BONUS MENARIK LEXABET : Bonus extra deposit member 10% | Bonus Unlimited Cashback setiap minggu | Bonus NEW MEMBER 20k | Info lebih lanjut silahkan hubungi CS 24jam kami di BBM E3A4A978 , WHATSAPP +855975219067 atau Livechat LEXABET.COM Agen poker Agen Bola
Nama Situs Games Bank Support Minimal Deposit Pendaftaran
LEXABET SPORTBOOK - LIVECASINO - SLOTS - LIVEGAMES - POKER BCA - BNI - BRI - MANDIRI 25.000
Agen Bola
KENZO POKER POKER ONLINE - DOMINO QQ BANDAR CEME - CEME KELILING CAPSA SUSUN - LIVEPOKER BCA - BNI - BRI MANDIRI 10.000
VILA POKER POKER ONLINE - DOMINO QQ BANDAR CEME - CEME KELILING CAPSA SUSUN - LIVEPOKER BCA - BNI - BRI - MANDIRI 20.000
Agen poker

MEMUASKAN LIBIDO PASANGAN DENGAN CARA ORAL SEKS

Hari ini saya menulis pengalaman saya untuk dibagikan dengan rekan-rekan sekalian. Besar harapan saya cerita ini dijadikan acuan untuk memuaskan pasangan anda. Bukan cuma sekedar cerita porno, tapi saya berharap lebih untuk mendapatkan ide-ide baru dalam bercinta. Selamat menikmati dan semoga mendapat wawasan baru dalam memuaskan diri sendiri dan pasangan anda. Berikut cerita porno-nya.

Pada permulaan gaya bercinta kami biasa-biasa saja. Berciuman sudah biasa kami lakukan. Saya mencium bibirnya kemudian kami saling memainkan lidah. Bibir bagian dalamnya yang lembut membuat saya selalu ketagihan. Kemudian karena berciuman saja kurang hot, saya mulai memberanikan diri untuk berbuat lebih jauh lagi.


Pertama saya tarik bajunya sampai terlihat branya, kemudian saya memasukkan tangan ke gumpalan daging di dalam branya. Saya remas-remas payudaranya, sambil menggelitiki putingnya. Dia suka sekali, apalagi mulutnya juga saya kulum untuk menaikkan kadar rangsangannya. Berikutnya saya lepas bajunya perlahan-lahan kemudian branya. Lalu dengan lidah, saya “cupang” beberapa tempat di badannya.

Sampai sekarang dia ketagihan dengan “cupang” tersebut. Caranya begini: saya sedot dalam-dalam kulitnya dengan mulut sampai jadi merah, beberapa hari kemudian akan berubah jadi biru. Herannya dia nggak pernah jera dengan acara cupang-mencupang ini malah justru ketagihan minta terus. Bahkan setelah beberapa lama, “cupang” itu adalah acara rutin kami dalam bercinta. Minta di bagian dada, punggung, perut, paha, bahkan kadang-kadang di bokong saya layani juga.

Prinsip saya adalah wanita harus mendapatkan pelayanan prima dan harus benar-benar mendapat kepuasan dalam bercinta. Berikutnya saya teruskan lagi dengan bagian putingnya. Dengan lidah, saya geserkan puting susunya ke kiri kanan atas maupun bawah. Dia menggelinjang kegirangan.

Saya selalu memperhatikan, pada waktu bercumbu matanya merem-melek mengalami kenikmatan. Berikutnya kami lebih berani lagi. Istilahnya adalah pas foto. Bagian atas terbuka tetapi bagian bawah masih tertutup. Dengan menggebu-gebu saya ciumi buah dadanya yang meskipun kecil tapi masih kencang dan putih.

Putingnya yang coklat saya gelitik dengan ujung lidah. Nyata sekali dia sangat terangsang. Sekali waktu sebagai bumbu dan pemanasan, telinganya saya ciumi dan gigit sedikit-sedikit. Kalau sudah terangsang begitu, telinganya akan memerah dan demikian juga dadanya.

Makin kami bercumbu, makin kami ingin yang lebih. Setelah beberapa kali bercumbu dengan gaya yang “biasa-biasa” saja, saya mulai berani mengambil inisiatif untuk mulai menggerayangi bagian tubuh yang lain. Pada mulanya saya memasukkan tangan ke bagian dalam CD-nya. Sambil merambat pelan-pelan tangan saya mulai menerobos masuk. Pertama yang tersentuh adalah rambut-rambutnya.

Rambutnya agak kasar dan keriting. Saya elus-elus bagian rambut tersebut dengan bantalan lemaknya yang empuk. Tangan saya semakin sulit dicegah untuk masuk ke bagian yang lebih jauh lagi. Pelan-pelan sambil saya cumbu buah dadanya bergantian dengan mengulum bibirnya, saya mulai bergerilya ke arah liang kewanitaannya.

Terasa basah mulut kewanitaannya. Lalu dengan mengumpulkan keberanian saya melepaskan celananya sedikit demi sedikit sambil tetap merangsang buah dadanya. Kemudian saya beralih ke perutnya, saya ciumi sampai ke pusarnya. Dia masih tetap merem-melek sampai matanya kelihatan separuh putihnya saja. Akhirnya terbukalah semua celananya, telanjang bulat dia sekarang.

Dengan perlahan-lahan saya mulai membuka belahan bukit kemaluannya, tampak di antara kedua belahan bibirnya yang sudah memerah, adalah liang kewanitaan yang sudah terbuka dengan cairan cinta yang sudah membasahi bagian-bagian sekitarnya. Dengan jari telunjuk saya usap-usap liang kewanitaan itu untuk mendapatkan cairannya. Kemudian tangan saya berganti arah ke clitorisnya.

Dengan jari tangan kiri saya buka segumpal kecil daging yang masih menutupi clitorisnya. Kemudian dengan jari telunjuk yang sudah basah oleh cairan itu saya mengusapkan ke kiri kanan atas maupun ke bawah clitorisnya yang sudah membesar karena terangsang hebat. Matanya merem merasakan kenikmatan yang tiada tara. Badannya digoyang ke kiri kanan.

Pinggulnya bergerak-gerak menutupi rasa geli yang katanya sampai ke ubun-ubun. Kadang-kadang dia nggak tahan dengan rangsangan yang begitu hebat sampai ke ubun-ubun. Dengan bersemangat saya rangsang terus clitorisnya sampai dia bergoyang keras ke kiri kanan saking tidak tahannya.

Kemudian timbul ide lagi di kepala saya, mengapa tidak saya lakukan oral seks sekalian kepadanya. Sedikit demi sedikit kepala saya turun dari menciumi buah dada, pusar, perut, paha lalu rambutnya kemaluannya. Mulut saya turun terus ke arah clitorisnya.



Saya jilati clitorisnya dengan penuh nafsu, dengan ujung lidah, saya gesekkan ke segala arah. Dia semakin tidak tahan saja. Kemudian saya mengarahkan mulut ke lubang senggamanya, saya cium lalu menjilati liang kewanitaannya.

Dengan lidah, saya masuki lubangnya. Rasanya agak asin-asin asam, dan baunya itu saya tidak akan lupa. Saya jilati terus kemaluannya itu bergantian dengan menjilati clitorisnya. Karena tidak kuat menahan nikmatnya kadang-kadang kakinya menutup dengan kencang menggenggam erat kepala saya.

Lalu kakinya terbuka lagi, sehingga kepala saya sedikit bebas, ganti saya jilati bagian clitoris bergantian dengan lubang senggamanya. Terus menerus begitu sampai dia orgasme oleh permainan mulut saya. Hari berikutnya, saya yang tidak tahan ingin di oral seks juga.

Percumbuan dimulai dengan pemanasan telinga, “cupang” dan mulut. Dalam keadaan terangsang berat, tangannya saya bimbing untuk masuk ke dalam celana saya, dengan memegang senjata saya yang sudah sangat tegang dengan kuatnya. Kemudian tangannya saya bimbing untuk melepas celana saya sehingga saya benar-benar tanpa busana.

Rupanya agak shock dia melihat betapa besarnya senjata seorang pria. Baru kali ini dia lihat barang yang sesungguhnya. Tangannya saya bawa untuk memegang-megang penis. Tanpa diajari, lama-kelamaan secara naluriah dia sudah tahu harus berbuat apa.

Saya tiduran telentang kemudian dia mulai menggarap saya. Pertama-tama dia mainkan penis saya, penis digenggam dimainkan maju mundur. Hmm.., nikmat sekali rasanya, lebih nikmat daripada “self service”. Kemudian dia mainkan juga testis yang dua buah itu.

Lalu saya agak “surprise”, dia berani melakukan oral seks terhadap saya. Hampir sama dengan apa yang saya lakukan terhadapnya, dia mulai dengan menciumi puting susu saya. Rasanya nikmat juga ternyata diciumi buah dadanya. Saya minta dia untuk memainkan lidahnya di ujung puting saya. Meskipun puting pria kecil, ternyata banyak juga syaraf perasanya, jadi tetap menimbulkan rangsangan seks. Rasanya geli-geli nikmat, sama seperti yang dia rasakan pada saat saya jilati clitorisnya.

Setelah memainkan buah dada saya, kepalanya turun ke bagian sangat sensitif yaitu penis dan sekitarnya. Dia mengulum penis saya dengan bersemangat. Dikulum sampai masuk separuh, dengan perlahan-lahan saya pun memaju-mundurkan pantat, seakan-akan sudah bersetubuh. Kemudian dia beralih mengulum testis. Dikulum-kulum dan dijilati.

Yang paling nikmat untuk saya adalah penis yang dikulum karena rangsangannya begitu hebat. Eksperimen berikutnya adalah dengan acara 69. Saya telentang menghadap ke liang kewanitaannya sedangkan pasangan saya di atas, bersiap-siap menerkam penis. Kami mulai melakukan oral seks pada masing-masing kelamin. Rasanya nikmat sekali.

Begitulah cara kami memuaskan libido kami dengan cara unkonvensional, yaitu oral seks. Cerita porno END



BERNAFSU DENGAN ANAK TIRI SEBAGAI PELAMPIASAN ATAS PERSELINGKUHAN SUAMIKU

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum ngesex dengan anak tiri yang begitu bernafsu ketika sudah terangsang Dengan Judul ” Bernafsu Dengan Anak Tiri Sebagai Pelampiasan Atas Perselingkuhan Suamiku ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

BERNAFSU DENGAN ANAK TIRI SEBAGAI PELAMPIASAN ATAS PERSELINGKUHAN SUAMIKU
CERITA DEWASA 18+Suamiku adalah seorang perwira yang mempunyai kedudukan penting di sebuah propinsi Usianya sudah mencapai 55 tahun dan aku sendiri baru mencapai 27 tahun Fasilitas yang diberikan dan ketakutanku lah yang membuatku sangat tak berdaya untuk menentang keberadaanku Aku dibelikan sebuah villa yang sangat mewah yang terletak tidak begitu jauh dari kota tempat suamiku bertugas

Semua fasilitas yang diberikan kepadaku sangatlah mewah bagiku, aku mendapatkan sebuah mobil pribadi, telepon genggam dan perangkat entertainment di rumah Namun ini semua ternyata masih kurang, aku ingin punya momongan, aku ingin dicintai dan disayangi Kenyataannya aku hanya tempat persinggahan saja

Belakangan kudengar bahwa suamiku juga punya WIL lain selain aku, malahan kadang ia juga jajan kalau sedang keluar kota, kabar ini kudapatkan dari isteri ajudannya sambil wanti-wanti agar aku tutup mulut Aku sendiri memang sudah kenal dekat dengan keluarga ajudan suamiku, namun demikian sampai saat ini rahasia ini masih tersimpan cukup rapi Bagaimanapun juga aku kesal dan sedih dengan kondisi seperti ini, sehingga timbul niatku untuk berperilaku serupa

Pada suatu hari suamiku bertindak ceroboh dengan menitipkan anak bungsunya kepadaku, beliau memperkenalkanku sebagai ipar ajudannya Anak itu memanggilku Mbak maklum dia masih SMA dan usinya pun masih 17 tahun Wajahnya, perilakunya persis bapaknya, nilai kesopanannya agak kurang bila dibanding dengan anak-anak di kampungku Maklumlah ia adalah anak pejabat tinggi

Jam 21 00 bapaknya telepon, meminta Alex (sebut saja nama anak itu begitu) untuk tidur di rumah karena bapak ada urusan Aku jadi curiga pasti dia ada kencan dengan orang lain Alex pun belum tidur, ia lagi asyik nonton televisi di ruang keluarga Akhirnya timbul niat burukku untuk memperdaya Alex, namun bagaimana caranya? aku dihadapkan pada jalan buntu

Akhirnya spontan kumasukkan VCD-VCD porno ke dalam player untuk saya hidangkan kepada Alex Aku hidupkan oven selama 3 menit yang kebetulan isinya adalah daging yang sudah masak sejak siang tadi Langsung saja kurayu dia untuk menyantapnya sehingga kami pun menyantap daging panggang dan sambal kecap bersama-sama

Sambil basa-basi kutanyakan sekolahnya, tampaknya kemampuannya di sekolah biasa-biasa saja, terbukti dengan kekurang antusiasannnya bicara tentang sekolah Ia lebih suka bicara tentang video game dan balap motor

Kupegang tengkuknya dan kupijit sambil kukatakan, “Kamu pasti capek, sini Mbak pijitin…” Dia pun diam saja, maklum dia adalah anak yang manja Kuraih remote control dan kutekan play untuk CD yang pertama, film-filmnya adalah jenis vivid dengan tema seks yang cukup halus Tampaknya Alex sangat menyukainya, ah pucuk di cinta ulam pun tiba Sambil kupijit sekujur tubuhnya, kuamati roman mukanya

Kukatakan tidak usah malu, karena itu hanya film saja (tidak sungguhan) Muka Alex tegang, setiap ada adegan orang berpelukan (cuma berpelukan) aku suruh dia telentang untuk pijatan bagian depan Sambil telentang Alex tetap memperhatikan film yang tampaknya mulai disukainya itu

Kini acara di film mulai ke adegan yang cukup panas, seorang wanita melepas pakaiannya sehingga tinggal pakai celana dan BH dalam saja Alex semakin tegang dan agak kupercepat tanganku mengarah ke pangkal pahanya Pura-pura kupijit pahanya dengan menyentuh kemaluannya, dia terkejut ketika kemaluannya yang tegang kesentuh tanganku

Pucat pasi mukanya, namun kunetralisir dengan mengatakan “Tenang Alex, semua orang sama, adalah hal yang sangat wajar bila seseorang terangsang Karena semua orang bernafsu ” “Malu Mbak”, jawab Alex Kalau orang banyak malu, tapi Alex kan sendirian cuma sama Mbak

Mbak nggak malu kok Dengan berkata demikian kubuka bajuku sehingga aku hanya pakai BH saja Akupun heran juga kagum, anak seumur dia juga bisa tegang dan tampak tidak berdaya, jauh dari sikap sehari-hari yang agak arogan Namun aku mulai menyukainya tanpa memikir yang jauh ke depan mengingat bapaknya sendiri juga berbuat serupa terhadap saya Film terus berputar, tubuh Alex terasa hangat malah aku khawatir kalau dia sakit, dia tampak pucat entah takut apa bagaimana, aku tidak tahu

Alex hanya melirik buah dadaku tanpa berani menatap langsung, dia tetap memperhatikan film dengan seksama Saat kupegang lagi kemaluannya dia hanya diam saja, tak kusia-siakan kesempatan ini kuremas kemaluan yang berukuran agak kecil itu Akupun sudah tidak memperhatikan film lagi, kubuka celana Alex dan kuperhatikan kemaluannya

Tampak bersih dan mulai ditumbuhi bulu-bulu halus, aku semakin bernafsu melihatnya Langsung kuterkam dengan mulutku dan kumulai menjilatnya, Alex hanya terdiam sambil kadang pinggulnya bergerak menikmatinya

Kuhisap kemaluannya dan dia pun teriak Uh Mbak kubiarkan anak kecil itu menggelinjang, kubimbing tangannya ke payudaraku Ah, dia malah meremas kuat sekali Kumaklumi dia sangat lugu dalam hal ini, aku tidak menyesal malah menyukainya

Aku hisap terus, dia pun semakin bergerak tidak karuan sambil teriak-teriak ah, uh, ah, uh Kemudian dia teriak keras sambil tubuhnya gemetar disusul oleh cairan hangat dari kemaluannya Aku telan cairan asin dan pekat ini tanpa rasa jijik sedikit pun, dan dia pun diam lemas terkulai

Kupeluk dia, dan kubisikkan kata-kata, “Enakkan”, sambil aku tersenyum, dia balas pelukanku dan hanya bicara “Mbak ” Aku bimbing dia ke kamar mandi dan kumandikan dengan air hangat, burung kecilku masih tidur dan aku yakin nanti akan bangun lagi

Kemudian kami pun tidur bersama di depan televisi di atas karpet, dia tampak kelelahan dan tidur pulas Aku pun puas meski tidak sampai coitus Menjelang subuh aku bangun, dan kulihat dengan seksama tubuh Alex yang sedang tidur telanjang

Nafsuku bangkit lagi dan kucoba membangunkan burung kecil itu, ternyata berhasil dan kuulangi lagi perbuatan tadi malam dengan pertambahan Alex meningkatkan variasi permainan Tampaknya Alex mulai mengikuti naruninya sebagai makhluk bernafsu, ia mungkin meniru adegan film tadi malam

BH-ku dibuka dan dijilati, aku pun merasakan kenikmatan dari anak bau kencur, kubayangkan anak dan bapaknya mengerjaiku seperti sekarang, ah tak mungkin Aku tuntun tangan Alex ke kemaluanku yang sejak tadi malam belum tersentuh sama sekali Kubimbing tangannya menggesek-gesek kemaluannya dan ia pun memahami keinginanku Gerakan-gerakan Alex dan servicenya kepadaku masih sangat kaku, mungkin perlu beberapa kali aku melatihnya

Tiba-tiba ia menarik paksa celana dalamku dan BH-ku pun dilucuti Kubiarkan dia berkreasi sendiri, tampak wajahnya masih tegang tapi tidak setegang tadi malam dan ia pun mulai tidak sopan kepadaku, ah biarlah Aku didorong hingga telentang, dan ia pun langsung menindihku Dicobanya memasukkan burung kecil itu ke dalam kemaluanku, namun berkali-kali ia tidak berhasil Ia pun semakin penasaran, ah suami kecilku ini mesti banyak belajar dariku

Kubimbing kemaluannya memasuki kemaluanku dan ia pun menggesek-gesekkannya Terasa nafsuku merasuk ke sekujur tubuhku, kini penantianku tadi malam hampir tercapai dan ah nikmat sekali, suami kecilku bisa memuaskanku kali ini

Dengan cepat aku bangun dan kuhampiri burung kecil yang masih menantang itu, kuhisap dalam-dalam, dia pun mengerang kenikmatan dan terus menerus kuhisap hingga badannya bergetar dan lagi-lagi air liur burung kecil yang hangat itu menjadi bagian dari dagingku Hari sudah terang, dan segera kami mandi air hangat bersama-sama

Aku merasa puas dan Alex hanya diam saja, entah apa yang dipikirkan Menyesalkah? aku tidak tanya Kenyataannya kisah ini masih berlangsung, sekarang Alex sudah kuliah dan masih tetap dalam bimbinganku

Pagi harinya bapaknya Alex (yang juga suamiku) datang dan dengan tanpa menaruh curiga sedikitpun. END


MELAYANI HASRAT SEKSUAL DOSEN KILLER CANTIK YANG MENGGEBU-GEBU

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum dosen killer butuh belaian laki-laki karena nafsu sexnya yang tidak terbendung Dengan Judul ” Melayani Hasrat Seksual Dosen Killer Cantik Yang Menggebu-Gebu ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

MELAYANI HASRAT SEKSUAL DOSEN KILLER CANTIK YANG MENGGEBU-GEBU
CERITA DEWASA 18+Aku dilahirkan di kota M di propinsi Jawa Timur, kota yang panas karena terletak di dataran rendah. Selain tinggi badan seukuran orang-orang bule, kata temanku wajahku lumayan. Mereka bilang aku hitam manis. Sebagai laki-laki, aku juga bangga karena waktu SMA dulu aku banyak memiliki teman-teman perempuan.

Walaupun aku sendiri tidak ada yang tertarik satupun di antara mereka. Mengenang saat-saat dulu aku kadang tersenyum sendiri, karena walau bagaimanapun kenangan adalah sesuatu yang berharga dalam diri kita. Apalagi kenangan manis.

Sekarang aku belajar di salah satu perguruan tinggi swasta di kota S, mengambil jurusan ilmu perhotelan. Aku duduk di tingkat akhir. Sebelum berangkat dulu, orangtuaku berpesan harus dapat menyelesaikan studi tepat pada waktunya. Maklum, keadaan ekonomi orangtuaku juga biasa-biasa saja, tidak kaya juga tidak miskin.

Apalagi aku juga memiliki 3 orang adik yang nantinya juga akan kuliah seperti aku, sehingga perlu biaya juga. Aku camkan kata-kata orangtuaku. Dalam hati aku akan berjanji akan memenuhi permintaan mereka, selesai tepat pada waktunya.

Tapi para pembaca, sudah kutulis di atas bahwa segala sesuatu yang terjadi padaku tanpa aku dapat menyadarinya, sampai saat ini pun aku masih belum dapat menyelesaikan studiku hanya gara-gara satu mata kuliah saja yang belum lulus, yaitu mata kuliah yang berhubugan dengan hitung berhitung. Walaupun sudah kuambil selama empat semester, tapi hasilnya belum lulus juga. Untuk mata kuliah yang lain aku dapat menyelesaikannya, tapi untuk mata kuliah yang satu ini aku benar-benar merasa kesulitan.

“Coba saja kamu konsultasi kepada dosen killer pembimbing akademis..,” kata temanku Andi ketika kami berdua sedang duduk-duduk dalam kamar kost.
“Sudah, Di. Tapi beliau juga lepas tangan dengan masalahku ini. Kata beliau ini ditentukan oleh dirimu sendiri.” kataku sambil menghisap rokok dalam-dalam.
“Benar juga apa yang dikatakan beliau, Gi, semua ditentukan dari dirimu sendiri.” sahut Andi sambil termangu, tangannya sibuk memainkan korek api di depannya.

Lama kami sibuk tenggelam dalam pikiran kami masing-masing, sampai akhirnya Andi berkata, “Gini saja, Gi, kamu langsung saja menghadap dosen killer mata kuliah itu, ceritakan kesulitanmu, mungkin beliau mau membantu.” kata Andi.

Mendengar perkataan Andi, seketika aku langsung teringat dengan dosen killer mata kuliah yang menyebalkan itu. Namanya Ibu Eni, umurnya kira-kira 35 tahun. Orangnya lumayan cantik, juga seksi, tapi banyak temanku begitu juga aku mengatakan Ibu Eni adalah dosen killer, banyak temanku yang dibuat sebal olehnya. Maklum saja Ibu Eni belum berkeluarga alias masih sendiri, perempuan yang masih sendiri mudah tersinggung dan sensitif.

“Waduh, Di, bagaimana bisa, dia dosen killer di kampus kita..,” kataku bimbang.
“Iya sih, tapi walau bagaimanapun kamu harus berterus terang mengenai kesulitanmu, bicaralah baik-baik, masa beliau tidak mau membantu..,” kata Andi memberi saran.

Aku terdiam sejenak, berbagai pertimbangan muncul di kepalaku. Dikejar-kejar waktu, pesan orang tua, dosen wanita yang killer.

Akhirnya aku berkata, “Baiklah Di, akan kucoba, besok aku akan menghadap beliau di kampus.”
“Nah begitu dong, segala sesuatu harus dicoba dulu,” sahut Andi sambil menepuk-nepuk pundakku.

Siang itu aku sudah duduk di kantin kampus dengan segelas es teh di depanku dan sebatang rokok yang menyala di tanganku. Sebelum bertemu Ibu Eni aku sengaja bersantai dulu, karena bagaimanapun nanti aku akan gugup menghadapinya, aku akan menenangkan diri dulu beberapa saat. Tanpa aku sadari, tiba-tiba Andi sudah berdiri di belakangku sambil menepuk pundakku, sesaat aku kaget dibuatnya.

“Ayo Gi, sekarang waktunya. Bu Eni kulihat tadi sedang menuju ke ruangannya, mumpung sekarang tidak mengajar, temuilah beliau..!” bisik Andi di telingaku.
“Oke-oke..,” kataku singkat sambil berdiri, menghabiskan sisa es teh terakhir, kubuang rokok yang tersisa sedikit, kuambil permen dalam saku, kutarik dalam-dalam nafasku.

Aku langsung melangkahkan kaki.

“Kalau begitu aku duluan ya, Gi. Sampai ketemu di kost,” sahut Andi sambil meninggalkanku.

Aku hanya dapat melambaikan tangan saja, karena pikiranku masih berkecamuk bimbang, bagaimana aku harus menghadapai Ibu Eni, dosen killer yang masih sendiri itu. Perlahan aku berjalan menyusupi lorong kampus, suasana sangat lengang saat itu, maklum hari Sabtu, banyak mahasiswa yang meliburkan diri, lagipula kalau saja aku tidak mengalami masalah ini lebih baik aku tidur-tiduran saja di kamar kost, ngobrol dengan teman.

Hanya karena masalah ini aku harus bersusah-susah menemui Bu Eni si dosen killer, untuk dapat membantuku dalam masalah ini. Kulihat pintu di ujung lorong. Memang ruangan Bu Eni terletak di pojok ruangan, sehingga tidak ada orang lewat simpang siur di depan ruangannya. Kelihatan sekali keadaan yang sepi.

Pikirku, “Mungkin saja perempuan yang belum bersuami inginnya menyendiri saja.”
Perlahan-lahan kuketuk pintu, sesaat kemudian terdengar suara dari dalam, “Masuk..!”

Aku langsung masuk, kulihat Bu Eni sedang duduk di belakang mejanya sambil membuka-buka map. Kutup pintu pelan-pelan. Kulihat Bu Eni memandangku sambil tersenyum, sesaat aku tidak menyangka beliau tersenyum ramah padaku. Sedikit demi sedikit aku mulai dapat merasa tenang, walaupun masih ada sedikit rasa gugup di hatiku.

“Silakan duduk, apa yang bisa Ibu bantu..?” Bu Eni langsung mempersilakan aku duduk, sesaat aku terpesona oleh kecantikannya.

Bagaimana mungkin dosen yang begitu cantik dan anggun mendapat julukan dosen killer. Kutarik kursi pelan-pelan, kemudian aku duduk.

“Oke, Yogi, ada apa ke sini, ada yang bisa Ibu bantu..?” sekali lagi Bu Eni menanyakan hal itu kepadaku dengan senyumnya yang masih mengembang.

Perlahan-lahan kuceritakan masalahku kepada Bu Eni, mulai dari keinginan orangtua yang ingin aku agak cepat menyelesaikan studiku, sampai ke mata kuliah yang saat ini aku belum dapat menyelesaikannya.

Kulihat Bu Eni dengan tekun mendengarkan ceritaku sambil sesekali tersenyum kepadaku. Melihat keadaan yang demikian aku bertambah semangat bercerita, sampai pada akhirnya dengan spontan aku berkata, “Apa saja akan kulakukan Bu Eni, untuk dapat menyelesaikan mata kuliah ini.

Mungkin suatu saat membantu Ibu membersihkan rumah, contohnya mencuci piring, mengepel, atau yah, katakanlah mencuci baju pun aku akan melakukannya demi agar mata kuliah ini dapat saya selesaikan. Saya mohon sekali, berikanlah keringanan nilai mata kuliah Ibu pada saya.” Mendengar kejujuran dan perkataanku yang polos itu, kulihat Bu Eni tertawa kecil sambil berdiri menghampiriku, tawa kecil yang kelihatan misterius, dimana aku tidak dapat mengerti apa maksudnya.

“Apa saja Yogi..?” kata Bu Eni seakan menegaskan perkataanku tadi yang secara spontan keluar dari mulutku tadi dengan nada bertanya.
“Apa saja Bu..!” kutegaskan sekali lagi perkataanku dengan spontan.

Sesaat kemudian tanpa kusadari Bu Eni sudah berdiri di belakangku, ketika itu aku masih duduk di kursi sambil termenung. Sejenak Bu Eni memegang pundakku sambil berbisik di telingaku.

“Apa saja kan Yogi..?”

Aku mengangguk sambil menunduk, saat itu aku belum menyadari apa yang akan terjadi. Tiba-tiba saja dari arah belakang, Bu Eni sudah menghujani pipiku dengan ciuman-ciuman lembut, sebelum sempat aku tersadar apa yang akan terjadi.

Bu Eni tiba-tiba saja sudah duduk di pangkuanku, merangkul kepalaku, kemudian melumatkan bibirnya ke bibirku. Saat itu aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, seketika kedua tangan Bu Eni memegang kedua tanganku, lalu meremas-remaskan ke payudaranya yang sudah mulai mengencang. Aku tersadar, kulepaskan mulutku dari mulutnya.

“Bu, haruskah kita..”

Sebelum aku menyelesaikan ucapanku, telunjuk Bu Eni sudah menempel di bibirku, seakan menyuruhku untuk diam.

“Sudahlah Yogi, inilah yang Ibu inginkan..”

Setelah berkata begitu, kembali Bu Eni melumat bibirku dengan lembut, sambil membimbing kedua tanganku untuk tetap meremas-remas payudaranya yang montok karena sudah mengencang.

Akhirnya timbul hasrat kelelakianku yang normal, seakan terhipnotis oleh reaksi Bu Eni yang menggairahkan dan ucapannya yang begitu pasrah, kami berdua tenggelam dalam hasrat seks yang sangat menggebu-gebu dan panas. Aku membalas melumat bibirnya yang indah merekah sambil kedua tanganku terus meremas-remas kedua payudaranya yang masih tertutup oleh baju itu tanpa harus dibimbing lagi.

Tangan Bu Eni turun ke bawah perutku, kemudian mengusap-usap kemaluanku yang sudah mengencang hebat. Dilanjutkan kemudian satu-persatu kancing-kancing bajuku dibuka oleh Bu Eni, secara reflek pula aku mulai membuka satu-persatu kancing baju Bu Eni sambil terus bibirku melumat bibirnya.

Setelah dapat membuka bajunya, begitu pula dengan bajuku yang sudah terlepas, gairah kami semakin memuncak, kulihat kedua payudara Bu Eni yang memakai BH itu mengencang, payudaranya menyembul indah di antara BH-nya. Kuciumi kedua payudara itu, kulumat belahannya, payudara yang putih dan indah.

Kudengar suara Bu Eni yang mendesah-desah merasakan kenikmatan yang kuberikan. Kedua tangan Bu Eni mengelus-elus dadaku yang bidang. Lama aku menciumi dan melumat kedua payudaranya dengan kedua tanganku yang sesekali meremas-remas dan mengusap-usap payudara dan perutnya.

Akhirnya kuraba tali pengait BH di punggungnya, kulepaskan kancingnya, setelah lepas kubuang BH ke samping. Saat itu aku benar-benar dapat melihat dengan utuh kedua payudara yang mulus, putih dan mengencang hebat, menonjol serasi di dadanya. Kulumat putingnya dengan mulutku sambil tanganku meremas-remas payudaranya yang lain. Puting yang menonjol indah itu kukulum dengan penuh gairah, terdengar desahan nafas Bu Eni yang semakin menggebu-gebu.

“Oh.., oh.., Yogi.. teruskan.., teruskan Yogi..!” desah Bu Eni dengan pasrah dan memelas.

Melihat kondisi seperti itu, kejantananku semakin memuncak. Dengan penuh gairah yang mengebu-gebu, kedua puting Bu Eni kukulum bergantian sambil kedua tanganku mengusap-usap punggungnya, kedua puting yang menonjol tepat di wajahku. Payudara yang mengencang keras.

Lama aku melakukannya, sampai akhirnya sambil berbisik Bu Eni berkata, “Angkat aku ke atas meja Yogi.., ayo angkat aku..!”

Spontan kubopong tubuh Bu Eni ke arah meja, kududukkan, kemudian dengan reflek aku menyingkirkan barang-barang di atas meja. Map, buku, pulpen, kertas-kertas, semua kujatuhkan ke lantai dengan cepat, untung lantainya memakai karpet, sehingga suara yang ditimbulkan tidak terlalu keras.

Masih dalam keadaan duduk di atas meja dan aku berdiri di depannya, tangan Bu Eni langsung meraba sabukku, membuka pengaitnya, kemudian membuka celanaku dan menjatuhkannya ke bawah. Serta-merta aku segera membuka celana dalamku, dan melemparkannya ke samping.

Kulihat Bu Eni tersenyum dan berkata lirih, “Oh.. Yogi.., betapa jantannya kamu.. kemaluanmu begitu panjang dan besar.. Oh.. Yogi, aku sudah tak tahan lagi untuk merasakannya.”

Aku tersenyum juga, kuperhatikan tubuh Bu Eni yang setengah telanjang itu. Kemudian sambil kurebahkan tubuhnya di atas meja dengan posisi aku berdiri di antara kedua pahanya yang telentang dengan rok yang tersibak sehingga kelihatan pahanya yang putih mulus, kuciumi payudaranya, kulumat putingnya dengan penuh gairah, sambil tanganku bergerilya di antara pahanya.

Aku memang menginginkan pemanasan ini agak lama, kurasakan tubuh kami yang berkeringat karena gairah yang timbul di antara aku dan Bu Eni si dosen killer. Kutelusuri tubuh Bu Eni yang setengah telanjang dan telentang itu mulai dari perut, kemudian kedua payudaranya yang montok, lalu leher. Kudengar desahan-desahan dan rintihan-rintihan pasrah dari mulut Bu Eni.

Sampai ketika Bu Eni menyuruhku untuk membuka roknya, perlahan-lahan kubuka kancing pengait rok Bu Eni, kubuka restletingnya, kemudian kuturunkan roknya, lalu kujatuhkan ke bawah. Setelah itu kubuka dan kuturunkan juga celana dalamnya. Seketika hasrat kelelakianku semakin menggebu-gebu demi melihat tubuh Bu Eni yang sudah telanjang bulat, tubuh yang indah dan seksi, dengan gundukan daging di antara pahanya yang ditutupi oleh rambut yang begitu rimbun.

Terdengar Bu Eni berkata pasrah, “Ayolah Yogi.., apa yang kau tunggu..? Ibu sudah tak tahan lagi.”

Kurasakan tangan Bu Eni menggenggam kemaluanku, menariknya untuk lebih mendekat di antara pahanya. Aku mengikuti kemauan Bu Eni yang sudah memuncak itu, perlahan tapi pasti kumasukkan kemaluanku yang sudah mengencang keras layaknya milik kuda perkasa itu ke dalam vagina Bu Eni. Kurasakan milik Bu Eni yang masih agak sempit. Akhirnya setelah sedikit bersusah payah, seluruh batang kemaluanku amblas ke dalam vagina Bu Eni.

Terdengar Bu Eni merintih dan mendesah, “Oh.., oh.., Yogi.. terus Yogi.. jangan lepaskan Yogi.. aku mohon..!”

Tanpa pikir panjang lagi disertai hasratku yang sudah menggebu-gebu, kugerakkan kedua pantatku maju-mundur dengan posisi Bu Eni yang telentang di atas meja dan aku berdiri di antara kedua pahanya. Mula-mula teratur, seirama dengan goyangan-goyangan pantat Bu Eni.

Sering kudengar rintihan-rintihan dan desahan Bu Eni karena menahan kenikmatan yang amat sangat. Begitu juga aku, kuciumi dan kulumat kedua payudara Bu Eni dengan mulutku. Kurasakan kedua tangan Bu Eni meremas-remas rambutku sambil sesekali merintih, “Oh.. Yogi.. oh.. Yogi.. jangan lepaskan Yogi, kumohon..!”

Mendengar rintihan Bu Eni, gairahku semakin memuncak, goyanganku bertambah ganas, kugerakkan kedua pantatku maju-mundur semakin cepat. Terdengar lagi suara Bu Eni merintih, “Oh.. Yogi.. kamu memang perkasa.., kau memang jantan.. Yogi.. aku mulai keluar.. oh..!”

“Ayolah Bu.., ayolah kita mencapai puncak bersama-sama, aku juga sudah tak tahan lagi,” keluhku.

Setelah berkata begitu, kurasakan tubuhku dan tubuh Bu Eni mengejang, seakan-akan terbang ke langit tujuh, kurasakan cairan kenikmatan yang keluar dari kemaluanku, semakin kurapatkan kemaluanku ke vagina Bu Eni. Terdengar keluhan dan rintihan panjang dari mulut Bu Eni, kurasakan juga dadaku digigit oleh Bu Eni, seakan-akan nmenahan kenikmatan yang amat sangat.

“Oh.. Yogi.. oh.. oh.. oh..”

Setelah kukeluarkan cairan dari kemaluanku ke dalam vagina Bu Eni, kurasakan tubuhku yang sangat kelelahan, kutelungkupkan badanku di atas badan Bu Eni dengan masih dalam keadan telanjang, agak lama aku telungkup di atasnya. Setelah kurasakan kelelahanku mulai berkurang, aku langsung bangkit dan berkata, “Bu, apakah yang sudah kita lakukan tadi..?”

Kembali Bu Eni memotong pembicaraanku, “Sudahlah Yogi, yang tadi itu biarlah terjadi karena kita sama-sama menginginkannya, sekarang pulanglah dan ini alamat Ibu, Ibu ingin cerita banyak kepadamu, kamu mau kan..?”

Setelah berkata begitu, Bu Eni langsung menyodorkan kartu namanya kepadaku. Kuterima kartu nama yang berisi alamat itu. Sejenak kutermangu, kembali aku dikagetkan oleh suara Bu Eni, “Yogi, pulanglah, pakai kembali pakaianmu..!”

Tanpa basa-basi lagi, aku langsung mengenakan pakaianku, kemudian membuka pintu dan keluar ruangan. Dengan gontai aku berjalan keluar kampus sambil pikiranku berkecamuk dengan kejadian yang baru saja terjadi antara aku dengan Bu Eni. Aku telah bermain cinta dengan dosen killer itu. Bagaimana itu bisa terjadi, semua itu diluar kehendakku. Akhirnya walau bagaimanapun nanti malam aku harus ke rumah Bu Eni.

Kudapati rumah itu begitu kecil tapi asri dengan tanaman dan bunga di halaman depan yang tertata rapi, serasi sekali keadannya. Langsung kupencet bel di pintu, tidak lama kemudian Bu Eni sendiri yang membukakan pintu, kulihat Bu Eni tersenyum dan mempersilakan aku masuk ke dalam.

Kuketahui ternyata Bu Eni hidup sendirian di rumah ini. Setelah duduk, kemudian kami pun mengobrol. Setelah sekian lama mengobrol, akhirnya kuketahui bahwa Bu Eni selama ini banyak dikecewakan oleh laki-laki yang dicintainya. Semua laki-laki itu hanya menginginkan tubuhnya saja bukan cintanya. Setelah bosan, laki-laki itu meninggalkan Bu Eni.

Lalu dengan jujur pula dia memintaku selama masih menyelesaikan studi, aku dimintanya untuk menjadi teman sekaligus kekasihnya. Akhirnya aku mulai menyadari bahwa posisiku tidak beda dengan gigolo. Kudengar Bu Eni berkata, “Selama kamu masih belum wisuda, tetaplah menjadi teman dan kekasih Ibu.

Apa pun permintaanmu kupenuhi, uang, nilai mata kuliahmu agar lulus, semua akan Ibu penuhi, mengerti kan Yogi..?” .. Selain melihat kesendirian Bu Eni tanpa ada laki-laki yang dapat memuaskan hasratnya, aku pun juga mempertimbangkan kelulusan nilai mata kuliahku. Akhirnya aku pun bersedia menerima tawarannya.

Akhirnya malam itu juga aku dan Bu Eni kembali melakukan apa yang kami lakukan siang tadi di ruangan Bu Eni, di kampus. Tetapi bedanya kali ini aku tidak canggung lagi melayani Bu Eni dalam bercinta. Kami bercinta dengan hebat malam itu, 3 kali semalam, kulihat senyum kepuasan di wajah Bu Eni.

Walau bagaimanapun dan entah sampai kapan, aku akan selalu melayani hasrat seksualnya yang berlebihan, karena memang ada jaminan mengenai kelulusan mata kuliahku yang tidak lulus-lulus itu dari dulu. END


TAK KUSANGKA KAKAK SUDAH PERNAH ML & MAU MENGAJARIKU SEX KETIKA LIBURAN

Nama saya Charles, umur 28 Tahun. Saya sekarang ini masih single alias bujangan dan masih tinggal bersama orang tua. Saya mempunyai seorang kakak, namanya Jovita. Umur kakak saya sekarang ini 35 Tahun dan telah bersuami namun belum memiliki anak.

Hal yang saya alami ini terjadi sekitar 8 tahun lalu. Pada saat itu saya masih berumur 20 tahun dan kakak saya berumur 27 tahun. Sejujurnya nafsu sex saya sangat besar, dan juga berkeinginan untuk ML. Namun hal itu tidak berani saya lakukan karena rasa takut akan akibat yang nantinya terjadi. Oleh karena itu, saya sering melampiaskannya dengan onani sambil menonton film porno di kamar.


Kakak pada saat itu masih berpacaran, tubuhnya lumayan lah. Kulitnya putih, badannya tidak terlalu tinggi, mata besar serta buah dadanya yang berukuran sedang. Sebesar telapak tanganku, kira-kira ukurannya 34 B.

Pagi itu papa dan mama membicarakan masalah liburan keluarga bersama kami. Rencananya mereka ingin pergi berlibur ke Malaysia. Saya dan kakak senang akhirnya kami sekeluarga bisa pergi berlibur bersama-sama karena selama ini kami tidak pernah ke Malaysia bersama.

Seminggu kemudian kami pun berangkat ke Malaysia menggunakan Air asia. Perjalanannya menghabiskan waktu 3 jam. Setibanya kami di Malaysia, kami langsung menuju ke hotel untuk beristirahat. Papa dan mama sekamar, sedangkan saya dan kakak juga sekamar.

Pada malam harinya, kulihat kakak sudah tertidur pulas. Mungkin karena kecapean dan aku pun sedang mempersiapkan diri untuk beristirahat. Pada waktu hendak menuju tempat tidur, handphone kakak bergetar, kulihat ada SMS yang masuk. Karena rasa ingin tahu, saya membuka isi SMS itu yang ternyata dari pacar kakak.

Kubaca SMS yang dikirim dari pacar kakak isinya hanya ucapan selamat malam dan mimpi indah. Namun di bagian bawah SMS itu terdapat kata yang membuatku kaget. Di bagian akhir SMS itu tertulis “ Sayang nanti kalau kamu pulang, bantu ngemut burung ku yach ? Nanti aku juga akan membantu untuk membuatmu orgasme..hehehe….Enak rasanya..”

Setelah kubaca isi SMS itu aku kaget bukan main. Tak kuduga kakak sudah pernah ML bersama pacarnya. Aku simpan kembali handphonenya. Aku akan menanyakannya besok pagi pikirku dalam hati.

Keesokan harinya, waktu aku bangun kakak baru keluar dari kamar mandi. Kakak baru bangun yah ? kataku. Ia habis pipis nih, katanya. Sewaktu ia naik ke tempat tidurnya, aku pun memberanikan diri untuk menanyakan hal semalam yang kubaca dari handphonenya.

Kak, ada yang ingin Charles tanyain. Ada apa ? jawabnya. Apa kakak sudah pernah ML sama pacar kakak ? Mendengar pertanyaanku, muka kakak tiba-tiba pucat. Ia terdiam sejenak, lalu ia kerkata dengan perlahan ia Charles kakak sudah pernah ML dengan pacar kakak. Koq kamu tahu ? tanyanya, ia kak tadi malam handphone kakak bergetar dan tidak sengaja aku baca isi SMS dari pacar kakak. Charles minta maaf yah. Iya-iya ngak apa koq.

Lalu aku melanjutkan bertanya Kak enak yah ML ? dia menjawab pertama kali sih sakit dan perih karena kakak masih perawan, tapi setelah itu rasanya enak banget. Kamu jangan ngomong ke papa sama mama yah. Iya jawabku sambil memperhatikan kakak berbicara.


Kak bisa jelaskan ke aku gimana cara ML itu ? tanyaku,
Susah untuk di jelaskan nih. Emang kamu belum pernah coba yah ? tanyanya.
Belum pernah kak, jawabku.
Kamu mau kakak ajarin ? jawabnya.
Mendengar kakak berbicara itu aku kaget. Loh kak mana bisa kita gituan ? Jawabku.

Emang sih sebenarnya ga bisa, itu kan sama aja hubungan terlarang, bisa-bisa dosa. Tapi kalau kamu mau tahu rasanya gimana yah harus coba prakteknya. Gimana ? tanyanya.
Tapi kalau kakak nanti hamil gimana donk ? tanyaku.
Kan bisa pakai kondom ? jadi ga bakal hamil deh. Kamu nanti pergi beli kondomnya di mini market yang ada di luar hotel yah. Ntar malam kakak ajarin. Jawabnya.
Iya kak nanti aku beli. Jawabku.

Kami pun segera bersiap untuk pergi bersama papa dan mama untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Malaysia. Setelah makan malam di luar hotel papa, mama dan kakak sudah kembali ke kamar, tapi aku menyempatkan diri pergi ke mini market untuk membeli kondom dulu baru balik ke kamar.

Sesampainya di kamar, kulihat kakak baru selesai mandi dan masih mengenakan handuk untuk menutupi bagian tubuhnya. Kamu dari mana ? tanyanya. Dari mini market kak, kan tadi pagi di suruh beli kondom, jawabku. Oh iya kakak sampai lupa. Papa dan mama sudah tidur ? tanyanya. Rasanya sudah kak, soalnya tadi sewaktu aku ketuk pintu kamarnya ga ada yang bukain.

Kamu pergi mandi sana, perintahnya. Iya kak, jawabku.
Sehabis mandi, aku juga mengenakan handuk untuk menutupi bagian bawah tubuhku. Sewaktu keluar dari kamar mandi, kulihat kakak sudah berada di atas tempat tidurnya sambil membuka bungkus kondom yang baru kubeli tadi.

Kemari naik ke tempat tidur kakak, perintahnya.
Iya kak, jawabku.
Sekarang kamu lihat yah baik-baik tubuh kakak. Belum sempat aku menjawab, kakak sudah membuka handuk yang tadi ia pakai untuk menutupi tubuhnya. Sentak aku kaget dan terdiam melihat tubuh kakakku yang begitu mulus serta buah dadanya yang menggantung dan kulihat vaginanya yang tidak di tumbuhi oleh bulu. Mungkin kakak juga memotong bulu nya, pikirku dalam hati karena aku juga memotong bulu yang berada di sekitar burungku.

Masih asyik melihat tubuh kakak, tiba-tiba kakak berkata “ sini kamu remas atau apakan buah dada kakak terserah kamu deh. Dengan hati-hati aku memegang buah dada yang berukuran 34 B itu. Begitu aku memegang buah dada nya, Nampak wajah kakak yang sedang menikmati sentuhanku. Kesempatanku untuk mempraktekkan aksi pemain video porno yang aku sering nonton di kamar. Pikirku dalam hati.

Sambil memegang, aku sedikit meremas dan memutar-mutar puting susunya. Oh…umm…suara yang keluar dari mulut kakak. Semakin bersemangat aku beraksi mendengar suara kakak yang terangsang. Aku langsung mencium dan mengisap puting susu nya. Sesekali aku gigit kecil putingnya. Sungguh nikmat rasanya. Rupanya ini rasanya mengulum buah dada, pikirku dalam hati. Namun aku tak mau pikirkan itu, aku lanjutkan aksiku dengan meremas buah dada sebelahnya..tiba-tiba ia menarik kepalaku.

Kakak sudah basah, sini buka handuk kamu. Aku pun membuka handuk yang menutupi sebagian tubuhku.

Melihat burungku yang sudah berdiri tegang, kakak tersenyum dan langsung menarik tubuhku sampai aku tertidur di ranjang. Tiba-tiba dia sudah berada di dekat selangkanganku dan sudah memegang burungku . aku merasa sensasi yang belum pernah kurasakan. Sambil memegang kakak berkata sekarang kamu rasakan gimana enaknya di emmut..

Tangannya langsung mengocok burungku sambil sesekali lidahnya ia permainkan di sekitar kepala burungku..oh…enak sekali kak…jangan berhenti…kataku..

Semakin bersemangat ia beraksi setelah mendengar eranganku, tiba-tiba burungku ia masukkan ke dalam mulutnya sambil mengisap dan mengocoknya. Muka ku merasa panas. Setelah kakak puas memainkan burungku, kakak menyuruhku untuk membelai vaginanya.

Aku patuh dengan perintahnya. Begitu ku belai, ia tersentak dan memegang dadanya sendiri. Ku coba menggerakkan tanganku di daerah klitorisnya. Ia pun seperti keenakan dengan tindakanku. Semakin bersemangat aku bermain di sekitar klitoris kakak. Kucoba mainkan dengan lidahku sambil sesekali aku gigit klitorisnya dan menghisapnya..sensasi ini sungguh luar biasa…jantungku berdetak kencang…

Ohh..enak sekali…kamu buat kakak basah sekali Charles. Sering nonton bokep yah ? tanyanya.
Ia kak..jawabku sambil tersenyum. Pantess…jawabnya.
Sini burungmu, kakak pakaikan kondom. Kakak sudah ga tahan. Selesai memakaikan kondom, kakak menyuruhku berbaring.

Ternyata dia suka dengan posisi Women on Top. Begitu aku berbaring, ia memegang burungku dan berusaha untuk memasukkannya ke dalam vaginanya yang sudah basah karena aksiku tadi. Begitu burungku menyentuh bibir vaginanya, ia mendesah. Akhh….ahhkk… dan masuklah burungku ke dalam vaginanya.

Dia pun menggerakkan badnnya dengan lincah sambil sesekali memutarkan pinggulnya. Sungguh nikmat rasanya.. kak enak banget kak.. rasanya seperti di jepit-jepit kak..enakk ouhhh…ohh….mendengar suaraku kakak semakin memompa tubuhnya yang sedang berada di atasku..akh…akkh…enakk…oh….

Aku sudah mau orgasme Charles..akh…semakin ia percepat gerakannya…2menit kemudian kakak pun orgasme. Ackhhh…akuu…datang…ahhh…kurasa cairan panas yang mengalir turun di sekitar burungku. Kupikir itu adalah cairan milik kakak karena orgasme tadi..ia pun tersenyum melihatku.

Lalu aku dengan berani meminta kakakku untuk mengganti posisi. Sekarang aku mau ia nungging alias Doggy Style. Ia pun tersenyum dan menuruti kata-kataku. Begitu ia sudah nungging kulihat vaginanya dari belakang, sungguh nikmat melihat vaginanya karena daging di sekitar bibir nya begitu tebal. Perlahan ku masukkan burungku ke dalam vaginanya, oh…hangat sekali..yang ini lebih enak di bandingkan waktu kakak mengemut burungku..dengan kaku ku gerakkan maju mundur pantatku..dia pun mencoba menuntunku dengan menggerakkan pantatnya maju mundur..

Lama kelamaan gerakanku mulai stabil dan tidak kaku lagi.. sesekali aku meremas buah dada kakak yang Nampak menggantung dari belakang sambil kucium pundak dan lehernya..ia pun mengerang dengan hebat serta semakin liar menggerakkan pantatnya. Nikmat sekali kak…akhh…ku pegang pinggulnya sambil ku maju – mundurkan pantatku..sesekali ku dorong keras-keras pantatku sehingga burungku masuk lebih dalam lagi ke vaginanya..akhhh enak…kamu pinter juga yah…Charles..ahh..desahan kakak.

10 menit lamanya burungku berada di dalam vaginanya, dan kurasa spermaku akan keluar..kupercepat gerakanku dan sepertinya kakak mengerti kalau aku akan orgasme, diapun makin mempercepat gerakan pantatnya..akh….kak….oh….ouhhh…akkuu…suudahh..mauu ..oh..keluar…serasa kaki, lutut, paha dan pinggangku terkunci dan kakak langsung mencabut burungku dari vaginanya dan dengan cepat ia membuka kondom yang terpasang di burungku.

Ia pun langsung mengocok dan memasukkan burungku ke dalam mulutnya…croot…ccrrooott….kurasa badanku tersentak beberapa kali…sungguh nikmat rasanya….begitu selesai kakak mengeluarkan sperma yang ada di dalam mulutnya. Aku pun langsung berbaring di tempat tidur..kami melewati malam yang indah di Malaysia. Ia pun dengan wajah kecapean berkata, gimana enakkan rasanya ??

Iya kak rasanya enak banget..terima kasih…sering-sering yah kalau bisa..sambi tersenyum kakak mencubitku dan berkata enak aja..nanti kita lihatlah gimana, jawabnya.

Kami pun melewati liburan dengan bahagia bersama papa dan mama. Sampai sekarang kami berdua masih sesekali bercinta kalau suami kakak sedang keluar kota. END



SEPASANG ABG YANG SEDANG MENAHAN NAFSU KARENA ADA ORANG TUA DIRUMAH

Matahari siang terasa begitu menyengat membuat pakaian seragam Dita basah oleh peluh, begitu juga pakaian dalamnya terasa lengket. Dia pulang diantar oleh Thomas.

” duhhh gerah bangeeet nihh, ACnya gedein dong say ” keluh Dita
” iya panas banget hari ini, itu AC udah maksimal ” kata Thomas
” huuhhh.. masih gerah yah ” kata Dita mengecek udara yg keluar dari blower AC di dashboard


Dita membuka 3 kancing bajunya yang atas lalu menunduk menempelkan dadanya yang terbuka pada lubang AC dashboard

” uuuuhhhhhhh… sejuuukk ” Dita terpejam menikmati sejuknya AC langsung mengenai kulit dadanya
” yah.. kamu sih jadi dingin, aku yang sekarang makin kepanasan ” kata Thomas melirik dada Dita
” hhihihiiiii…. biarin ” kata Dita tersenyum

” heiiiii… ck.ck.ck ” Thomas kaget dan hanya bisa geleng-geleng kepala ketika Dita menarik BHnya ke atas sehingga buah dada yang putih montok menggantung bebas didepan dashboard

“uuuuuuuhhh…. ” Dita mendesah terpejam meresapi sejuknya AC yg menerpa langsung payudaranya

” cleguks… sayaaaang… masuk angin lho ” Thomas menelan ludah melihat payudara begitu montok menggantung bebas
” uuhh… hihihiiiiiiii…. sejuk banget sayang ” Dita masih terpejam tdk hanya menikmati sejuknya AC,
namun dia juga menjadi horny karena putingnya yg diterpa AC langsung menjadi dingin geli membuatnya merinding
“ihhh.. hihihiii” Dita menggelinjang kegelian lalu membetulkan lagi BHnya dan hendak menutup lagi baju seragamnya

” yah.. kok di tutup sih ” Thomas cemberut membuat Dita menghentikan aksinya
” hihihhiiii… ntar kamu tambah kepanasan” senyum Dita genit
” hmmm.. pegang dikit dong say ” pinta Thomas memelas
“dikit aja yah ” kata Dita nakal lalu meraih tangan kiri Thomas dan menaruh ke puting payudaranya yg cup BHnya diangkat kembali
” aoowww.. ih nakal ” teriak Dita genit ketika dgn nakal jari Thomas mencubit puting Dita
” hihihi.. abis gemesss ” Thomas cengengesan

” yeeee… dasar ” kata Dita mencubit lengan Thomas lalu membetulkan lagi BH dan bajunya
” mampir dulu ya sayang, masih kangeeen ” rajuk Dita ketika mobil telah sampai di depan rumahnya
” oke.. ” jawab Thomas memasuki halaman rumah Dita setelah pembantu membukakan gerbang
Mereka bergegas turun dari mobil
” ayo masuk” ajak Dita membukakan pintu lalu masuk
” siang ma ” Dita mencium mamanya yg sedang membaca tabloid di ruang tamu dan membalas ciuman anaknya

” Selamat siang Tante ” sapa Thomas pada mama Dita
” siang nak Thomas, baru pulang sekolah??” tanya mama Dita basa basi
” iya tante ” jawab Thomas lalu duduk di kursi
Sementara Dita masuk kekamar menaruh tas lalu ke kulkas mengambil minuman dingin
” ini minum Tom ” kata Dita menaruh gelas di meja.
” ajak Tomas makan Dit ” kata Mama Dita lalu beranjak ke depan televisi agak jauh dari ruang tamu

” ntar aja ma ” jawab Dita duduk di kursi depan Thomas, sengaja kakinya diangkat bersila di kursi sambil menikmati minuman
” uuuhh.. segaaaarrr ” Thomas meneguk minuman dingin sambil matanya menatap paha Dita yg roknya terangkat karena duduk bersila
” hayoo liat apa ” kata Dita genit menaruh tangannya dipangkuan sehingga roknya tertekan menutupi selangkangannya

” hehheheeee… dikiiiiiitt ” pinta Thomas sambil cengengesan
Dita memindahkan tangannya sambil merenggangkan posisi silanya sehingga celana dalamnya kelihatan oleh Thomas
“cleguks… ” Thomas menelan ludah, kemudian menengok ke arah mama Dita yg sedang nonton TV takut kalo2 ketahuan

” santai aja sayang mama nggak ngliat, ntar kalo mama ke sini kan aku udah tau ” bisik Dita lalu duduk bersandar dgn kaki masih bersila merenggang membuat pahanya semakin lebar terbuka menampakkan sepasang paha mulus dan celana dalam putih

” huuuffttt… ” Thomas menarik nafas berat menikmati paha mulus Dita
Pandangan mata Dita menggoda sambil sesekali melirik ke arah mamanya yg asyik nonton TV
” Kurang Lebar ” bisik Thomas sambil memberi tanda dgn tangannya agar Dita melebarkan pahanya


Dita mengubah posisi duduknya, masih tetap bersandar kini satu kakinya turun dari kursi satunya lagi tetap dikursi menekuk sehingga roknya semakin terangkat dan pahanya semakin terbuka lebar, celana dalamnya tampak menggembung tersimpan vagina yg montok dan telah horny.. Pandangan Thomas begitu serius karena nafsu sange nya menggebu menikmati paha dan celana dalam Dita

” ehem… ” Dita pura2 batuk segera menurunkan kakinya dan duduk biasa ketika dia melihat mamanya berdiri, Thomas juga agak kaget
Ternyata mamanya menuju kulkas lalu balik lagi menonton TV
” bentar ya say.. ” bisik Dita beranjak menuju kamarnya

Thomas menarik nafas berkali kali utk meredakan nafsu sange yg semakin menggelora.. Dita keluar lagi namun kini dia tidak duduk kembali di kursi , namun duduk bersila di lantai sehingga terlindung kursi didepannya namun dia masih tetap bisa mengawasi mamanya

” ada apa say ” tanya Thomas ketika Dita tersenyum senyum penuh arti kepadanya

Sambil mengedipkan matanya genit, Dita menekuk satu kakinya sehingga pahanya terbuka lebar sampai ke pangkalnya

” cleguksss… ” Thomas terbelalak menatap selangkangan Dita, karena Dita tidak lagi memakai celana dalam sehingga dia bisa melihat langsung vagina Dita yg montok berbulu jarang dan lembut terhimpit sepasang paha mulus

” hihiihiiii.. ” Dita tersenyum genit lalu bersandar ke kursi di belakangnya, tatapan matanya begitu menggoda
” huuuftt..huuufttt ” nafas Thomas terengah melihat posisi duduk Dita

Dita merenggangkan pahanya semakin lebar lalu memberi isyarat kepada Thomas agar Thomas mengelus penisnya sendiri.. Sejenak Thomas menoleh ke arah mama Dita yg masih nonton TV, lalu dia bersandar dan memajukan pinggulnya lalu mengelus elus penisnya sendiri yg masih terbungkus celana

Tindakan Thomas membuat darah Dita berdesir, vaginanya berdenyut horny mengeluarkan lendir kewanitaan. Sepasang pahanya bergerak pelan merenggang merapat menggoda Thomas.

Dita melemparkan bantal yg ada di kursi di belakangnya ke arah Thomas dan memberi isyarat agar menaruhnya diatas pangkuan Thomas utk melindungi aksi tangannya yg mengelus penis.. Meski Thomas memangku bantal namun bagian penis Thomas yg masih terbungkus celana dan dielus elus tetap terlihat oleh Dita karena posisi duduknya lebih rendah..

” euuh.. ” Thomas melenguh memasukkan tangannya ke dalam celana dan menggenggam kuat penisnya yg terasa panas dan mendesak keluar
” hmm.. ” Dita tersenyum nakal melihat Thomas terlanda birahi membuat dia juga semakin sange
” Diitt.. makan dulu giih ” suara mama Dita mengagetkan mereka yg sedang berpandangan penuh nafsu sange
” Bentar maa.. masih kenyang ” sahut Dita yg secara reflek membetulkan duduknya
” fiuuhh.. sayang aku nggak kuat ” bisik Thomas dgn tatapan sayu sambil melanjutkan lagi mengelus penis dibalik celananya

” hihihiii ” Dita hanya tersenyum kemudian mengubah posisi duduk dgn kedua kakinya menekuk ke depan dan masih tetap bersandar di kursi sehingga vaginanya benar2 terbuka tidak terlindung rok Dita, vagina tsb nampak menonjol montok diantara pahanya yg putih mulus
” ouuuchh..” desah Thomas berat dan memasukkan kembali tangannya ke dalam celana semakin kuat menggenggam penis di dalam celana tsb

Dita merapatkan pahanya lalu direnggangkan lagi begitu berulang ulang sambil menatap penuh nafsu sange pada Thomas yg sedang mengocok penisnya sendiri di dalam celana

” Buka ” kata Dita tanpa suara hanya bibirnya yg bergerak memberi isyarat kepada Thomas utk membuka resleutingnya

” haa.. ” Thomas melongo bingung dan menoleh ke arah mama Dita
” tertutup bantal ” bisik Dita lagi nyaris tanpa suara memberi isyarat

Lalu Thomas menurut, di bawah bantal tangannya menurunkan resleutingnya lalu mengeluarkan separuh penisnya melalui resleuting

” uhhh… ” Dita melenguh penuh nafsu melihat permintaannya di kabulkan Thomas
” Remas … ” kata Thomas pelan memberi isyarat pada Dita agar meremas sendiri payudaranya

Setelah memastikan mamanya asyik dgn TV, dgn tatapan sayu Dita meremas pelan kedua payudaranya sendiri

” huuuftyt… ” Thomas semakin kuat menggenggam separuh penisnya di bawah bantal, nafsunya semakin membuncah melihat tindakan Dita

Nafsu sange mereka berdua benar-benar sudah menggelora, sensasinya begitu dahsyat karena dilakukan dgn sembunyi2 sementara mamanya tidak jauh dari mereka. Perasaan nafsu dan deg2an bercampur menimbulkan sensasi yg luar biasa

” aahhh…” Dita yg terlanda nafsu sange semakin menggila, satu tangannya kini mengelus vaginanya sendiri sambil tetap sesekali mengawasi mamanya, lalu kembali memandang penis Thomas dibawah bantal yg sedang di kocok oleh pemiliknya membuat darahnya semakin bergolak
” eeuuhh.. ” Thomas juga semakin tak terkendali, genggamannya semakin erat dan kocokannya semakin cepat
“ups.. eh.. papa .. echh… ” Seperti disambar petir kagetnya mereka berdua ketika terdengar suara pintu gerbang dibuka dan mobil masuk, Dita tau itu papanya dan Leo sudah pulang

Mereka semakin gugup karena mama Dita juga beranjak utk membukakan pintu, untung dia tidak menoleh ke arah mereka berdua

” huuuftt.. hoossfftttt.. “ sambil merapikan pakaian mereka mencoba sekuat tenaga menahan nafas agar tdk terengah engah.

Dita langsung beranjak masuk ke kamarnya agar tidak ketahuan

” siangg omm ” sapa Thomas sambil menahan nafas agar tdk terengah engah
” eh.. ada Thomas, lha Dita mana ” tanya papa Dita sambil melepas sepatu, sedangkan Leo langsung masuk ke kamarnya
” lagi ngambil buku di kamar om ” jawab Thomas sekenanya
” ooohh.. ya udah lanjutkan, om mau istirahat dulu ya ” kata papa Dita sambil beranjak masuk
” iya om… fiuuuuhh ” jawab Thomas lega

Beberapa saat kemudian Dita keluar sambil senyum-SENYUM
” untuuungg… huuuftt ” bisik Thomas menghempaskan nafas
” hihiiiii… nyaris saja ” kata Dita tertawa lalu duduk disamping Thomas
” trus gimana sayaang, nanggung nih ” kata Dita manja

” sama.. mau gimana lagi, terpaksa deh….. ” Thomas tersenyum tdk melanjutkan kata2nya
” terpaksa paan ..? ” tanya Dita bingung
” terpaksa kita onani sendiri2 hihihii ” bisik Thomas pelan di telinga Dita di sambut tawa juga oleh Dita
” aku mau itu sambil mbayangin sayang yah ..” bisik Dita makin manja penuh nafsu sange
” he`em.. aku juga mbayangin sayang ” bisik Thomas

Lalu Thomas segera pamitan pada mama dan papa Dita utk pulang. Setelah mengantar Thomas sampai depan, Dita langsung masuk kamar dan menguncinya.. Dgn buru-buru dia langsung meloncat ke tempat tidur dan memeluk guling dgn erat

” euuuhhh…” Desah Dita mengelus vaginanya yg terhimpit guling setelah mengangkat rok seragamnya sampai ke pinggang
” eehhh..aaaaaaahhh.. ” Dita semakin erat memeluk guling menekankan payudaranya dan menggesek gesekkannya sambil tangannya semakin cepat mengelusi vaginanya yg sudah basah licin dan menggembung menahan birahi

” aaaaaaaaaacchhh…… ahhh ” Paha mulus Dita semakin erat menghimpit guling dan menggesekkan vaginanya dgn kuat pada guling tsb sementara tangannya memeluk erat guling tsb agar payudaranya terhimpit
” akkhh..akhhh….aakkhhh ” Desahan Dita panjang namun tersendat, tubuhnya mengejang sementara gerakan pinggulnya semakin cepat menggesekkan vaginanya yg berdenyut denyut pada bantal yg lembut tepat pada kelentitnya

Gelora orgasme yg melanda dgn hebat membuat gerakan Dita semakin liar sampai guling yg tadi dihimpit miring kini di tindih dan di peluknya dgn sangat erat

” aaaaaaaaacchhhh… ” desahan penuh kepuasan Dita mengiringi denyutan vagina Dita melepas orgasme berkali kali sampai tubuhnya melemas tak bertenaga
” huuufftt.. huuufttt ” nafas Dita terengah engah terbenam dalam bantal

Tubuh lemasnya sesekali masih menggelinjang melepas sisa-sisa orgasmenya, sampai akhirnya dia terlelap memeluk guling.. END



ANAK LELAKIKU YANG SUDAH BERANJAK DEWASA SANGAT MENYUKAI PENTIL TOKETKU

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum sedarah seorang anak yang suka meraba dan mengemut pentil toket ibunya Dengan Judul ” Anak Lelakiku Yang Sudah Beranjak Dewasa Sangan Menyukai Pentil Toketku ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

ANAK LELAKIKU YANG SUDAH BERANJAK DEWASA SANGAT MENYUKAI PENTIL TOKETKU
CERITA DEWASA 18+Siang itu, aku mendengar Irvan pulang sekolah dan dia minta makan. Kami sama-sama makan siang di meja makan. Usai makan siang, kami sama-sama mengangkat piring kotor dan sama-sama mencucinya di dapur. Irvan menceritakan guru barunya yang sangat disiplin dan terasa agak kejam.

Aku mendengarkan semua keluhan dan cerita anakku. Itu kebiasaanku, sampai akhirnya aku harus mengetahui siapa Irvan. Aku juga mulai menanyakan siapa pacarnya dan pernah pergi ke tempat pelacuran atau tidak.

Sebenarnya aku tahu Irvan tidak pernah pacaran dan tidak pernah kepelacuran dari diary-nya. Kami sama-sama menyusun piring dan melap piring sampai ke ring ke rak-nya, sembari kami terus bercerita. “Ma…besok Irvan diajak teman mendaki gunung…boleh engak, Ma?” tanya Irvan meminta izinku sembari tangannya memasuku bagian atas dasterku dan mengelus pentil toket ku. “Nanti kalau sudah SMA saja ya sayang…” kataku sembari mengelus penis Irvan. “Berarti tahun depan dong, Ma,” katanya sembari mengjilati leherku.

“Oh… iya sayang. Tahun depan” kataku pula sembari membelai penisnya dan melepas kancing celana biru sekolahnya dan melepas semua pakaiannya sampai Irvan telanjang bulat. “Kalau mama bilang gak boleh ya udah. Irvan gak ikut,” katanya sembari melepaskan pula kancing dasterku sampai aku telanjang bulat.

Ya.. kami terus bercerita tentang sekolah Irvan dan kami sudah bertelanjang bulat bersama. “Sesekali kita wisata ke puncak yuk ma…” kata Irvan sembari menjilati leherku dan mengelus pentil toket ku. Aku duduk di kursi taman dan Irvan berdiri di belakangku. Uh… anakku sudah benar-benar dewasa.

Dia ingin sekali bermesraan dan sangat romantis. “Kapan Irvan maunya ke puncak?” kataku sembari menkmati jilatannya. Aku pun mulai menuntunnya agar berada di hadapanku. Irvan kubimbing untuk naik ke atas tubuhku. Kedua kakinya mengangkangi tubuhku dan bertumpu pada kursi.

Pantatnya sudah berada di atas kedua pahaku dan aku memeluknya. Kuarahkan mulutnya untuk mengisap pentil toket ku. “Bagaimana kalau malam ini saja kita ke puncak sayang. Besok libur dan lusa sudah minggu. Kita di pucak dua malam,” kataku sembari mengelus-elus rambutnya.

“Setuju ma. Kita bawa dua buah selimut ma,” katanya mengganti isapan nya dari pentil toket yang satu ke pentil toket ku yang lain. “Kenapa harus dua sayang. Satu saja..” kataku yang merasakan tusukan penisnya yang mengeras di pangkal perutku.

“Selimutnya kita satukan biar semakin tebal, biar hangat ma. Dua selimut kita lapis dua,” katanya. Dia mendongakkan wajahnya dan memejamkan matanya, meminta agar lidahku memasuki mulutnya. Aku memberinya. Sluuupp… lidahku langsung diisapnya dengan lembut dan sebelah tangannya mengelus tetek ku.

Tiba-tiba Irvan berdiri dan mengarahkan penisnya ke mulutku. Aku menyambutnya. Saat penis itu berada dalam mulutku dan aku mulai menjilatinya dalam mata terpejam Irvan mengatakan:”Rasanya kita langsung saja pergi ya ma. Sampai dipuncak belum sore.

Kita boleh jalan-jalan ke gunung yang dekat villa itu,” katanya. Aku mengerti maksudenya, agar aku cepat menyelesaikan keinginannya dan kami segera berangkat. Cepat aku menjilati penisnya dan Irvan Meremas-remas rambutku dengan lembut.

Sampai akhirnya, Irvan menekan kuat-kuat penisnya ke dalam mulutku dan meremas rambutku juga. Pada tekak mulutku, aku merasakan hangatnya semprotan sperma Irvan beberapa kali. Kemudian di dudk kembali ke pangkuanku.

Di ciumnya pipiku kiri-kanan dan mengecup keningku. Uh… dewasanya Irvan. Au membalas mengecup keningnya dengan lembut. Irvan turun dari kursi, lalu memakaikan dasterku dan dia pergi ke kamar mandi. Aku kekamar menyiapkan sesuatu yang harus kami bawa.

Aku tak lupa membawa dua buah selimut dan pakaian yang mampu mebnghangatkan tubuhku. Semua siap. Mobil meluncur ke puncak, mengikuti liuknya jalan aspal yang hitam menembus kabut yang dingin. Kami tiba pukul 15.00.

Setelah check in, kami langsung makan di restoran di tepi sawah dan memesan ikan mas goreng serta lapannya. Kami makan dengan lahap sekali. Dari sana kami menjalani jalan setapak menaik ke lereng bukit. Dari sana, aku melihat sebuah mobilo biru tua,

Toyota Land Cruiser melintas jalan menuju villa yang tak jauh dari villa kami. Mobil suamiku, ayahnya Irvan. Pasti dia dengan isteri mudanya atau dengan pelacur muda, bisik hatiku. Cepat kutarik Irvan agar dia tak melihat ayahnya.



Aku terlambat, Irvan terlebih dahulu melihat mobil yang dia kenal itu. Irvan meludah dan menyumpahi ayahnya: “Biadab !!!” Begitu bencinya dia pada ayahnya. Aku hanya memeluknya dan mengelus-elus kepalanya. Kami meneruskan perjalanan.

Aku tak mau suasana istirahat ini membuatnya jadi tak indah. Sebuah bangku terbuat dari bata yang disemen. Kami duduk berdampingan diatasnya menatap jauh ke bawah sana, ke hamparan sawah yang baru ditanami. Indah sekali. Irvan merebahkan kepalanya ke dadaku.

AKu tahu galau hatinya. Kuelus kepalanya dan kubelai belai. “Tak boleh menyalahkan siapapun dalam hiduap ini. Kita harus menikmati hidup kita dengan tenanag dan damai serta tulus,” kata kumengecup bibirnya.

Angin mulai berhembus sepoi-sepoi dan kabut sesekali menampar-nampar wajah kami. Irvan mulaui meremas tetek ku, walau masih ditutupi oleh pakaianku dan bra. “Iya. Kita harus hidup bahagia. Bahagia hanya untuk milik kita saja,” katanya lalu mencium leherku.

“Kamu lihat petani itu? Mereka sangat bahagia meniti hidupnya,” kataku sembari mengelus-elus penisnya dari balik celananya. Irvan berdiri, lalu menuntunku beridir. Aku mengikutinya. Dia mengelus-elus pantatku dengan lembut.

“Lumpur-lumpur itu pasti lembut sekali, Ma,” katanya terus mengelus pantatku. Pasti Irvan terobsesi dengan anal seks, pikirku. Aku harus memberinya agar dia senang dan bahagia serta tak lari kemana-mana apalagi ke pelacur. Dia tak boleh mendapatkannya dari perempuan jalang.

Kami mulai menuruni bukit setelah mobil Toyota biru itu hilang, mungkin ke dalam garasi villa. Irvan tetap memeluk pinggangku dan kami memesan duabotol teh. Kami meminumnya di tepi warung. “Wah… anaknyanya ganteng sekali bu. Manja lagi,” kata pemilik warung.

Aku tersenyum dan Irvanpun tak melepaskan pelukannya. Sifatnya memang manja sekali. “Senang ya bu, punya anak ganteng,” kata pemilik warung itu lagi. Kembali aku tersenyum dan orang-orang yang berada di warung itu kelihatan iri melihat kemesraanku dengan anakku.

Mereka pasti tidak tau apa yang sedang kami rasakan. Keindahan yang bagaimana. Mereka tak tahu. Setelah membayar, kami menuruni bukit dan kembali ke villa. Angin semakin kencang sore menjelang mahgrib itu.

Kami memesan dua gelas kopi susu panas dan membawanya ke dalam kamar. Setelah mengunci kamar, aku melapaskan semua pakaianku. Bukankah tadi Irvan mengelus-elus pantatku? BUkankah dia ingin anal seks? Setelah aku bertelanjang bulat, aku mendekati Irvan dan melepaskan semua pakaiannya. Kulumasi penisnya pakai lotion.

Aku melumasi pula duburku dengan lotion. Di lantai aku menunggingkan tubuhku. Irvan mendatangiku. Kutuntun penisnya yang begitu cepat mengeras menusuk lubang duburku. Aku pernah merasakan ini sekali dalam hidupku ketika aku baru menikah.

Sakit sekali rasanya. Dari temanku aku mengetahui, kalau mau main dri dubur, harusmemakai pelumas, katanya. Kini aku ingin praktekkan pada Irvan Irvan mengarahkan ujung penisnya ke duburku. Kedua lututnya, tempatnya bertumpu. Perlahan…perlahan dan perlahan.

Aku merasakan tusukan itu dengan perlahan. Ah… Irvan, kau begitu mampu memberikaapa yang aku inginkan, bisik hatiku sendiri. Setiap kali aku merasa kesat, aku denga tanganku menambahi lumasan lotion ke batangnya. Aku merasakan penis itu keluar-masukdalam duburku.

Kuarahkan sebelah tangan Irvan untuk mengelus-elus klentitku. Waw… nimat sekali. Di satu sisi klentitku nikat disapu-sapu dan di sisi lain, duburku dilintasi oleh penis yang keluar masuk sangat teratur. Tak ada suara apa pun yang terdengar. Sunyi sepi dan diam.

Hanya ada desau angin, desah nafas yang meburu dan sesekali ada suara burung kecil berkicau di luar sna, menuju sarangnya. Tubuh Irvan sudah menempel di punggungku. Sebelah tangannya mengelus-elus klentitku dan sebelah lagi meremas tetek ku.

Lidahnya menjilati tengkukku dan dan leherku bergantian. Aku sangat beruntung mememiliki anak seperti Irvan. Dia laku-laki perkasa dan penuh kelembutan. Tapi… kenapa kali ini dia begitu buas dan demikian binal? Tapi… Aku semakin menikmati kebuasan Irvan anak kandungku sendiri.

Buasnya Irvan, adalah buas yang sangat santun dan penuh kasih. Aku sudah tak mampu membendung nikmatku. AKu menjepit tangan Irvan yang masih mengelus klentitku jugamenjepit penisnyadengan duburku. Irvan mendesah-desah.

“Oh… oh….oooooohh…” Irvan menggigit bahuku dan mempermainkan lidahnya di sela-sela gigitannya. Dan remasan pada tetek ku terasa begitu nikmat sekali. Ooooooooooohhhh… desahnya dan aku pun menjerit.. Akhhhhhhhhhhhh………

Lalu aku menelungkup di lantai karpet tak mampu lagi kedua lututku untuk bertumpu. Penis Irvan mengecil dan meluncur cepat keluar dari duburku. Irvan cepat membalikkan tubuhku. Langsung aku diselimutinya dan diamasuk ke dalam selimut, sembari mengecupi leherku dan pipiku.

Kami terdiam, sampai desah nafas kami normal. Irvan menuntunku duduk dan membimbingku duduk di kursi, lalu melilit tubuhku dengan selimut hotel yang tersedia di atas tempat tidur. Dia mendekatkan kopi susu ke mulutku. Aku meneguknya.

Kudengar dia mencuci penisnya, lalu kembali mendekat padaku. Dia kecup pipiku dan mengatakan:”Malam ini kita makan apa, Ma?” “Terserah Irvan saja sayang.” “Setelah makan kita kemana, Ma?” dia membelai pipiku dan mengecupnya lagi.

“Terserah Irvan saja sayang. Hari ini, adalah harinya Irvan. Mama ngikut saja apa maunya anak mama,” kataku lembut. “OK, Ma. Hari ini harinya Irvan. Besok sampai minggu, harinya mama. Malam ini kita di kamar saja. Aku tak mau ketemu dengan orang yang naik Toyota Biru itu,” katanya geram.

Nampaknya penuh dendam. Aku menghela nafas. Usai makan malam, kami kembali ke kamar dan langsung tidur di bawah dua selimut yang hangat dan berpelukan. Kami tidur sampai pukul 09.00 pagi baru terbangun. END


AKU BOLEH MERABA LIANG KEWANITAAN MU, KAU BOLEH MEMEGANG KEMALUAN KU

Cerita Sex Dewasa, Cerita Dewasa 18+, Cerita Ngewe Terbaru – Cerita HOT – Cerita mesum saling meraba liang kewanitaan mu dan penisku dengan saudari ganjen Dengan Judul ” Aku Boleh Meraba Liang Kewanitaanmu, Kau Boleh Memegang Kemaluanku ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks anda, selamat menikmati.

AKU BOLEH MERABA LIANG KEWANITAAN MU, KAU BOLEH MEMEGANG KEMALUAN KU
CERITA DEWASA 18+Aku baru selesai mandi sore dan mulai membuka buku untuk dibaca. Tetapi kulihat seseorang memasuki halaman dan aku segera menguakkan korden agar lebih jelas siapa yang memasuki halaman itu.

Aku kaget dan gembira, ternyata yang datang adalah Eva, saudara sepupuku yang kuliah di Surabaya, semester pertama, usianya sekitar 19 tahun. “Hai, kamu sukanya bikin kejutan. Kenapa nggak bilang-bilang kalau mau datang?” kataku basa-basi.

“Kalau bilang dulu mau nyediain apa..” Setelah basa-basi kutawarkan mandi dulu agar hilang capeknya. Selesai mandi, ia membereskan kembali tasnya. Sepintas ia melihat dinding di sekeliling kamarku, yang penuh dengan gambar telanjang. Dia tersenyum dan berkomentar.

“Bagaimana kalau ada anak-anak yang masuk ke kamar ini”, aku jawab bahwa kamar ini khusus untuk orang yang sudah dewasa. “Kalau begitu ada gambar yang lebih porno lagi dong..” “Ada, mau lihat?” Sebelum menjawab, kuambilkan beberapa foto porno kegemaranku yang kusimpan di dalam lemari pakaianku. “Mau lihat, nggak apa-apa kok untuk pelajaran aja.”

Dengan ragu-ragu ia terima juga foto-foto kategori Mesum, dan dilihatnya dengan cermat, entah apa yang berkecamuk di dalam hatinya aku tidak tahu, tapi terlihat ekspresinya begitu tenang sekali. Entah karena sudah terbiasa, atau karena begitu pandainya ia menyembunyikan perasaannya. “Gimana, komentar dong.”

“Ada filmnya nggak?” “Nggak ada, tapi kalau yang asli justru ada”, kataku sambil bergurau. “Yang asli mana, coba” aku terkejut mendengar pernyataannya, sampai-sampai aku hampir tidak bisa menjawabnya.

“Eh, ada tapi itu anu..” aku jadi gugup, sambil kuarahkan jariku ke arah kemaluanku. “Tapi apa Mas..” “Tapi harus ada gantinya, barter gitulah.” “Tapi kalau yang ini aku nggak punya”, sambil ujung jarinya menunjukkan kemaluan pada gambar yang ia pegang.

“Yang semacam juga nggak pa-pa” “Yang bener nih”, sambil tangannya bersiap-siap mau memegang daerah terlarangku yang masih terbungkus celana. “He-eh bener”, kujawab saja sekenanya, aku kira hanya gertakan saja dia mau memegang kemaluanku. Betapa kagetku ternyata tangannya benar-benar memegang kemaluanku dari luar celana.

Aku tidak bisa bilang apa-apa, selain menikmatinya dengan perasaan senang. Secara refleks kuraih kepalanya dan kudekap sambil dalam hati berkecamuk memikirkan peristiwa ini. Kalau pacar atau orang lain aku tidak bingung, tetapi ini adalah saudara sepupuku yang sewaktu kecil sering bermain bersama.

Tetapi karena ia terus mengusap kemaluanku dari luar celana, aku buang pikiran itu jauh-jauh keraguanku. Keputusanku adalah menikmati saja peristiwa ini. Kucium keningnya, pipinya dan bibirnya. Sambil kugerayangi punggungnya, lehernya, pinggangnya, pantatnya dan terakhir buah dadanya.

Sebagai penjajakan saja apa reaksinya. Ternyata ia diam saja, bahkan semakin keras memegang selangkanganku. Terus kuciumi bibirnya sampai nafasnya memburu. Kubuka kausnya, dan aku melihat kulit tubuh yang tidak pernah terkena matahari itu demikian menimbulkan birahiku.

Kubuka BH-nya dan tambah kagum aku atas keindahannya. Kuelus buah dadanya yang kenyal dan sekali-kali kupencet putingnya yang membuat nafasnya makin memburu. Begitu aku berusaha mencium buah dadanya, ia mundur sambil menarik tanganku ke arah tempat tidur. Dalam keadaan telentang tampaknya ia sudah siap menerima tindakanku berikutnya, buah dadanya yang menantang bergelantungan.

Sebelum aku mendekatkan diri, aku melepaskan pakaianku hingga tuntas, sehingga batang kejantananku yang sudah membesar tergantung-gantung mengikuti gerak dan langkahku. Bersamaan dengan itu ia melepaskan juga pembungkus tubuhnya yang masih tersisa, sehingga kami benar-benar sudah telanjang bulat.

Tubuhnya benar-benar mulus, tidak ada cacat, payudaranya sedang, masih kencang, puting susunya coklat tua, mendekati hitam, perutnya ramping, lipatan kecil di perutnya menunjukkan belum begitu banyak lemak di situ, pinggulnya sedang, bulu kemaluannya tipis, sehingga bibir kemaluannya yang mengatup dengan rapi terlihat begitu indahnya. Ia raih batang kemaluanku, dan aku mendekatkan diri sehingga mudah baginya untuk mengulum dan menjilati batang kejantananku.

Sementara tanganku tanpa kusadari sudah meraih bibir liang kewanitaan nya yang sudah basah. Kuelus-elus bibir kemaluannya sambil kucari dan sesekali kusentuh klitorisnya. Dan kumasukkan jari tengahnya menggapai dasar kemaluannya. “Jilat kepalanya”, aku berbisik kepadanya. Dengan sigapnya ia segera tahu maksudku.

Ia segera mulai menjilati kepala kemaluanku yang semakin membesar saja dan mengkilap oleh jilatan. Rasa geli dan nikmat bercampur jadi satu. Birahiku benar-benar sudah sampai di ujung, ingin segera mengikuti naluriku untuk segera memasukkan ke dalam liang kewanitaan nya.

Tetapi nanti dulu, kuciumi dulu tubuh Eva, dari mulai bibir, telinga, leher, buah dada, perut dan liang kewanitaan nya. Kujilat-jilat klitorisnya yang membuat dia menggelinjang ke kanan kiri tidak karuan, pantatnya dia angkat tinggi-tinggi sehingga aku mempunyai ruang yang baik untuk melakukan kegiatanku menjilati klitorisnya yang sekilas kulihat semakin bengkak dan merah.

Sampai suatu saat tubuhnya makin menegang sambil berteriak menyebutkan sesuatu yang tidak jelas, bersamaan dengan itu membanjirlah cairan bening dari liang kewanitaan nya. “Aku sampai Mas, aku sampai Mas…” begitulah ucapan yang kutangkap dengan nafas terengah-engah.

Kemudian kuambil posisi untuk menyetubuhinya, kemaluanku yang sudah tegang dan membesar di ujungnya kusiapkan di depan pintu gerbang kewanitaannya. Dengan bimbingan tangannya, kumasukkan kemaluanku sampai habis tertelan oleh liang kewanitaan nya. Kembali ia mengerang, sambil memelukku dengan keras.

Sejenak kudiamkan saja batang kejantananku di dalam. Kurasakan pijitan liang kewanitaan nya sangat membuatku semakin nikmat. Batang kejantananku masih kudiamkan terendam di situ. Eva mulai menggerak-gerakkan pinggulnya, sampai kusentuh dasar kemaluannya yang terasa seperti benjolan yang semakin keras menyentuh-nyentuh kepala kemaluanku.

Semakin nikmat rasanya, sehingga aku sendiri tidak tahan lagi dengan gesekan dan pijitan dari liang kewanitaan nya sehingga otot-otot pada tubuhku menegang dan bersamaan dengan itu, tanpa kusadari keluar maniku membasahi dan menghangatkan dasar kemaluannya.

Kurasakan Eva lagi-lagi mencapai orgasme. Kali ini lebih panjang erangannya, semakin kuat ia memelukku dan gerakan tubuhnya semakin tidak teratur. Kutancapkan dalam-dalam kemaluanku, hingga kami saling berpelukan. Beberapa detik kemudian kami terkulai. Aku masih belum ingin mencabut kemaluanku yang bersarang dengan damai di liang kewanitaan nya.

Kubalik tubuhku sehingga ia menjadi menindihku. Eva benar-benar puas dan sangat-sangat kelelahan. Beberapa menit kemudian ia sudah tertidur dengan pulas. Kemaluanku yang sudah melemah masih berada di dalam liang kewanitaan nya. Aku pun tertidur, dengan perasaan lega. Tengah malam kami bangun dan bermain lagi sampai puas.

Tiap bangun bermain lagi. Sampai akhirnya kami benar-benar tertidur hingga jam 10 pagi. Karena di rumah tempat kost-ku cukup tesedia makanan instan. Sehingga hari itu kami bisa melakukan dengan sepuas-puasnya, dan kami merasa tidak perlu lagi memakai baju di dalam rumah. Memasak air, menyapu mencuci piring selalu diselingi dengan adegan percintaan.

Sampai sore hari ia berpamitan kembali ke Surabaya melanjutkan kuliahnya. Sejak saat itu ia sering ke kotaku. Sampai ia mempunyai pacar dan menikah. END


Agen Poker Terbesar - Mertua Ngentot Menantu Sampai Puas

Agen Poker Terbesar - Mertua Ngentot Menantu Sampai Puas Hari sudah mulai malam, aku baru saja selesai mandi dan duduk di meja rias dadan ...