yang mentalnya sudah jatuh seolah tersihir mengikuti arahan Parno.

Setelah Riska terbaring, Parno menyingkapkan rok abu-abu seragam SMU Riska hingga setinggi pinggang. Kemudian dengan gerakan perlahan, Parno memerosotkan celana dalam putih yang masih menutupi selangkangan Riska. Kedua mata Parno pun melotot tajam ke arah kemaluan Riska. Kemaluan yang merangsang, ditumbuhi rambut yang tidak begitu banyak tapi rapi menutupi bibir vaginanya, indah sekali.

Parno langsung saja mengarahkan batang penisnya ke bibir vagina Riska. Riska menjerit ketika Parno mulai menekan pinggulnya dengan keras, batang penisnya yang panjang dan besar masuk dengan paksa ke dalam liang vagina Riska.

“Aakkhh..”, Riska menjerit lagi, tubuhnya menggelepar mengejang dan wajahnya meringis menahan rasa pedih di selangkangannya.

Kedua tangan Riska ditekannya di atas kepala, sementara ia dengan sekuat tenaga melesakkan batang kemaluannya di vagina Riska dengan kasar dan bersemangat.

“Aaiihh..”, Riska melengking keras di saat dinding keperawanannya berhasil ditembus oleh batang penis Parno. Darah pun mengucur dari sela-sela kemaluan Riska.
“Ohhss.. Hhsshh.. Hhmmh.. Eehhghh..” Parno mendesis nikmat.

Setelah berhasil melesakkan batang kemaluannya itu, Parno langsung menggenjot tubuh Riska dengan kasar.

“Oohh.. Oogghh.. Oohh..”, Riska mengerang-ngerang kesakitan. Tubuhnya terguncang-guncang akibat gerakan Parno yang keras dan kasar. Sementara Parno yang tidak peduli terus menggenjot Riska dengan bernafsu. Batang penisnya basah kuyup oleh cairan vagina Riska yang mengalir deras bercampur darah keperawanannya.

Sekitar lima menit lamanya Parno menggagahi Riska yang semakin kepayahan itu, sepertinya Parno sangat menikmati setiap hentakan demi hentakan dalam menyetubuhi Riska, sampai akhirnya di menit ke-delapan, tubuh Parno kembali mengejang keras, urat-uratnya menonjol keluar dari tubuhnya yang hitam kekar itu dan Parno pun berejakulasi.

“Aahh..” Parno memekik panjang melampiaskan rasa puasnya yang tiada tara dengan menumpahkan seluruh spermanya di dalam rongga kemaluan Riska yang tengah menggelepar kepayahan dan kehabisan tenaga karena tak sanggup lagi mengimbangi gerakan-gerakan Parno.

Dan akhirnya kedua tubuh itupun kemudian jatuh lunglai di lantai diiringi desahan nafas panjang yang terdengar dari mulut Parno. Parno puas sekali karena telah berhasil melaksanakan hajatnya yaitu memperkosa gadis cantik yang selama ini menghiasi pandangannya dan menggoda dirinya.

Setelah rehat beberapa menit tepatnya menjelang Isya, akhirnya Parno dengan becaknya kembali mengantarkan Riska yang kondisinya sudah lemah pulang ke rumahnya. Karena masih lemas dan akibat rasa sakit di selangkangannya, Riska tak mampu lagi berjalan normal hingga Parno terpaksa menuntun gadis itu masuk ke dalam rumahnya.

Suasana di lingkungan rumah yang sepi membuat Parno dengan leluasa menuntun tubuh lemah Riska hingga sampai ke teras rumah dan kemudian mendudukkannya di kursi teras. Setelah berbisik ke telinga Riska bahwa dia berjanji akan datang kembali untuk menikmati tubuhnya yang molek itu.

Parno pun kemudian meninggalkan Riska dengan mengayuh becaknya menghilang di kegelapan malam, meninggalkan Riska yang masih terduduk lemas di kursi teras rumahnya. END



SEPANJANG LIBURAN KUISI DENGAN MEMUASKAN BANYAK BIRAHI WANITA

Panasnya sinar matahari yang menerobos jendela kamarku, membangunkanku dari tidurku yang lelap Setelah hampir semalam penuh aku merasakan nikmatnya bersetubuh dengan Mbak Rina dan Mbak Vera Dan aku baru pulang dari rumahnya kerumah Mas iwan jam 05 00 dinihari

Dengan sedikit bermalas-malasan, aku pergi ke kamar mandi membersihkan badan Selesai mandi badan rasanya segar sekali Siang itu kurasakan lain dari biasanya, rumah Mas Iwan tampak sepi sekali Oh ya, aku baru ingat kalau hari ini, Mas Iwan mengantar Tante Sari kondangan ke kampung sebelah


Jadi yang ada di rumah hanya Mbak Erna dan Aku Dengan hanya mengenakan handuk yang kulilitkan dipinggangku, aku pergi ke dapur Membuat secangkir kopi Sampai didapur kudapati Mbak Erna sedang mencuci piring

“Pagi Mbak,” sapaku

Mbak Erna tak menjawab sapaanku Mukanya cemberut Aku heran, tumben Mbak Erna begitu, biasanya dia sangat ramah padaku

“Ada apa sih Mbak, kok cemberut begitu,” tanyaku lagi
“Mbak marah sama aku? atau Mbak nggak senang ya, aku disini,” imbuhku

Mbak erna masih diam saja, membuatku tak enak hati dan bertanya-tanya dalam hati

“Ok, Mbak Kalau Mbak nggak senang, aku pulang aja deh,”
“Jangan-jangan pulang Don, aku nggak marah sama kamu,” sahutnya sambil menarik tanganku
“Habis Mbak marah sama siapa? Boleh tahu kan Mbak?” tanyaku lagi
“Ok, Mbak akan kasih tahu, tapi jangan bilang sama siapa-siapa ya!,” jawabnya

“Aku janji Mbak,” kataku meyakinkannya “Don, aku lagi kesal sama Mas Iwan,” kata Mbak sari “Kesal kenapa Mbak,” selaku “Belakangan ini, Mas Iwan dingin sekali padaku Don,” katanya sambil merebahkan kepalanya didadaku

“Setiap aku pingin begituan, dia selalu menolak,” imbuhnya sambil tersipu malu “Mungkin Mas Iwan lagi lelah Mbak,” hiburku sambil kuusap-usap rambutnya “Ah, masak setiap malam lelah,” sahutnya “Mungkin ada yang bisa aku bantu, untuk menghilangkan kekesalan Mbak,” pancingku

Mbak Erna tak menjawab pertanyaanku Sebagai orang yang cukup berpengalaman soal sex, aku tahu Mbak Erna sangat kesepian karna birahi wanita dan menginginkan hubungan sexual Maka dengan memberanikan diri, kukecup lembut keningnya Dan kurasakan remasan halus tangannya yang masih memegang tanganku Merasa mendapat respon positif, kugerakkan bibirku menciumi kedua pipinya dan berhenti dibelahan bibir mungilnya

Mbak Ernapun membalas kecupanku pada bibirnya dengan kuluman yang hangat, penuh gairah kukeluarkan lidahku, mencari lidahnya Kuhisap-hisap dan kusedot-sedot Kulepaskan tanganku dari genggamannya dan kugerakkan menggerayangi tubuh Mbak Erna

Dan perlahan-lahan kususupkan tangan kananku kebalik gaun tidurnya Dan kurasakan halusnya punggung Mbak Erna Sementara tangan kiriku meremas-remas pantatnya yang padat Mbak Erna melepaskan seluruh pakaiannya Agar aku lebih leluasa menggerayangi tubuhnya

Setelah semua terlepas maka terpampanglah pemandangan yang luar biasa Dengan jelas aku bisa melihat buah dadanya yang montok, perutnya yang ramping dan vaginanya yang dicukur bersih Membuat nafsu birahiku semakin menjadi-jadi dan kurasakan penisku menegang Akupun melepaskan kulumanku pada bibirnya dan dengan sedikit membungkukkan badanku Aku mulai menjilati buah dadanya yang mulai mengeras, secara bergantian

Puas menjilati buah dadanya, jilatanku kupindahkan ke perutnya Dan kurasakan halusnya kulit perut Mbak Erna Mbak Erna tak mau ketinggalan, ditariknya handuk yang melilit dipinggangku Dengan sekali sentakan saja, handukku terlepas

“Aow, besar sekali don penismu,” decaknya kagum, sambil memandangi penisku yang telah menegang dan mengacung-ngacung setelah handukku terlepas Mbak Erna menggerakkan tangannya, meraih batang penisku Diusap-usapnya dengan lembut kemudian dikocok-kocoknya, membuat batang penisku semakin mengeras.


Tak terasa sudah dua puluh menit berlalu, Kusudahi jilatanku pada perutnya Kuangkat tubuhnya dan kududukkan diatas meja dapur Kedua pahanya kubuka lebar-lebar Dan terpampanglah di depanku bukit kecil yang dicukur bersih

Bibir vagina yang memerah dengan sebuah daging kecil yang tersembul diatasnya Kubungkukkan tubuhku dan kudekatkan wajahku ke selangkangannya Dan aku mulai menjilati pahanya yang putih mulus, dihiasi bulu-bulu halus Sambil tanganku meraba-raba vaginanya

Beberapa menit berlalu, kupindahkan jilatanku dari pahanya ke vaginanya Mula-mula kujilati bibir vaginanya, terus kebagian dalam vaginanya Lidahku menari-nari didalam lubang vaginanya yang basah

“Ohh terus Don terus Nik Matt,” serunya tertahan Membuatku semakin bersemangat menjilati lubang vaginanya Kusedot-sedot klitorisnya Pantat Mbak Erna terangkat-angkat menerima jilatanku Ditariknya kepalaku, dibenamkannya pada selangkangannya

“Ohh Don Aku Tak Tahan Masukin Don Masukin penismu,” pintanya menghiba

Kuturuti kemauannya Aku kemudian berdiri Kuangkat kedua kakinya tinggi-tinggi, hingga ujung jari kakinya berada diatas bahuku Kudekatkan penisku keselangkangannya Mbak Erna meraih penisku dan menuntunnya ke lubang vaginanya Kudorong maju pantatku hingga kepala penisku masuk ke lubang vaginanya

Aku diam sejenak mengatur posisi supaya lebih nyaman, lalu kudorong pantatku lebih keras, membuat seluruh batang penisku masuk ke lubang vaginanya Kurasakan penisku dijepit dan dipijit-pijit lubang vaginanya yang sempit Vaginanya penuh sesak karena besarnya batang penisku

“Aow Pelan-pelan Don penismu gede sekali,” pekiknya, ketika aku mulai memaju mundurkan pantatku, membuat penisku keluar masuk dari lubang vaginanya

Tak terasa sudah tiga puluh menit aku memaju mundurkan pantatku Dan kurasakan vagina Mbak Erna berkedut-kedut Dan otot-otot vaginanya menegang

“Ohh Don Aku Keluarr Sayang,” teriaknya lantang Sedetik kemudian kurasakan cairan hangat keluar dari vaginanya Dan Mbak Erna mencapai orgasmenya Mbak Erna tahu kalau aku belum mencapai puncak kenikmatan Dia turun dari atas meja dapur Kemudian berjongkok dihadapanku Diraihnya penisku dan dikocok-kocok dengan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya meremas-remas buah pelirku

“Akhh Mbak Enak Nikk Mat terus,” seruku, ketika Mbak Erna mulai menjilati batang penisku Dari kepala hingga pangkal penisku dijilatinya Mataku merem melek merasakan nikmatnya jilatan Mbak Erna Aku semakin merasa nikmat ketika Mbak Erna memasukkan penisku ke mulutnya yang mungil Dan mulai mengulum batang penisku Mbak Erna memaju mundurkan mulutnya, membuat penisku keluar masuk dari mulutnya Sementara tangannya mengocok-ngocok pangkal penisku

“Oohh Mbak Akuu Tak Tahan,” teriakku

Dan kurasakan penisku berkedut-kedut semakin lama semakin cepat Kujambak rambutnya dan kubenamkan kepalanya diselangkanganku

“Mbak Akuu Ke Luarr,” teriakku lagi lebih keras Mbak Erna semakin cepat memaju mundurkan mulutnya Dan crott! crott! crott! penisku memuntahkan sperma yang sangat banyak di mulutnya Mbak Ernapun menelannya tanpa ragu-ragu Dan tanpa rasa jijik sedikitpun dia menjilati sisa-sisa spermaku sampai bersih

“Terimakasih Don, kamu telah memberiku kepuasan,” pujinya sambil tersenyum “Sama-sama Mbak, aku juga sangat puas,” sahutku “Mbak masih mau lagi kan,” tanyaku “Mau dong, tapi kita mandi dulu yuk,” ajaknya

Kemudian kami meraih pakaian masing-masing untuk selanjutnya bersama-sama pergi ke kamar mandi membersihkan badan Sehabis mandi, masih sama-sama telanjang, kubopong tubuhnya menuju taman disamping rumah Aku ingin melaksanakan impianku selama ini, yaitu bersetubuh ditempat terbuka

“Don Jangan disini sayang, nanti dilihat orang,” protesnya “Kan nggak ada siapa-siapa di rumah Mbak,” sahutku

Mbak Ernapun tidak protes lagi, mendengar jawabanku Sambil berdiri kupeluk erat tubuhnya Kulumat bibirnya Mbak Erna membalas lumatan bibirku dengan pagutan-pagutan hangat Cukup lama kami bercumbu, kemudian aku duduk dikursi taman Dan kusuruh Mbak Erna berjongkok dihadapanku Mbak Erna tahu maksudku Diraihnya batang penisku yang masih layu Dielus-elusnya lembut kemudian dikocok-kocok dengan tangannya

Setelah penisku mengeras Mbak Erna menyudahi kocokkannya, dia mendekatkan wajahnya ke selangkanganku Lidahnya dijulurkan dan mulai menjilati kepala penisku Lidahnya berputar-putar dikepala penisku, kemudian turun kepangkalnya

“Oohh terus Mbak Nikmat banget,” desahku “Isepp Mbak Isep,” pintaku Mbak Erna menuruti kemauanku

Dimasukkannya penisku kemulutnya Hampir sepertiga batang penisku masuk ke mulutnya Sambil tersenyum padaku, dia mulai memaju mundurkan mulutnya, membuat penisku maju keluar masuk dimulutnya

“Mbak Aku Tak Tahan,” seruku Mbak Erna kemudian naik ke pangkuanku Vaginanya pas berada diatas selangkanganku Diraihnya penisku dan dibimbingnya ke lubang vaginanya Mbak Erna mulai menurunkan pantatnya, sedikit demi sedikit batang penisku masuk ke lubang vaginanya semakin lama semakin dalam

Hingga seluruh batang penisku masuk ke lubang vaginanya Sesaat kemudian Mbak Erna mulai menaik turunkan pantatnya Sesekali digoyang-goyangkan pantatnya kekiri-kekanan Aku tak mau kalah, kusodok-sodokkan pantatku ke atas seirama dengan goyangan pantatnya

“Ohh Don Aku Mauu Ke luarr,” teriaknya setelah hampir tiga puluh menit menggoyang tubuhku Dan kurasakan otot-otot vaginanya menegang Tangannya mencengkeram dadaku dengan keras Sesaat kemudian kurasakan cairan hangat merembes dilubang vaginanya

“Aku tak ingin mengecewakanmu Don,” katanya sambil tersenyum Dia menarik penisku keluar dari lubang vaginanya, kemudian memasukkannya ke lubang anusnya Mbak Erna rupanya tahu kesenanganku Meski agak susah, akhirnya bisa juga seluruh batang penisku masuk ke lubang anusnya Perlahan tapi pasti Mbak Erna mulai menaik turunkan pantatnya Membuatku merasakan nikmat yang tiada taranya

Cukup lama Mbak Erna menggoyang-goyangkan pantatnya, kemudian kami berganti posisi Kusuruh dia menungging, membelakangiku dengan tangan bertumpu pada kursi taman Kugenggam penisku dan kuarahkan tepat ke lubang anusnya

Kudorong sedikit demi sedikit, sampai seluruhnya amblas tertelan lubang anusnya Lalu kudorong pantatku maju mundur Kurasakan nikmatnya lubang anus Mbak Erna Sambil kucucuk-cucuk lubang vaginanya dengan jari-jariku Membuat birahi wanita Mbak Erna bangkit lagi

Mbak Erna mengimbangi gerakkanku dengan mendorong-dorong pantatnya seirama gerakkan pantatku Aku semakin mempercepat gerakkan pantatku, ketika kurasakan akan mencapai orgasme Demikian juga jari-jariku semakin cepat mencucuk vaginanya

“Mbak Mbak Akuu Mau Keluar,” seruku
“Akuu Juga Don,” sahutnya

Dan dalam waktu yang hampir bersamaan, kami mencapai orgasme Kutarik penisku dari lubang anusnya, dan kutumpahkan spermaku dipunggungnya Mbak Erna kemudian membalikkan badannya dan berdiri, sambil memintaku duduk kursi taman

Didekatkannya selangkangannya kewajahku Ditariknya rambutku dan dibenamkannya kepalaku keselangkangannya Dan akupun mulai menjilati vaginanya sambil duduk Kuhisap dan kusedot-sedot cairan hangat yang keluar dari lubang vaginanya Mbak Erna sangat puas dengan perlakuanku

Hari itu kami melakukan persetubuhan sampai puas, dengan berbagai macam gaya Sungguh luar biasa Mbak Erna, meskipun tinggal dikampung Tapi dalam soal bersetubuh dia tak kalah dengan orang kota Memang sungguh nikmat istri Mas Iwan Vagina dan lubang anusnya sama nikmatnya Membuatku ketagihan menyetubuhinya

Tak terasa sudah satu bulan aku berlibur dikampung Mas Iwan Malam-malam yang kulewati bersama Mbak Erna dan Tante Sari membuat waktu satu bulan terasa cepat sekali Sudah saatnya aku kembali kekotaku, karena tiga hari lagi aku harus ke sekolah

Saat berangkat dari kampung Mas Iwan, aku tidak sendirian Ada Vivi, anak kandung Tante Sari menemaniku Gadis cantik berkulit putih dan bertubuh langsing ini, baru tamat SMA dan akan melanjutkan kuliah di kota Tante sari meminta tolong padaku agar mengantarkan Vivi, mencari rumah kost di dekat kampus

Dengan menempuh dua jam perjalanan, sampailah kami di kota Dan setelah berpuar-putar cukup lama, akhirnya kudapatkan rumah kost untuk Vivi Pemilik rumah adalah seorang janda cantik berusia sekitar 32 tahun, namanya Yeni Setelah memberikan kunci kamar pada Vivi, Tante Yeni meninggalkan kami berdua

Sehabis membantu Vivi mengangkat barang-barangnya ke dalam kamar, aku merasa haus Kusuruh Vivi ke warung untuk membeli minuman Sambil duduk menunggu kedatangan Vivi, iseng-iseng kunyalakan VCD Ngawur aja kusetel salah satu film Aku terkejut, ternyata isinya film porno

Adegan-adegan difilm itu, membangkitkan nafsu birahiku Kurasakan batang penisku mengeras dan berdiri tegak di balik celanaku Kuturunkan celanaku, dan kukeluarkan batang penisku Kuelus-elus dan kukocok-kocok batang penisku Saking asiknya aku mengocok-ngocok batang penisku, sampai kedatangan Vivi tak kurasakan

“Mas, Doni lagi ngapain,” suara Vivi mengejutkanku
“Akh, nggak ngapa-ngapain,” sahutku
“Itu apa?” tanyanya lagi sambil memandangi celanaku

Astaga! Aku lupa menaikkan celanaku Sehingga Vivi dengan jelas melihat penisku yang sedang berdiri tegak Merasa sudah kepalang basah, kulanjutkan saja mengocok penisku

“Kamu bisa membantuku Vi?,” tanyaku
“Bantu apa Mas?,” katanya balik bertanya
“Kocokkin penisku Vi,” pintaku

Vivi menganggukkan kepalanya tanda setuju Kutarik tangannya dan kuletakkan diatas penisku Vivi yang juga sudah terangsang akibat ikut nonton film porno, menggenggam batang penisku Dengan lembut dia mengelus-elus dari kepala sampai kepangkal penisku Aku merasa seperti melayang

Aku melepaskan seluruh pakaianku sambil memeluk tubuh Vivi yang sedang mengocok penisku Kutarik kaosnya dan kususupkan tanganku kebalik BHnya Kuraba-raba buah dadanya Perlahan-lahan buah dadanya mengeras

Cukup lama aku meraba-raba buah dadanya, kemudian kutarik Bhnya hingga terlepas Setelah terlepas, terlihatlah buah dadanya yang padat dan mengeras Aku melanjutkan lagi meremas-remas buah dadanya Vivi mendesah-desah merasakan nikmat, tangannya semakin cepat mengocok penisku

Sekitar lima belas menit berlalu kami berganti posisi Sambil menarik rok mininya, kodorong tubuhnya hingga terlentang diranjang Hanya celana dalamnya saja yang melekat menutupi selangkangannya Kutindih tubuhnya dari atas lalu kukecup bibirnya, kujulurkan lidahku mengisi rongga mulutnya yang terbuka Vivi menyambutnya dengan hisapan yang tak kalah hebatnya

Setelah cukup lama berpagutan, kuputar tubuhku Membentuk posisi 69 Selangkanganku berada diatas wajahnya, sedangkan selangkangannya berada dibawah wajahku Kujulurkan lidahku menjilati bagian bawah perutnya, sambil tanganku melepas celana dalam Vivi Vivi mengangkat pantatnya memudahkan aku melepaskan celana dalamnya dan meleparkannya ke lantai kamar Lidahku bergerak turun menyapu bibir vaginanya yang ditumbuhi bulu-bulu tipis

“Ohh Mas don Enakk,” desahnya ketika aku mulai menjilati vaginanya yang basah, membuatku semakin bersemangat menjilati vaginanya Kucucuk-cucuk dan kusedot-sedot klitorisnya yang sebesar biji kacang

Saat aku menjilati lubang vaginanya, Vivi juga sedang asyik menjilati penisku Sambil tangan kirinya mengocok-ngocok pangkal penisku sedangkan tangan kanannya mengelus-elus buah pelirku dengan lembut Sesaat kemudian Vivi memasukkan penisku ke mulutnya Hampir seluruh batang penisku masuk ke mulutnya Kudorong pantatku ke atas dan ke bawah, sehingga penisku keluar masuk dimulutnya

Tak terasa sudah dua puluh menit berlalu Aku bangkit dan berdiri dilantai kamar Kutarik tubuhnya, hingga pantatnya berada ditepi ranjang Kedua pahanya kubuka lebar-lebar Kuarahkan penisku tepat ke lubang vaginanya

“Ja Jangan Mas, aku masih perawan,” katanya

Aku tak memperdulikan kata-katanya Kudorong maju pantatku hingga kepala penisku menyeruak masuk Vivi berteriak lebih keras ketika aku mendorong lebih keras dan penisku menembus selaput daranya Akupun lebih bersemangat mendorong pantatku dan amblaslah seluruh batang penisku ke lubang vaginanya yang sangat sempit Penisku serasa dijepit sempitnya lubang vaginanya Beberapa detik kubiarkan penisku di dalam vaginanya

Kupandangi wajahnya yang meringis menahan sakit Dengan perlahan-lahan kuangkat pantatku lalu kuturunkan lagi Membuat penisku keluar masuk dilubang vaginanya Aku merasakan nikmat yang luar biasa Beginikah rasanya menyetubuhi seorang perawan

“Ohh Mas Enakk,” desahnya yang mulai merasakan

Nikmatnya disetubuhi Pantatnya digerakkan naik turun seirama gerakkan pantatku Rasa sakitnya telah hilang berganti dengan rasa nikmat Sekitar tiga puluh menit berlalu, kurasakan vaginanya berkedut-kedut dan otot-otot vaginanya menegang Tangannya mencengkeram seprei dengan keras

“Ohh Mas Akuu Mauu,” desahnya terputus “Mau keluar sayang,” sahutku Vivi mengangguk sambil tersenyum “Aku juga Vi,” imbuhku Semakin cepat kudorong-dorong pantatku “A Akuu Ke Luarr,” teriaknya lantang

Kurasakan cairan hangat merembes didinding vaginanya Sedetik kemudian kurasakan penisku berkedut-kedut Dan Crott! crott! crott! Kutumpahkan sperma yang sangat banyak dilubang vaginanya Dan tubuhku ambruk menindih tubuhnya

“Kamu menyesal Vi,” tanyaku sambil tersenyum puas, karena baru kali ini aku menyetuBHi seorang perawan “Nggak Mas, semua sudah terjadi,” sahutnya “Kamu mau lagi khan,” godaku Vivi tersenyum padaku, senyum penuh arti

Kira-kira satu jam kami tertidur Akupun terbangun dan bergegas ke kamar mandi membersihkan badan Mengingat kejadian tadi, bersetubuh dengan Vivi, membuat nafsu birahiku bangkit lagi penisku yang tadi telah layu, kini tegang dan mengeras Setelah mengelap tubuhku dengan handuk akupun bergegas ke kamar, dimana Vivi sedang tertidur pulas Dan ia terbangun ketika aku lagi asyik menjilati lubang vaginanya

“Oh Mas Apa yang kamu lakukan,” tanyanya “Aku pingin setubuhi kamu lagi sayang,” sahutku sambil tersenyum

Vivi membuka kedua pahanya lebar-lebar, sehingga aku lebih leluasa menjilati vaginanya Beberapa menit berlalu kusuruh dia menungging Aku mengambil posisi dibelakangnya Dari belakang, aku menjilati lubang anusnya, sambil tanganku mencucuk-cucuk lubang vaginanya

Setelah kurasa cukup, kuarahkan penisku ke lubang vaginanya Dan aku mulai mendorong maju pantatku Sedikit demi sedikit penisku masuk ke lubang vaginanya Semakin lama semakin dalam penisku memasukinya, sampai seluruhnya amblas, tertelan lubang vaginanya Akupun mendorong pantatku maju mundur, membuat penisku keluar masuk dari lubang vaginanya

“Ohh Nikk Matt Mas Enakk,” jeritnya tertahan Sekitar tiga puluh menit berlalu, kutarik penisku dari lubang vaginanya hingga terlepas Kemudian kugenggam penisku dan kuarahkan ke lubang anusnya

“Jangan, Mass sakitt, ja “jeritnya sambil meringis Belum habis dia bicara, kudorong pantatku dengan keras Dan Bless! Seluruh batang penisku masuk ke lubang anusnya Kukocok lubang anusnya dengan irama pelan semakin lama semakin cepat, sambil tanganku mencucuk-cucuk lubang vaginanya Dan Vivipun merasakan sensasi yang luar biasa dikedua lubangnya Jeritan-jeritannya berganti dengan desahan-desahan nikmat penuh nafsu

Aku semakin bersemangat mendorong-dorong pantatku, ketika kurasakan akan mencapai orgasme Sepuluh menit kemudian penisku menyemburkan sperma didalam anusnya Dan tak lama berselang Vivi menyusul, tubuhnya mengejang hebat Kemudian Vivi terkulai lemas dan tertidur

Aku kemudian berdiri dan mengenakan celanaku Saat aku akan mengambil handuk ke dalam almari, tanpa sengaja aku menoleh keluar jendela Samar-samar aku melihat sesosok bayangan wanita yang sedang berdiri dibalik jendela kamar Rupanya orang itu sedang mengitip aku dan Vivi yang sedang bersetubuh dari balik korden yang lupa aku tutup

Saat aku keluar mencarinya, wanita itu bergegas pergi Aku membuntuti wanita itu Melihat potongan tubuhnya dari belakang aku yakin kalau wanita itu adalah Tante Yeni, ibu kostnya Vivi Dan aku keyakinanku semakin kuat, saat wanita itu masuk kekamar tidur Tante Yeni dan langsung menutup pintu Aku berjalan mendekat dan berdiri di depan pintu kamarnya

Aku mengintip dari lubang kunci Dan memang benar, wanita yang tadi mengintipku adalah Tante Yeni Sampai didalam kamar Tante Yeni melepaskan seluruh pakaiannya Aku terkesima melihat tubuh Tante Yeni yang putih mulus dan sexy, meski sudah berumur sebaya ibuku Membuat jantungku berdetak kencang Nafsu birahiku yang baru saja tersalurkan bersama Vivi, perlahan-lahan bangkit lagi

Pemandangan selanjutnya lebih seru lagi Tante Yeni merebahkan tubuhnya diatas ranjang dengan kedua kaki terbuka lebar-lebar, memperlihatkan indahnya bentuk vaginanya Tante Yeni meremas-remas buah dadanya sendiri dengan tangan kirinya

Perlahan buah dadanya mulai mengeras Sedangkan tangan kanannya meraba-raba selangkangannya Desahan-desahan nikmat keluar dari bibirnya, membuatku semakin tak tahan Batang kemaluanku sudah berdiri tegak

Dengan sangat hati-hati, aku membuka pintu kamarnya Dan ternyata tidak terkunci Sambil melepaskan celanaku, aku berjalan mengendap-endap mendekatinya Tante Yeni yang sedang asyik meraba-raba tubuhnya sendiri, tidak tahu kalau aku masuk ke kamarnya

Tanpa pikir panjang lagi, aku segera menindihnya Tante Yeni sangat terkejut melihat kehadiranku Aku segera menyumpal mulutnya yang sedang Terbuka saat dia hendak berteriak dengan mulutku Dan aku langsung melumatnya Tante Yeni yang sedang dirasuki birahi wanita, membalas lumatanku dengan pagutan-pagutan yang tak kalah hebatnya

Cukup lama aku melumat bibirnya, kemudian aku menjilati lehernya, terus turun ke buah dadanya yang sudah mengeras Kedua buah dadanya aku jilati secara bergantian, membuat desahannya semakin keras Aku menyudahi jilatanku pada kedua buah dadanya, kemudia aku berlutut ditepi ranjang, diantara kedua kakinya Tanganku yang nakal mulai meraba-raba bibir vaginanya yang dicukur bersih

Tanpa berfikir lama, aku menjulurkan lidahku, menjilati, menghisap dan sesekali kumasukkan lidahku ke lubang vagina Tante Yeni dan lidahku menari-nari di dalam lubang vaginanya Tante Yeni mengangkat-angkat pantatnya, menyambut jilatanku Rintihan-rintihan kecil keluar dari mulutnya setiap kali lidahku menghujam lubang vaginanya

Disaat dia sedang menikmati jilatanku pada birahi wanita nya, aku memasukkan jari-jariku ke dalam lubang vaginanya Sambil sesekali aku menjilati lubang anusnya Tante Yeni sangat menikmati perlakuanku, dia menekan kepalaku dan membenamkannya diselangkangannya

Sepuluh menit berlalu melayani birahi wanita, aku menyudahi jilatanku Aku kemudian berdiri, sambil menarik pinggulnya ketepi ranjang, kedua kakinya kubuka lebar-lebar Tanpa membuang waktu lagi, batang kemaluanku yang sudah tegang dari tadi langsung kuhujamkan ke lubang vaginanya Tante Yeni menjerit saat batang kemaluanku yang besar dan panjang menerobos masuk ke lubang vaginanya Aku merasakan jepitan bibir vaginanya yang begitu seret

Aku mulai menggerakkan pantatku maju mundur Tante Yeni sangat menikmati setiap gerakkan pantatku, dia menggeliat dan mendesah disetiap gerakan kemaluanku keluar masuk dari lubang vaginanya Aku semakin mempercepat memaju mundurkan pantatku saat Tante Yeni memperlihatkan tanda-tanda orang yang mau orgasme

“Ohh , Don , akuu , mau , keluarr,” jeritnya seperti birahi wanita yg cukup keras Tante Yeni menggelinjang hebat, kedua pahanya menjepit pinggangku Rintihan birahi wanita yang panjang keluar dari mulutnya saat klitorisnya memuntahkan cairan kenikmatan Aku merasakan cairan hangat yang meleleh disepanjang batang kemaluanku

Aku membiarkan Tante Yeni beristirahat sambil menikmati birahi wanita sedang orgasme-nya Setelah Tante Yeni berhasil menguasai dirinya, birahi wanita, tanpa membuang waktu lagi aku membalikkan tubuhnya dalam posisi menungging

Lalu aku menciumi pantatnya Tante Yeni mengeliat menahan geli saat lidahku menelusuri vagina dan anusnya Kemudian aku meludahi lubang anusnya beberapa kali Setelah kurasakan daerah itu benar-benar licin, aku membimbing batang kemaluanku dengan tangan kiriku sementara tangan kananku membuka lubang anusnya

Tante tak bereaksi apa-apa dan membiarkan saja apa yang kulakukan Perlahan kudorong pantatku Tante Yeni merintih sambil menggigit bibirnya menahan rasa perih akibat tusukan kemaluanku pada lubang anusnya yang sempit dan birahi wanita Setelah beberapa kali mendorong dan menarik akhirnya seluruh batang kemaluanku masuk ke lubang anusnya

Sambil menikmati jepitan lubang anusnya, aku mendiamkan sebentar batang kemaluanku disana untuk beradaptasi Tante Yeni menjerit seperti birahi wanita saat aku mulai menghujamkan kemaluanku Tubuhnya terhentak-hentak ketika sodokkanku bertambah kencang dan kasar Sambil terus meningkatkan irama sodokkan, tanganku dengan kasar mencucuk-cucuk lubang vaginanya

Akibat menahan sensasi nikmat ditengah-tengah rasa ngilu dan perih pada kedua lubang bawah tubuhnya, Tante Yeni sampai menangis Setiap kali aku menyodokkan kemaluanku ke lubang anusnya, dia mengaduh namun dia tak mau aku menyudahinya Sampai akhirnya kurasakan suatu perasaan yang sangat nikmat mengaliri sekujur tubuhku

Aku mengerang panjang, saat mengalami orgasme yang pertama Tanganku mencengkeram keras pantatnya Aku menumpahkan seluruh spermaku didalam lubang anusnya Tubuhku menegang beberapa saat, kemudian terkulai lemas Tak lama kemudian birahi wanita Tante Yeni menyusul, dia mengeram sambil tangannya mencengkeram bantal kuat-kuat Cairan hangat dan kental meleleh dari lubang vaginanya

Dengan nafas yang masih memburu dan tubuh yang masih lemas, Tante Yeni bangkit kemudian duduk ditepi ranjang Dia meraih batang kemaluanku lalu memasukkan ke mulutnya Tante Yeni menjilati sisa-sisa sperma yang masih blepotan dibatang kemaluanku sampai bersih tanpa tersisa setetespun Tante Yeni tersenyum puas merasakan nikmat birahi wanita yang sudah cukup lama tidak dirasakannya, sejak dia bercerai dengan suaminya

Tanpa malu-malu dia meminta aku agar menyutubuhinya lagi Aku menuruti permintaannya, kami bersetubuh sampai pagi Sampai kami benar-benar kelelahan Pagi-pagi sekali aku meninggalkan Tante Yeni yang masih tidur tanpa busana dan penuh birahi wanita serta masuk kekamar Vivi

Dimana Vivi juga sedang tidur pulas Aku mengenakan seluruh pakaianku, kemudian pergi tanpa pamit setelah puas dengan birahi wanita. END



BERCINTA DENGAN 2 TEMAN WANITA SEUSAI BELAJAR BERSAMA UNTUK MELEPAS SUNTUK

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum anak SMA bercinta dengan wanita sange, yang terangsang akibat menonton adegan hot Dengan Judul ” Bercinta Dengan 2 Teman Wanita Seusai Belajar Bersama Untuk Melepas Suntuk” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

BERCINTA DENGAN 2 TEMAN WANITA SEUSAI BELAJAR BERSAMA UNTUK MELEPAS SUNTUK
KenzoPoker.ORG - Agen Domino QQ Poker Online - BandarQ Online - Domino99
CERITA DEWASA 18+Aku adalah seorang mahasiswa dari sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung. Pada saat aku SMA, aku dikenal sebagai lelaki yang “abuy” (anak buaya), memang sih kata cewek-cewek atau mantan-mantan pacarku, saya tipe cowok yang romantis, dengan body seksi dan atletis.

Pada waktu aku kelas 3 SMA menjelang UAS, aku belajar bersama teman wanita yang bernama Vonny dan Nadya, ketika itu aku belajar bersama, dan tidak sedikit pun aku berpikir untuk bermacam-macam dengan mereka berdua.

Memang sih banyak cowok-cowok yang “sirik” padaku, karena aku bisa dekat dengan mereka berdua, yang termasuk seleb di sekolah di kotaku, yang penting itu sekolah swasta terkenal di Bandung. Pada waktu itu acara belajar itu dilakukan oleh kami bertiga di rumah Vonny. Pada waktu itu jam menunjukkan sekitar pukul 18:00, ketika aku sedang dalam perjalanan menuju rumah Vonny.

Hujan turun deras sekali, dan mengakibatkan aku terpaksa berhenti untuk menunggu hujan tersebut (maklum ketika itu aku memakai motor). Tapi apa boleh buat, karena aku sudah mempunyai janji dengan mereka berdua untuk belajar bersama, yah.. aku berani berkorban meski hujan itu belum reda.

Dan akhirnya aku pun sampai di rumah Vonny dengan basah kuyup. Tiba-tiba Vonny keluar dari rumahnya karena mendengar suara motorku, maklum ketika itu aku memakai motor RX-King yang cukup berisik untuk didengar.

Tiba-tiba pun Vonny menghampiriku untuk membukakan pagar, agar aku bisa masuk, dan secara otomatis Vonny pun menjadi basah kuyup, dan terlihatlah olehku pemandangan yang menggiurkan. BH-nya yang terlihat jelas olehku, dan kuperkirakan ukurannya cukup besar (36B) dan dia waktu itu memakai BH berwarna hitam, jadi terlihat jelas olehku.

Setelah itu aku pun masuk ke rumahnya, dan permisi ke Vonny untuk ke toilet untuk membersihkan badanku akibat hujan tadi. Ketika aku mandi terdengar Vonny mengetuk pintu dan memanggilku untuk memberikan handuk, aku pun membuka pintu dan mengambil handuk tersebut.

Setelah selesai mandi aku keluar dengan hanya memakai handuk saja. Aku mencari Vonny untuk meminjam pakaian kakaknya yang kebetulan sedang di luar kota. Aku melihat-lihat rumahnya, dan kurasakan tidak ada satu orang pun di rumahnya.

Cuek saja, aku pikir. Dan aku pun dikagetkan oleh suara seseorang yang memanggilku, ketika kulihat, dia adalah Nadya, yang entah kapan datangnya. Kemudian dia memberikan baju kepadaku, aku sempat kaget dibuatnya, karena aku tidak tahu dia kapan datangnya. Aku pun kembali ke kamar mandi untuk memakai baju ini.

Dan ketika aku sedang ganti baju, tiba-tiba Vonny masuk, dan terkejut sekali karena menduga aku sudah tidak ada di dalam (maklum pintu kamar mandi lupa saya kunci). Vonny berkata dengan wajah panik, “Sorry yah Yon,” dan dia langsung beranjak keluar dan aku pun melanjutkan memakai pakaian itu.

Setelah selesai, aku pun beranjak dari situ. Aku keluar ke arah ruang tamu dan melihat mereka sedang bersiap-siap untuk memulai belajar bersama. Aku sempat melihat wajah Vonny yang sedikit canggung.

Setelah itu aku duduk dan mengeluarkan buku yang telah kubawa. Setelah beberapa lama belajar, entah apa yang merasuki otakku ini sehingga membuat si “Joni” berdiri. Pada saat itu Vonny minta maaf padaku atas kejadian tadi, dan dengan berbisik dia agar tidak memberitahu pada siapapun juga, aku pun mengiyakannya.

Ketika itu Nadya mengajak untuk menonton VCD yang baru dipinjamnya untuk melepas suntuk dalam belajar, dan kami pun menuju kamar Vonny. Kami bertiga pun mulai menonton film tersebut. Setelah beberapa lama kami menonton, terlihatlah suatu adegan yang “hot”, kami betiga hanya diam saja, sambil berpandang-pandangan.

Aku melihat Nadya yang sudah mulai kegelisahan, mungkin karena melihat adegan tersebut, dan terlihat Vonny yang dari tadi diam saja, tetapi dia seperti mulai terangsang oleh adegan tersebut dan ingin segera bercinta.

Aku pun melirik ke arah Vonny, dan tanpa dia sadari dia mengusap-ngusap ke arah kemaluannya, dan sedikit-sedikit berdesah kecil, “Sshh.. ahh..” hal ini membuat si “Joni” beranjak dari tempatnya. Timbul hatiku untuk mengerjai mereka berdua. Aku menggeserkan posisi dudukku ini untuk mendekatkan ke mereka berdua.
Aku pun memberanikan diri untuk mengelus-elus pahanya yang montok dan putih mulus itu. Dia pun hanya diam saja, seakan akan menikmati elusan itu. Nadya melihat dan ikut terangsang juga, ketika itu Nadya nekad untuk mendekat padaku, dan tiba-tiba dia mengecup bibirku dengan hangat, dan aku pun membalas dengan manis ciumannya, mungkin ini pertanda dia ingin segera bercinta.

Ciumannya yang sangat lembut itu membuatku semakin membabi buta. Aku pun meremas dada Nadya yang masih terbungkus oleh BH, dan Nadya pun sangat menikmatinya. Tiba-tiba aku mendengar desahan dari Vonny, “Ssshh.. ahh.. puaskan aku malam ini, Yon.. pleassee, aku udah nggak tahan nich.”

Aku menyuruh mereka membuka pakaiannya satu persatu. Mereka pun dengan cepat membuka pakaiannya. Lalu Nadya melucuti pakaianku, dan ketika membuka celanaku mereka terbelalak, karena melihat punyaku itu yang cukup besar (16 cm).

Dengan cepat Vonny melahap penisku yang sudah tegang dari tadi. Saat Vonny melahap penisku itu, aku terus menjilati puting susu Nadya yang sudah mulai mengeras, dan Nadya menggelinjang keenakan.

Saat itu aku menyuruh Nadya untuk terlentang di ranjang, kini aku mulai menjilati kemaluannya yang sudah mengeluarkan bau yang harum dari kemaluannya. Aku terus menjilatinya dengan buas, dengan sedikit-sedikit aku mengocok-ngocok dengan jariku, dan dia pun menikmatinya.

Dia menyuruhku untuk memasukkannya ke vaginanya, “Ayo Yonn, masukin dong itunya, aku udah nggak sabaran nunggunya,” aku berkata, “Iya sayang, sabar yah..” tiba-tiba Vonny melepaskan kemaluanku itu dari dalam mulutnya dan membimbing batanganku itu masuk ke dalam liang milik Nadya yang sudah basah sejak tadi.

“Bless.. bless.. bless” batanganku pun masuk setengahnya, dan aku menggoyangkan maju-mundur secara perlahan-lahan dengan bantuan Vonny yang terus memelukku dan menciumku itu.

Tiba-tiba Nadya menjerit kesakitan karena batang kemaluanku itu terlalu besar untuk masuk ke dalam liang senggama miliknya. Aku terus berusaha, dan akhirnya batangku itu pun berhasil amblas semuanya di dalam, dan terasa olehku cairan hangat yang keluar dari kemaluan Nadya.

“Ahh.. ahh.. ah.. Nadya..”

Setalah 20 menit aku melakukannya bersama Nadya, sekarang giliran Vonny yang sudah tak tahan dengan horny-nya itu. Aku pun mulai memasukkan ke liang Vonny yang sangat menggodaitu, “Bless.. bless..” amblaslah sudah batanganku itu di dalamnya.

“Ah ah ah..” desahnya. Aku merasakan dia sudah akan orgasme, tapi memang benar dia mendesah, “Yonn.. aa.. kuu maa.. uu.. keeluarr..” Lalu aku berkata, “Tahan yah say.. bentar lagi, aku pun mau keluar nich..” Dan setelah beberapa lama dia pun orgasme, dan mengeluarkan cairan hangat yang terasa olehku.

Segera setalah itu aku pun mempercepat goyanganku itu dan.. “Creett.. croott.. creett..” aku memuntahkan seluruh maniku itu di mulut Vonny dan Nadya. Mereka berdua sangat menikmatinya. Kami bertiga pun terkulai lemas di tempat tidur.

Vonny dan Nadya bekata kepadaku, “Thanks yah sayang, aku belum pernah merasakan seperti ini Yon.. emang kamu sangat hebat untuk melakukan hal ini,” aku pun bekata, “Iya sayang,” sambil aku mengecup bibir mereka berdua. Karena hari sudah larut malam aku pun bergegas untuk pulang dan pamit kepada mereka.

Setelah kejadian itu kami sering bercinta, baik di rumah ketika sepi maupun di hotel. END 





Agen Poker Terbesar - Mertua Ngentot Menantu Sampai Puas

Agen Poker Terbesar - Mertua Ngentot Menantu Sampai Puas Hari sudah mulai malam, aku baru saja selesai mandi dan duduk di meja rias dadan ...